C. Prasekolah
D. Sekolah
E. Remaja
B. Palpasi
C. Perkusi
D. Auskultasi
4. Sebutkan bunyi perkusi, intensitas, durasi dan kualitas serta bagian tubuh
dimana bunyi dapat didengar pada saat pemeriksaan fisik
Bunyi
Perkusi
Intensitas
Durasi
kualitas
Lokasi
4.
Pengukuran
Cara
Lingkar kepala
Lingkar dada
Lingkar perut
5. Demontrasikanlah pengukuran LK, LD, LP pada phantom yang ada dan
tuliskan hasilnya pada kolom yang tersedia!
Pengukuran
Hasil
LK
LD
LP
6. Pengukuran tinggi badan dilakukan dengan cara:
Usia
Posisi
Di bawah 36 bulan
2-18 tahun
7. Grafik apakah yang digunakan untuk menginterpretasikan hasil pengukuran
Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB), Lingkar Kepala (LK)?
8. Gunakan grafik tersebut untuk menginterprestasikan status gizi anak laki-laki
yang mempunyai BB 10 kg pada usia 14 bulan.
9. Sebutkan masalah yang dapat menyebabkan defisiensi pertumbuhan!
10. Pada pengukuran berat badan(BB), berapa nilai yang dianggap normal dengan
menggunakan grafik NCHS?
11. Tuliskan rentang BB normal pada anak dan peningkatan BB dalam satuan
yang mungkin dapat dicapai!
USIA
RENTANG BB
NORMAL
PENINGKATAN BB
0-5 bulan
6-12 bulan
13-36 bulan
4-6 tahun
7-12 tahun
13-18 tahun
12. Sampai usia berapa lingkar kepala masih penting untuk diukur? mengapa?
13. Sebutkan masalah yang berhubungan dengan penemuan yang abnormal pada
pengukuran lingkar kepala!
Hasil Pengukuran
< dari N
(mikrosepali)
>dari N
(makrosepali)
Lain-lain
Masalah Kesehatan
Keterangan
SUHU (C)
3 bulan
1 tahun
3 tahun
USIA
SUHU (C)
5 tahun
7 tahun
9 tahun
13 tahun
Kelompok umur
Aksila
Oral
Kontraindikasi
Jika aksila sensitif terhadap perubahan
awal-awal demam
Anak yang tidak kooperatif atau tidak
dapat mengikuti perintah karena koma,
cenderung kejang, mengalami
pembedahan mulut, pernapasan mulut,
atau sedang diberi oksigen
Rektal
Tugas 2:
Lakukan pengukuran suhu pada keempat area dan tuliskan hasilnya
Tempat pengukuran
Usia anak
Hasil pengukuran
Aksila
Oral
Rektal
Timpani
Pengukuran Nadi
Denyut nadi merupakan dorongan atau ketukan yang diakibatkan mengembangnya
aorta yang menghasilkan gelombang pada dinding aorta. Kecepatan denyut nadi dapat
mengangkat (takikardia) atau menurun (bradikardia). Kecepatan denyut nadi
bertambah bila tekanan darah turun karena jantung berusaha meningkatkan keluarnya
darah.
Kesalahan yang sering dilakukan dalam pengukuran nadi adalah pemeriksa hanya
menghitung frekuensi nadi permenit, seharusnya pemeriksaan mencakup : a)
frekuensi atau laju nadi, b) irama, c) isi atau kualitas, dan d) ekualitas nadi.
Tugas 3
Bacalah kembali pelajaran Anatomi dan Fisiologi Anda dan isilah pertanyaan dibawah
ini:
Pemeriksaan denyut
nadi
Frekuensi nadi
Irama nadi
Kualitas nadi
Ekualitas nadi
Hasil normal
Hasil tidak
normal
Contoh kasus
Lokasi pemeriksaan :
1. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan pada keempat ekstremitas
2. Pada bayi dan anak di bawah usia 2 tahun: a. Brakialis atau a. Femoralis
3. Pada anak yang lebih besar a. Radialis
4. Tempat pemeriksaan lain: a. Temporalis, a. Karotis, dan a. Dorsalis pedis
Cara pemeriksaan
1. Pengukuran dilakukan pada saat anak diam atau tenang, cacat kondisi anak
saat pengukuran dilakukan
2. Pilih tempat yang tepat sesuai usia dan kemampuan anak
3. lakukan pengukuran pada keempat ekstremitas
4. Lakukan pengukuran selama 1 menit penuh
Tugas 4
Isilah hasil pengukuran nadi normal sesuai dengan usia anak di bawah ini!
