Anda di halaman 1dari 27

BAB 1

PENDAHULUAN

Dalam kamar bersalin bayi harus diresusitasi dan bila perlu distabilkan dan
mendapatkan pemeriksaan awal. Bila neonatus telah stabil harus dilakukan pemeriksaan
fisik secara cepat untuk mengidentifikasi masalah dan kelainan yang ada. Usaha bernafas
dan pertukaran udara pada bayi harus diawasi dengan ketat. Bayi dengan pernafasan yang
dangkal dan ireguler membutuhkan resusitasi lebih lanjut dan pengawasan yang tepat.
Tanda-tanda distres respirasi sepeti grunting, nafas cuping hidung, retraksi dan sianosis
harus segera diketahui. Perlu perhatian khusus pada frekwensi denyut jantung bayi yang
adekuat dan indikator klinik fungsi kardiovaskular. Pucat dan perfusi yang jelek perlu
segera dievaluasi lebih lanjut dan mungkin perlu tindakan. Harus diyakini bahwa bayi
mempunyai respon dan tonus yang bagus. Pengamatan pada ekstremitas, muka, genetalia,
abdomen dan punggung harus segera dilakkan untuk melihat adanya kelainan.
Pemeriksaan cepat pada bayi dikamar bersalin biasanya dilakukan dalam 1-2 menit.
Kelainan yang ada harus ditunjukan dengan orang tua sesegera mungkin. 4
Pada bayi yang sehat dan stabil pemeriksaan yang lebih teliti dilakukan oleh
dokter dapat ditunda sampai 12-18 jam. Sebelum bayi dipulangkan dokter harus
memeriksa 24 jam sebelum bayi dipulangkan. Dokter harus mencatat faktor-faktor resiko
dan tanda-tanda yang ditemukan pada pemeriksaan fisik. Pemeriksaan awal pada bayi
baru lahir harus segera mungkin dilakukan sesudah persalinan untuk mendeteksi
kelainan-kelainan dan menegakkan dasar untuk pemeriksaan selanjutnya. Nadi, frekwensi
pernafasan, suhu, berat badan, panjang badan, lingkar kepala dan ukuran-ukuran terhadap
sesuatu yang dapat dilihat atau kelainan struktural yang dapat diraba herus dicatat.
Tekanan darah harus diukur bila neonatus tampak sakit. 4, 8

BAB 2

1
PEMBAHASAN

2.1. RIWAYAT MEDIS


Sebelum kita melakukan pemeiksaan fisik pada neonatus kita harus melengkapi
riwayat medis yang meliputi:

Mendokumentasikan data saat masuk fasilitas kesehatan: nama, tanggal lahir, usia
kehamilan, diagnosis provosional.

Mendokumentasikan riwayat prenatal

Mendokumentasikan riwayat pesalinan

Mendokumentasikan riwayat pasca kelahiran 13
Riwayat prenatal yang perlu ditanyakan yang pertama kesehatan ibu saat hamil,
ada tidaknya penyakit, serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakit. Dirinci pula
berapa kali ibu melakukan kunjungan antenatal dan kepada siapa kunjungan antenatal
dilakukan. Apakah ibu mendapatkan Toxoid Tetanus (berhubungan dengan Tetanus
Neonatorum). Obat-obat yang diminum pada usia kehamilan muda (trimester pertama)
mungkin dapat menyebabkan cacat bawaan pada bayinya misalnya Talidomed (obat
penenang) menyebabkan amelia dan fokomelia. Infeksi virus misalnya virus Rubela pada
trimester pertama dapat menyebabkan cacat bawaan pada bayi (Syndrom Rubela).
Demikian juga cacat bawaan dan berat bayi lahir rendah dapat terjadi akibat infeksi
kongenital (TORCH, Toksoplasma, Rubela, Cytomegalovirus, Hepes Simpleks dan HIV).
Untuk bayi yang lahir dengan kecil masa kehamilan perlu ditanyakan apakah ibu tidak
merokok atau minum-minuman keras, serta anamneis yang cermat tentang makanan ibu
selama hamil. 6
Riwayat kelahiran meliputi tanggal dan tempat kelahiran, siapa yang menolong,
cara kelahiran (Spontan, Ekstraksi Cunam, Ekstraksi Vakum, Bedah Cesar), adanya
kehamilan ganda, keadaan segera setelah lahir. Masa kehamilan juga perlu ditanyakan
apakah cukup bulan atau kurang bulan ataukah lewat bulan. Apabila Bedah Cesar maka
perlu ditanyakan atas indikasi apa. Riwayat pasca persalinan meliputi apakah terdapat
perdarahan setelah persalinan. 6

2.2. PEMERIKSAAN FISIS NEONATUS


Keadaan 24 jam pertama adalah keadaan khusus yang tidak menentu karena bayi
mengalami transisi dari kehidupan intrauteri menuju ekstra uteri. Selama periode ini perlu
dilakukan observasi yang cermat untuk mengidentifikasi masalah dan melakukan
tindakan awal. Untuk menentukan progosis dan keperluan pengawasan ketat di kamar
bersalin dan ruang perawatan bayi perlu dicatat nilai apgar pada menit pertama dan menit
kelima setelah lahir. Penilaian apgar satu menit diperlukan untuk menetapkan perlunya
bantuan ventilasi terhadap bayi yang lahir dengan asfiksia. Sedangkan penilaian apgar

2
lima menit untuk meramalkan apakah bayi akan hidup atau mati dengan gejala sisa
neurologik. 4, 7

TANDA NILAI 0 NILAI 1 NILAI 2


A Apearance Seluruh tubuh biru Badan merah kaki Seluruh tubuh
(Warna Kulit) atau putih biru kemerahan
P Pulse Tidak ada < 100/menit > 100/menit
(Denyut nadi)
G Grimace Tidak ada Perubahan mimik Bersin/menangis
(Refleks)
A Activity Lumpuh Ekstremitas sedikit Gerakan aktif
(Tonus Otot) flexi ekstremitas fleksi
R Respiratory effort Tidak ada Lemah Menangis kuat
(Usaha bernafas)
Tabel 1. APGAR score

Suatu penilaian fisik lengkap untuk setiap NEONATUS harus dilakukan pada
awal setiap shift. Pastikan Anda mendokumentasikan hasil penilaian dengan baik.
Penilaian fisik harus mencakup:
Tanda vital
Ukuran pertumbuhan
Penilaian sistem
Untuk NEONATUS yang baru masuk ke ruangan, data pasien masuk dan penilaian usia
kehamilan juga harus didokumentasi. 13
2.2.1. Tanda Vital
NEONATUS yang tumbuh secara stabil harus diukur dan penilaian sistem
sebelum waktu pemberian asupan harus dilakukan. Neonatus yang tidak stabil dan
neonatus yang dipasangi ventilator harus diukur tanda vitalnya dan dinilai sistemnya
setiap 1-2 jam. Pemeriksaan tanda vital meliputi:

