Anda di halaman 1dari 101

Update Resusitasi Neonatus

GAWAT NAFAS NEONATUS


PALING SERING
TERJADI
TERUTAMA BAYI
PREMATURE

SKDI 2012 : DUA PENYEBAB KEMATIAN BAYI 0-6


HARI ADALAH GAWAT NAFAS DAN
PREMATURITAS
Fase Transisi system respirasi-Sirkulasi
Janin  Neonatus
Sebelum Resusitasi
1. Konsultasi Antenatal
 Menggali informasi morbiditas ibu dan bayi untuk prediksi kebutuhan resusitasi
2. Pembentukam Team Resusitasi
 Leader dan 2 anggota
 Briefing peran masing2
3. Persiapan Alat (Menggunakan Check List)
4. Sesaat sebelum menolong  Rebriefing
Persiapan Alat TABCDE

 Termoregulasi
 Mengatur suhu ruangan 24-36◦C
 Infant warmer yang sudah dihangatkan
 Sensor pada infant warmer
 Handuk dan kain hangat
 Topi
 Kantong plastic pelapis (<32 mgg atau <1500g)
 Matras penghangat (<28 mgg atau <1000g)
 Airway (jalan nafas)

 Balon penghisap
 Suction kateter  dihubungkan ke sumber tekanan 80-100mmHg
 OPA
 Laringoskop miller no 00,0 dan 1
 Stilet
 ETT (2,5 ; 3; 3.5)
 Plester
 Breathing (pernapasan)
 Alat ventilasi ( balon mengembang sendiri, balon tidak mengembang sendiri, T-piece)
 Sumber gas dg flowmeter (10 lpm)
 Oxygen blender
 Tabung oksigen dan gas medis yang dihubungkan dg Y connector (rumus 8)
 Sungkup wajah dg berbagai ukuran
 OGT no 8  dekompresi
 Sungkup laring (LMA)
 Ventilator transport ( bila ada)
Rumus 8
 Circulation (Sirkulasi)
 Kateter umbilical atau OGT Fr 3,5/5 utk akses umbilical emergensi
 Kateter IV 24G
 Wing needle 21G
 Spuit
 Kapas alcohol
 Cawan bengkok
 Doek bolong
 Kasa steril
 Klem tali pusat
 Benang
 Set umbilical
 Heting, plester, gunting
 Drugs (Obat dan Cairan)
 Adrenalin 1:1.000 diencerkan menjadi 1:10.000
 Nacl 0.9% dan WFI
 D10%
 Premed utk intub bila diperlukan
 Surfactan (sesuai indikasi jika tersedia)

 Equipment
 Pencatat waktu atau stopwatch
 Stetoskop
 Monitor saturasi
 EKG neo (bila ada)
 Alat AGD portable
BINASAL PRONG
40-60x/mnt
S
R
I
B
T
A
STABILISASI PASCA
RESUSITASI/PRA
RUJUKAN
Tujuan stabilisasi pre-transpor :
bayi stabil selama berada dalam transportasi sampai tiba di tujuan.

Dapat terjadi di
Ruang persalinan, OK, ruang transisi, ruang perawatan neonatus dan
ruang rawat gabung.

Dimulai saat resusitasi selesai sd beberapa jam setelah resusitasi.


Dalam 2-4 jam stabilisasi tercapai (UKK Neonatologi, 2017).
PRINSIP STABILISASI PRE-TRANSPOR

a. SAFER
(Sugar, Arterial circulatory support, Family support, Environment dan Respiratory
support)

b. TOPS
(Temperature, Oxygenation/airway and breathing, Perfusion, Sugar)

c. STABLE
(Sugar and safe care, Temperature, Airway, Blood Pressure, Lab. Emotional Support)
STABLE
Sugar and Safe Care (Stabilisasi Gula)

Hipoglikemia
• kondisi kegawatan tersering jam pertama kehidupan neonatus
• Glukosa : sumber energi dan metabolisme.
• Glukosa <<  energi ke otak <<  ↑ risiko trauma otak.

Definisi hipoglikemia pada neonatal masih kontroversi.


Sebagian besar consensus: definisi hipoglikemia bila kadar gula darah vena <45
mg/dL.

(UKK Neonatologi, 2017).


Stabilisasi Gula (Sugar and Safe Care) ….
cont
Neonatus yang memerlukan transpor,
 tidak memungkinkan pemberian nutrisi enteral secara parenteral.
 Hipoglikemia bolus 2ml/kgBB Dekstrose 10% secara intravena.
Safe care :
 akses intravena terpasang baik
 tidak terjadi ekstravasasi.
Thermoregulation/ Stabilisasi Suhu

Termoregulasi
 pengaturan suhu tubuh  keseimbangan antara kehilangan dan produksi panas
tubuh.
 Tujuan: mengendalikan suhu lingkungan
suhu tubuh bayi stabil dan optimal
 untuk metabolisme dengan pemakaian energi tubuh yang minimal.
 Penting! risiko hipotermia sangat tinggi pada neonatus.

(UKK Neonatologi, 2017).


Stabilisasi Suhu (Thermoregulation) … cont
Hipotermia sering terjadi pada :
 Bayi kurang bulan
 Bayi berat lahir rendah (BBLR)
 Bayi kecil masa kehamilan
 Bayi kurang aktif atau hipotoni akibat sedasi
 Bayi dengan pasca-resusitasi berkepanjangan
 Bayi sakit berat (sepsis)
 Bayi dengan masalah bedah (defek dinding perut yang terbuka), jantung, neurologi dan
endokrin.
(UKK Neonatologi, 2017).
Suhu badan dijaga stabil 36.5˚C – 37.5˚C,
dengan cara :

 Meletakkan bayi di dalam inkubator/ infant warmer


 Perawatan Metode Kanguru (KMC)
 Menggunakan selimut, topi hangat dan plastik untuk bayi prematur atau berat lahir
rendah terutama berat lahir <1500 gram
 Menghangatkan terlebih dahulu peralatan yang akan bersentuhan langsung dengan
kulit bayi seperti stetoskop.
 Temperatur kamar bersalin diatur antara 23C-25 C dengan kelembaban 30-60%.

(UKK Neonatologi, 2017).


Kangoroo Mother Care
Pengukuran suhu bayi secara berkala selama transport

Cara pemeriksaan suhu


 pengukuran pada aksilar
 disarankan menggunakan termometer digital.

Keadaan khusus seperti pada ensefalopati hipoksik iskemik,

 hipotermia (33.5˚C – 34.5˚C) sebagai hipotermia terapeutik.


Airway/ Stablisasi jalan napas

Sebelum transpor :
• pastikan tidak memiliki gangguan pada jalan napas (airway)
• melalui pemeriksaan fisik, pengukuran saturasi oksigen, atau pemeriksaan
gas darah bila tersedia.
Bayi yang akan ditranspor : respirasi dan ventilasi stabil
Support jalan napas
Pemberian oksigen melalui
 CPAP
 pemasangan pipa endotrakeal dan ventilasi mekanik bila diperlukan.
CPAP Dini Sejak di Kamar Bersalin

Ideal T piece Resuscitator

Manometer
Pengatu
r PEEP

Deliver PIP

Harus dihubungkan
Blender/pencampur O2
Hanya untuk transport/Humid(-)
Gunakan metode kanguru untuk menjamin
suhu bayi tetap hangat di perjalanan
Komponen Evaluasi Distres Napas

Evaluasi distres napas harus senantiasa dilakukan selama periode


stabilisasi. Komponen yang dievaluasi meliputi:
1. Laju napas
2. Usaha nafas
3. Kebutuhan oksigen
4. Saturasi oksigen
5. Analisa gas darah
Komponen Evaluasi Distres Napas

1. Laju nafas
 Laju napas normal pada neonatus: 40-60 kali per menit
 Laju napas <30 kali per menit+ otot napas tambahan kelelahan bernapas.
 Napas megap-megap  ancaman henti napas.
2. Usaha napas
penilaian air entry, retraksi, merintih, napas cuping hidung, dan apnea
3. Kebutuhan oksigen
Kebutuhan oksigen ~ kondisi klinis bayi dan saturasi oksigen
4. Saturasi oksigen
Saturasi O2 : 88-92%.
Pengukuran saturasi O2 pada pre-duktal (tangan kanan) dan post-duktal (salah satu kaki) beda >10% : pirau+
5. Gas darah
penting untuk menentukan derajat distres napas serta membantu diagnosis dan tatalaksana distres napas
Blood Pressure / Stabilisasi Sirkulasi

Sebelum ditranspor, sistem sirkulasi bayi harus dipastikan stabil selama transpor.
Pada bayi terdapat tiga jenis syok yang sering ditemui, yaitu:
1. Syok hipovolemik akibat kehilangan volume cairan yang banyak misalnya pada
perdarahan akut,
2. Syok kardiogenik akibat gagal jantung, dan
3. Syok septik akibat infeksi sistemik pada bayi.
Pemantauan tanda syok:
 capillary refill time (CRT), CRT > 3 detik perfusi kurang baik
 heart rate.
Peningkatan denyut jantung  usaha tubuh untuk ↗ cardiac output

Syok Hipovolemik  Nacl 0,9% 10cc/kg 15-30mnt

Syok kardiogenik  Norepinefrin 0,05-0,5 mcg/kg/mnt dan atau dobutamine


5-20mcg/kg/mnt

Syok Sepsis  Norepinefrin 0,05-0,5 mcg/kg/mnt dan atau dobutamine


5-20mcg/kg/mnt
Laboratory (Skrining infeksi )
 Bayi baru lahir rentan mengalami infeksi akibat sistem imun yang belum sempurna.
 Pemeriksaan laboratorium berguna untuk menunjang penegakan diagnosis dan
memantau keberhasilan terapi yang diberikan.
 Pemeriksaan laboratorium:
 Darah lengkap, elektrolit, kadar gula darah, marker infeksi, golongan darah,
analisis gas darah, dan faal hemostasis
 Pemeriksaan laboratorium pasca transpor ~ riwayat, faktor risiko, dan manifestasi
klinis bayi
Bila bayi dicurigai infeksi antibiotik sebaiknya diberikan sebelum bayi dirujuk.

Karlsen KA et al, 2016. & Mears M, et al, 2005


Tabel 1. Faktor risiko infeksi pada bayi baru lahir
Ketuban pecah dini
Kelahiran prematur
Korioamnionitis
Ibu mengalami infeksi atau sakit
Ibu mengalami demam pada masa peripartum (>38oC)
Ibu mengalami infeksi saluran kemih
Ketuban pecah > 18 jam
Prosedur invasif pada bayi setelah lahir atau selama perawatan (misal
pemasangan infus atau pipa endotrakeal)
Emotional Support (Etika dan Dukungan
emosi pada keluarga )

Emotional support I dukungan psikologis kepada keluarga dari bayi yang hendak ditranspor.
 Dukungan psikologis terutama kepada ibu (jika tidak memungkinkan ditranspor bersamaan dengan bayinya)
 Keluarga perlu diedukasi mengenai perawatan di NICU dan kondisi bayinya
Dukungan bagi orangtua/ keluarga sebaiknya diberikan
sejak awal hingga bayi menjalani perawatan dalam
bentuk :
 Mengijinkan ibu untuk melihat bayi.
 Mengucapkan selamat atas kelahiran bayi dan memanggil bayi dengan nama yang sudah
dipersiapkan oleh keluarga.
 Mengambil foto dan jejak kaki bayi.
 Menawarkan dukungan dari pihak lain seperti kerabat atau pemuka agama.
 Memberikan penjelasan secara sederhana namun akurat kepada orangtua mengenai
keadaan bayi dan rencana tatalaksana.
 Memberikan kesempatan kepada orangtua untuk bertanya mengenai keadaan bayi.
 Melibatkan orangtua dalam perawatan bayi serta dalam pengambilan keputusan terkait
tatalaksana.
Perawatan yang diberikan selama transportasi

Untuk menjaga kestabilan suhu tubuh bayi, bila tidak ada inkubator
transpor  perawatan metode kangguru (Kangaroo Mother Care/KMC). (Karlsen,
2006; Pan, 2017)

Untuk menjaga kestabilan jalan napas,


• Posisi kepala bayi sedikit ekstensi, sambil dipantau saturasi oksigen.
• Jika menggunakan alat bantu napas dan ventilasi mekanik,
pastikan ETT terpasang dengan baik dan tetap pantau saturasi
oksigen. (Karlsen, 2006; Saluja et al, 2015)
Jika terjadi distress pernapasan dan tidak menungkinkan dilakukannya
intubasi, bantuan pernapasan diberikan melalui T-piece rescuscitator.
Perawatan yang diberikan selama transportasi
… cont
Perburukan klinis selama transport dua pilihan yang dapat dipilih oleh tim transport, yaitu:
1. Memberhentikan kendaraan, dan melakukan resusitasi atau tindakan medis lainnya jika
terdapat personil yang memiliki keterampilan untuk tindakan tersebut, atau
2. Pergi ke rumah sakit untuk stabilisasi, setelah stabil perjalanan baru dilanjutkan.

(Karlsen, 2006; Fenton, 2004)


Pencatatan dan persetujuan keluarga

Catatan medis dan lembar serah terima tertulis jelas dan rinci tentang
 Kondisi pasien secara keseluruhan, alasan transpor
 Tujuan transpor, nama dokter yang merujuk dan kepada siapa dirujuk,
 Status klinis sebelum transport
 kondisi, perawatan dan terapi yang diberikan selama transpor

Harus ada serah terima pasien secara formal antara tim transpor dan tim
medis dari rumah sakit secara verbal atau tertulis.
Pencatatan dan persetujuan keluarga …
cont

Form serah terima:


catatan medis dan riwayat penyakit pasien
perubahan klinis selama transport dan terapi yang diberikan. (Pan, 2017; Saluja et al, 2015)
Transpor :
Atas persetujuan keluarga.
Keluarga harus diinformasikan mengenai kondisi klinis bayi, dan keuntungan serta risiko
transpor.
Keluarga bayi berhak untuk menolak transportasi dengan alasan apapun. (Karlsen, 2006; Mears et al, 2005)
Komunikasi

Harus terjalin sebelum bayi ditranspor, selama transpor, dan setelah bayi tiba di
rumah sakit rujukan.

Komunikasi sebelum bayi ditranspor

• mengenai kondisi klinis bayi, sakit yang diderita


• perlunya ditranspor ke fasilitas kesehatan rujukan
• proses rujukan, berapa lama perjalanan, dan risiko yang mungkin
terjadi selama transport.
Komunikasi …cont

Komunikasi selama transpor


 Komunikasi antara tim transpor dan rumah sakit penerima rujukan
 menginformasikan kondisi terakhir bayi yang ditranspor
 agar rumah sakit penerima rujukan siap menerima bayi tersebut.

Komunikasi sesudah bayi tiba di rumah sakit rujukan


Serah terima bayi kepada tim rumah sakit.
Setelah bayi stabil di NICU, tim RS penerima rujukan menjelaskan
• kondisi klinis terakhir bayi dan rencana terapi kepada keluarga
• komunikasi dengan institusi untuk rujukan balik jika kondisi klinis
bayi membaik
101

Anda mungkin juga menyukai