Umur
Baru lahir
1 pekan-3 bulan
3 bulan-2 tahun
2 tahun-10 tahun
> 10 tahun
Istirahat (bangun)
Pernapasan
Pengkajian pernapasan melibatkan pengkajian ventilasi eksternal, karena kualitas dan
frekuensi pernapasan dapat dipengaruhi oleh gangguan pada setiap sistem tubuh.
Bayi dan anak yang lebih muda menghirup jumlah udara relatif kecil dan
menghembus jumlah oksigen yang relatif besar. Bayi dan anak memiliki sedikit
alveoli, sehingga pertukaran udara relatif sedikit, dan bersamaan dengan tingkat
metabolik yang lebih tinggi menyebabkan terjadinya peningkatan frekuensi
pernapasan pada bayi dan anak.
Cara pemeriksaan
1. Lakukan pengkajian sebelum melalui prosedur yang intrusif. Jika anak hampir
menangis, tunda pemeriksaan sampai anak diam atau tenang.
2. Hindari agar anak tidak mengetahui bahwa pernapasan sedang dihitung
3. Letakan jari atau tangan pemeriksa tepat dibawah prosesus xifoideus agar
dapat merasakan inspirasi yang meningkat
4. Amati siklus pernapasan dengan lengkap (inspirasi dan ekspirasi), hitung
pernapasan selama satu menit penuh, perhatikan kedalaman dan iramanya.
5. Amati anak dari gejala sianosis, cemas, gelisah dan tingkat kesadaran yang
menurun
Tugas 5
Isilah kolom yang kanan sesuai dengan definisi dari kolom kiri
Pola pernapasan
Deskripsi
Dispnea
Bradipnea
Takipnea
Hiperpnea
Apnea
Pernapasan Cheyne Stokes
Pernapasan Kussmaul
Pernapasan Biot (pernapasan) ataksik
Tugas 6
Lakukan pengukuran pernapasan pada berbagai kelompok usia anak dan tulislah hasil
pemeriksaan anda!
Usia
Frekuensi
pernapasan/menit
Keterangan
Neonatus
Toddler
Pra Sekolah
Sekolah
Remaja
Tekanan darah
Tekanan darah merupakan hasil dari curah jantung dan tatanan perifer yang
meningkat. I neonatus tekanan sistolik rendah, mencerminkan kemampuan ventrikel
kiri masih lemah. Jika : tumbuh, ukuran jantung dan ventrikel kiri juga bertambah
yang mengakibatkan tekanan darah meningkat.
Cara pemeriksaan
1. Pilih metode yang tepat. Teknik palpasi dapat dilakukan daripada auskultasi
jika : mempunyai arteri brakialis yang kecil dan dalam. Teknikflush dipilih
jika tidak mungkin ke teknik (palpasio dan auskultasi) dilakukan
2. Pilih tempat yang tepat. Lakukan pada ekstremitas yang bebas (tanpa
terpasang alat / gangguan), paha dipilih jika tersedia manset yang besar
3. Pilih ukuran manset yang tepat. Manset menutupi tidak kurang dari setengah
atau tidak 1 dari dua pertiga lengan atas atau paha anak
4. Periksa balon dan ulir tekanan, ulir harus dapat diutar dengan halus
5. Periksa jarum manometer air raksa. Kolom air raksa harus pada angka nol
6. Ukur tekanan darah sebelum prosedur yang menimbulkan kecemasan
Tugas 7
Tentukan ukuran manset yang tepat sesuai usia anak
Lebar manset
Usia
cm
Bayi
Anak
Remaja
Inch
Tugas 8
Tentukan nilai tekanan darah normal pada anak dengan berbagai usia
Usia
Sistolik/Diastolik
Usia
Sistolik/Diastolik
(mm Hg)
(mm Hg)
1 bulan
8 tahun
6 bulan
10 tahun
1 tahun
12 tahun
2 tahun
14 tahun
4 tahun
16 tahun
6 tahun
9
Pemeriksaan
Hasil
Normal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Abnormal
Warna kulit
Tekstur
Suhu
Kelembaban
Turgor
Kelenjar limfe
KEGIATAN IV :
1. Jelaskan hasil pemeriksaan warna kulit yang abnormal pada anak !
a. Sianosis ................................................................................................................
....
b. Pucat:....................................................................................................................
..
c. Erytema: ..............................................................................................................
..
d. Plethora: ..............................................................................................................
..
e. Echymosis:...........................................................................................................
..
f. Jaundice:...............................................................................................................
.
BAGIAN V. KEPALA DAN LEHER
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan pada tulang tengkorak, wajah, dan leher.
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan teknik inspeksi dan palpasi
Tujuan Pemelajaran
Setelah menyelesaikan praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu :
10
Pemeriksaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Hasil
Keterangan
Normal Abnormal
B. Inspeksi leher
Jelaskanlah hasil pemeriksaan dengan memberikan tanda ( ) pada kolom yang
tersedia!
No.
Pemeriksaan
Normal
1.
Hasil
Keterangan
Abnormal
Ukuran
C. Inspeksi Wajah
Jelaskanlah hasil pemeriksaan dengan memberikan tanda ( ) pada kolom yang
tersedia!
No. Pemeriksaan
1.
2.
3.
4.
5.
Hasil
Keterangan
Normal Abnormal
Sutura
Fontanel anterior
Fontanel posterior
Fraktur
Pembengkakan
11
D.
Palpasi Trakea
Jelaskanlah hasil pemeriksaan dengan memberikan tanda ( ) pada kolom yang
tersedia!
No.
1.
2.
Pemeriksaan
Hasil
Normal
Keterangan
Abnormal
Posisi trakea
Kelenjar tiroid
KEGIATAN IV :
1. Jelaskanlah pengertian craniosynostosis!
..............................................................................................................................
......
..............................................................................................................................
......
2. Sebutkanlah kelainan yang dapat ditemukan pada pemeriksaan ROM pada
kepala dan leher pada anak
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
............
3. Jelaskan pengertian opisthotonus!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
............
4. Jelaskan waktu penutupan fontanel anterior dan posterior yang tepat pada anak
..............................................................................................................................
.....
PEMERIKSAAN MATA PADA ANAK
Pemeriksaan mata pada anak adalah kegiatan yang sangat penting untuk mengetahui
apakah ada gangguan pada penglihatan anak tersebut. Gangguan penglihatan pada
anak akan dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk berespon terhadap stimulus
yang datang dari lingkungannya. Keterbatasan dalam berespon tersebut akan
mengakibatkan gangguan terhadap perkembangan selanjutnya.
Pemeriksaan pada mata bertujuan untuk mendeteksi sejak dini gangguan-gangguan
penglihatan yang mungkin ditemukan pada anak sehingga dapat segera dirujuk untuk
memperoleh penanganan yang tepat. Pemeriksaan mata meliputi pemeriksaan
terhadap struktur eksternal mata seperti ukuran, simetris, warna dan pergerakan.
Sedangkan pemeriksaan struktur internal mata membutuhkan alat khusus yaitu
opthalmoskop. Penggunaan alat ini membutuhkan ketrampilan dan prosedur khusus.
Walaupun demikian pemeriksaan mata yang akan diuraikan pada kesempatan ini
hanya meliputi pemeriksaan mata eksternal yang tidak membutuhkan alat khusus
tersebut. Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan posisi dan penempatan mata.
12
Tujuan Pemelajaran
Setelah menyelesaikan praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menyebutkan jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan pada pemeriksaan mata
2. Menyebutkan hasil pemeriksaan yang normal pada pemeriksaan mata
3. Menyebutkan jenis-jenis kelainan yang mungkin ditemukan pada saat
pemeriksaan mata pada anak
4. Melakukan pemeriksaan mata pada anak dengan cara yang tepat.
A. Inspeksi struktur eksternal mata
Jelaskanlah hasil pemeriksaan mata normal pada kolom yang tersedia!
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pemeriksaan
B. Pemeriksaan penglihatan
Pemeriksaan penglihatan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain tes
binokularitas, ketajaman penglihatan, pemeriksaan lapang pandang, dan tes buta
warna. Tes binoklaritas ini bertujuan untuk mengetahui ketidaksejajaran
(malaligment) penglihatan. Ketidaksejajaran penglihatan ini akan menyebabkan
gangguan penglihatan yang dikenal dengan strabismus. Penglihatan binokular adalah
kondisi dimana kedua mata berfokus pada suatu benda pada saat yang bersamaan.
Dua tes yang dapat dilakukan untuk mengetahui maligment adalah Cover test dan test
reflek cahaya kornea.
Tes reflek cahaya kornea
Jelaskanlah hasil pemeriksaan mata normal pada kolom yang tersedia!
No. Pemeriksaan
1.
2.
Hasil
Pemeriksaan rutin dan deteksi dini gangguan pada telinga dapat membantu
meminimalkan gangguan tersebut serta akibat lainnya. Dari hasil pemeriksaan
tersebut perawat dapat memutuskan apakah hak tersebut perlu dirujuk untuk
memperoleh tindakan lebih lanjutdari ahlinya.
Sebelum melakukan pemeriksaan pada telinga, setiap mahasiswa harus melakukan
review terhadap susunan anatomi dan fisiologi telinga. Pemahaman yang tepat
terhadap hal tersebut sangat membantu mahasiswa untuk melakukan pengkajian pada
telinga dan mengidentifikasi kelainan-kelainan pada telinga.
Tujuan Pemelajaran
Setelah menyelesaikan praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menyebutkan jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan pada pemeriksaan
telinga
2. Menyebutkan hasil pemeriksaan telinga yang normal pada anak.
3. Menyebutkan jenis-jenis kelainan yang mungkin ditemukan pada saat
pemeriksaan telinga pada anak
4. Melakukan pemeriksaan telinga pada anak dengan cara yang tepat
A. Inspeksi telinga luar
No.
Pemeriksaan
Hasil
Normal
1.
2.
3.
Abnormal
A. Palpasi telinga
No.
Pemeriksaan
Hasil
Normal
1.
2.
Abnorma
Aurikel
Tulang mastoid
Pemeriksaan
Hasil
Normal
1.
2.
Abnormal
Bayi
Anak usia pra sekolah
14
PEMERIKSAAN HIDUNG
Hidung adalah jalan pertama udara masuk ke saluran pernapasan. Hidung merupakan
organ yang sangat penting untuk filtrasi, pengaturan suhu udara yang dihirup, serta
menjaga kelembaban udara. Selain itu hidung juga merupakan organ yang sangat
berguna untuk penciuman. Semua fungsi hidung sangat tergantung kepada kepatenan
organ tersebut dan jaringan mukosa yang terdapat di rongga hidung. Pemeriksaan
utama untuk mengetahui fungsi hidung adalah inspeksi pada struktur internal dan
eksternal. Untuk pengkajian struktur internal dapat dilakukan dengan menggunakan
penglihatan atau otoskop. Pada penggunaan penlight, posisi hidung ditempatkan
dengan cara mendorong puncak hidung keatas dan kepala menengadah.
TUJUAN:
Setelah menyelesaikan praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menyebutkan cara pemeriksaan yang dapat dilakukan pada hidung
2. Menyebutkan hasil pemeriksaan hidung yang normal pada anak
3. Menyebutkan jenis-jenis kelainan yang mungkin ditemukan pada saat
pemeriksaan hidung pada anak
4. Melakukan pemeriksaan hidung pada anak dengan cara yang tepat
A. Inspeksi hidung luar
No.
Pemeriksaan
Hasil
Normal
1.
2.
Abnormal
Pemeriksaan
Hasil
Normal
1.
2.
Abnormal
Pemeriksaan
Hasil
Normal
1.
Abnormal
Kepatenan hidung
15
PEMERIKSAAN MULUT
Mulut merupakan awal dari saluran pencernaan, namun juga berfungsi sebagai tempat
masuk dan keluarnya udara. Bibir adalah struktur eksternal utama mulut.
TUJUAN:
Setelah menyelesaikan praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menyebutkan bagian tubuh yang diperiksa pada pengkajian pemeriksaan
mulut
2. Menyebutkan hasil pemeriksaan yang normal pada pemeriksaan mulut pada
anak
3. Menyebutkan jenis-jenis kelainan yang mungkin ditemukan pada saat
pemeriksaan mulut pada anak
4. Melakukan pemeriksaan mulut pada anak dengan cara yang tepat
A. Inspeksi mulut
No.
Pemeriksaan
Hasil
Normal
1.
2.
3.
4.
5.
Abnormal
Bibir
Membran mukosa
Gigi
Gusi
Lidah
atau sama dengan lingkar kepala. Jika terdapat disproporsi, mungkin hal ini
disebabkan oleh pertumbuhan kepala yang abnormal
TUGAS: jelaskan pengerian beberapa bentuk dada dan kelainan yang ditemukan
Bentuk dada
Pektus ekskawatum (funnel
chest)
Pektus karinatum (pigeon chest)
Barrel chest, toraks emfisematik
Deskripsi
10. amati kedalaman dan regularitas pernapasan dan lama inspirasi dan ekspirasi
11. lakukan palpasi:
a. untuk mengkaji ekskursi pernapasan: letakan tangan dan ibu jari anda
bersama-sama sepanjang batas iga dada atau punggung anak ketika anak
sedang duduk.
b. Palpasi terhadap fremitus taktil: dengan menggunakan jari telunjuk atau
permukaan telapak tangan anda. Gerakan secara sistematis ketika anak
mengucapkan 77 atau blu moon pada bayi premitus dapat dirasakan
saat bayi menangis.
12. Lakukan perkusi:
a. lakukan perkusi dengan metode tidak langsung pada dada anterior dan
posterior
b. lkukan perkusi di sela iga, bergerak secara simetrik dan sistematis. Anak
dapat duduk atau berbaring ketika dada anterior diperkusi, dan duduk
ketika dada posterior diperkusi.
13. lakukan auskultasi
a. dengan menggunakan diafragma stetoskop, lakukan auskultasi lapangan
paru secara sisematis dan simetris dari aspek ke dasar paru. Anak dapat
diminta untuk menarik napas dalam dan membayangkan saat menghembus
balon atau meniup lilin.
b. Lakukan auskultasi di aksida pada anak penderita pneumonia. Rales atau
cracles dengan mudah terdengar di area ini.
c. Letakan diafragma dekat mulut anak, untuk mendengarkan mukus dihidung
atau tenggorok.
TUGAS: Lakukan pemeriksaan fisik paru pada anak dan tuliskan hasilnya!
Cara Pemeriksaan
Hasil
Observasi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
TUGAS: Tentukan tipe, dan lokasi normal atau abnormal yang dijumpai dari jenis
bunyi napas yang terdengar di bawah ini!
Jenis bunyi napas
Lokasi
Normal
Abnormal
Vesikular
Bronkovesikular
Bronkotubular
18
KARDIOVASKULAR
Jantung merupakan fokus utama pengkajian kardiovaskular pada bayi dan anak.
Pengkajian siskulasi perifer harus dilakukan pada keadaan-keadaan seperti
penggunaan gips. Auskultasi memberikan data yang paling signifikan tentang status
jantung. Metode auskultasi lebih ditekankan, namun metode pengkajian lain tidak
dapat diabaikan.
CARA PEMERIKSAAN
1.
Anak dapat duduk atau posisi berbaring
2.
Biarkan anak memegang stetoskop dan mendengarkan bunyi jantung
orang tua, perawat, atau bunyi jantung mereka sendiri (untuk mengurangi
kecemasan)
3.
Tanyakan pada orang tua dan anak tentang penyakit jantung pada
anggota keluarga
4.
tannyakan apakah anak mengalami kesukaran dalam pemberian makan
(bayi), kelelahan, berat badan rendah, lemah, sianosis, edema, pusing, sering
menderita inspeksi traktur respiratorius, atau perkembangan yang terlambat.
5.
tanyakan pada orang tua apakah ibu klien pernah mengalami infeksi
atau meminum obat-obatan selama hamil.
6.
tanyakan apakah anak mempunyai masalah saat lahir (BBLR,
prematuritas, infeksi kongenital, atau kesulitan bernapas)
TUGAS: Lakukan pemeriksaan jantung anak dan tuliskan temuan yang didapat!
Pengkajian
Temuan
Inspeksi
amati postur tubuh anak
posisi jongkok
leher bayi hiperekstensi terus menerus:
.............................................................
mata tanda sianosis, bercak, dan edema sianosis, pucat, dan
bercak .........................................................
.....
edema: .........................................................
....
amati tanda kesukaran bernapas
kesulitan bernapas dan congested
cough...................................................
periksa bantalan kuku
clubbing ......................................................
......
Pengkajian
periksa dada anterior, amati
kesimetrisan gerakan dada, pulsasi
yang terlihat, gerakan naik dan turun
yang difus
Temuan
pengembangan dada simetris
.................................................................
pengembangan dada asimetris:
.................................................................
systolic heafe:....................................
19
Palpasi
nadi apikal teraba : ...................................
palpasi denyut apikal dan Titik Impuls TIM teraba jelas pada:
Maksimal(Tim)
....................................................................
...
TIM lebih rendah dan lebih lateral:
....................................................................
TIM teraba lebih keras:
...................................................................
Auskultasi
Gunakan bel (frekuensi rendah) dan
diafragma (frekuensi tinggi)
Lakukan auskultasi dari selaiga
kanan kedua (aorta) ke area pulmonal,
ke titik Erb, ke area trikuspid, dan area
mitral 1
S1 normal :..............................................
S1 dan S2 intensitas sama:................
S2 normal :.............................................
Sinus aritmia:.......................................
S1 lebih keras:......................................
S1 denganintensitas bervariasi :
................................................................
Murmur sistolik :...............................
Murmur diastolik:..............................
21
Pemeriksaan abdomen bisa dilakukan dengan posisi anak berdiri maupun telentang.
Area abdomen terbagi menjadi empat kuadran pada inspeksi. Perhatikan warna dan
kulit abdomen juga jaringan perut. Ekimosis dan umbilicus.
1. Bagaimana posisi anak ketika dilakukan pemeriksaan fisik abdomen? Apa saja
yang harus dicatat saat inspeksi abdomen?
...................................................................................................................................
A. Inspeksi
Pengkajian
Periksalah kontur dan kesimetrisan
abdomen ketika bayi atau anak sedang
berdiri dan sedang berbaring terlentang
Periksalah warna dan keadaan kulit
abdomen
Periksa umbilikus
B. Auskultasi
Pengkajian
Lakukan auskultasi terhadap bising usus
dengan menekan bel dan diafragma di
atas abdomen. Dengarkan di keempat
kuadran.
Bising usus dapat distimulasi dengan
mengusap abdomen dengan ujung jari.
Temuan Normal
Temuan Abnormal
Temuan Normal
Temuan abnormal
Temuan
Normal
Temuan
Abnormal
Keterangan
Palpasi dilakukan secara superfical dan mendalam. Organ yang dapat dipalpasi
termasuk hati limpa, ginjal, kandung kencing, dan masa intrabdomen. Palpasi
superficial dilakukan dengan cara menempatkan tanggan di atas abdomen dan
melakukan tekanan ringan dengan jari-jari tangan. Perhatikan area nyeri tekan.
Palpasi dalam dilakukan dengan menempatkan satu tangan di atas tangan yang lain
menopang struktur posterior dengan satu tangan ketika melakukan palpasi strukut
anterior dengan tangan yang lain. Lakukan palpasi dari kuadran bawah ke arah atas
sehingga pembesaran hati dapat dideteksi.