Suhu

Denyut jantung

Kecepatan pernafasan

Tekanan darah

Waktu pengisian ulang kapiler 13
A. Suhu
Luas permukaan tubuh neonatus kira-kira 3 kali orang dewasa dengan lapisan
lemak dibawah kulitnya lebih tipis, terutama pada bayi berat lahir rendah. Diduga
kehilangan panas pada neonatus 4 kali lebih cepat dari orang dewasa. Suhu kulit neonatus
akan menurun 0,3oC dan suhu rektal 0,1oC dalam ruangan dengan suhu 20oC-25oC.
Akibatnya suhu yang hilang sekitar 2oC-3oC, setara dengan kehilangan panas
200kal/kgBB. Kehilangan panas dapat disebabkan Konveksi, Evaporasi, Radiasi dan

3
7
Konduksi. Bila Suhu sekitar turun maka ada 3 cara tubuh untuk meningkatkan suhu
yaitu dengan Aktifitas Otot, Shivering dan Non Shivering Thermogenesis (NST). Pada
neonatus cara untuk meningikan suhu adalah dengan NST, yaitu menambah produksi
panas maka diperlukan peninggian metabolisme dan konsumsi O2, kemudian tubuh
secara tidak langsung melepaskan Norepinefrin. Dengan demikian terjadi thermogenesis
yang tidak menggigil melalui pembakaran Brown Fat yang memberikan lebih banyak
energi per gram daripada lemak biasa. Tambahan pula aktifitas otot meninggi. 7, 12
Pengukuran suhu rektum dilakukan hanya satu kali pada saat neonatus masuk
ruangan untuk menyingkirkan kemungkinan imperforasi anus. Semua pengukuran suhu
selanjutnya harus dilakukan melalui pengukuran suhu aksila. Suhu neonatus normal
adalah 36,5C-37,5C. Neonatus yang ditempatkan di tempat tidur dengan penghangat
harus dipasangi termometer probe kulit yang dipasang setiap saat dan suhu aksila diukur
setiap jam sampai mencapai suhu stabil. 13
1) Neonatus hipotermia (Suhu < 36,5oC)
Hipotermi harus di antisipasi pada bayi dengan berat lahir rendah, dan dianjurkan
penggunaan rutin termometer yang dapat dibaca pada suhu rendah (dari 33,8 oC) pada
perawatanya, karena suhu dibawah 34,4oC seringkali tidak terdeteksi dengan termometer
klinik biasa. Hipotermia terutama terjadi setelah resusitasi bayi prematur dengan asfiksia.
Hal ini dapat sebagai tanda awal sepsis atau bukti terjadinya kondisi patologik
intrakranial seperti meningitis, perdarahan otak atau kelainan berat sistem saraf pusat. 4
Apabila bayi mengalami Hipotermia maka yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut: Pastikan tempat tidur penghangat atau inkubator telah dinyalakan dan bekerja
dengan baik. Periksa suhu neonatus setiap jam sampai anda memperoleh hasil
pengukuran yang normal. Untuk mencegah hipotermia lebih lanjut, pastikan topi dipakai
oleh bayi dan gunakan lampu penghangat pada saat membuka inkubator untuk melakukan
prosedur atau pemeriksaan. Cobalah menggunakan lubang pada inkubator jika
memungkinkan, terutama jika suhu neonatus tidak stabil atau berat badan kurang dari 1,0
kg. Periksa sumber hilangnya panas seperti oksigen yang dingin, pengaturan panas yang
rendah pada pelembab (humidifier) ventilator atau ruangan yang dingin. 13
2) Neonatus hipertermia (Suhu > 37,5oC)
Istilah lain untuk keadaan ini adalah demam sementara atau demam dehidrasi.
Peningkatan suhu sampai 38oC-40oC kadang-kadang dijumpai pada bayi berumur 2-3 hari
7
walaupun keadaan klinisnya baik. Peningkatan suhu tubuh ini dapat disebabkan oleh
suhu lingkungan yang berlebih, infeksi, dehidrasi atau perubahan mekanisme pengaturan
panas sentral yang berhubungan dengan trauma lahir pada otak atau malformasi dan obat-
4
obatan. Yang perlu dilakukan apabila bayi mnegalami Hipertermia adalah sebagai
berikut: Pastikan tempat tidur penghangat atau isolette bekerja dengan baik. Hangatkan

4
kembali neonatus dengan perlahan.Periksa apakah neonatus sedang menangis atau
bergerak dengan kuat atau dibungkus secara berlebihan. 13
B. Denyut Jantung
Ukuran jantung sangat sukar diperkirakan tergantung pada variasi normal dan
bentuk dada. Pada mulanya penyakit jantung kongenital dapat tidak menimbulkan bising
dan bising baru akan muncul kemudian hanya ada peluang 1:12 bahwa bising jantung
yang terdengar pada saat lahir menggambarkan penyakit jantung kongenital. Evaluasi
jantung secara rontgenografis, elektrokardiografi dan ekokardiografi sangat penting bila
perkiraan ada lesi yang berarti. Denyut nadi mungkin bervarasi normal pada saat tidur
90X/menit dan selama aktifitas bisa sampai 180X/menit. Frekwensi takikardi
supraventrikular yang masih tinggi sebaiknya dihitutng dengan elektrokardiogram
dibanding dengan telinga. Bayi prematur yang biasanya frekwensi 140-150/menit, dapat
mengalami serangan mendadak bradikardi sinus. Denyut nadi dapat dukur pada tungkai
atas untuk menentukan ada tidaknya koartasio aorta. 8
Denyut Jantung harus dinilai dengan melakukan auskultasi dan menghitungnya
selama satu menit penuh. Untuk neonatus yang stabil, denyut Jantung harus diukur
dengan jadwal penanganan setiap 3-4 jam.Untuk neonatus yang tidak stabil, denyut
jantung harus diukur setiap jam. Denyut Jantung normal pads neonatus adalah 120-160
kali per merit (bpm) pads saat istirahat. 13
1) Neonatus Takikardi (Denyut jantung > 170X/menit)
Takhikardia adalah laju denyut jantung yang lebih cepat daripada laju normal.
Keadaan ini antara lain dapat terjadi pada keadaan demam, aktifitas fisik, gagal jantung,
dehidrasi dan renjatan. Pada kenaikan suhu badan 1oC diikuti oleh kenaikan denyut
jantung sebanyak 15-20/menit. 6 Apabila neonatus mengalami takikardia maka pastikan
tidak sedang menangis atau bergerak dengan kuat. 13
2) Neonatus Bradikardi (Denyut jantung <100X/menit)
Bradikardia adalah frekwensi denyut jantung yang lebih lambat dari frekwensi
normal. Keadaan ini bila terjadi demam, bradikardi sinus dapat terjadi pada keadaan
6
tekanan intrakranial meninggi dan sepsis. Apabila neonatus mengalami bradikardia
maka nilai warna dan pola pernafasaan lalu mulailah pemakaian bag dan masker ventilasi
jika perlu. Bradikardia kadang-kadang normal untuk neonatus cukup bulan yang sedang
tidur. 13
C. Kecepatan Pernafasan
Penilaian keadaan paru dengan observasi tidak kalah pentingnya dari auskultasi
dan palpasi. Yang dinilai dengan pengmatan adalah bentuk dan frekwensi nafas. Pada
bayi normal frekwensi nafas sekitar 20-100X/menit. Fluktuasinya tergantung aktifitas
fisik, menangis, tidur atau bangun. Oleh karena fluktuasi cepat maka frekwensi nafas
neonatus harus diukur dalam satu menit penuh dan kalau mungkin menghitung pada saat

5
bayi tidur atau dalam keadaan tenang. Kecepatan pernafasaan normal pada neonatus
adalah 40-60X/ menit. Untuk bayi prematur angkanya lebih tinggi dan fluktuasinya lebih
besar. Frekwensi nafas >60X/menit yang menetap menunjukan insufisiensi jantung atau
paru. Untuk neonatus stabil maka harus diukur dengan penanganan terjadwal setiap 3-4
jam. Jika neonatus tidak stabil maka pernafasan harus diukur tiap 1 jam. Bayi prematur
dengan pernafasan Cheyno Stokes masih dianggap normal dan disebut pernafasan
periodik atau pernafasan tidak teratur. Pernafsan periodik sangat jarang sekali terjadi pada
hari-hari pertama kelahiran. Nafas yang tersendat-sendat dan tidak teratur (ireguler
gasping) yang kadang-kadang diikuti gerakan spasmodik mulut dan dagu menunjukan
gangguan pernafasan berat. 7, 13
Suara pernafasan normal pada neonatus adalah bronkovesikuler dan tipe
pernafasannya hampir seluruhnya diafragmatis. Sehingga selama inspirasi bagian depan
dada yang lunak tertarik kedalam, sementara itu perutnya menggembung. Jika bayi
tenang, rileks dan warnanya normal, gerakan paradoks ini tidak perlu diartikan bahwa
ventilasi tidak cukup. Sebaliknya pernafasan yang lambat dan dalam merupakan bukti
penting adanya sindroma kegawatan nafas atau gangguan mekanis pada paru. Tangisan
merintih yang lemah atau mendengkur selama ekspirasi berarti ada penyakit
kardiopulmonal yang serius. Pelebaran cuping hidung dan retraksi otot interkostal dan
sternum merupakan tanda yang lasim adanya kelainan pada paru. Untuk menentukan
gawat nafas (Respiratory Distres) pada neonatus dapat digunakan Score Down. 8, 13

0 1 2
Frekwensi Nafas < 60/menit 60-80/menit >80/menit
Retraksi Tidak ada Retraksi ringan Reraksi berat
Sianosis Tidak ada Sianosis hilang Sianosis menetap
denga O2 walaupun diberi O2
Air entry Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada udara
bilateral baik udara masuk masuk
Merintih Tidak merintih Dapat didengar Dapat didengar
dengan stetoskop tanpa alat bantu
Tabel 2. Score Down

Keterangan:
Skor < 4 maka tidak ada gawat nafas
Skor 4-7 maka gawat nafas
Skor >7 maka ancaman gagal nafas (analisa gas darah)
D. Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah mungkin dapat membantu diagnostik. Pada saat masuk
ruangan, pembacaan tekanan darah harus dilakukan pada keempat extremitas dengan
menggunakan alat pengukur tekanan darah. Metode auskultasi sering memuaskan asal
ukuran corongnya kecil. Metode doppler menggunakan transduser dalam manset,

6
memancarkan dan merima gelombang ultra sound. Metode osillometrik saat ini
merupakan metode non invasif yang peling tepat dan mudah. Metode palpasi, tekanan
darah sistolik diketahui pada saat nadi distal manset teraba selama pengosongan. Metode
Flush tungkai mula-mula di kompresi hal ini membuat daerah distal manset lebih pucat
kemudian selama manset dikosongkan maka tekanan rata-rata terekam pada daerah yang
mulai muncul kemerhan pada lengan atau distal manset. Untuk neonatus yang stabil,
tekanan darah harus diukur pada setiap shift. Jika neonatus tidak stabil, tekanan darah
harus diukur setiap 1-2 jam. Tekanan darah dapat meningkat ketika bayi sedang
menangis dan menurun ketika bayi sedang tidur. 8, 13
2.2.2. Ukuran Pertumbuhan
Neonatus cukup bulan yang sesuai untuk masa kehamilannya mempunya ukuran
badan sebagai berikut:
Berat badan antara 2500 sampai 4000 gram
Panjang badan 45-54 cm
Lingkar kepala 33-37 cm
Lingkar dada biasanya 2 cm lebih kecil dari lingkar kepala
Terdapat tiga komponen ukuran pertumbuhan pads neonatus:
Berat badan harus diukur setiap hari.
Panjang harus diukur pada saat masuk dan setiap minggu.
Lingkar kepala harus diukur pada saat bayi masuk ruangan dan setiap minggu
Pola pertumbuhan yang diharapkan pada bulan pertama kehidupan:

Berat : 20-30 g/hari

Panjang : 0,5-1 cm/minggu

Lingkar kepala: 0,5 cm/minggu 6, 13
A. Berat badan
Berat badan adalah parameter yang paling sederhana yang mudah diukur dan
diulang dan merupakan indeks untuk status nutrisi sesaat. Beberapa keadaan klinis dapat
memepengaruhi berat badan seperti terdapatnya edema, organomegali, hidrosefalus, dan
lain sebagainya. Berat badan harus diukur setiap hari, berat badan harus diukur pada
waktu tengah malam disaat kita tidak ada kerjaan. Berat badan harus diplot pada grafik
berat badan pada saat bayi masuk ruangan dan setiap seminggu. Neonatus normal
mungkin kehilangan berat badan sekitar 10% pada minggu pertama terutama setelah
diberi ASI. Berat badan dapat kembali dalam waktu 2 minggu. Jika ada kehilangan berat
badan yang berlebih maka evaliasi kecukupan cairan dan tanda dehidrasi pada neonatus.
Jika berat badan berbeda secara bermakna dari sehari sebelumnya maka berat badan
harus diukur dua kali. Beritahu dokter jika selisih berat badan tersebut ternyata akurat.
Jika neonatus terlalu tidak stabil untuk dipindahkan dan ditimbang, perintah dokter untuk

7
tidak menimbang neonatus harus diperoleh. Menimbang bayi menggunakan timbangan
bayi, sebelum menimbang periksa dulu apakah jarum sudah tepat diangka nol. Bayi
diposisikan berbaring terlentang. 6, 13
Bayi yang tergolong berat lahir rendah (BBLR) jika berat < 2500 g [ketahui untuk
kemungkinan prematuritas dan kecil masa kehamilan (KMK)]. Bayi dengan > 3800 g
harus dievaluasi untuk mengetahui besar masa kehamilan (BMK). Untuk kedua kasus ini
harus didapatkan usia kehamilan yang akurat. Perhatikan kadar gula darah dengan hati-
hati pada kedua situasi tersebut. 13
C. Panjang Badan
Alat pengukur panjang badan bayi terbuat dari kayu atau plastik, yang salah satu
ujungnya mempunyai batas yang tetap dan ujung lainya mempunyai kayu atau plastik
yang dapat digerakakan. Bayi ditidurkan terlentang tanpa sepatu dan tanpa topi diatas
tempat tidur yang keras. Diusahakan agar tubuh bayi dalam keadaan lurus. Panjang
badan bayi dapat diukur dengan akurat dengan meletakkan vertex bayi pada kayu atau
plastik yang tetap, sedangkan kayu atau plastik yang dapat bergerak menyentuh tumit
bayi. Panjang bayi dari puncak kepala sampai tumit harus diukur pada saat bayi masuk
dan setiap minggu. Panjang harus diplot pada grafik panjang bayi setiap minggu. Bayi
harus berada dalam posisi terlentang ketika kita mengukur panjang. Hindari menganggu
neonatus selama pengukuran. 6, 13
D. Lingkar Kepala
Salah satu bagian yang penting dalam mengukur perkembangan otak adalah
dengan mengukur pertumbuhan otak. Hal ini dapat dilakukan dengan mengukur lingkar
kepala yang dimana mempunyai hubungan erat dengan ukuran otak. Pertumbuhan otak
mencapai 80 % dari volume orang dewasa sebelum umur 2 tahun sehingga sangat
banyak gangguan neurologik yang terlihat pada awal masa kehidupan apabila menyerang
pertumbuhan otak. Ukuran otak yang kecil (Microchepaly) dan ukuran otak yang besar
(macrochepaly/hidrochepalus) adalah merupakan kunci yang dapat menunujukan adanya
gangguan neurologik anak. Lingkar kepala harus diukur pada saat bayi masuk ruangan
dan setiap minggu. Lingkar kepala menghubungkan 4 titik yaitu 2 frontal bosses dan 2
ocipitalis protuberances Ukurlah kepala bayi dengan menggunakan pita pengukur di
sekeliling bagian paling menonjol dari tulang occipital dan tulang frontal. Lakukan
pengukuran setidaknya setiap hari pada neonatus dengan masalah neurologis seperti
perdarahan intraventrikuler, hidrosepalus atau asfiksia. 3, 13
2.2.3 Penilaian Sistem
A. Sistem Neurologis
Penilaian postur pada neonatus dalam penilaian sistem saraf dilakukan. Untuk
neonatus normal dengan masa kehamilan 32-40 minggu maka tampak adduksi pada paha
dan flesi pada sendi anggota gerak (siku, panggul dan kaki)simetris kanan dan kiri. Pada

8
bayi dengan lahir sungsang kadang tampak dengan tungkai yang agak lurus. Pada
neonatus masa kehamilan 25-30 minggu tampak lengan fleksi, tetapi tungkai mungkin
fleksi atau ekstensi. Pada neonatus dengan umur kehamilan < 25 minggu maka tampak
sikap Frog Leg yang berati pasien tidak normal. Kedua tungkai abduksi penuh
sedemikian rupa sehingga bagian lateral paha terletak dialas tempat periksa, demikian
pula lengannya; fleksi pada siku dengan bagian dorsal tangan menempel dialas tempat
periksa dan telapak tangan menghadap keatas disamping kepala. 11
Pemeriksaan tingkat kesadaran adalah sebagai berikut:

Komposmentis adalah Pasien sadar sepenuhnya dan memberi respon yang
adekuat terhadap semua stimulus yang diberikan.

Apatis/Letargi adalah pasien dalam keadaan sadar, tetapi acuh tak acuh terhadap
keadaan sekitarnya, ia akan memberikan respon yang adekuat bila diberikan
stimulus.

Somnolen adalah tingkat kesadaran yang lebih rendah daripada apatis, pasien
tampak mengantuk, selalu ingin tidur ia tidak dapat berespon terhadap stimulus
ringan, tetapi mesih bisa memberi respon terhadap stimulus yang agak keras tetapi
tertidur lagi.

Sopor adalah pasien tidak memberikan respon ringan atau sedang tetapi masih
dapat memberi respon pada stimulus yang kuat. Refleks pupil terhadap cahaya
adalah positif.

Koma adalah pasien tidak dapat berreaksi terhadap stimulus apapun, refleks pupil
terhadap cahaya tidak ada, ini adalah tingkat kesadaranyang palaing rendah.

Delirium adalah keadaan kesadran yang menurun serta kacau, biasanya disertai
disorientasi, iritatif dan salah persepsi terhadap rangsangan sensorik hingga sering
terjadi halunisasi. 6
Setelah melakukan pemeriksaan postur dan menilai kesadaran maka selanjutnya
adalah pemeriksaan tonus dan dialnjutkan dengan pemeriksaan refleks neonatus.
Tonus Fasik
Tonus fasik diperiksa dengan menguji tahanan anggota gerak untuk bergerak dan
aktifitas reflek tendon. Pada neonatus predominan adala posisi fleksi dan kalau
dicoba diluruskan dan kemudian akan fleksi kembali, tapi kadang-kadang tetap
ekstensi. Reflek tendon yang selalu ada pada neonatus adalah reflek patella.
Tonus Postural
Tonus postural adalah tahanan terhadap tarikan gaya berat, ada tiga yaitu:
1. Reaksi Tarikan
Letakkan ujung jari pada telapak tangan neonatus, maka telunjuk
pemeriksa akan dipegang oleh bayi, tetapi agar lebih kuatpeganganya
maka tangan pemeriksa juga memegang tanagn neonatus, kemudian tarik

9
perlahan kearah duduk, pada bayi normal kepala akan segera mengikuti
dan hanya tertinggal sedikit. Pada waktu duduk kepala dapat tetap tegak
sejenak kemudian jatuh kedepan. Pada waktu ditarik bayi juga menarik,
sehingga posisi bayi selalu fleksi di siku, lutut, dan pergelangan kaki.
Apabila kepala tertinggal jauh, lengan ekstensi selama tarikan berarti tidak
normal. Pada kasus Hipertonisitas otot-otot ekstensor kepala selalu
menengadah kebelakang dan tidak dapat menunduk kedepan (Terdapat
ketidakseimbangan antara kedua kelompok otot). Pada kasus hipotonia
global maka kepala bergerak secara pasif kedua arah.

Gambar 1. Reaksi Tarikan (Normal)

Gambar 2. Reaksi Tarikan (Tidak Normal)


2. Suspensi Vertikal
Dilakukan dengan meletakkan kedua tangan pemeriksa di ketiak pasien
tanpa menyetuh toraks, kemudian bayi diangkat lurus. Pada waktu
diangkat kepala tetap tegak sebentar dan tungkai tetap fleksi pada lutut,
panggul dan pergelangan kaki.

Gambar 3. Suspensi Vertikal (Normal)


3. Suspensi Horisontal (Ventral suspensi)
Dilakukan dengan memegang toraks pasien dan kemudian mengangkat
horizontal. Pada bayi normal kepala diangkat bergantian dengan flesi
anggota untuk menhan gaya berat. Pada bayi tidak normal kepala, badan,
dan anggota gerak menggantung lemas. 4, 11

10
Gambar 4. Suspensi Horisontal (Normal)

Gambar 5. Suspensi Horisontal (Tidak Normal)


Pemeriksaan refleks pada neonatus:

Refleks tonik neck : Bayi diletakkan dalam posisi terlentang, kepala


digaris tengah dan anggota gerak dalam posisi fleksi,
kemudian kepala ditolehkan kekanan, maka akan terjadi
ekstensi pada anggota gerak sebelah kanan dan fleksi pada
anggota gerak sebelah kiri. Yang selalu terjadi adalah
ekstensi lengan, tungkai tidak selalu ekstensi dan fleksi
anggota gerak kontralateral juga tidak sering terjadi.
Setelah selesai kepala dipalingkan kekiri. Tonus ekstensor
yang meninggi pada anggota gerak arah muka berpaling.
Tonus fleksor anggota gerak kontralateral meninggi.

Gambar 6. Reflek Tonic Neck (Normal)

Refleks wihdrawal : Dengan jarum merangsang telapak kaki, maka


terjadi fleksi pada tungkai yang dirangsang dan ekstensi
pada tungkai kontralateral, tetapi ekstensi tungkai kontra
lateral tidak selalu ada.

Refleks Plantar : Respon yang normal dengan usapan bagian


permukaan lateral dari telapak kaki adalah ibu jari ekstensi
dan di ikuti dengan pergerakan keluar jari-jari yang lain.
Jika stimulus dibawa melewati bagian tengah dari telapak
kaki maka akan terlihat Reflek Grasp yang ditandai dengan
flesi jari-jari kaki. Babinsky sign adalah normal pada
neonatus tahun pertama kehidupan karena belum terjadi
proses myelinisasi pada Corticospinal Tracts.

11

Primitif R. Suck & root : Bayi mempunyai kordinasi antara refleks
menghisap dengan aksi menelan sempurna dari lidah. Hal
ini terjadi tahanan dalam mengeluarkan dot bayi. Reflek
rooting dengan cara mengusap secara gentel pada pipi
dengan mengarah ke mulut. Maka bayi membuka mulut
mengarah pada rangsangan dan menggerakan kepala mnuju
ke objek.

Gambar 7. Reflek Rooting (Normal)

Gambar 8. Reflek Sucking (Normal)

Primitif R Moro : Dengan cara menahan bayi pada kepala dan bahu
di atas meja dengan tangan menahan flesi dari dada
Pemeriksa secara mendadak membiarkan kepala dan bahu
berpindah kebawah beberapa inci ketika melepaskan
tangan. Tangan abduksi dan ekstensi penuh dan diikuti
mengarah ke garis tengah dengan tangan terbuka dan ibu
jari beserta jari lainnya membentuk bentukan C . Pada
refleks moro yang negatif terlihat pada Upper Motor
Neuron lesions. Pada reflek moro yang asimetris sering
pada brachial plesus lessions. The brachial plexus palsy
pada salah satu sisi terburuk adalah abduksi lengan.

Gambar 9. Reflek Moro (Normal)

12

Primitif R. Galant : Nama lain trunk Incurvation dengan cara
memposisikan bayi pada posisi ventral suspension,
kemudian usapan pada kulit dalah satu sisi dari punggung.
Maka batang tubuh dan panggul bergerak mengarah sisi
yang dirangsang.

Primitif R. Stepping : Dengan cara menahan bayi dengan posisi berdiri


tegak diatas alas meja dengan telapak kaki menyentuh alas.
Dengan ini kaki bayi mulai flesi dan ekstensi secara
bergantian dan tampak seperti bayi berjalan.

Gambar 10. Reflek Steping (Normal)

Primitif R. Grasping : Letakkan tangan pemeriksa di telapak tangan bayi


atau pada telapak kaki maka akan terlihat flesi dari jari-jari
tangan dan atau jari-jari kaki. Ketika tangan menggenggam
maka bagian dorsum disentuh dengan harapan genggeman
terbuka sebagai responnya. Dengan dua buah refleks yang
bersaing maka reflek menggengam tidak lengkap atau tidak
tetap. Kita akan bisa lihat pada bayi apabila sedang
diperiksa. Reflek menggemgam dapat terlihat menguat
dengan kita menggunakan tahan. 9, 11

Gambar 11.Reflek Garsping (Normal)

13
Dalam penilaian sistem ini harus mencakup hal-hal dibawah ini: 13

Parameter Komentar
Aktifitas Diam bangun gelisah tidur
Tingkat Letargi, waspada atau tersedasi
kesadaran
Pergerakan Spontan, terhadap nyeri atau tidak ada
Tonus Hipertonik, hipotonik, normal atau lemah
Pupil Ukuran: kanan, kiri
Reaksi: lambat, cepat atau tidak ada
Membuka Jika terdapat nyeri, jika terdapat suara, tidak
Mata ada, atau spontan

Menangis Diintubasi, lemah, keras atau bernada tinggi


Fontanelle Cekung, menonjol atau datar
Sutura Menonjol (bertumpuk) atau terpisah
Kejang Jika ada, tuliskan gambaran lengkapnya
Tabel 3. Parameter Sistem Neurologis

B. Keadaan Umum
Aktifitas fisis mungkin saja tidak tampak pada neonatus yang sedang tidur atau
lemah karena sakit atau pengaruh obat; bayi mungkin berbaring dengan tungkai yang
tidak bergerak untuk menghemat energi dalam upaya mengatasi pernafasan yang sukar
atau menangis keras bersama-sama dengan aktifitas lengan dan kaki. Tonus otot yang
aktif atau pasif dan setiap postur yan tidak biasa harus dicatat. Gerakan kasar, gerakan
tremor dengan pergelangan kaki atau rahang yang mioklonus adalah lasim dan kurang
berati pada bayi baru lahir dan mungkin berarti pada umur lainnya. Gerakan demikian
basanya terjadi pada bayi aktif dan gerakan konvulsif berkejat-kejat cenderung terjadi
pada keadaan diam. Apabila anggota gerak difleksikan yang tremor tersebut masih tetap
bergerak maka bayi tersebut menderita kejang dan perlu dievaluasi lebih lanjut. 7, 8
C. Kulit
Ketidakstabilan vasomotor dan kelambatan sirkulasi perifer ditampakan oleh
warna merah tua atau biru keunguan pada bayi yang menagis, yang warnanya dapat
sangat gelap bila penutupan glotis mendahului tangisan yang kuat; dan oleh sianosis
yang tidak berbahaya (akrosianosis) pada tangan dan kaki, terutama bila tangan dan kaki
dingin. Sianosis yang punya arti mungkin tertutup oleh kepucatan akibat kegagalan
sirkulasi atau anemia; sebaliknya kadar hemoglobin yang relatif tinggi selama beberapa
hari pertama dan kulit yang tipis mungkin akan sama-sama menampakkan sianosis pada
saturasi oksigen yang tinggi. Sianosis setempat apabila ditekan akan pucat keadaan ini
dapat dibedakan dengan ekimosis. Cara yang sma dapat juga digunakan untuk melihat
ikterus pada tempat puncak hidung atau dahi, dimana tidak dapat dilakukan di tempat

14
yang hematom. Pada neonatus yang ikterus harus diukur kadar bilirubin direk dan
bilirubin total. Hal ini terjadi karena unconjugated hiperbilirubinemia dan conjugated
hiperbilirubinemia. 1, 7, 8
D. Kepala dan Leher
Lingkar kepala dan ukuran fontanela dapat diindikasikan dengan kelainan
kongienital dan trauma lahir. Termasuk kelainan kongenital adalah:
Macrocephaly : Merupakan keturunan, autosomal dominat, contohnya
hidrochepalus dan akondroplasia.
Microcephaly : Dapat juga keturunan dengan autosomal dominant atau
resesive, hal ini dapat berhubungan dengan proses infeksi
(Cytomegalovirus) dan syndrom seperti trisomy 13 & 18,
Cornelia de langes, Rubinstein-Taybi, Prader willi dan
Fetal alkohol
Large fontanela : Dapat berhubungan dengan hipotyroidisme, trisomy 13,
18 & 21 dan kelainan tulang seperti cleidocranial distosis
atau hipophosphatasia.
Termasuk kelainan pada trauma:

Caput Succedaneum : Adalah area yang teedemarkasi secara samar pada edema
di bagian kulit kepala yang paling dahulu keluar dalam
persalinan vertex. Terjadi karena pemanjangan proses
persalinan terdapat penumpukan darah dan serum dibawah
periosteum.secara klinis tampak pembengkakan jaringan
lunak dengan batas tidak jelas dimana melewati garis
sutura (Eksternal kearah periosteum), pitting edema,
petechie, ekimosis dan purpura. Kadang-kadang Caput
Succedaneum susah dibedakan dengan cephalhematom
(bersifat ekstensif dan bilateral). Tidak perlu perawatan dan
menghilang dalam waktu beberapa hari.

Chephalhematom : Lebih jarang dibandingkan dengan caput succedaneum
terjadi pada pemanjangan proses persalinan dan
penggunaan alat. Terjadi rupture pembuluh darah yang
dimana melwati tulang menuju periosteum (subperiostal).
Cephalhematom biasanya terjadi pada 0,4-2,5 % kelahiran
hidup dan lebih sering terjadi pada bayi yang lahir pada
bayi primipara. Secara klinis tampak batas jelas,
pembengkaan fluktuasi dan tidak melewati garis sutura,
tanpa perubahan warna pada kulit dan bisa terjadi patah
tulang. Pembengkakan mungkin dapat tertunda beberapa

15
jam atau hari setelah lahir. Hilang setelah 2 minggu sampai
3 bulan. Tidak boleh diaspirasi karena resiko infeksi. 1, 13
Selain kelainan diatas ada kelainan Craniosynostosis yang merupakan penyatuan
sutura cranial yang prematur. Meningochele dan enchepalochele yang besar dapat terlihat
pada prenatal dan setelah lahir. Kadang cacat yang kecil sering terdiagnosa sebagai
cutaneus lessions seperti hemangioma dan dermoid cyst. 1

Gambar 12. Craniosynostosis


Masa dileher yang paling sering adalah vascular malformasi, jaringan limfatic
yang abnormal, teratoma dan dermoid cyst. Tyroglosal duct cyst merupakan kelainan
kongenital yang paling sering ditemukan yang letaknya di midline dan inferior dari hyoid
bone. Clavicular fractures sering terjadi pada neonatus terutama neonatus yang besar dan
keluhannya asimtomatik (greenstick fracture). 1
E Muka
Kesan umum harus dicatat bersamaan dengan dismorfik, lipatan epikantus, jarak
mata yang lebar, mikroftalmia, filtrum yang panjang dan telinga yang letaknya rendah
sering disertasi dengan sindroma kongenital. Facial nerve paralisis bisa disebabkan
karena compresi pada saraf sacral promontory yang berlawanann atau karena pemakain
alat bantu persalian menggunakan forcep. Paralisis terlihat pada hari pertama atau hari
kedua setelah melahirkan. Secara klinis tampak daerah nasolabial fold pada bagian yang
paralysis menaglami kemusnahan ( tidak bisa bergerak) dan sudut mulut terjatuh apabila
sedang menangis maka mulut jatuh mnuju normal side. Pada kelainan fasial nerve
paralise dapat kembali spontan dalam beberapa waktu, akan tetapi apabila penyembuhan
total bisa beberapa minggu atau bulan. 1, 8

Gambar 13. Nerve Fasial Paralissis

F. Mata
Apabila bayi diangkat dan dimiringkan secara perlahan kedepan dan kebelakang,
metanya sering membuka secara spontan. Menuver ini terjadi akibat reflek labirin dan
leher, dengan cara demikian untuk inspeksi mata jauh lebih berhasil dibandingkan dengan
membuka mata langsung. Apabila didapatkan Leukokoria dapat memberi kesan katarak,

16
tumor, korioretinitis, retinopati prematur, dan corpus vitrum hiperplastik primer menetap.
Chemical conjungtivitis terjadi 24 jam setelah lahir, Gonoroeal Conjungtivitis terjadi 24-
48 jam setelah lahir, Clamidal Conjungtivitis terjadi 7-14 hari setelah lahir, dan HSV
Conjungtivitis terjadi 2 minggu setelah lahir. 1, 8
G. Telinga
Dilihat asimetris atau endak, bentuknya ireguler atau tidak. Lihat apakah terdapat
tonjolan pre-auricural atau auricural, tonjolan seperti daging, lipoma atau tanda lahir pada
kulit. 9
H. Hidung
Lihat kemerahan mucosa alae nasi yang merupakan tanda dari meningkatnya
kemampuan pernafasan. Memeriksa adanya ataresia coana yang merupakan manifestasi
dari respiratory distres (Neonatus dengan pernafasan cuping hidung). Nasogastric yang
lunak seharusnya dapat melawati masing-masing lubang hidung untuk memasatikan
adanya atresia koana. 9
I. Mulut
Epstein pearls (cyst yang putih kecil yang terdiri dari keratin dan sering dibagian
tengah-tangah dari palatum) dan Ranula (titik pembengkakan kecil berwarna putih pada
dasar mulut/ tumor jinak berupa cyst pada kelenjar yang buntu). 9

J. Sistem Pernafasan
Dalam menilai Sistem Pernafasan harus mencakup hal-hal dibawah ini: 13

Parameter Komentar
Warna Kulit Merah muda, sianotik, pucat, berkabut, kutis
marmorata atau jaundice.
Pernafasan Tidak terlihat usaha keras, mengorok, hidung
kembang kempis atau retraksi
Suara nafas Jauh, dangkal, course, stridor, wheezing, atau
menghilang, sama atau tidak sama
Dinding Pergerakan simetris atau tidak simetris
Dada
Apnea/ Denyut jantung terendah yang diamati, warna,
bradikardia pembacaan oksimeter, dan durasi episode
Sekresi Jumlah : sedikit, sedang, atau banyak
Warna: putih, kuning, bening, hijau atau ada
noda darah
Konsistensi: kental, encer atau mukoid

17
ETT Cek Kedalaman ETT (cm)
Tabel 4. Parameter Sistem Pernafasan

K. Sistem Kardiovaskular
Dalam menilai Sistem Kardivaskular harus mencakup hal-hal dibawah ini: 13

Parameter Komentar
Prekordium Diam atau aktif
Bunyi jantung Samar atau dapat didengar dengan mudah
Ritme Normal atau gambarkan jika ada aritmia
Murmur Jika ada gambarkan
Pengisian ulang Berpapa detik (Normal < 2 detik)
kapiler
Denyut tepi Normal, lemah atau tidak ada
femoral dan
brakial
Tebel 5. Parameter Sistem Kardiovaskuler

L. Sistem Gastrointestinal
Dalam menilai Sistem Gastrointestinal harus mencakup hal-hal dibawah ini: 13

Parameter Komentar
Bising usus Ada, tidak ada, hiperaktif atau hipoaktif
Lingkar abdomen Catat ukuran dalam cm setiap hari
Emesis (atau Volume dan gambaran
residual)
Dinding perut Merah atau tidak berwarna
Teregang atau terlihat adanya lingkaran
lingkaran usus.
Palpasi Lunak, peka, atau kaku
Tabel 6. Paremeter Sistem Gastrointestinal

18
Pada neonatus dengan abdominal distension, hal pertanda penting untuk
membedakan kondisi apakah terdapat air didalam atau diluar usus, cairan didalam cavum
peritoneum atau ada tumor didalam abdomen. Umbilikus seharusnya juga dinspeksi
apakah terjadi infection, granuloma atau ada hubungan abnormal dengan organ dalam
abdomen. 0,2-1 % bahwa singgle arteri pada neonatus ada hubungan dengan gangguan
renal asimtomatis dan 7% pada bayi. Dinding abdominal yang defect kemungkinan
gastroscisis dan ompalocele. Atresia ani dapat dinilai atau diperiksa dengan menggunakan
jari kelingking. Dan kesalahan posisi anus menuju dianterior bila ada dicatat. 2
M. Sistem genitourinaria
Ginjal dapat diperiksa dengan cara palapasi. Ukuran normal ginjal 4,5-5 cm
panjang vertikal pada bayi aterm. Unutk neonatus laki-laki ukuran normal penis adalah
3,60,7 cm panjang dan 1,10,2 cm diameter. Inspeksi glans, urethral opening, preputium
dan permukaan. Normalnya sangat susah untuk menarik kulit pada penis. Observasi
terhadap hipospadia (Kesalahan letak lubang uretra lebih keatas), epispadia dan adanya
hernia/ hidrocele. Inspeksi terhadap terhadap odema, lecet atau perdarahan. Pada
neonatus aterm skrotum sangat coklat dan testis sudah turun. Pada neonatus perempuan
perlu di inspeksi labium, clitoris pembukaan uretral dan kubah vagina luar. Kadang
terdapat discarge berwarna putih ini adalah normal dimana sama dengan keluar darah
yang sangat sedikit yang mana terlihat beberapa hari setelah melahirkan, ini merupakan
efek secunder dari maternal hormone withdrawal. Kadang clitoris tempak sedikit
menonjol dibanding labia yang underdevelopment pada bayi prematur. Clitoromegaly
bisa merupakan tanda masculinitation dan verilizing tumor. 2, 9

N. Ekstremitas
Eb Duscenne Palsy paling sering terjadi karena trauma nervus spinal C5-7.
gambaran klinis lengan adduksi dan memutar kedalam dengan siku yang ekstensi, tangan
pronasi dan feksi pada pergelangan tangan, intack garsp reflex, waiter tip position jika
keterlibatan nervus spinal C7. Klumpekes Palsy adalah sangat jarang yang terkena
adalah nervus C8-T1 dengan gambaran klinis adalah tangan paralisis tanpa gerakan
volunter dari pergelangan tangan dan tidak ada garsp reflex. Paralisis Entire Arm lebih
sering dibanding dengan klupekes palsy dengan gambaran klinis seluruh tangan paralisis
dan flacid dengan semua reflek tidak ada. Selainan kelainan diatas terdapat kelinan
seperti metatarsus adductus, Polidactily (kaki), Kelebihan jari, Syndaktily. 2

19
Gambar 14. Erb Duscene Palsy

2.3 PENILAIAN USIA KHAMILAN


Menggunakan balard score dalam waktu 24 jam setelah lahir, score balard terdiri
dari menilai kematangan fisik dan kematangan neuromuskular. 9

Tanda -1 0 1 2 3 4 5
Kulit Lengket, Merah seperti Merah Permukaan Daerah pucat Seperti kertas Sepeti kulit
lembab, agar mmuda licin/ mengeluoas retak-retak kulit, retak retak,
transpaan transparan halus tampak dengan/ tanpa vena jarang lebih dalam, mengkerut
vena ruam, sedikit tidak ada
vena vena
Lanugo Tidak ada jarang Banyak Menipis Menghilang Umumnya
tidak ada
Lipatan Dari tumit Dari tumit Tanda merah Hanya lipatan Lipatan 2/3 Lipatan
plantar kejari 40- kejari > sangat sedikit anterior yang anterior diseluruh
50mm=-1; 50mm.Tidak melintang telapak
<40mm=-2 ada
Payudara Tidak Hampir tidak Areola datar Areola seperti Areola lebih Areola penuh
terlihat tampak, tidak ada titik tonjolan jelas tonjolan tonjolan 5-10
samar-samar benjolan. 1-2mm 3-4 mm mm
Mata/ daun Mata Mata terbuka, Sedikit Bentuknya Bentuk Tulang rawan
telinga. tertutup, telinga datar melengkung lebih baik, sempurna tebal, telinga
lemah=- masih terlipat lunak, lambat lunak mudah membalik kaku
1;kuat-2 membalik. embalik seketika

20
Genitals, Scrotum Scrotum Testis Testis turun, Testis turun Testis
laki-laki datar dan kosong tidak diataskanal, ruge sedikit ruge bagus bergantung,
halus ada ruge ruge jarang ruge dalam
Genitals, Klitoris Klitoris Klitoris Labia minora Labia mayor Klitoris dan
perempuan menonjol, meninjol dan menonjol dan dan mayora besar dan lania minora
labia minor labia minora pembesaran sama-sama labia minor ditutupi labia
datar yang kecil labia minora menonjol kecil mayor
Tabel 7. Menilai Kematangan Fisik (Ballard Score)

Tabel 8. Nilai kematangan neuromuskular (Ballard Score)

Keterangan:

Sikap: Dinilai bila bayi dalam posisi terlentang dan tenang
Tangan dan kaki ekstensi = 0
Fleksi ringan atau sedang pada pinggang dan lutut = 1
Fleksi sedang sampai berat pada pinggang dan lutut = 2
Kaki fleksi dan abduksi; tangan fleksi ringan = 3
Fleksi yang full pada tangan dan kaki = 4

Sudut pergelangan tangan: Tangan bayi difleksikan diantara ibu jari dan
telunjuk pemeriksa, lalu diukur sudut antra hipotenar eminensia dengan
tangan depan
>90 derajat = -1
90 derajat = 0
60 derajat = 1
45 derajat = 2
30 derajat = 3
0 derajat = 4

21

Membalikan lengan: Lakukan fleksi lengan bawah selama 5 detik,
kemudian lengan tersebut diekstensikan dan dilepaskan. Nilailah derajat
kembali ke posisi fleksi
Tetap ekstensi 180 derajat atau posisi acak = 0
Minimal fleksi 140-180 derajat = 1
Fleksi dalam jumlah yang kecil 110-140 derajat = 2
Fleksi sedang 90-110 derajat = 3
Cepat kembali ke fleksi penuh < 90 derajat = 4

Sudut popliteal: bayi tidur terlentang, paha dipegang sedemikian hingga


terdapat posisi lutut dada. Sesudah itu dilakukan ekstensi tungkai bawah
dan ukur lah sudut dibawah lutut tersebut
180 derajat = -1
160 derajat = 0
140 derajat = 1
120 derajat = 2
100 degrajat = 3
90 derajat = 4
<90 derajat = 5

Tanda selempang: posisi terlentang, peganglah salah satu lengan bayi dan
diusahakan tangan tersebut mencapai leher posterior dari bahu sisi yang
lain. Angkat dan geserlah sku bayi diatas dadanya dan lihat sampai dimana
siku tersebut dapat digeser . makin muda bayi makin mudah menggeser
sikunya melewati garis tengah kesisi lainnya.
Siku mencapai atau mendekati sisi bahu berlawanan = -1
Siku melewati anterior axilary line yang berlawanan = 0
Siku mencapai anterior axillary line yang berlawanan = 1
Siku pada midline = 2
Siku tidak mencapai midline = 3
Siku mendekati axillaryline = 4

Tumit ke telinga: posisi terlentang, gerakan kaki bayi ketelinga dari sisi
yang sama. Perhatikan jarak yang tidak mencapai telinga dan ekstensi
lutut. Cara memeriksa lihat tabel diatas 7, 9

Total Score Usia kehamilan


-10 20
-5 22
0 24
5 26
10 28

22
15 30
20 32
25 34
30 36
35 38
40 40
45 42
50 44
Tabel 9. Penilaian tingkat kematangan (Ballard Score)

Setelah menjumlahkan score Balard yang meliputi penilaian kematangan fisik dan
penilaian kematangan maka masukan ketabel diatas untuk mendapat usia kehamilan
berapa minggu, kemudian dimasukkan ke grafik Bathalgia dan lubchenco maka akan
didapatkan apakah Kurang Bulan (KB), Cukup Bulan (CB) dan Lebih Bulan (LB)
berdasarkan usia kehamilan dalam minggu. Kemudian dihubungkan dengan berat badan
yang diperoleh dari usia kehamilan menurut balard dalam minggu apakah Besar Unuk
Masa Kehamilan (BMK), Sesuai Dengan Umur Kehamilan (SMK) dan Kecil Untuk
Masa Kehamilan (KMK). 7

Tabel 10.Hubungan berat badan dengan usia kehamilan (Ballard) menurut Battaglia dan
Lubchenco

23
BAB 3
RINGKASAN

1. Sebelum kita melakukan pemeiksaan fisik pada neonatus kita harus melengkapi
riwayat medis yang meliputi:

Mendokumentasikan data saat masuk fasilitas kesehatan: nama, tanggal lahir, usia
kehamilan, diagnosis provosional.

Mendokumentasikan riwayat prenatal

Mendokumentasikan riwayat pesalinan

Mendokumentasikan riwayat pasca kelahiran

2. Suatu penilaian fisik lengkap untuk setiap NEONATUS harus dilakukan pada awal
setiap shift. Pastikan Anda mendokumentasikan hasil penilaian dengan baik. Penilaian
fisik harus mencakup:
Tanda vital
Ukuran pertumbuhan
Penilaian sistem

24
Untuk NEONATUS yang baru masuk ke ruangan, data pasien masuk dan penilaian usia
kehamilan juga harus didokumentasi.

3. Pemeriksaan tanda vital meliputi:



Suhu

Denyut jantung

Kecepatan pernafasan

Tekanan darah

Waktu pengisian ulang kapiler (CRT)

4. Terdapat tiga komponen ukuran pertumbuhan pada neonatus:


Berat badan harus diukur setiap hari.
Panjang harus diukur pada saat masuk dan setiap minggu.
Lingkar kepala harus diukur pada saat bayi masuk ruangan dan setiap minggu

5. Penilaian sistem meliputi:


Sistem neurologis
Keadaan umum
Kulit
Kepala & leher
Muka
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Sistem pernafasaan
Sistem kardiovaskular
Sistem gastrointestinal
Sistem genitourinaria
Ekstremitas

6. Penilaian usia kehamilan kehamilan menurut Blard Score dan penentuan masa
kehamilan dan cukup bulan denagn Grafik Bataglia dan Lubchenco

25
DAFTAR PUSTAKA

1. Fuloria, Mamta. The Newborn Examination Part I Emergencies and Comon


abnormalitis Involving The Skin, Head, Neck, Chest, and Respiratory and
Cardiovasculer. Wake Forrest University School of Medicine (www.aafp.org)

2. Fuloria, Mamta. The Newborn Examination Part II Emergencies and Common


abnormalities Involving the Abdomen, Pelvis, Ektemitas, Genitalia and Spine. Wake
Forest University School Of medicine. (www.aafp.org)

3. Introduction Newborn Examination.


(http://library.med.utah.edu/pedineurologicexam/html/introduction.html)

4. Klaus, Marshall H. Penatalaksanaan Neonatus Resiko Tinggi. Jakarta: EGC, 1995. Hal
72-151; 518-553

5. Larsen, Paul D. Pedineurologic Exam: A Neurolodevelopmental Approach. University


of Utah School Medicine.
(http://library.med.utah.edu/pedineurologicexam/html/newborn_n.html)

6. Matondang, Corry S. Diagnosis Fisis Pada Anak. Jakarta: CV. Sagung Seto, 2003. Hal
18-34; 145-158; 173-182

7. Marcum, A H. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 1991. Hal 205-279; 344-349

26
8. Nelson, Wado E. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC, 1996. Hal 532-541; 627-634

9. Newborn Examination. Physical Assesment Of The Newborn


(http://www.childbirths.com/euniversity/studyguide.htm)

10. Newborn Skills. (http://www.childbirths.com/euniversity/newborn.htm)

11. Soetomenggolo, S Taslim. Buku Ajar Neurologi Anak. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
Indonesia, 1999. Hal 1-34

12. Staf Pengaja Ilmu Kesehatan Anak. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Buku 3.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1985. Hal 1035-1051; 1115-1123

13. Workshop principles of basic essential neonatal care. 20-23 juni 2006, Hyatt Hotel
Surabaya

27

Anda mungkin juga menyukai