Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

LATAR BELAKANG TEMATIK AKTIVITAS FISIK (PEREGANGAN)


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Advokasi Kesehatan
Dosen Pembimbing : Bapak Ridwan Setiawan, S.Kp., M.kes

Disusun Oleh :

Moch. Eko Syamsul P17336118403


Naafilah Tazkiyatul A P17336118407
Haque Arinda P17336118412
Elen Putri Milenia P17336118413
Nuni Husni Wahidah P17336118414
Alviah Nur Ramadanti P17336118417
Rika Yuliyanti P17336118419
Nuva Arafatul F P17336118428
Nadia Dewi Ulfah P17336118437

PROGRAM STUDI D-IV PROMOSI KESEHATAN


POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan proporsi penduduk


Indonesia usia lebih dari 10 tahun yang kurang melakukan aktivitas fisik jumlahnya
meningkat dari 26,1% pada 2013 menjadi 33,5% pada 2018.

Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga drg. Kartini Rustandi, M.Kes


mengatakan perlunya aktivitas fisik untuk meningkatkan kebugaran jantung, paru,
kekuatan dan daya tahan otot, serta menurunkan risiko Penyakit Tidak Menular. drg.
Kartini menambahkan jika ingin optimal dalam menjaga kebugaran tubuh harus
aktivitas fisik minimal 30 menit perhari. Bagi anak-anak, aktivitas fisik dilakukan
minimal 60 menit perhari karena anak-anak perlu banyak bergerak untuk
menstimulasi pertumbuhan fisiknya.

Terdapat bukti ilmiah yang sangat kuat bahwa melakukan aktivitas fisik
dengan intensitas sedang minimal 30 menit setiap hari atau 150 menit per minggu
secara teratur dapat menurunkan risiko berbagai macam penyakit tidak menular dan
risiko kematian dini akibat penyakit kronis.

Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur juga memainkan peranan penting
dalam kesehatan kardiovaskular. Penelitian memperkirakan bahwa setiap penambahan
2 jam duduk dapat meningkatkan risiko kejadian penyakit kardiovaskular sebanyak
5%. Tapi di sisi lain, setidaknya berolahraga selama 1 jam dapat mengembalikan
kebugaran tubuh yang hilang akibat 6 - 7 jam duduk. Setiap peningkatan aktivitas
akan sangat bermanfaat untuk kesehatan. Dibandingkan duduk diam di sofa,
melangkah lebih sering lebih baik. Berjalan cepat atau berolahraga dengan intensitas
sedang sebanyak 30 menit, 5 kali seminggu, dapat menurunkan risiko Penyakit
Jantung Koroner (PJK) sebanyak 19% atau hampir 1/5 kali lebih rendah.

Sebagai langkah awal, berjalan kaki merupakan aktivitas fisik yang mudah,
murah, dan dapat dilakukan semua orang. Bila kebugaran cukup baik, setidaknya bisa
melakukan jalan cepat (kurang lebih 100 langkah per menit) selama 30 menit, yang
dapat memberi tambahan 3.000 - 4.000 langkah. Usahakan untuk mencapai target
minimal 10.000 langkah per hari. Bagi yang sudah sering melangkah, jangan cepat
puas, karena menambah olahraga 30 menit intensitas sedang masih memberikan
manfaat tambahan.

Nantinya, bentuk aktifitas fisik yang dilakukan bisa ditingkatkan. Pada akhir
pekan misalnya, juga bisa dilakukan aktifitas fisik dengan bersepeda bersama
keluarga atau dengan teman-teman sekantor atau dengan bergabung dengan
komunitas-komunitas sepeda yang ada, sehingga aktifitas fisik bisa tetap rutin
dilakukan dan sekaligus juga menyenangkan.

Harapannya seluruh anggota keluarga dapat melakukan aktifitas fisik minimal


selama 30 menit setiap harinya. Tidak perlu olahraga yang berat dan sulit, yang
penting adalah untuk selalu ingat untuk bergerak. dalam kehidupan sehari-hari
dirumah, aktifitas fisik bisa berupa kegiatan sehari-hari, yaitu : berjalan kaki,
berkebun, kerja di taman, mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai, naik
turun tangga, membawa belanjaan, dan lain-lain. Bisa juga berupa olahraga, yaitu :
push up, lari ringan, bermain bola, berenang, senam, bersepeda, bermain tenis, yoga,
fitnes, angkat beban/ berat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan aktivitas Fisik?
2. Apakah ada regulasi yang mengatur tentang aktivitas fisik?
3. Apakah ada riset kesehatan sebagai bukti pentingnya aktivitas fisik?

C. Tujuan
Tujuan Umum

Diperolehnya komitmen dan dukungan dalam upaya pencegahan dan


peningkatan kesehatan di era pandemi, baik berupa kebijakan, tenaga, dana, sarana,
kemudahan, keikutsertaan dalam kegiatan, maupun berbagai bentuk lainnya sesuai
keadaan dan usaha.

Tujuan Khusus

1. Adanya pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya aktifitas


fisik di era pandemi
2. Adanya ketertarikan masyarakat untuk lebih banyak beraktifitas fisik salah
satunya dengan melakukan peregangan di era pandemi

3. Adanya kemauan atau kepedulian masyarakat untuk hidup sehat yaitu dengan
selalu melakukan aktifitas fisik, agar kesehatan tetap terjaga sehingga resiko
terpapar covid-19 pun bisa dicegah.