Asites bisa juga terjadi pada anak karena penyebab penyakit. Untuk memeriksa asites
bisa dilakukan dengan posisi telentang dengan arah perkusi dari umbilkus ke arah
lateral dan bawah, menentukan adanya daerah redup yang berpindah dengan
melakukan perkusi dari arah umbilikus ke sisi perut, menentukan adanya gelombang
cairan dengan cara satu tangan diletakan di sisi perut pasien dan jari tangan satunya
mengetuk-ngetuk dinding perut sisi lainnya, dan menentukan daerah redup pada
bagian terendah perut pada posisi anak tengkurap dan menungging (dilakukan pada
anak besar dengan asites sedikit.
Jika anak mengeluh nyeri pada area abdomen, lakukan palpasi pada area ini terakhir.
Bagaimana caranya melakukan palpasi superficial? Apa saja yang bisa ditemukan dari
hasil palpasi dan bagaimana cara melakukan palpasi dalam? Apa saja ditemukan dari
hasil palpasi?
Pengkajian
Temuan Normal
Temuan Abnormal
Pemeriksaan anus dilakukan dengan posisi anak tengkurap. Lihat area anus dan
periksa tanda-tanda fisura, hemoroid, prolapsus, polip, dan pertumbuhan keluar yang
kecil. Sedangkan pemeriksaan colok dubur dilakukan anak dalam posisi tengkurap
dan fleksi pada kedua sendi lutut dengan menggunakan jari kelingking (dilakukan bila
perlu)
Apa saja yang ditemukan pada pemeriksaan tersebut?
BAGIAN VII.
MUSKULOSKELETAL DAN NEUROLOGI
Tujuan:
Setelah mengikuti praktikum pemeriksaan muskuloskeletal dan neurology mahasiswa
diharapkan mampu:
1. Menyebutkan area pemeriksaan fisik pada muskuloskeletal dan neurology
2. Mampu melakukan pemeriksaan fisik sistem muskuloskeletal dan neurology
3. Mampu melakukan pemeriksaan refleks-refleks pada anak
4. Mampu memahami pemeriksaan GCS pada anak
TUGAS: Perhatikanlah secara seksama video yang menggambarkan tentang
pemeriksaan muskuloskeletal dan neurologi.
23
\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\
\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\
\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\
Pertanyaan:
1. Apa saja yang harus dikaji pada pengkajian umum muskuloskeletal?
Area Pemeriksaan
Cara Pemeriksaan
Penemuan normal
Penemuan
Abnormal
Postur
Cara berjalan
Pergerakan leher
Kontrol kepala
24
Ekstrimitas atas:
Tangan, jari dan
pergelangan tangan
Siku
Telapak
tangan
Skapula dan
klavikula
Ekstrimitas bawah:
Kaki, jari
Lutut
Telapak kaki
Pinggul (Hip)
Tulang belakang
2. Sebutkan pengkajian umum sistem neurology
Area Pemeriksaan
Cara Pemeriksaan
Penemuan Normal
Penemuan
Abnormal
Penampilan umum
Responsivitas
Fontanel
Status mental
Fungsi selebelar
3. Sebutkan pengkajian refleks pada bayi dan anak!
Refleks
Cara pemeriksaan
Cara pemeriksaan
Sucking
Rooting
Moro
Palmar grasp
Tonic neck
Refleks
Stepping
Babinski
Startle
Biseps reflexes
Triseps reflexes
Brachioradialis reflexes
Patellar reflexes
Ankle reflexes
Deep tendon reflexes
Plantar reflexes
Abdominal reflexes
Cremasteric reflexes
4.Isilah cara pengkajian saraf cranial dibawah ini *
Saraf kranial
Pengkajian fungsi
Keterangan
25
I. Okfaktorius
II. Optikus
III. Okulomotorius
IV. Troklearis
V. Trigeminus
Saraf kranial
VI. Abdusen
VII. Fasialis
VIII. Akustikus
IX. Glosofaringeus
X. Vagus
XI. Aksesorius
XII. Hipoglosus
Pengkajian fungsi
Keterangan
Verbal
Motorik
Skor
Skor
Interpretasi
Kualitas
Penyebab
Athetosis
Chorea
Dystonia
Fibrilasi
Hemiballismus
Myoklonik
Spasme
Tardive dyskinesia
Tics
Tremor
26
Twitch
27