Anda di halaman 1dari 5

KEGAWATDARURATAN KARDIOVASKULER

“Resume Pemeriksaan CVP dan Interpretasi Penilaian CVP”

Oleh :

Rafika Fairusyil Husna

183110188

3A

Dosen Pembimbing :

Ns. Hj. Defia Roza, M.Biomed

D-III KEPERAWATAN PADANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG

TA 2021/2022
Pengukuran CVP

A. Pengertian CVP
Central Venous Pressure (CVP) merupakan pengukuran tekanan di vena
cava superior ataupun vena cava inferior dan dapat memberikan gambaran
tidak langsung mengenai tekanan atrium kanan.
Central Venous Pressure (CVP) atau tekanan vena sentral merupakan
salah satu metode pemantauan hemodinamik yang bersifat invasif. CVP
sering digunakan di ruang perawatan intensif terutama pada pasien yang
mengalami gangguan keseimbangan cairan, gagal jantung, evaluasi
terhadap respon terapi dan media pemberian terapi atau cairan hipertonik.
Pengukuran CVP dapat dikelompokkan menjadi 2 metode invasive dan
non infasiv. Pengukuran secara non infasiv dilakukan dengan mengukur
tekanan vena jugularis. Sedangkan pengukuran secara infasif dilakukan
dengan memasukkan kateter ke dalam vena subklavia atau vena jugularis
internal yang kemudian akan dimonitor menggunakan manometer ataupun
transduser.
B. Indikasi CVP
1. Untuk mengetahui nilai tekanan vena sentral
2. Untuk pemberian total parental nutrisi/ obat-obatan kemoterapi
- Misalnya memberikan cairan total parental nutrisi pada pasien
yang puasa pasca operasi, cairan parental nutrisi misalnya asam
amino
- Memberikan cairan kemotherapi seperti: campto, irinotechan.
Cairan kemoterapi memiliki tekanan osmolitas yang tinggi
3. Pemberian cairan dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat
Misalnya saat melakukan resusitasi pada pasien luka bakar
4. Pada saat resusitasi. Misalnya pada saat memberikan obat-obatan
dengan harapan obat tersebut cepat sampai ke jantung dan efeknya
cepat dirasakan oleh pasien
5. Pada prosedur khusus
Misalnya pada pasien yang dipasang pacu jantung, hemofiltrat,
proses dialysis(pengganti ginjal)
6. Akses pengambilan sampel darah
7. Akses pemberian obat yang mengiritasi vena perifer
C. Metode pemantauan CVP
1. Teknik non invasive: pengukuran Jugularis venous pressure (JPV)
JVP normal <8 cmH2O
2. Teknik invasive: Central Venous Catheter
Pengukuran CVC dapat dilakukan dengan cara manometer dan
tranduser. Dimana dengan cara manometer dilakukan secara intermiten
atau waktu- waktu tertentu sedangkan dengan tranduser dilakukan
secara terus menerus
D. Lokasi Penusukan CVP
1. Vena subclavia
2. Vena jugularis
3. Vena ante Cubital
4. Vena femoralis
E. Pemeriksaan CVP
Alat:
1. Dua buah infus set
2. Extension tube
3. Three way connector
4. NaCl 0,9%
5. Plester
6. Manometer
7. Water pass
8. Spidol/ pulpen untuk menandai titik nol pada pasien
9. Bengkok
F. Langkah Kerja:
1. Mencuci tangan
2. Siapkan alat
3. Memberikan salam dan indentifikasi nama pasien
4. Jelaskan prosedur, dan tujuan pada pasien
5. Menanyakan kesiapan pasien
6. Jaga privasi pasien
7. Pasang 2 buah infus set, 1 untuk NaCl 0,9%, 1 lagi untuk manometer.
Masing-masing slang infus disambungkan dengan three way
8. Cuci tangan 6 langkah dan pakai handscoon. Prinsp pemasangan
CVP adalah bersih
9. Posisikan pasien senyaman mungkin. Pasien boleh tidur terlentang
atau posisi head up 30˚- 45˚
10. Buka baju pasien
11. Tentukan titik plebostatik atau tiik zero pasien. Dengan cara cari titik
IC 4 pasien kemudian Tarik garis imaginer kearah kanan, kemudian
Tarik garis mid aksila dan pertemukan dengan titik garis sebelumnya.
Titik temunya merupakan titik plebostatik atau titik nol pasin.
Kemudian tandai dengan pulpen atau spidol.
12. Titik nol pasien sejajarkan dengan titik nol manometer. Caranya
dengan menggunakan waterpass. Untuk menentukan titik nol
manometer maka yang digerakkan adalah water pass untuk
manometer
13. Jika sudah mendapatkan titik kesejajaran antara titik zero pasien dan
manometer kemudian geser manometer
14. Lakukan system 1 yaitu mengalirkan cairan ke pasien guna
mengetahui apakah akses intravenanya masih bagus atau tidak
dengan cara memutar three way. Cek apaakh aliran masih lancer atau
tidak
15. System 2 mengalirkan cairan ke arah manometer dengan cara
memutar three way dan menutup aliran ke arah pasien. Isi manometer
kurang lebih hingga 25 tidak boleh luber agar tidak terjadi
kontaminasi
16. System 3 mengalirkan cairan dari manometer kearah pasien. Caranya
dengan cara memutar three way yang menghubungkan aliran
manometer dengan aliran pada pasien. Cairan pada manometer tadi
kemudian akan turun sedikit demi sedikit
17. Tekanan CVP dipengaruhi tekanan intra thorax sehingga nilainya
akan flutuktif atau berubah-ubah. Pada saat pasien ekspirasi
(menghembuskan nafas) nilai CVP akan turun sedangkan saat pasien
inspirasi (menarik nafas) nilai CVP akan naik.
18. Tunggu beberapa saat sampai undulasi (posisi cairan turun) stabil dan
menunjukkan nilai rata-rata undulasi. Dan itulah nilai CVP yang
didapatkan
19. Kemudian setelah nilai CVP didapatkan alirkan kembali cairan dari
cairan NaCl 0,9% ke aliran tubuh pasien dengan menutup aliran
manometer tadi dengan three way
20. Dokumentasikan hasil pengukuran CVP
21. Rapikan pasien kembali, rapikan alat
22. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan kembali
23. Informasikan kepada pasien jika tindakan sudah selesai dan lakukan
kontrak waktu untuk pengukuran selanjutnya
G. Interpretasi nilai CVP

Nilai CVP dapat berubah-ubah, bisa naik atau turun. Nilai normal CVP
menurut Keli (3-8 cmH2O atau 2-6 mmHg. Menurut Izackovic (5-10
cmH2O)

1. Jika nilai CVP naik berarti kemungkinan pasien dalam keadaan


mengalami hypervolemia (volume cairan dalam tubuh berlebih),
mengalamai gangguan pada atrium kanan (gagal jantung kanan),
terpasang ventilator atau mengalami embolisme
2. Jika nilai CVP turun kemungkinan pasien dalam keadaan mengalami
hypovolemia (kekurangan volume cairan dalam tubuh), deep
inhalation, atau bisa juga pasien mengakai syok septik

Anda mungkin juga menyukai