Anda di halaman 1dari 5

2.2.

Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik merupakan suatu hal yang kompleks dan bersifat
multidimensi pada perilaku manusia karena meliputi semua gerak tubuh dari mulai
gerakan kecil hingga berat seperti berlari ialah (Gibney, M.J., Arrie M.M., et al,
2005). Aktivitas fisik juga merupakan kegiatan dalam penggunaan energi yang
dihasilkan tubuh. Selain itu, terkadang aktivitas fisik mengacu pada gerakan
beberapa otot besar seperti lengan dan tungkai. Aktivitas fisik dapat menimbulkan
konsekuensi biologis dan hasil dari aktivitas fisik biasanya merupakan hasil dari
kebiasaan perilaku ini dilakukan secara rutin dan teratur. Pada pembahasan aktivitas
fisik, sering dikenal juga istilah latihan fisik. Latihan fisik merupakan subkelompok
dari aktivitas fisik yang ada. Latihan fisik berupa gerakan tubuh yang terstruktur
dan repititif untuk memperbaiki atau menjaga kebugaran satu komponen tubuh atau
lebih.
Tabel. 2.2. Kategori Aktivitas Fisik berdasarkan Jenis Kegiatan
Kategor aktivitas
Istirahat
Sangat ringan

Kegiatan
Tidur, berbaring atau bersandar
Duduk dan berdiri, melukis, menyetir mobil,
pekerja

laboratorium,

mengetik,

menyapu,

menyetrika, memasak, bermain kartu, bermain alat


Ringan

musik
Berjalan dengan kecepatan 2,5-3 mph, bekerja di
bengkel, pekerjaan yang berhubungan dengan
listrik, tukang kayu, pekerjaan yang berhubungan
dengan restoran, memberihkan rumah, mengasuh

Sedang

anak, golf, memancing, tenis meja


Berjalan dengan kecepatan 3,5-4 mph, mencabut
rumput dan mencangkul, menangis dengan keras,

Berat

bersepeda, ski, tenia, menari


Berjalan mendaki, menebang pohon, menggali
tanah, panjat tebing, sepak bola

Sumber: RDA 10th Edition, National Academic Press, 1989 dalam Nuri
Rahmawati, 2009

2.2.2. Aktivitas fisik pada anak


Aktivitas fisik khususnya latihan fisik juga merupakan investasi bagi
anak di masa depan. Hal ini disebabkan hasil dari latihan-latihan fisik tidak
dapat langsung dirasakan. Ketika anak sudah terbiasa melakukan latihan fisik
atau olahraga, di masa depan anak juga terus akan melakukan latihan fisik
secara rutin karena telah terbiasa sejak kecil. Aktivitas fisik pada anak dapat
juga berupa bermain aktif pada anak, tidak hanya latihan fisik/ olahraga.
Namun, saat ini latihan fisik dan olahraga jarang dilakukan oleh anak.
Beberapa hal yang membuat anak malas olahraga, antara lain televisi, video
gameinternet (Wahyu, 2009). Hal ini membuat anak lebih memilih bermain
permainan yang tidak banyak aktivitas fisik dilakukan.
Orang tua sangat penting mendorong anak untuk melakukan aktivitas
pada masa kecil awal karena beberapa sebab. Menteri Kesehatan Australia
(2009) dalam buku Get Up and Grow: Healthy Eating and Physical Activity
for Early Childhood menjelaskan bahwa pentingnya dorongan untuk kegiatan
fisik pada masa kecil awal ialah pertama, anak-anak di bawah usia lima tahun
yang sangat aktif mungkin akan tetap aktif selama masa anak kedepan. Selain
itu, perilaku baik yang dibiasakan saat masa kecil dapat membentuk
kebiasaan yang baik di untuk tahun-tahun akan datang. Kedua, kegiatan fisik
berkala dan teratur pada masa kecil dapat berdampak pada hasil jangka
panjang dan pendek.
Beberapa tips agar anak tidak malas olahraga ialah hindari meletakkan
televisi, video game, atau komputer di kamar anak. Setelah itu, ajak anak
berolahraga rutin bersama keluarga serta ajak anak bermain permainan yang
lebih banyak dapat membuatnya melakukan aktivitas fisik serta mengajak

anak ke pusat bermain anak yang dapat membuat anak lebih banyak bergerak
dan bermain aktif.

2.2.1. Manfaat aktivitas fisik


Beberapa manfaat dari aktivtas fisik yang dapat dirasakan ialah (Gibney,
M.J., Arrie M.M., et al, 2005):
a. Tingkat aktivitas yang tinggi dan teratur berkaitan dengan angka
mortalitas yang terjadi karena penyakit kardiovaskuler.
b. Penurunan risiko terkena jantung koroner
c. Aktivitas fisik yang teratur mencegah dan memperlambat onset tekanan
d.
e.
f.
g.

darah tinggi pada hipertensi


Aktivitas fisik sebagai proteksi terhadap penyakit kanker
Aktivitas fisik teratur mengurasi risiko diabetes tipe 2
Membantu mempertahankan keseimbangan dan mencegah obesitas
Aktivitas fisik yang bersifat weight bearing sangat penting bagi
perkembangan skeleton pada masa anak-anak.
Sedangakan, dalam buku Get Up and Grow: Healthy Eating and

Physical Activity for Early Childhood, penelitian pada anak-anak yang


berusia dibawah lima tahun telah menunjukkan bahwa bermain secara aktif
membantunya:
a. Meningkatkan kesehatan otot, tulang, dan jantungnya
b. Mengembangkan keterampilan pergerakan baru dan imaginasi, dan
mempelajari tentang tubuhnya
c. Membangun percaya diri dan menanggulangi situasi yang menimbulkan
stres
d. Menikmati menjadi aktif
e. Meningkatkan keterampilan komunikasinya, termasuk cara untuk
menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan
f. Mempelajari cara untuk berinteraksi, berbagi,
mempedulikan orang lain
2.3.

Hubungan aktivitas fisik dengan obesitas pada anak

bergiliran

dan

Peningkatan aktivitas fisik dapat menurunkan atau mengurangi obesitas pada


anak. Aktivitas fisik dapat mengontrol berat badan anak. Penelitian di negara maju
menunjukkan hubungan antara aktivtas fisik rendah dengan kejadian obesitas. Pada
anak obesitas, energi intake jauh lebih besar dari energi expenditure atau energi
terpakai dalam aktivitas fisik.
Sebuah penelitian menunjukan peningkatan aktivitas fisik lebih berpengaruh
mengatasi obesitas di banding pola makan anak. Penurunan prevalensi kegemukan
dan obesitas juga dapat dilakukan dengan bantuan pihak sekolah. Salah satu
intervensi yang dapat dilakukan melalui sekolah ialah integrasi dengan kurikulum
belajar siswa, misalnya melalui bidang studi olahraga. Degan kurikulum yang
terintegrasi, anak akan belajar dan terbiasa melakukan olahraga sehingga orang tua
lebih mudah untuk mendorong anak juga melakukan aktivitas fisik di rumah.

DAFTAR PUSTAKA

Gibney, M.J., arrie M.M., et al (Editor). (2005). Gizi Kesehatan Masyarakat, Terj: Andri
Hartono. Jakarta: EGC.
Kementrian Kesehatan Australia. (2009). dalam buku Get Up and Grow: Healthy Eating
and
Physical
Activity
for
Early
Childhood
diunduh
dari
www.health.gov.au/internet/main/...nsf/.../Indonesian-Director-Book.pdf
Rahmwati, Nuri. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Obesitas. diunduh di
lib.ui.ac.id.
Wahyu, Genis Ginanjar. (2009). Obesitas pada Anak. Jakarta: Mizan.

Anda mungkin juga menyukai