Resusitasi
Perawatan Setelah Lahir
Transisi fisiologis ke kehidupan luar rahim berlanjut untuk beberapa jam
setelah kelahran. Bayi yang membutuhkan resusitasi mungkin mempunyai
kesulitan dalam masa transisi ini, walaupun tanda vital terlihat sudah kembali
normal, tetapi komplikasi medis pasca resusitasi bisa saja terjadi. Dengan
pemantauan yang tepat, komplikasi ini dapat diantisipasi dan ditangani
secepatnya.
• Perawatan Rutin
Bayi yang lahir sehat cukup bulan dan tanpa resiko,
mereka harus tetap bersama ibunya untuk
memperkuat ikatan batin, IMD, menerima perawatan
rutin bayi baru lahir, dan observasi lanjutan (obs RR,
Suhu, HR, dan pemberian minum)
• Perawatan Pasca Resusitasi
Setelah lahir, bayi yang memerlukan VTP atau
oksigen tambahan perlu observasi ketat. Bayi-bayi tsb
memiliki masalah terkait dengan transisi abnormal dan
sebaiknya dievaluasi lebih sering pasca kelahiran.
Masalah yang mungkin terjadi Pasca Resusitasi
• Pneumonia Neonatal
PN biasanya menunjukkan gejala takipneu dan tanda gangguan nafas lainnya
seperti merintih, nafas cuping hidung dan retraksi.
• Hipertensi Pulmonal (PPHN)
adalah kondisi dimana pembuluh darah pulmonal tetap konstriksi setelah lahir.
Lebih sering ditemukan pada bayi dg usia gestasi ≥34 minggu. Penatalaksanaan
PPHN dg pemberian O2 tambahan, dan dalam banyak kasus memerlukan ventilasi
mekanik.
• Hipotensi
terjadi karena kadar O2 rendah selama kelahiran yang berakibat menurunkan
fungsi jantung dan tonus pembuluh darah. Jika terjadi hipovolemia, diperlukan
penambahan cairan kristaloid dan tranfusi darah mungkin diperlukan.
Penamahan volume rutin tanpa terbukti hipovolemia, tidak dianjurkan.
• Hipoglikemi
terjadi karena cadangan glukosa cepat habis terpakai selama masa stres
perinatal. Maka dari itu, bayi yang memerlukan resusitasi diperiksa segera
setelah resusitasi dan selanjutnya diulang secara berkala sampa tetap stabil
dan salam batas normal
• Asidosis Metabolik
terjadi karena ketika jaringan tidak cukup mendapat aliran oksigen
dan aliran darah, aka diproduksi asam. Asidosis berat dapat
mengganggu fungsi jantung dan memperburuk hipertensi pulmonal.
• Kejang atau apneu
Bayi baru lahir dengan hipotensi, hipoksemia, dan asidosis mungkin
akan mengalami kerusakan otak. Kondisi ini disebut dengan
hypoxic ishemic encephalopathy / HIE. Gejala yang muncul diawali
dengan penurunan tonus otot, letargi, usaha nafas buruk atau
apneu, dan kejang setelah beberapa jam kemudian.
• Hipotermi dan Hipertermi
Stabilisasi Bayi Premature
Bayi yang lahir di usia kehamilan lebih muda
cenderung akan memerlukan banyak intervensi, oleh
karena itu bayi premature juga lebih rentan thd cedera
akibat proses resusitasi. Penanganan yang tepat pada
menit-menit awal dapat menurunkan resiko komplikasi
jangka pendek dan jangka panjang.
Bayi Premature memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi karena: