Anda di halaman 1dari 14

ASFEKSIA

NEONATORUM PADA
BAYI BARU LAHIR

Amrina Rosada
Asfiksia neonatorum adalah keadaan
dimana bayi tidak dapat segera bernafas
secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal
ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam
uterus. Hipoksia ini berhubungan dengan
faktor-faktor yang timbul pada kehamilan,
persalinan, atau segera setelah bayi lahir
Faktor Penyebab Asfiksia pada Bayi Baru Lahir

asfiksia pada bayi baru lahir juga dapat ditandai


dengan detak jantung yang lambat, otot dan
refleks yang lemah, kejang, kadar asam dalam
darah yang sangat tinggi (asidosis), serta cairan
ketuban yang berubah warna menjadi hijau.
Beberapa penyebab terjadinya asfiksia pada bayi adalah:
• Persediaan oksigen dalam darah ibu tidak tercukupi
sebelum maupun selama persalinan.Bayi mengalami
anemia sehingga sel-sel darah tubuhnya tidak
mendapatkan cukup oksigen.
• Ada penyakit infeksi yang menyerang ibu hamil atau
bayi.
• Proses persalinan yang sulit atau memakan waktu
lama.
• Ada masalah pada plasenta yang membungkus tubuh
bayi, seperti plasenta lepas terlalu cepat saat
melahirkan (abruptio plasenta).Prolaps tali pusat atau
tali pusat yang keluar lebih dulu daripada bayi.
• Terjadi sindrom aspirasi mekonium, yaitu mekonium
bayi terhirup sebelum, selama, ataupun setelah
persalinan.
• Saat kelahiran bayi sebelum 37 minggu (bayi
prematur), paru-paru bayi prematur mengalami
komplikasi karena belum berkembang sehingga sulit
bernapas.
• Bayi mengalami penyakit jantung bawaan atau
penyakit paru-paru.Sumbatan pada jalan napas,
misalnya akibat mekonium (tinja pertama bayi) atau
lendir
• Tekanan darah ibu yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah selama mengandungJanin menderita cerebral
palsy atau kelainan jantung bawaan
Faktor Penyebab Asfiksia lainnya
yaitu:
1. Faktor ibu
• Preeklampsia dan eklampsia
• Perdarahan abnormal (Plasenta Previa, Solutio Plasenta)
• Partus lama
• Demam selama persalinan
• Mengalami infeksi berat kahamilan post matur
• Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
• Gravida empat atau lebih
2. Faktor bayi
• Bayi prematur
• Persalinan sulit
• Kelainan kongenital
• Air ketuban bercampur mekonium

3. Faktor tali pusat


• Lilitan tali pusat
• Tali pusat pendek
• Simpul tali pusat
• Prolapsus tali pusat
4. Faktor Risiko
• Preeklampsia
• Cairan ketuban terdapat mekonium
• Persalinan lama lebih dari 24 jam
• Gawat janin
• Perdarahan selama kehamilan
• Berat badan lahir rendah
• Kelahiran prematur
• Persalinan secara operasi caesar
• Persalinan menggunakan alat bantu
• Diabetes Mellitus Gestasional
Tanda dan Gejala Asfeksia
Neonatorum

1. Asfiksia ringan
• Takipnea dengan nafas lebih dari
60 kali per menit
• Bayi tampak Sianosis
• Adanya retraksi sela iga
• Bayi merintih
• Bayi kurang aktivitas
2. Asfiksia sedang
• Frekuensi jantung menurun menjadi 60-
80 kali per menit
• Usaha nafas lambat
• Tonus otot biasanya dalam keadaan baik
• Bayi masih bisa bereaksi terhadap
rangsangan yang diberikan
• Bayi tampak Sianosis
• Tidak terjadi kekurangan oksigen yang
bermakna selama proses persalinan
3. Asfiksia berat
• Frekuensi jantung kecil yaitu kurang 40 kali
per menit
• Tidak ada usaha nafas
• Tonus otot lemah bahkan hamper tidak ada
• Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika
diberikan rangsangan
• Bayi tampak pucat bahkan sampai
berwarna kelabu
• Terjadi kekurangan oksigen yang berlanjut
sebelum atau sesudah persalinan
Cara Penanganan Asfiksia pada Bayi Baru Lahir

• Memberitahu ibu dan keluarga bahwa kondisi bayinya


yang tidak menangis spontan saat lahir.
• Memastikan suhu bayi tetap terjaga, tidak ada
sumbatan di jalan napas, termasuk dengan melakukan
pengisapan lendir dan feses pertama (mekonium), dan
melakukan stimulasi atau rangsang taktil untuk
merangsang bayi menangis
• Memantau perkembangan dan memeriksa ada tidaknya
napas spontan dan denyut jantung bayi, sembari
memeriksa saturasi oksigen
• Melakukan evaluasi berkala dan pemberian obat-
obatan tertentu, seperti epinefrin untuk merangsang
kerja jantung
• Melakukan asuhan pasca resusitasi.
• Memberikan injeksi vit K.
• Menghangatkan bayi, memakaikan pakaian bayi,
bedong bayi, serta topi kemudian memasukkan bayi ke
dalam incubator.
• Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa bayinya
dalam kondisi baik namun belum bisa di rawat gabung
karena bayi perlu dipantau lebih lanjut.
• Melakukan observasi tanda-tanda vital bayi setiap 1
jam.
• Mengganti pakaian, popok bayi setiap kali kotor dan
basah.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai