Anda di halaman 1dari 27

LEMBAR KERJA LABORATORIUM MAHASISWA

MA. KEPERAWATAN ANAK


PEMERIKSAAN FISIK
PENDAHULUAN
Pemeriksaan fisik pada anak merupakan tahap pengkajian yang penting dalam
rangkaian proses keperawatan. Pengkajian ini dilakukan pada semua anak mulai dari
bayi baru lahir sampai dengan anak berusia remaja (0-18 tahun). Dalam melakukan
pengkajian fisik diperlukan ketrampilan khusus dalam melakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan bertahap sesuai sistem tubuh
(head to toe) maupun pendekatan lain yang lebih menguntungkan penemuan kasus
maupun memudahkan dalam hal pendekatan tumbuh kembang.
ANDA SEBAIKNYA MEMBACA BUKU-BUKU REFERENSI YANG
DIMILIKI
Engel J, 1995, Seri pedoman praktis pengkajian pediatrik. Alih bahasa Teresa, EGC,
Jakarta
Hockenberry, 2003. Wongs nursing care infants and children. 7 th ed. Mosby, USA
Muscari M.E. 2001. Advanced pediatric clinical assessment skills and procedures.
Lippincott Williams and Wikins Philadelphia.
Latief A. dkk, 2000. diagnosis fisif pada anak. Ed.2 jkarta: PT Sagung Seto.

BAGIAN 1. PRINSIP-PRINSIP PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK


Pertanyaan
1. Jelaskan prinsip dan tahapan pemeriksaan fisik pada anak

2. Sebutkan prinsip pemeriksaan fisik pada anak sesuai dengan pendekatan


tumbuh kembang
A. Bayi
B. Toddler

C. Prasekolah

D. Sekolah

E. Remaja

3. Uraikan pedoman pemeriksaan fisik pada anak yang meliputi inspeksi,


palpasi,
perkusi dan auskultasi
A. Inspeksi

B. Palpasi

C. Perkusi

D. Auskultasi

4. Sebutkan bunyi perkusi, intensitas, durasi dan kualitas serta bagian tubuh
dimana bunyi dapat didengar pada saat pemeriksaan fisik
Bunyi
Perkusi

Intensitas

Durasi

kualitas

Lokasi

BAGIAN II. PEMERIKSAAN PERTUMBUHAN


Tujuan Pemelajaran
Setelah mengikuti praktikum pemeriksaan fisik ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menyebutkan ukuran pertumbuhan pada anak
2. Menyebutkan definisi antropometri
3. Menyebutkan tujuan pengukuran antropometri
4. Menjelaskan cara pengukuran tinggi dan panjang badan, lingkar kepala,
lingkar dada, dan lingkar perut
5. Menyebutkan definisi NCHS
6. Merumuskan interprestasi pengukuran NCHS
7. Menyebutkan masalah yang dapat menyebabkan defisiensi pertumbuhan
8. Menginterpretasikan hasil pengukuran lingkar kepala
Tugas
Perhatikanlah secara seksama video yang menggambarkan tentang pengkajian
pertumbuhan pada anak.
Pertanyaan
1. Sebutkan pengukuran pertumbuhan yang diperlihatkan dalam video
2. Apakah Antropometri itu? Sebutkanlah tujuan dilakukan pengukuran
antropometri?
3. Uraikanlah cara pengukuran Lingkar Kepala (LK) dan Lingkar Dada (LD)
serta Lingkar Perut(LP) pada kolom yang tersedia!
3

4.
Pengukuran

Cara

Lingkar kepala
Lingkar dada
Lingkar perut
5. Demontrasikanlah pengukuran LK, LD, LP pada phantom yang ada dan
tuliskan hasilnya pada kolom yang tersedia!
Pengukuran

Hasil

Normal sesuai usia

LK
LD
LP
6. Pengukuran tinggi badan dilakukan dengan cara:
Usia
Posisi
Di bawah 36 bulan
2-18 tahun
7. Grafik apakah yang digunakan untuk menginterpretasikan hasil pengukuran
Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB), Lingkar Kepala (LK)?
8. Gunakan grafik tersebut untuk menginterprestasikan status gizi anak laki-laki
yang mempunyai BB 10 kg pada usia 14 bulan.
9. Sebutkan masalah yang dapat menyebabkan defisiensi pertumbuhan!

10. Pada pengukuran berat badan(BB), berapa nilai yang dianggap normal dengan
menggunakan grafik NCHS?
11. Tuliskan rentang BB normal pada anak dan peningkatan BB dalam satuan
yang mungkin dapat dicapai!

USIA

RENTANG BB
NORMAL

PENINGKATAN BB

0-5 bulan
6-12 bulan
13-36 bulan
4-6 tahun
7-12 tahun
13-18 tahun
12. Sampai usia berapa lingkar kepala masih penting untuk diukur? mengapa?

13. Sebutkan masalah yang berhubungan dengan penemuan yang abnormal pada
pengukuran lingkar kepala!
Hasil Pengukuran
< dari N
(mikrosepali)
>dari N
(makrosepali)
Lain-lain

Masalah Kesehatan

Keterangan

BAGIAN III. PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL


Tujuan Umum Pemelajaran
Mahasiswa mampu melakukan observasi tanda-tanda vital
Tujuan Khusus Pemelajaran
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menyebutkan pengertian tanda-tanda vital
2. Menyebutkan suhu normal rata-rata anak sesuai usia
3. Menjelaskan tempat pengukuran suhu tubuh serta kontraindikasinya
4. Menyebutkan kecepatan nadi normal sesuai usia dan kondisi anak
5. Menyebutkan lokasi pengukuran denyut nadi
6. Meyebutkan berbagai faktor kesalahan dalam pengukuran nadi
7. Menyebutkan kecepatan bernapas normal
8. Melakukan observasi tanda-tanda vital: suhu, pernapasan, denyut nadi dan
tekanan darah.
Pendahuluan
Pengukuran tanda-tanda vital meliputi suhu tubuh, pernapasan, denyut nadi, dan
tekanan darah. Pengukuran tersebut bertujuan untuk memperoleh data dasar,
mendeteksi atau memantau perubahan status kesehatan klien, dan memantau klien
yang berisiko untuk terjadi perubahan kesehatan.

Pengukuran Suhu tubuh


Pada bayi dan anak yang lebih kecil faktor lingkungan dapat mempengaruhi
perubahan suhu tubuhnya. Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan pada saat klien
masuk ke fasilitas perawatan kesehatan, sebelum dan sesudah pembedahan atau
prosedur invasif, selama masa infeksi, setelah tindakan penurunan demam, dan pada
bayi atau anak yang tampak merah mukanya, merasa hangat atau letargi.
Tugas 1
Isilah tabel dibawah sesuai dengan suhu tubuh normal pada usia yang dimaksud!
USIA

SUHU (C)

3 bulan
1 tahun
3 tahun

USIA

SUHU (C)

5 tahun
7 tahun
9 tahun
13 tahun

Lokasi pengukuran suhu tubuh


Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila, oral, rektal atau timpani. Lokasi
pengukuran disesuaikan dengan usia dan kondisi anak, dan pemeriksaan harus
menuliskan hasil pengukuran serta lokasi pengukuran suhu yang dilakukan.
Pedoman pemilihan tempat pengukuran suhu tubuh
Tempat

Kelompok umur

Aksila

Semua kelompok usia,


khususnya anak usia pra
sekolah yang cenderung takut
pada tindakan invasif
Anak usia 5-6 tahun yang
kooperatif, anak usia sekolah,
dan remaja

Oral

Semua kelompok usia,


beberapa sumber hanya
menganjurkan anak yang lebih
dari 2 tahun karena risiko
kerusakan dan perforasi
Timpani Semua kelompok usia,
khususnya usia toddler dan
pra sekolah yang belum
mampu bekerjasama secara
penuh

Kontraindikasi
Jika aksila sensitif terhadap perubahan
awal-awal demam
Anak yang tidak kooperatif atau tidak
dapat mengikuti perintah karena koma,
cenderung kejang, mengalami
pembedahan mulut, pernapasan mulut,
atau sedang diberi oksigen

Rektal

Anak dengan pembedahan anus, diare


atau iritasi rektral.

Anak dengan otitis media akut, sinusitis,


atau anak dengan saluran teling luar
yang kecil.

Tugas 2:
Lakukan pengukuran suhu pada keempat area dan tuliskan hasilnya
Tempat pengukuran

Usia anak

Hasil pengukuran

Aksila
Oral
Rektal
Timpani
Pengukuran Nadi
Denyut nadi merupakan dorongan atau ketukan yang diakibatkan mengembangnya
aorta yang menghasilkan gelombang pada dinding aorta. Kecepatan denyut nadi dapat
mengangkat (takikardia) atau menurun (bradikardia). Kecepatan denyut nadi
bertambah bila tekanan darah turun karena jantung berusaha meningkatkan keluarnya
darah.
Kesalahan yang sering dilakukan dalam pengukuran nadi adalah pemeriksa hanya
menghitung frekuensi nadi permenit, seharusnya pemeriksaan mencakup : a)
frekuensi atau laju nadi, b) irama, c) isi atau kualitas, dan d) ekualitas nadi.
Tugas 3
Bacalah kembali pelajaran Anatomi dan Fisiologi Anda dan isilah pertanyaan dibawah
ini:
Pemeriksaan denyut
nadi
Frekuensi nadi
Irama nadi
Kualitas nadi
Ekualitas nadi

Hasil normal

Hasil tidak
normal

Contoh kasus

Lokasi pemeriksaan :
1. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan pada keempat ekstremitas
2. Pada bayi dan anak di bawah usia 2 tahun: a. Brakialis atau a. Femoralis
3. Pada anak yang lebih besar a. Radialis
4. Tempat pemeriksaan lain: a. Temporalis, a. Karotis, dan a. Dorsalis pedis
Cara pemeriksaan
1. Pengukuran dilakukan pada saat anak diam atau tenang, cacat kondisi anak
saat pengukuran dilakukan
2. Pilih tempat yang tepat sesuai usia dan kemampuan anak
3. lakukan pengukuran pada keempat ekstremitas
4. Lakukan pengukuran selama 1 menit penuh

Tugas 4
Isilah hasil pengukuran nadi normal sesuai dengan usia anak di bawah ini!
Umur
Baru lahir
1 pekan-3 bulan
3 bulan-2 tahun
2 tahun-10 tahun
> 10 tahun

Istirahat (bangun)

Laju (Denyut Nadi/Menit


Istirahat (tidur)
Akltif/demam

Pernapasan
Pengkajian pernapasan melibatkan pengkajian ventilasi eksternal, karena kualitas dan
frekuensi pernapasan dapat dipengaruhi oleh gangguan pada setiap sistem tubuh.
Bayi dan anak yang lebih muda menghirup jumlah udara relatif kecil dan
menghembus jumlah oksigen yang relatif besar. Bayi dan anak memiliki sedikit
alveoli, sehingga pertukaran udara relatif sedikit, dan bersamaan dengan tingkat
metabolik yang lebih tinggi menyebabkan terjadinya peningkatan frekuensi
pernapasan pada bayi dan anak.
Cara pemeriksaan
1. Lakukan pengkajian sebelum melalui prosedur yang intrusif. Jika anak hampir
menangis, tunda pemeriksaan sampai anak diam atau tenang.
2. Hindari agar anak tidak mengetahui bahwa pernapasan sedang dihitung
3. Letakan jari atau tangan pemeriksa tepat dibawah prosesus xifoideus agar
dapat merasakan inspirasi yang meningkat
4. Amati siklus pernapasan dengan lengkap (inspirasi dan ekspirasi), hitung
pernapasan selama satu menit penuh, perhatikan kedalaman dan iramanya.
5. Amati anak dari gejala sianosis, cemas, gelisah dan tingkat kesadaran yang
menurun
Tugas 5
Isilah kolom yang kanan sesuai dengan definisi dari kolom kiri
Pola pernapasan

Deskripsi

Dispnea
Bradipnea
Takipnea
Hiperpnea
Apnea
Pernapasan Cheyne Stokes
Pernapasan Kussmaul
Pernapasan Biot (pernapasan) ataksik

Tugas 6
Lakukan pengukuran pernapasan pada berbagai kelompok usia anak dan tulislah hasil
pemeriksaan anda!
Usia

Frekuensi
pernapasan/menit

Keterangan

Neonatus
Toddler
Pra Sekolah
Sekolah
Remaja
Tekanan darah
Tekanan darah merupakan hasil dari curah jantung dan tatanan perifer yang
meningkat. I neonatus tekanan sistolik rendah, mencerminkan kemampuan ventrikel
kiri masih lemah. Jika : tumbuh, ukuran jantung dan ventrikel kiri juga bertambah
yang mengakibatkan tekanan darah meningkat.
Cara pemeriksaan
1. Pilih metode yang tepat. Teknik palpasi dapat dilakukan daripada auskultasi
jika : mempunyai arteri brakialis yang kecil dan dalam. Teknikflush dipilih
jika tidak mungkin ke teknik (palpasio dan auskultasi) dilakukan
2. Pilih tempat yang tepat. Lakukan pada ekstremitas yang bebas (tanpa
terpasang alat / gangguan), paha dipilih jika tersedia manset yang besar
3. Pilih ukuran manset yang tepat. Manset menutupi tidak kurang dari setengah
atau tidak 1 dari dua pertiga lengan atas atau paha anak
4. Periksa balon dan ulir tekanan, ulir harus dapat diutar dengan halus
5. Periksa jarum manometer air raksa. Kolom air raksa harus pada angka nol
6. Ukur tekanan darah sebelum prosedur yang menimbulkan kecemasan
Tugas 7
Tentukan ukuran manset yang tepat sesuai usia anak
Lebar manset
Usia
cm
Bayi
Anak
Remaja

Inch

Tugas 8
Tentukan nilai tekanan darah normal pada anak dengan berbagai usia
Usia
Sistolik/Diastolik
Usia
Sistolik/Diastolik
(mm Hg)
(mm Hg)
1 bulan
8 tahun
6 bulan
10 tahun
1 tahun
12 tahun
2 tahun
14 tahun
4 tahun
16 tahun
6 tahun
9

BAGIAN IV. PEMERIKSAAN KULIT DAN NODUS LIMFE


Pemeriksaan kulit pada anak meliputi warna, tekstur, suhu, kelembaban, dan turgor.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan teknik inspeksi dan palpasi.
Tujuan Pemelajaran
Setelah menyelesaikan praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menyebutkan jenis teknik pemeriksaan yang dapat dilakukan pada
pemeriksaan kulit
2. Menyebutkan hasil pemeriksaan pemeriksaan kulit yang normal pada anak
3. Menyebutkan jenis-jenis kelainan yang mungkin ditemukan pada saat
pemeriksaan kulit pada anak
4. Melakukan pemeriksaan kulit pada anak dengan cara yang tepat
Inspeksi dan palpasi pada kulit
Catatlah hasil pemeriksaan dengan memberikan tanda ( ) pada kolom yang tersedia!
No.

Pemeriksaan

Hasil
Normal

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Abnormal

Warna kulit
Tekstur
Suhu
Kelembaban
Turgor
Kelenjar limfe

KEGIATAN IV :
1. Jelaskan hasil pemeriksaan warna kulit yang abnormal pada anak !
a. Sianosis ................................................................................................................
....
b. Pucat:....................................................................................................................
..
c. Erytema: ..............................................................................................................
..
d. Plethora: ..............................................................................................................
..
e. Echymosis:...........................................................................................................
..
f. Jaundice:...............................................................................................................
.
BAGIAN V. KEPALA DAN LEHER
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan pada tulang tengkorak, wajah, dan leher.
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan teknik inspeksi dan palpasi
Tujuan Pemelajaran
Setelah menyelesaikan praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu :
10

1. Menyebutkan jenis teknik pemeriksaan yang dapat dilakukan pada


pemeriksaan kepala dan leher pada anak
2. Meyebutkan hasil pemeriksaan yang normal pada pemeriksaan kepala dan
leher pada anak
3. Menyebutkan jenis-jenis kelainan yang mungkin ditemukan pada saat
pemeriksaan kepala dan leher pada anak
4. Melakukan pemeriksaan fisik pada leher dan kepala pada anak dengan cara
yang tepat
A. Inspeksi pada kepala dan leher
Jelaskanlah hasil pemeriksaan dengan memberikan tanda ( ) pada kolom yang
tersedia!
No.

Pemeriksaan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Bentuk dan kesimetrisan


Bentuk dan kesimetrisan
Posture
Kontrol kepala
Range of motion (ROM)
Sutura
Fontanela
Fraktur
Pembengkakan

Hasil
Keterangan
Normal Abnormal

B. Inspeksi leher
Jelaskanlah hasil pemeriksaan dengan memberikan tanda ( ) pada kolom yang
tersedia!
No.

Pemeriksaan
Normal

1.

Hasil
Keterangan
Abnormal

Ukuran

C. Inspeksi Wajah
Jelaskanlah hasil pemeriksaan dengan memberikan tanda ( ) pada kolom yang
tersedia!
No. Pemeriksaan
1.
2.
3.
4.
5.

Hasil
Keterangan
Normal Abnormal

Sutura
Fontanel anterior
Fontanel posterior
Fraktur
Pembengkakan

11

D.

Palpasi Trakea
Jelaskanlah hasil pemeriksaan dengan memberikan tanda ( ) pada kolom yang
tersedia!

No.
1.
2.

Pemeriksaan

Hasil
Normal

Keterangan
Abnormal

Posisi trakea
Kelenjar tiroid

KEGIATAN IV :
1. Jelaskanlah pengertian craniosynostosis!
..............................................................................................................................
......
..............................................................................................................................
......
2. Sebutkanlah kelainan yang dapat ditemukan pada pemeriksaan ROM pada
kepala dan leher pada anak
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
............
3. Jelaskan pengertian opisthotonus!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
............
4. Jelaskan waktu penutupan fontanel anterior dan posterior yang tepat pada anak
..............................................................................................................................
.....
PEMERIKSAAN MATA PADA ANAK
Pemeriksaan mata pada anak adalah kegiatan yang sangat penting untuk mengetahui
apakah ada gangguan pada penglihatan anak tersebut. Gangguan penglihatan pada
anak akan dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk berespon terhadap stimulus
yang datang dari lingkungannya. Keterbatasan dalam berespon tersebut akan
mengakibatkan gangguan terhadap perkembangan selanjutnya.
Pemeriksaan pada mata bertujuan untuk mendeteksi sejak dini gangguan-gangguan
penglihatan yang mungkin ditemukan pada anak sehingga dapat segera dirujuk untuk
memperoleh penanganan yang tepat. Pemeriksaan mata meliputi pemeriksaan
terhadap struktur eksternal mata seperti ukuran, simetris, warna dan pergerakan.
Sedangkan pemeriksaan struktur internal mata membutuhkan alat khusus yaitu
opthalmoskop. Penggunaan alat ini membutuhkan ketrampilan dan prosedur khusus.
Walaupun demikian pemeriksaan mata yang akan diuraikan pada kesempatan ini
hanya meliputi pemeriksaan mata eksternal yang tidak membutuhkan alat khusus
tersebut. Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan posisi dan penempatan mata.
12

Tujuan Pemelajaran
Setelah menyelesaikan praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menyebutkan jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan pada pemeriksaan mata
2. Menyebutkan hasil pemeriksaan yang normal pada pemeriksaan mata
3. Menyebutkan jenis-jenis kelainan yang mungkin ditemukan pada saat
pemeriksaan mata pada anak
4. Melakukan pemeriksaan mata pada anak dengan cara yang tepat.
A. Inspeksi struktur eksternal mata
Jelaskanlah hasil pemeriksaan mata normal pada kolom yang tersedia!
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pemeriksaan

Uraian hasil pemeriksaan normal

Posisi dan penempatan mata


Lipatan vertikal epikantus
Kemiringan mata
Kelompok mata
Konjungtiva
Sklera
Pupil dan iris

B. Pemeriksaan penglihatan
Pemeriksaan penglihatan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain tes
binokularitas, ketajaman penglihatan, pemeriksaan lapang pandang, dan tes buta
warna. Tes binoklaritas ini bertujuan untuk mengetahui ketidaksejajaran
(malaligment) penglihatan. Ketidaksejajaran penglihatan ini akan menyebabkan
gangguan penglihatan yang dikenal dengan strabismus. Penglihatan binokular adalah
kondisi dimana kedua mata berfokus pada suatu benda pada saat yang bersamaan.
Dua tes yang dapat dilakukan untuk mengetahui maligment adalah Cover test dan test
reflek cahaya kornea.
Tes reflek cahaya kornea
Jelaskanlah hasil pemeriksaan mata normal pada kolom yang tersedia!
No. Pemeriksaan
1.
2.

Hasil

Tes reflek kornea


Cover Test

VI. PEMERIKSAAN TELINGA


Pemeriksaan telinga bertujuan untuk mengidentifikasi kelainan-kelainan yang terkait
dengan struktur anatomi dan fisiologi telinga. Kegiatan ini meliputi inspeksi telinga
luar dan dalam, pengujian ketajaman pendengaran, dan pemeriksaan otoskopik.
Pemeriksaan telinga penting karena gangguan pada telinga akan mengakibatkan
gangguan perkembangan bahasa, kemampuan berbicara, dan ketrampilan sosial.
13

Pemeriksaan rutin dan deteksi dini gangguan pada telinga dapat membantu
meminimalkan gangguan tersebut serta akibat lainnya. Dari hasil pemeriksaan
tersebut perawat dapat memutuskan apakah hak tersebut perlu dirujuk untuk
memperoleh tindakan lebih lanjutdari ahlinya.
Sebelum melakukan pemeriksaan pada telinga, setiap mahasiswa harus melakukan
review terhadap susunan anatomi dan fisiologi telinga. Pemahaman yang tepat
terhadap hal tersebut sangat membantu mahasiswa untuk melakukan pengkajian pada
telinga dan mengidentifikasi kelainan-kelainan pada telinga.
Tujuan Pemelajaran
Setelah menyelesaikan praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menyebutkan jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan pada pemeriksaan
telinga
2. Menyebutkan hasil pemeriksaan telinga yang normal pada anak.
3. Menyebutkan jenis-jenis kelainan yang mungkin ditemukan pada saat
pemeriksaan telinga pada anak
4. Melakukan pemeriksaan telinga pada anak dengan cara yang tepat
A. Inspeksi telinga luar
No.
Pemeriksaan

Hasil
Normal

1.
2.
3.

Abnormal

Penempatan dan posisi telinga


Penonjolan atau pendataran telinga
Saluran telinga luar

A. Palpasi telinga
No.
Pemeriksaan

Hasil
Normal

1.
2.

Abnorma

Aurikel
Tulang mastoid

B. Tes ketajaman pendengaran


No.

Pemeriksaan

Hasil
Normal

1.
2.

Abnormal

Bayi
Anak usia pra sekolah

KEGIATAN IV:Menjawab pertanyaan


1. Jelaskan kelainan penempatan dan posisi telinga pada anak
..
..

14

PEMERIKSAAN HIDUNG
Hidung adalah jalan pertama udara masuk ke saluran pernapasan. Hidung merupakan
organ yang sangat penting untuk filtrasi, pengaturan suhu udara yang dihirup, serta
menjaga kelembaban udara. Selain itu hidung juga merupakan organ yang sangat
berguna untuk penciuman. Semua fungsi hidung sangat tergantung kepada kepatenan
organ tersebut dan jaringan mukosa yang terdapat di rongga hidung. Pemeriksaan
utama untuk mengetahui fungsi hidung adalah inspeksi pada struktur internal dan
eksternal. Untuk pengkajian struktur internal dapat dilakukan dengan menggunakan
penglihatan atau otoskop. Pada penggunaan penlight, posisi hidung ditempatkan
dengan cara mendorong puncak hidung keatas dan kepala menengadah.
TUJUAN:
Setelah menyelesaikan praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menyebutkan cara pemeriksaan yang dapat dilakukan pada hidung
2. Menyebutkan hasil pemeriksaan hidung yang normal pada anak
3. Menyebutkan jenis-jenis kelainan yang mungkin ditemukan pada saat
pemeriksaan hidung pada anak
4. Melakukan pemeriksaan hidung pada anak dengan cara yang tepat
A. Inspeksi hidung luar
No.
Pemeriksaan

Hasil
Normal

1.
2.

Abnormal

Penempatan dan posisi hidung


Cuping hidung

B. Inspeksi hidung dalam


No.

Pemeriksaan

Hasil
Normal

1.
2.

Abnormal

Warna mukosa hidung


Septum nasi

B. Tes kepatenan lubang hidung


Pada pemeriksaan ini minta anak yang lebih besar untuk menutup satu lubang
hidungnya. Kemudian anjurkan anak untuk bernapas melalui lubang hidung yang
lainnya.
No.

Pemeriksaan

Hasil
Normal

1.

Abnormal

Kepatenan hidung

KEGIATAN IV: Menjawab pertanyaan


1. Jelaskan kelainan yang mungkin ditemukan pada pengkajian hidung pada
anak!

15

PEMERIKSAAN MULUT
Mulut merupakan awal dari saluran pencernaan, namun juga berfungsi sebagai tempat
masuk dan keluarnya udara. Bibir adalah struktur eksternal utama mulut.
TUJUAN:
Setelah menyelesaikan praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menyebutkan bagian tubuh yang diperiksa pada pengkajian pemeriksaan
mulut
2. Menyebutkan hasil pemeriksaan yang normal pada pemeriksaan mulut pada
anak
3. Menyebutkan jenis-jenis kelainan yang mungkin ditemukan pada saat
pemeriksaan mulut pada anak
4. Melakukan pemeriksaan mulut pada anak dengan cara yang tepat
A. Inspeksi mulut
No.
Pemeriksaan

Hasil
Normal

1.
2.
3.
4.
5.

Abnormal

Bibir
Membran mukosa
Gigi
Gusi
Lidah

BAGIAN VI. JANTUNG DAN DADA


DADA, PARU-PARU, KARDIOVASKULAR
TUJUAN:
Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan beberapa macam bentuk dada
2. menjelaskan struktur anatomi dan fungsi paru-paru
3. melakukan pemeriksaan fisik paru-paru secara sistematis
TUGAS:
Perhatikan secara seksama video yang menggambarkan tentang pemeriksaan fisik
pada anak. Diskusikan kepada pembambing praktikum tentang hal-hal yang belum
jelas, khususnya untuk pemeriksaan dada dan paru-paru.
DADA
Pemeriksaan dada dapat dilakukan dengan melakukan inspeksi secara teliti pada
setiap daerah dada pasien untuk mendapatkan gambaran tentang dinding dada, bentuk
dan besar dada, simetri dada baik dalam keadaan statis maupun dinamis, gerakan dada
pada pernapasan, terdapat deformitas, penonjolan, pembengkakan, serta kelainan
lokal lain. Perhatikan pila adanya jaringan parut dan sifat pola pembuluh dara
subkutan., keadaan ini kadang-kadang dapat memberi petunjuk adanya sirkulasi
kolateral pada sumbatan vena kava superior.
Bentuk dada pada bayi hampir bulat dan dalam pertumbuhannya dada akan membesar
pada diameter transversal. Lingkaran dada pada bayi kurang dari 2 tahun lebih kecil
16

atau sama dengan lingkar kepala. Jika terdapat disproporsi, mungkin hal ini
disebabkan oleh pertumbuhan kepala yang abnormal
TUGAS: jelaskan pengerian beberapa bentuk dada dan kelainan yang ditemukan
Bentuk dada
Pektus ekskawatum (funnel
chest)
Pektus karinatum (pigeon chest)
Barrel chest, toraks emfisematik

Deskripsi

Kelainan yang dijumpai

BAGIAN 2: Review anatomi dan fisiologi


Paru-paru mempunyai 2 fungsi utama, yaitu sebagai penyedia oksigen bagi tubuh dan
mengeliminasi gas karbondioksida serta untuk mempertahankan keseimbangan asam
basa tubuh. Paru-paru terdiri dari paru kanan dengan 3 lobus dan kiri dengan 2 lobus.
Udara masuk keparu-paru melalui trakea dan laring dari mulut dan hidung. Trakea
bercabang menjadi 2 bronkus utama, bronkus kanan lebih pendek, lebih lebar dan
bersudut kurang tajam dibanding lobus kiri.
Kuncup paru-paru (lung buds) janin mula-mula terbentuk pada minggu ke 4
kehamilan. Perkembangan kuncup dan pembentukan cabang membentuk batang
utama lobolus bronkopulmonal. Pembentukan cabang terus berlangsung sampai awal
masa kanak-kanak, meskipun percabangan tersebut kurang proliferatif. Dari bulan ke
6 lobulus berkembang menjadi duktus alveolus dan duktus berkembang menjadi sakus
alveolus, yang menjadi alveolisebenarnya pada bulan kedua kehidupan post natal.
Karena sakus alveolus berkembang, epitel yang membatasi sakus tersebut menipis.
Kapiler-kapiler paru menekan dinding sakus karena paru-paru dipersiapkan untuk
pertukaran oksigen dan karbondioksida, menjelang akhir bulan ke 6 kehamilan.
Selama minggu terakhir kehamilan, paru-paru mengeluarkan surfaktan yang
mencegah sakus alveolus kolaps selama ekspirasi.
Struktur toraks bayi baru lahir agak bundar, secara bertahap diameter tranversal
bertambah sampai menjadi bentuk elips seperti dada orang dewasa, kira-kira pada usia
6 tahun. Struktur tulang toraks bayi juga agak lunak dan bayi mempunyai sedikit
jaringan dan kartilogi pada traka dan bronkus yang memungkinkan struktur ini lebih
mudah kolaps.
CARA PEMERIKSAAN:
1. Persiapan: tanyakan pada orang tua atau anak tentang batuk, demam, dispnea,
kesulitan bernapas, mengi, mudah letih, infeksi saluran pernapasan masa lalu,
sering pilek dan riwayat keluarga mengenai gangguan pernapasan.
2. Kaji dada terhadap stidor, serak, dengkur, mengi dan batuk
3. Amati nares eksternal terhadap pengembangan
4. amati bantalan kuku terhadap warna dan clubbing falang distal
5. amati warna badan anak
6. periksa toraks terhadap konfigurasi, kesimetrisan dan abnormalitas
7. perhatikan ukuran payudara sesuai dengan usia anak
8. amati dada terhadap retraksi di area supraklavikula, trakea, substernal dan
interkostal. Pembengkakan atau penonjolan pada area ini mungkin juga
dijumpai.
9. amati jenis pernapasan anak
17

10. amati kedalaman dan regularitas pernapasan dan lama inspirasi dan ekspirasi
11. lakukan palpasi:
a. untuk mengkaji ekskursi pernapasan: letakan tangan dan ibu jari anda
bersama-sama sepanjang batas iga dada atau punggung anak ketika anak
sedang duduk.
b. Palpasi terhadap fremitus taktil: dengan menggunakan jari telunjuk atau
permukaan telapak tangan anda. Gerakan secara sistematis ketika anak
mengucapkan 77 atau blu moon pada bayi premitus dapat dirasakan
saat bayi menangis.
12. Lakukan perkusi:
a. lakukan perkusi dengan metode tidak langsung pada dada anterior dan
posterior
b. lkukan perkusi di sela iga, bergerak secara simetrik dan sistematis. Anak
dapat duduk atau berbaring ketika dada anterior diperkusi, dan duduk
ketika dada posterior diperkusi.
13. lakukan auskultasi
a. dengan menggunakan diafragma stetoskop, lakukan auskultasi lapangan
paru secara sisematis dan simetris dari aspek ke dasar paru. Anak dapat
diminta untuk menarik napas dalam dan membayangkan saat menghembus
balon atau meniup lilin.
b. Lakukan auskultasi di aksida pada anak penderita pneumonia. Rales atau
cracles dengan mudah terdengar di area ini.
c. Letakan diafragma dekat mulut anak, untuk mendengarkan mukus dihidung
atau tenggorok.
TUGAS: Lakukan pemeriksaan fisik paru pada anak dan tuliskan hasilnya!
Cara Pemeriksaan
Hasil
Observasi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
TUGAS: Tentukan tipe, dan lokasi normal atau abnormal yang dijumpai dari jenis
bunyi napas yang terdengar di bawah ini!
Jenis bunyi napas

Hubungan antara inspirasi


dan ekspirasi

Lokasi
Normal

Abnormal

Vesikular
Bronkovesikular
Bronkotubular
18

KARDIOVASKULAR
Jantung merupakan fokus utama pengkajian kardiovaskular pada bayi dan anak.
Pengkajian siskulasi perifer harus dilakukan pada keadaan-keadaan seperti
penggunaan gips. Auskultasi memberikan data yang paling signifikan tentang status
jantung. Metode auskultasi lebih ditekankan, namun metode pengkajian lain tidak
dapat diabaikan.
CARA PEMERIKSAAN
1.
Anak dapat duduk atau posisi berbaring
2.
Biarkan anak memegang stetoskop dan mendengarkan bunyi jantung
orang tua, perawat, atau bunyi jantung mereka sendiri (untuk mengurangi
kecemasan)
3.
Tanyakan pada orang tua dan anak tentang penyakit jantung pada
anggota keluarga
4.
tannyakan apakah anak mengalami kesukaran dalam pemberian makan
(bayi), kelelahan, berat badan rendah, lemah, sianosis, edema, pusing, sering
menderita inspeksi traktur respiratorius, atau perkembangan yang terlambat.
5.
tanyakan pada orang tua apakah ibu klien pernah mengalami infeksi
atau meminum obat-obatan selama hamil.
6.
tanyakan apakah anak mempunyai masalah saat lahir (BBLR,
prematuritas, infeksi kongenital, atau kesulitan bernapas)
TUGAS: Lakukan pemeriksaan jantung anak dan tuliskan temuan yang didapat!
Pengkajian

Temuan

Inspeksi
amati postur tubuh anak

posisi jongkok
leher bayi hiperekstensi terus menerus:
.............................................................
mata tanda sianosis, bercak, dan edema sianosis, pucat, dan
bercak .........................................................
.....

edema: .........................................................
....
amati tanda kesukaran bernapas
kesulitan bernapas dan congested
cough...................................................
periksa bantalan kuku

clubbing ......................................................
......
Pengkajian
periksa dada anterior, amati
kesimetrisan gerakan dada, pulsasi
yang terlihat, gerakan naik dan turun
yang difus

Temuan
pengembangan dada simetris
.................................................................
pengembangan dada asimetris:
.................................................................
systolic heafe:....................................
19

Palpasi
nadi apikal teraba : ...................................
palpasi denyut apikal dan Titik Impuls TIM teraba jelas pada:
Maksimal(Tim)
....................................................................
...
TIM lebih rendah dan lebih lateral:
....................................................................
TIM teraba lebih keras:
...................................................................
Auskultasi
Gunakan bel (frekuensi rendah) dan
diafragma (frekuensi tinggi)
Lakukan auskultasi dari selaiga
kanan kedua (aorta) ke area pulmonal,
ke titik Erb, ke area trikuspid, dan area
mitral 1

S1 normal :..............................................
S1 dan S2 intensitas sama:................
S2 normal :.............................................
Sinus aritmia:.......................................
S1 lebih keras:......................................
S1 denganintensitas bervariasi :
................................................................
Murmur sistolik :...............................
Murmur diastolik:..............................

BAGIAN VII. ABDOMEN


Lakukan pendekatan pada anak sesuai tahap tumbuh kembangnya sehingga anak
kooperatif saat dilakukan pengkajian fisik abdomen. Aturlah ruangan yang sesuai
dengan kondisi anak sehingga anak tidak takut dan merasa nyaman saat dilakukan
pengkajian fisik abdomen. Aturlah posisi anak dengan benar sehingga hasil
pengkajian fisik yang diperoleh akurat.
TUJUAN:
Setelah menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan secara umum sistem Gastrointestinal
2. Menjelaskan secra umum sistem Genitourinaria
3. Menjelaskan langkah-langkah pemeriksaan fissik abdomen
4. Menjelaskan pemeriksaan fisik abdomen
TUGAS :
Perhatikan secara seksama video yang menggambarkan tentang pengkajian fisik
abdomen baik yang menyangkut organ sistem gastrointestinal, maupun sistem
genitourinaria. Diskusikan dan tanyankan kepada pembimbing praktikum tentang halhal yang belum jelas.
REVIEW ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM GASTROINTESTINAL DAN
SISTEM GENITOURINARIA
PENDAHULUAN
Fungsi utama traktus gastrointestinal adalah pencernaan dan absorpsi nutrien dan air,
eliminasi produksi sisa, dan sekresi berbagai zat yang dibutuhkan untuk pencernaan.
Hati terletak di kuadran kanan atas abdomen, mempunyai beberapa fungsi yang
penting, termasuk biosintesis protein; produksi faktor pembekuan darah; metabolisme
20

lemak, protein dan karbohidrat; produksi empedu; metabolisme bilirubin; dan


detoksifikasi. Tahapan pada pemeriksaan fisik abdomen adalah infeksi, auskultasi,
perkusi, dan palpasi. Pada inspeksi abdomen yang perlu diperhatikan adalah ukuran
dan bentuk perut, dinding perut, dan gerakan dinding perut. Untuk auskultasi yang
didengarkan adalah frekuensi dan intensitas eristaltik yang terdengar tiap 10-30 detik.
Perkusi dilakukan dari daerah epigastrium secara sistematis menuju bagian bawah
abdomen. Perkusi abdomen terutama bertujuan untuk menentukan adanya cairan
bebas (asites) atau udara di rongga abdomen. Palpasi dapat dilakukan monomanual
dan bimanual dan berawal dari superficial ke yang lebih dalam atau dari yang tidak
sakit ke yang sakit. Yang perlu diperhatikan pada palpasi abdomen adalah ketegangan
dinding perut dan nyeri tekan pada organ-organ yang dipalpasi; hati, limpa, ginjal,
kandung kencing, massa intrabdominal. Pemeriksaan anus tidak dilakukan rutin.
Colok dubur dikerjakan pada pasien kegawatan perut di daerah perinal. Kelainan
kongenital yang dapat ditemukan adalah tumor. Kelainan lain aadalah abses perianal
yang biasanya berhubungan dengan fistula rectum. Kelainan kongenital anus yang
terpenting adalah tidak terbentuknya anus (anus imperporata, atresia, atresia ani).
Pemeriksaan genitalia dilakukian dengan cara inspeksi dan palpasi. Pada bayi
prematur lania minor relative menonjol serta berwarna kemerahan. Klitoris juga lebih
menonjol jika dibanding dengan bayi cukup bulan (lebar normal kurang dari 5 mm).
Pada pemeriksaan gentalia anak perempuan perhatikan pula adanya kelainan
perkembangan epispadi, tanda seks sekunder, sekret, leokore dll.
Pada pemeriksaan gentalia laki-laki, perhatikan ukuran dan bentuk penis (panjang
normal b 3,9-0,8 cm), testis (bayi cukup bulan sudah ada dalam skrotum) dan kelainan
perkembangan hipospadi epispadi, fimosis, tanda seks sekunder ataupun infeksi
maupun ulserasi.
PERTANYAAN:
1. Organ apa saja yang termasuk sistem Gastrointestinal dan genitourinaria?
2. Apa fungsi dari masing-masing organ tersebut?
3. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan organ-organ tersebut?
4. Apa saja yang ditemukan pada organ-organ tersebut pada kondisi patologis?
5. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan organ-organ tersebut?
6. Sebutkan urutan teknik pemeriksaan fisik pada abdomen!
7. Apa saja yang ditemukan pada organ-organ tersebut pada kondisi patologis?
PEMERIKSAAN ABDOMEN
Abdomen biasanya diperiksa setelah jantung dan paru pada anak kecil sebab
pemeriksaan tidak dapat dilakukan jika anak menangis atau takut dan otot abdomen
menegang. Untuk mengurangi sensasi ini diperlukan distraksi dengan mengajaknya
terus bercakap-cakap.
Gambar
Gambar.............
Sumber...........
Demontrasi pemeriksaan fisik abdomen

21

Pemeriksaan abdomen bisa dilakukan dengan posisi anak berdiri maupun telentang.
Area abdomen terbagi menjadi empat kuadran pada inspeksi. Perhatikan warna dan
kulit abdomen juga jaringan perut. Ekimosis dan umbilicus.
1. Bagaimana posisi anak ketika dilakukan pemeriksaan fisik abdomen? Apa saja
yang harus dicatat saat inspeksi abdomen?
...................................................................................................................................
A. Inspeksi
Pengkajian
Periksalah kontur dan kesimetrisan
abdomen ketika bayi atau anak sedang
berdiri dan sedang berbaring terlentang
Periksalah warna dan keadaan kulit
abdomen
Periksa umbilikus
B. Auskultasi
Pengkajian
Lakukan auskultasi terhadap bising usus
dengan menekan bel dan diafragma di
atas abdomen. Dengarkan di keempat
kuadran.
Bising usus dapat distimulasi dengan
mengusap abdomen dengan ujung jari.

Temuan Normal

Temuan Abnormal

Temuan Normal

Temuan abnormal

Tes menggaruk dilakukan untuk


mendeteksi batas pinggir hati jika cara
lain tidak berhasil
C. Perkusi
Pemeriksaan perkusi sebaiknya dilakukan secara sistematis. Cara melakukan sama
dengan perkusi dada, hannya penekanan jari lebih ringan dan ketukan juga lebih
perlahan. Perkusi dilakukan dari daerah epigastrium menuju ke bagian bawah
abdomen dengan zigzag kiri kanan.
Pengkajian

Temuan
Normal

Temuan
Abnormal

Keterangan

Lakukan perkusi tidak langsung


pada semua area abdomen secara
sistematik :
Hati
Limpa
Kandung kemih
Lakukan perkusi di bawah
umbilikus sampai simpisis pubis
untuk mendeteksi distensi bladder
D. Palpasi
22

Palpasi dilakukan secara superfical dan mendalam. Organ yang dapat dipalpasi
termasuk hati limpa, ginjal, kandung kencing, dan masa intrabdomen. Palpasi
superficial dilakukan dengan cara menempatkan tanggan di atas abdomen dan
melakukan tekanan ringan dengan jari-jari tangan. Perhatikan area nyeri tekan.
Palpasi dalam dilakukan dengan menempatkan satu tangan di atas tangan yang lain
menopang struktur posterior dengan satu tangan ketika melakukan palpasi strukut
anterior dengan tangan yang lain. Lakukan palpasi dari kuadran bawah ke arah atas
sehingga pembesaran hati dapat dideteksi.
Asites bisa juga terjadi pada anak karena penyebab penyakit. Untuk memeriksa asites
bisa dilakukan dengan posisi telentang dengan arah perkusi dari umbilkus ke arah
lateral dan bawah, menentukan adanya daerah redup yang berpindah dengan
melakukan perkusi dari arah umbilikus ke sisi perut, menentukan adanya gelombang
cairan dengan cara satu tangan diletakan di sisi perut pasien dan jari tangan satunya
mengetuk-ngetuk dinding perut sisi lainnya, dan menentukan daerah redup pada
bagian terendah perut pada posisi anak tengkurap dan menungging (dilakukan pada
anak besar dengan asites sedikit.
Jika anak mengeluh nyeri pada area abdomen, lakukan palpasi pada area ini terakhir.
Bagaimana caranya melakukan palpasi superficial? Apa saja yang bisa ditemukan dari
hasil palpasi dan bagaimana cara melakukan palpasi dalam? Apa saja ditemukan dari
hasil palpasi?
Pengkajian

Temuan Normal

Temuan Abnormal

Pemeriksaan anus dilakukan dengan posisi anak tengkurap. Lihat area anus dan
periksa tanda-tanda fisura, hemoroid, prolapsus, polip, dan pertumbuhan keluar yang
kecil. Sedangkan pemeriksaan colok dubur dilakukan anak dalam posisi tengkurap
dan fleksi pada kedua sendi lutut dengan menggunakan jari kelingking (dilakukan bila
perlu)
Apa saja yang ditemukan pada pemeriksaan tersebut?
BAGIAN VII.
MUSKULOSKELETAL DAN NEUROLOGI
Tujuan:
Setelah mengikuti praktikum pemeriksaan muskuloskeletal dan neurology mahasiswa
diharapkan mampu:
1. Menyebutkan area pemeriksaan fisik pada muskuloskeletal dan neurology
2. Mampu melakukan pemeriksaan fisik sistem muskuloskeletal dan neurology
3. Mampu melakukan pemeriksaan refleks-refleks pada anak
4. Mampu memahami pemeriksaan GCS pada anak
TUGAS: Perhatikanlah secara seksama video yang menggambarkan tentang
pemeriksaan muskuloskeletal dan neurologi.

23

\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\
\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\
\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\
Pertanyaan:
1. Apa saja yang harus dikaji pada pengkajian umum muskuloskeletal?
Area Pemeriksaan
Cara Pemeriksaan
Penemuan normal
Penemuan
Abnormal
Postur
Cara berjalan
Pergerakan leher
Kontrol kepala
24

Ekstrimitas atas:
Tangan, jari dan
pergelangan tangan
Siku
Telapak
tangan
Skapula dan
klavikula
Ekstrimitas bawah:
Kaki, jari
Lutut
Telapak kaki
Pinggul (Hip)
Tulang belakang
2. Sebutkan pengkajian umum sistem neurology
Area Pemeriksaan
Cara Pemeriksaan
Penemuan Normal

Penemuan
Abnormal

Penampilan umum
Responsivitas
Fontanel
Status mental
Fungsi selebelar
3. Sebutkan pengkajian refleks pada bayi dan anak!
Refleks

Usia refleks menghilang

Cara pemeriksaan

Usia refleks menghilang

Cara pemeriksaan

Sucking
Rooting
Moro
Palmar grasp
Tonic neck
Refleks
Stepping
Babinski
Startle
Biseps reflexes
Triseps reflexes
Brachioradialis reflexes
Patellar reflexes
Ankle reflexes
Deep tendon reflexes
Plantar reflexes
Abdominal reflexes
Cremasteric reflexes
4.Isilah cara pengkajian saraf cranial dibawah ini *
Saraf kranial
Pengkajian fungsi

Keterangan
25

I. Okfaktorius
II. Optikus
III. Okulomotorius
IV. Troklearis
V. Trigeminus
Saraf kranial
VI. Abdusen
VII. Fasialis
VIII. Akustikus
IX. Glosofaringeus
X. Vagus
XI. Aksesorius
XII. Hipoglosus

Pengkajian fungsi

Keterangan

5. Lakukan pemeriksaan GCS (Glascow Coma Scale) pada anak! Buatlah


rentang nilai dan interprestasinya!
Pembukaan mata

Verbal

Motorik

Skor

Skor

Interpretasi

6. Sebutkan gerakan involunter yang mungkin ditemukan pada pemeriksaan


fungsi cerebral!
Tipe

Kualitas

Penyebab

Athetosis
Chorea
Dystonia
Fibrilasi
Hemiballismus
Myoklonik
Spasme
Tardive dyskinesia
Tics
Tremor
26

Twitch

27

Anda mungkin juga menyukai