4. Adanya tindakan nyata yang dilakukan masyarakat, untuk melakukan aktifitas


fisik secara rutin walaupun sedang terdampak pandemi

5. Adanya aktifitas fisik untuk menjaga kekebalan tubuh saat situasi pandemi
covid-19

6. Kegiatan berlangsung secara berkesinambungan dan rutin


BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Aktifitas Fisik


Aktivitas fisik adalah kegiatan dalam durasi waktu tertentu yang membutuhkan energi
dan pergerakan otot-otot kerangka. Jangan keliru dengan olahraga yang berarti gerakan badan
yang bersifat terstruktur dengan tujuan yang spesifik, biasanya untuk melatih anggota tubuh
tertentu. Namun, aktivitas fisik memang cakupannya sangat luas. Mulai dari kegiatan sehari-
hari seperti jalan kaki dan menjemur pakaian hingga olahraga seperti latihan kebugaran,
berenang, atau bermain futsal. Aktivitas Fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang
diakibatkan kerja otot rangka dan meningkatkan pengeluaran tenaga serta energi. Aktivitas ini
mencakup aktivitas yang dilakukan di sekolah, di tempat kerja, aktivitas dalam keluarga/rumah
tangga, aktivitas selama dalam perjalanan dan aktivitas lain yang dilakukan untuk mengisi waktu
senggang sehari-hari.

Ada tiga tingkatan aktivitas fisik yang dapat dilakukan :

1. Aktivitas Ringan
Kegiatan yang dilakukan pada aktivitas ringan tidak memerlukan tenaga yang
banyak, seperti berjalan kaki, menyapu lantai, mencuci baju, mencuci piring,
berdandan, bermain, dan bahkan duduk santai.

2. Aktivitas Sedang
Kegiatan yang dilakukan pada aktivitas sedang membutuhkan cukup tenaga, seperti
berenang, bersepeda, bermain musik, dan jalan cepat.

3. Aktivitas Berat

Kegiatan yang dilakukan pada aktivitas berat membutuhkan banyak tenaga dan
kekuatan, sehingga lebih banyak mengeluarkan keringat, seperti berolahraga (berlari,
bermain sepak bola, senam aerobik, dan beladiri).

Aktivitas fisik harus disesuaikan dengan kondisi tubuh tiap orang dengan kata lain,
perlu dilakukan kesesuaian atau kecocokan antara aktivitas fisik yang dilakukan dengan
kondisi tubuh seseorang.
a. Tingkatkan Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran


energi. kesehatan Untuk mendapatkan manfaat fisik aktivitas sebaiknya dilakukan 30
menit perhari (150 menit per minggu) dalam intensitas sedang. Aktivitas fisik dapat di
lakukan di berbagai situasi dan tempat, antara lain:

1. Aktif Bergerak di Rumah

- Hindari menggunakan remote kontrol TV

- Melakukan pekerjaan rumah tangga sendiri seperti mengepel dan menyapu lantai,
mencuci pakaian dan lain lain.

- Berkebun/ membersihkan halaman. Bermain aktif bersama anak di dalam atau


diluar rumah seperti umpet, kuda-kudaan, lompat tali, dampu kapal, bersepeda,
bulu tangkis, Mengasuh anak di rumah seperti menggendong kereta bayi, berjalan
ditaman. anak, mendorong

2. Aktif bergerak di Tempat kerja Memilih menggunakan tangga dari pada lift.

Mengikuti kegiatan senam bersama di kantor seperti senam jasmani, senam jantung
sehat, senam osteoporosis, senam diabetes, senam lansia dll. Manfaatkan waktu
menunggu kesegaran berkurangnya kepadatan lalu lintas pulang sebelum kantor
dengan melakukan aktivitas fisik atau latihan fisik. Mengisi kegiatan rapat dengan
selingan senam seperti senam cerdik, chicken dance, senam penguin.

3. Aktif bergerak di tempat-tempat umum Tetap berusaha berjalan di eskalator

- Perbanyak berjalan dibanding duduk

- Manfaatkan taman kota dengan aktivitas fisik Perbanyak bermain di ruang


terbuka (kegiatan outdoor seperti flying fox, monkey bar, futsal, basket, bola
volley, bulu tangkis, bersepeda)

4. Aktif bergerak di perjalanan. Berhentilah 1-2 halte sebelum tempat yang dituju.
Berhentilah di tempat parkir yang agak jauh dari lokasi yang dituju. Setelah
melakukan perjalanan selama 2 jam sebaiknya beristirahat dan lakukan peregangan di
luar kendaraan dan berjalan jalan di mencari tempat area sekitar.

5. Melakukan peregangan Peregangan dapat dilaklukan di tempat kerja, di rumah, atau


saat dalam perjalanan. Yang perlu diperhatikan dalam melakukan peregangan adalah:

- Tentukan bagian tubuh yang akan diregang kebutuhan. sesuai keadaan dan
kebutuhan

- Posisi tubuh rileks, tegak dan perut ditahan ke dalam.

- Bernapas perlahan, ritmis dan teratur, jangan menahan napas.

- Lakukan dalam batas nyaman, jangan sampai pada titik nyeri.

- Tidak tergesa-gesa untuk hasil yang maksimal.

- Tidak membandingkan dengan kemampuan orang lain.

b. Pentingnya aktivitas fisik


Banyak orang menyepelekan pentingnya beraktivitas fisik. Ini karena dampak kurang
gerak tidak akan langsung terasa pada tubuh. Berbeda dengan kebutuhan makan.
Kalau Anda tidak makan tubuh akan memberi peringatan melalui rasa lapar.
Sementara kurang aktivitas fisik baru akan muncul peringatannya dalam jangka
panjang. Padahal, sebenarnya aktivitas fisik bisa memberikan berbagai manfaat yang
penting tapi tidak Anda sadari sehari-hari.

1. Mencegah penyakit
Aktivitas fisik bagi orang dewasa tak hanya baik untuk menjaga kebugaran tubuh,
tapi juga mencegah berbagai penyakit yang mengintai seiring bertambahnya usia.
Beberapa penyakit yang dipicu oleh kurang aktivitas fisik antara lain adalah
sebagai berikut.

2. Penyakit jantung koroner

3. Stroke
4. Hipertensi

5. Diabetes

6. Obesitas

7. Osteoporosis

8. Kanker payudara

9. Kanker usus besar

10. Kanker ginjal

11. Menjaga ketajaman mental


Semakin bertambah usia, fungsi kognitif orang dewasa pun akan lama-lama
berkurang. Apalagi kalau Anda tidak cukup beraktivitas fisik. Daya ingat,
konsentrasi, atau ketelitian Anda pun akan semakin menurun. Sementara itu,
orang yang aktif bergerak dan berolahraga pikirannya akan tetap tajam. Ini karena
selama Anda beraktivitas fisik, otak akan terus berkembang dengan membentuk
jaringan-jaringan baru serta menciptakan ratusan koneksi baru antar saraf otak.
Anda pun bisa menghindari risiko dementia, penyakit Alzheimer, atau berbagai
gangguan lain pada fungsi kognitif Anda.

12. Berpikiran lebih positif

Menggerakkan badan, meskipun harus dipaksa karena Anda sedang tidak minat,
telah terbukti mampu membuat seseorang merasa lebih positif dan percaya diri.
Hal ini tentu sangat berguna karena di usia dewasa, seseorang pasti dihadapkan
dengan berbagai persoalan hidup yang bisa menyebabkan stres atau depresi.
Maka, daripada terus-terusan makan  ketika sedang dirundung masalah, lebih baik
Anda bangkit dari tempat duduk dan mencari kegiatan yang aktif.
c. Aktivitas fisik yang dibutuhkan orang dewasa
Kebutuhan fisik orang dewasa tentu berbeda dengan anak-anak atau orang lanjut usia
(lansia). Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), setiap orang dalam rentang usia 18
hingga 64 tahun wajib memenuhi kebutuhan aktivitas fisik berikut ini.

2. 150 menit aktivitas fisik sedang atau 75 menit aktivitas fisik berat dalam seminggu

3. 300 menit aktivitas fisik sedang dalam seminggu jika sudah terbiasa

4. Latihan otot kerangka sebanyak 3 hingga 4 kali dalam seminggu

d. Jenis Aktivitas Fisik

1. Aktivitas fisik harian


Jenis aktivitas yang pertama ada dalam kehidupan Anda sehari-hari. Kegiatan
sehari-hari dalam mengurus rumah bisa membantu Anda untuk membakar kalori
yang didapatkan dari makanan yang dikonsumsi. Seperti misalnya adalah mencuci
baju, mengepel, jalan kaki, membersihkan jendela, berkebun, menyetrika, bermain
dengan anak, dan sebagainya. Kalori yang terbakar bisa 50 – 200 kcal per kegiatan.

2. Latihan fisik

Latihan fisik adalah aktivitas yang dilakukan secara terstruktur dan terencana
misalnya adalah jalan kaki, Jogging, Push-Up, peregangan, senam aerobik,
bersepedah, dan sebagainya. Dilihat dari kegiatannya, latihan fisik memang sering
kali disatu kategorikan dengan olahraga.

3. Olahraga
Olahraga didefinisikan sebagai aktivitas fisik yang terstruktur dan terencana
dengan mengikuti aturan-aturan yang berlaku dengan tujuan tidak hanya untuk
membuat tubuh jadi lebih bugar namun juga untuk mendapatkan prestasi. Yang
termasuk dalam olahraga seperti sepak bola, bulu tangkis, basket, berenang, dan
sebagainya.

e. Aktivitas Fisik yang cocok dilakukan pada saat Pandemi Covid-19

1. Kurangi Duduk Teralu lama dirumah


Menurut penelitian American Cancer Society, jika Anda duduk selama enam jam
sehari atau lebih, risiko Anda meninggal dini meningkat sebesar 19 persen,
dibandingkan dengan mereka yang duduk kurang dari tiga jam.    Analisis
penelitian lain menemukan hubungan antara duduk dan bahaya kematian akibat
penyakit jantung koroner yang lebih tinggi. Studi tersebut mengatakan bahwa
semakin banyak seseorang duduk, semakin besar peluangnya untuk meninggal
dalam 12 tahun karena masalah jantung. 

2. Lakukan olahraga aerobik secara rutin dengan jumlah yang cukup


Olahraga aerobik menjadi pilihan yang menarik untuk dilakukan selama di rumah.
melakukan senam zumba misalnya, dengan mengikuti video tutorial atau bahkan
bersama teman-teman di rumah masing-masing lewat video conference. Instruktur
olahraga aerobik tetap memberikan gerakan-gerakan yang membuat tubuh
berkeringat sehingga tubuh menjadi lebih bugar. Senam aerobik juga mampu
meredakan gejala depresi dan gangguan cemas yang dihadapi selama pandemi
ini. 

3. Lakukan olah raga penguatan otot dan senam peregangan minimal 2 kali dalam
satu minggu

Prinsipnya adalah dengan aktifitas fisik minimal 30 menit setiap hari maka
akan memberi manfaat yang begitu banyak bagi kesehatan tubuh. jika lebih banyak
waktu yang digunakan untuk beraktifitas fisik maka manfaat yang diperoleh juga
lebih banyak. Jika kegiatan ini dilakukan setiap hari secara teratur maka dalam waktu
3 bulan ke depan akan terasa hasilnya. Anda pastinya akan lebih sehat dan bugar
tentunya. Berikut beberapa manfaat lain dari aktivitas fisik yang Anda dan anak
lakukan:

1. Mengontrol berat badan


Saat bermalas-malasan, tubuh kita cenderung mendapat asupan kalori
berlebih dibandingkan penggunaannya, kalori yang tidak terpakai tersebut nantinya
akan tersimpan sebagai lemak. Lain halnya apabila kita aktif berolahraga, tubuh kita
akan membutuhkan lebih banyak kalori, sehingga lemak tubuh yang tersimpan akan
dibakar untuk diubah menjadi energi.Penurunan berat badan, memberikan efek
positif bagi kesehatan jantung dan pengontrolan kadar gula darah.
2. Menjaga kesehatan dan terhindar dari penyakit
Aktifitas fisik 30 menit secara teratur bisa membantu mencegah atau
mengelola masalah kesehatan termasuk stroke, penyakit metabolisme, stress, kanker,
diabetes mellitus type 2, dan arthritis.

3. Memperbaiki suasana hati


Berjalan kaki selama 30 menit bisa mengurangi stres dan emosional. Aktifitas
fisik yang dilkaukan bisa merangsang bahan kimia otak yang dapat membuat lebih
bahagia dan lebih santai.

4. Menurunkan kadar gula darah


Latihan fisik akan mencegah akumulasi berlebih gula dalam sirkulasi darah.
Saat berolahraga, otot akan mengambil pasokan gula dari sirkulasi dan mengubahnya
dalam bentuk energi. Hal ini tentunya akan mengurangi risiko diabetes.

5. Meningkatkan stamina
Aktifitas fisik yang terartur dapat meningkatkan kekuatan otot dan
meningkatkan daya tahun tubuh.

6. Mencegah kanker
Seseorang yang berolahraga teratur memiliki risiko lebih kecil terkena
penyakit kanker terutama pada usus besar, rahim dan payudara.

7. Mengatur tekanan darah


Latihan fisik atau olahraga telah terbukti dapat mengurangi stres. Dengan
menghindari stress berlebihan, resiko peningkatan tekanan darah serta penyakit
jantung pun akan menurun.

B. Regulasi Aktifitas Fisik

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007


TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN
UMUM
Penyelenggaraan keolahragaan nasional semakin kompleks dan berkaitan
dengan berbagai aspek dan tuntutan perubahan global, sehingga sudah saatnya
Pemerintah memperhatikan dan mengaturnya secara terencana, sistematik, holistik,
dan berkesinambungan dan mengelolanya secara` profesional sebagai strategi
nasional untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan nasional. Penyelenggaraan
keolahragaan sebagai bagian dari suatu bangunan sistem keolahragaan nasional
mencakup pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan, olahraga rekreasi,
olahraga prestasi, olahraga amatir, olahraga profesional, dan olahraga bagi
penyandang cacat, sarana olahraga, ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan
serta standardisasi, akreditasi, dan sertifikasi.

Dilandasi semangat otonomi daerah Peraturan Pemerintah ini mengatur


pembagian tugas, tanggung jawab, dan wewenang meliputi Pemerintah, Menteri dan
menteri yang terkait, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, gubernur dan
bupati/walikota, induk organisasi cabang olahraga, induk organisasi fungsional
olahraga di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota, serta masyarakat umum.
Dengan kejelasan dan ketegasan pengaturan mengenai tugas, tanggung jawab dan
wewenang, Pemerintah dan pemerintah daerah dapat meningkatkan efektifitas dan
efisiensi penyelenggaraan urusan pemerintahan, mutu pelayanan publik di bidang
keolahragaan, dan pembinaan dan pengembangan potensi unggulan daerah melalui
partisipasi aktif masyarakat. Peraturan Pemerintah ini diarahkan untuk mencegah
penyelenggaraan industri olahraga profesional berorientasi pada bisnis semata
(business-oriented) yang mengabaikan kepentingan olahragawan, pelaku olahraga,
dan masyarakat luas. Peraturan Pemerintah ini meletakkan landasan pengaturan bagi
alih status dan perpindahan pelaku olahraga/tenaga keolahragaan baik antar daerah
maupun antar negara, untuk selanjutnya dapat dijabarkan secara lebih teknis dan
administratif oleh para pelaksana baik ditingkat komite olahraga nasional, induk
organisasi cabang olahraga, induk organisasi olahraga fungsional, dan organisasi
olahraga lainnya. Pengaturan alih status dan perpindahan pelaku olahraga
dititikberatkan pada 3 pendekatan yaitu :

1. hak dan persyaratan mengingat proses ini berkaitan dengan hak asasi manusia,
keselamatan, kesejahteraan, serta masa depan pelaku olahraga;
2. kerangka pembinaan dan pengembangan olahragawan yang harus berjalan secara
teratur ditinjau dari organisasi maupun administrasi; dan
3. kewajiban tenaga keolahragaan asing untuk menghormati hukum Indonesia.

Untuk terlaksananya tugas pembinaan dan pengembangan serta pengawasan dan


pengendalian olahraga profesional secara efektif, fokus, intensif, dan
berkesinambungan, Peraturan Pemerintah ini memberikan dasar yuridis untuk
membentuk badan olahraga profesional di tingkat nasional yang dapat dibentuk
sampai tingkat provinsi. Peraturan Pemerintah ini menjadi dasar hukum bagi
pembentukan kelembagaan baik oleh Pemerintah/pemerintah daerah maupun
masyarakat. Kelembagaan dimaksud meliputi pembentukan dinas olahraga, lembaga
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan, Badan
Standardisasi dan Akreditasi Nasional Keolahragaan (BSANK), untuk memajukan
pembinaan dan pengembangan olahraga nasional. Standardisasi, akreditasi, dan
sertifikasi keolahragaan sangat penting untuk menciptakan iklim penyelenggaraan
keolahragaan sesuai Standar Nasional Keolahragaan sebagai acuan yang harus
diperhatikan oleh seluruh komponen dalam pembinaan dan pengembangan
keolahragaan nasional. Peraturan Pemerintah ini memberikan landasan yuridis bagi
Menteri untuk menetapkan standardisasi dan akreditasi keolahragaan nasional dengan
tetap memperhatikan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Peraturan Pemerintah ini
menempatkan organisasi olahraga berbasis masyarakat sebagai organisasi yang
mandiri dan mitra strategis Pemerintah dan pemerintah daerah dalam membina dan
mengembangkan keolahragaan nasional. Untuk itu, Peraturan Pemerintah ini
mengakui dan memberikan kepastian hukum bagi organisasi keolahragaan yang
melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan, olahraga rekreasi,
dan olahraga prestasi, baik di pusat maupun di daerah. Peraturan Pemerintah ini
memberikan kepastian dan jaminan hukum kepada induk organisasi cabang olahraga,
pengurus cabang olahraga tingkat provinsi, pengurus cabang olahraga tingkat
kabupaten/kota, organisasi olahraga fungsional, organisasi olahraga khusus
penyandang cacat klub/perkumpulan, sasana, sanggar, komite olahraga nasional,
komite olahraga provinsi, komite olahraga kabupaten/kota, dan Komite Olimpiade
Indonesia untuk menyelenggarakan kegiatan keolahragaan sesuai tugas, kewajiban,
wewenang, dan tanggung jawabnya masing-masing.
Bahwa organisasi keolahragaan harus berbadan hukum tidak dimaksudkan untuk
membatasi hak konstitusional dan kemandirian masyarakat dalam berorganisasi, akan
tetapi harus dipahami sebagai strategi nasional untuk mengembangkan organisasi
keolahragaan nasional yang memiliki manajemen pengorganisasian yang profesional,
efektif, dan berdaya saing serta untuk memudahkannya dalam membina kerjasama
dan koordinasi yang efektif, baik dengan Pemerintah dan pemerintah daerah maupun
antar sesama organisasi olahraga. Seluruh organisasi olahraga yang telah memenuhi
persyaratan standar organisasi olahraga harus sudah menyesuaikan dengan Peraturan
Pemerintah ini. Ketentuan ini dibuat dalam rangka memelihara kesinambungan dan
mencegah timbulnya lingkungan yang menghambat proses pembinaan dan
pengembangan olahraga prestasi. Pengaturan larangan rangkap jabatan pengurus
komite olahraga nasional, komite olahraga provinsi, dan komite olahraga
kabupaten/kota dengan jabatan struktural dan/atau jabatan publik, dimaksudkan untuk
menghindari kemungkinan terjadinya konflik kepentingan di dalam kepengurusan
yang berpotensi terjadinya penyalahgunaan kewenangan, dan untuk menjaga
kemandirian dan netralitas, serta menjamin keprofesionalan dalam pengelolaan
keolahragaan. Prinsip prinsip transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik dalam
penyelenggaraan keolahragaan diwujudkan antara lain melalui pelaksanaan
pengawasan yang melibatkan semua pihak. Pengawasan dilakukan untuk menjamin
berjalannya mekanisme kontrol, menghindari kekurangan dan penyimpangan, dan
evaluasi kinerja semua pihak yang diberikan kewenangan untuk menangani
penyelenggaraan keolahragaan oleh UndangUndang Nomor 3 Tahun 2005. Obyek
pengawasan dalam Peraturan Pemerintah ini tidak terbatas pada pelaksanaan tugas,
wewenang, dan tanggung jawab instansi Pemerintah/pemerintah daerah akan tetapi
mencakup semua sub sistem penyelenggaraan olahraga pendidikan, olahraga rekreasi,
dan olahraga prestasi.

Hal ini dikarenakan pengawasan sebagai subsistem keolahragaan saling terkait


dengan sub sistem lainnya dalam sistem keolahragaan nasional secara terencana,
terpadu, dan berkelanjutan untuk mendukung upaya pencapaian tujuan keolahragaan
nasional. Efektifitas pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat tergantung pada
keterbukaan dan ketersediaan informasi keolahragaan yang dapat diakses masyarakat
sebagai sumber informasi bagi masyarakat untuk melakukan penyampaian pendapat,
pelaporan atau pengaduan, pengajuan usul, monitoring, atau peninjauan atas
penyelenggaraan keolahragaan. Masyarakat berhak memperoleh informasi antara lain
mengenai pengelolaan anggaran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN)/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Masyarakat juga dapat mengajukan pelaporan/pengaduan dalam hal diketemukan
penyimpangan atau kekurangan dalam penyelenggaraan keolahragaan. Peraturan
Pemerintah ini memberikan dasar yuridis kepada Menteri, gubernur, dan
bupati/walikota untuk menjatuhkan sanksi administratif bagi siapa saja yang
melakukan pelanggaran/penyimpangan di wilayah yang menjadi kewenangannya.
Akan tetapi perlu dipastikan bahwa pengenaan sanksi adminstratif tidak ditujukan
sebagai penghukuman melainkan sebagai proses pendidikan dan pembinaan.

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 1 TAHUN 2017
TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

Dalam rangka mempercepat dan mensinergikan tindakan dari upaya promotif dan preventif
hidup sehat guna meningkatkan produktivitas penduduk dan menurunkan beban pembiayaan
pelayanan kesehatan akibat penyakit, dengan ini menginstruksikan:

Kepada : 1. Para Menteri Kabinet Kerja;

2. Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian;

3. Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan; dan

4. Para Gubernur dan Bupati/Walikota;

PERTAMA : Menetapkan kebijakan dan mengambil langkah-langkah sesuai tugas, fungsi,


dan kewenangan masing-masing untuk mewujudkan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat, melalui:

1. Peningkatan aktivitas fisik;


Khusus kepada Menteri Pemuda dan Olahraga untuk melaksanakan
beberapa kegiatan yaitu meningkatkan kampanye gemar berolahraga,
memfasilitasi penyelenggaraan olahraga masyarakat, dan meningkatkan
penyediaan fasilitas sarana olahraga masyarakat. Dengan indikator :

a. Jumlah peserta olahraga massal, petualang, tantangan dan wisata


b. Jumlah fasilitasi penyelenggaraan kejuaraan olahraga rekreasi
c. Jumlah fasilitasi sarana olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan
olahraga prestasi
d. Jumlah fasilitasi kejuaraan olahraga tradisional dan layanan khusus

C. Analisis Situasi
1. Analisis Isu
Berdasarkan data riskesdas nasional 2018 berikut adalah proporsi kurangnya aktivitas
fisik di Indonesia:
a). Penetapan masalah kesehatan prioritas aktivitas fisik menggunakan parameter dan
pemberian skoring.

No. Skoring Masalah Aktivitas


Parameter
Fisik

1. Kegawatannya 4
2. Mendesaknya 3
3. Penyebarannya 2
4. Kemudahan mengatasi masalah 4
5. Keinginan masyarakat 2
6. Keharusan dukungan kebijakan dalam 5
mengatasi masalah
Jumlah nilai 20

Secara umum hasil studi diberbagai negara menyebutkan bahawa aktfitas fisik yang
memadai bermanfaat untuk kesehatan terutama mengurangi resiko penyakit-penyakit
kronis seperti penyakit jantung, stroke, diabetes mellitus tipe 2, obesitas dan gizi lebih,
penyakit kanker payudara, kanker kolon serta depresi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa aktifitas fisik memberikan keuntungan yang besar untuk menurunkan resiko
penyakit jantung. Orang yang kurang melakukan aktifitas fisik beresiko dua kali lebih
besar terkena penyakit jantung bila dibandingkan orang yang tidak aktif. Aktifitas fisik
juga membantu mencegah penyakit stroke dan memperbaiki faktor resiko
cardiovascular disease (CVD) seperti tekanan darah tinggi dan tinggi kolesterol
(Welis, 2013). Aktifitas fisik merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan
status kesehatan. Tapi kenyatannya dalam survey awal menunjukkan bahwa
masyarakat yang melaksanakan aktifitas fisik masih rendah, padahal faktor sarana dan
fasilitas untuk melakukan aktifitas fisik sangat mendukung. Hal itu terjadi
dimungkinkan ada faktor lain seperti pengetahuan yang menyebabkan masyarakat
tidak melakukan aktifitas fisik. Penetapan isu strategis, dengan cara memberikan
scoring atau nilai untuk setiap isu masalah aktivitas fisik

b). Tabel scoring isu Aktivitas Fisik


(Pemberian skoring atau nilai 1-3, nilai 1 apabila masalah tersebut masuk katagori
rendah, kemudian nilai 2 untuk katagori sedang dan 3 untuk katagori tinggi.)

No. Parameter Skoring Isu Masalah Kes


1. Apakah isu dirasakan oleh sebagian besar 2
masyarakat?
2. Apakah isu tersebut mengandung nilai dari 3
sebagian besar sektor terkait?
3. Apakah isu didukung oleh data yang akurat? 3
4. Apakah isu tersebut dapat membangkitkan 2
tanggapan terhadap pemenuhan kebutuhan
masyarakat ?
5. Hasil isu akankah memperbaiki kehidupan 3
masyarakat?
6. Apakah isu tersebut mudah diatasi? 2
7. Apakah isu itu dapat memperkuat nilai (value) 3
pejabat publik?
8. Apakah isu itu dapat memperkuat jejaring dengan 3
lintas sector dan LSM?
9. Konsistenkah isu itu dengan nilai dan misi jejaring 3
lintas sector dan LSM?
Jumlah nilai 24

Penelitian yang baru saja dipublikasikan di jurnal Lancet Global Health itu
menemukan lebih dari 25 persen orang di seluruh dunia atau setara 1,4 miliar orang
tidak melakukan aktivitas fisik sesuai ketentuan WHO. Sesuai jenis kelamin, sebanyak
satu dari tiga perempuan dan satu dari empat laki-laki tidak cukup berolahraga dan
terhindar dari berbagai penyakit. Menurut pemimpin studi dari WHO Regina
Guthold.tingkat ketidak aktifan kegiatan aktivitas fisik di negara-negara
berpenghasilan tinggi lebih tinggi dua kali lipat dibandingkan dengan negara-negara
berpenghasilan rendah, dengan kecenderungan yang terus meningkat di negara-negara
berpenghasilan tinggi.
2. Analisis Publik

Berdasarkan pada isu strategis tersebut, maka kajian selanjutnya adalah melakukan
analisis publik dan analisis kebijakan. Cara melakukan analisis publik adalah dengan
menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini:
No. Analisis Publik Hasil
Analisis
Publik
1. Unsur/instansi pemerintah Untuk mencapai tujuan pembangunan
mana yang berwewenang kesehatan nasional, diperlukan tenaga
membuat kebijakan publik kesehatan yang berkompeten, bertanggung
terkait dengan upaya jawab, menjunjung tinggi kode etik, dan
pemecahan masalah kesehatan tersebar merata di seluruh Indonesia. Pada
tersebut ? kenyataannya, masih banyak ditemukan
masalah tenaga kesehatan di Indonesia.
Kenyataan ini mendorong DPR bersama-
sama dengan pemerintah untuk membentuk
RUU Tenaga Kesehatan sebagai payung
hukum dalam menangani masalah tersebut.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
keterlibatan segitiga kebijakan kesehatan
dalam pembentukan UU Tenaga Kesehatan.
2. Bentuk kebijakan apa yang bisa Pada Instruksi Presiden Republik Indonesia
dibuat/dilaksanakan oleh masing- Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Gerakan
masing unsur/instansi pemerintah Masyarakat Hidup Sehat Menetapkan
itu ? kebijakan dan mengambil langkah-langkah
sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan
masing-masing untuk mewujudkan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat, yaitu salah
satunya peningkatan aktivitas fisik
3. Bagaimana nilai kepentingan Menteri Pemuda dan Olahraga untuk
(value) yang berkembang pada meningkatkan kampanye gemar
masing-masing unsur/instansi berolahraga, memfasilitasi penyelenggaraan
pemerintah tersebut terhadap olahraga masyarakat, dan meningkatkan
masalah ini ? penyediaan fasilitas sarana olahraga
masyarakat.
4. Sumberdaya (resources) apa yang Pemerintah melalui Kemenkes
dimiliki masing-masing RI memiliki program GERMAS  (Gerakan
unsur/instansi pemerintah tersebut Masyarakat Hidup Sehat) untuk
yang dapat mendukung upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang
mengatasi masalah ini dan lebih sehat karena penyakit salah satunya
seberapa besarkah? penyakit tidak menular sebenarnya bisa
dikurangi resikonya dengan banyak
melakukan aktivitas fisik dalam kehidupan
harian.
5. Siapa saja/kelompok masyarakat Seluruh masyarakat yaitu dengan kurun usia
mana yang akan mendapat 5-17 tahun 60 menit akitivitas fisik sedang-
3. Analisis Kebijakan

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan kesehatan mengenai aktivita


s fisik, melalui Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 Tentang
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, disana disebutkan bahwa Kementrian Kesehatan RI h
arus Meningkatkan pendidikan mengenai gizi seimbang dan pemberian Air Susu Ibu
(ASI) eksklusif, serta aktivitas fisik. Dengan kata lain walaupun belum ada kebijakan ter
sendiri tentang aktivitas fisik, namun pemerintah telah menginstruksikan kepada masyara
kat lewat Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) untuk melakukan aktivitas fisik mi
ninal 30 menit perhari, karena dengan melakukan aktivitas fisik kita juga meningkatkan s
istem kekebalan tubuh lewat aktivitas fisik, terlebih disaat pandemi seperti ini, kita harus
menjaga kekebalan tubuh agar tetap stabil.

Gambar 1.1 Manfaat Aktivitas Fisik


Tak hanya pemerintah Indonesia yang mengeluarkan tentang aktivitas fisik, namun
Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus pun pada tanggal  4 Juni telah
meluncurkan, "WHO Global action plan on physical activity and health 2018-2030:
More active people for a healthier world." Program/ aksi ini bertujuan untuk meningkat
kan aktivitas fisik pada warga dunia. Aktivitas fisik secara rutin dan teratur adalah kunci
untuk mencegah dan mengendalikan penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit
jantung, stroke, diabetes, kanker payudara dan kanker usus besar. PTM menjadi
penyebab 71% dari semua kematian secara global, termasuk kematian dari 15 juta orang
per tahun  pada rentang usia 30 hingga 70 tahun.

No. Analisis Kebijakan Hasil Analisis Kebijakan


1. Adakah Kebijakan publik yang men Ada, Instruksi Presiden Republik
dukung upaya pemecahan masalah t Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 Tentang
ersebut? Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
2. Bagaimana pengaruh dan efektifitas Aktivitas fisik secara rutin dan teratur
penerapan kebijakan publik yang su adalah kunci untuk mencegah dan
dah ada dalam mendukung upaya pe mengendalikan penyakit tidak menular
mecahan masalah kesehatan tersebu (PTM) seperti penyakit jantung, stroke,
t? diabetes, kanker payudara dan kanker
usus besar
3. Kebijakan apa yang perlu dikemban Kebijakan tentang aktivitas fisik harus ter
gkan untuk mendukung upaya peme us dikembangkang, bukan hanya lewat pr
cahan masalah kesehatan tersebut, a ogram Germas, namun juga harus ada pro
gar tujuan yang ditetapkan dapat terc gram-program lainnya agar masyarakat d
apai? apat menerapkan ini sebagai kebiasaan hi
dup, karena dengan aktivitas fisik dapat
menurunkan resiko penyakit tidak menul
ar.
4. Apa bentuk kebijakan yang perlu dik Pengembagan program-program aktivitas
embangkan tersebut? fisik, membangunan fasilitas olahraga pu
blik untuk menunjang program tersebut
5. Stakeholder (mitra kerja) terkait yan Dinas Kepemudaan dan Olahraga adalah
g potensial dalam pengembangan ke mitra yang sangat potensial dalam progra
bijakan publik tersebut agar masalah m ini, karena lewat mereka kita bisa beke
kesehatan tersebut dapat diatasi. rja sama untuk menggerakan masyarakat
terlebih anak muda untuk dapat melakuka
n aktivitas fisik secara rutin.
D. Penyusunan Strategi Advokasi Kesehatan
Pembentukan Tim Advokasi Kesehatan di tingkat Kabupaten/Kota,
Kecamatan/Puskesmas

serta Desa/Kelurahan

Lintas Sektor/ Potensi dalam Peran dalam Kedudukan dalam


Ormas kegiatan Tim
kegiatan
Yang menjadi Tim advokasi kesehatan advokasi kesehatan
advokasi
Advokasi
kesehatan

Karang Taruna Mengenali pemangku Perantara antara Anggota


kebijakan setempat tenaga promkes
dengan pemangku
kebijakan
Klub Senam/Olahraga Acuan plaksanaan Menjadi agen penarik Anggota
kegiatan minat masyarakat dan
senam/olahraga pemangku kebijakan

Pemangku kebijakan Relasi dengan fasilitator saat Inti


setempat pemangku kebijakan pelaksanaan advokasi
lain

Lembar kerja penyusunan strategi advokasi kesehatan di tingkat Kabupaten/Kota,

Kecamatan/Puskesmas serta Desa/Kelurahan


Jenis Tujuan Sasaran Teknik Media Pelaksana Peran
kegiatan
advokasi advokasI advokasi advokasi advokasi pelaksana
advokasi
advokasi

Senam menggugah Pemangku Melalui Gerakan Klub Menjadi


minat kebijakan olahraga senam dan senam/olah fasilitator
pemangku setempat senam Vidio raga sekaligus
kebijakan dan warga senam instruktur
maupun nya senam
masyarakat
nya.

Bincang Bincang pemangku Bincang Ppt berisi Tenaga menjadi


bersama persuasif kebijakan ringan maksud promotor komunikato
pemangku terkait setempat. dan tujuan dan r yang
kebijakan kebijakan diadaknnya perwakilan persuasif .
yang kegiatan ormas/linta
akan/sedan advokasi s sektor.
g ini.
diusahakan.

Lembar kerja identifikasi jenis kegiatan advokasi di tingkat Kabupaten/Kota,

Kecamatan/Puskesmas serta Desa/Kelurahan

No. Jenis kegiatan advokasi Tujuan Sasaran

1. Mengajukan kegiatan kepada pemangku menggugah minat Pemangku kebijakan,


kebijakan, yaitu kegiatan senam bagi pemangku kebijakan Kader
masyarakat. maupun
masyarakatnya.

2. Bincang bersama pemangku kebijakan Bincang persuasif Dinkes, Kader


terkait kebijakan yang
akan/sedang
diusahakan.

Lembar kerja penyusunan rencana kegiatan advokasi di tingkat Kabupaten/Kota,

Kecamatan/Puskesmas serta Desa/Kelurahan


Jenis Tujuan Sasaran Media Pesan Pelaksana Penanggung Sumber Waktu
Dana
kegiatan advokasi advokasi advokasi Jawab pelaksanaan

advokasi

Senam menggu Masyar Video Penting Kader Pelaksana - -


gah akt nya Program
minat Aktifitas
pemang fisik
ku bagi
kebijaka kesehat
n an
maupun tubuh
masyara
katnya.
Bincang Bincang Kader Slide Penting Pelaksan Pelaksana - -
bersam persuasi nya a Program
a f terkait Aktifitas Program
pemang kebijaka fisik (prmoto
ku n yang bagi r
kebijaka akan/se kesehat kesehata
n dang an n)
diusaha tubuh
kan.

E. Perencanaan Advokasi Kesehatan


1. Media Advokasi Kesehatan
a. Audio visual : Senam Pernafasan pokok (https://youtu.be/Qwppt405gug)
b. Media Cetak/Luar ruang:
 Flyer

 Banner/Roll Banner

2. Miniseminar
a. Pengertian

Seminar ini merupakan suatu pertemuan sekelompok orang yang


diselenggarakan untuk dapat membahas suatu masalah serta mencari solusi ilmiah
terhadap permasalahan tersebut.

Pendapat lain juga ada yang mengatakan arti seminar ini ialah suatu
pertemuan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan tujuan untuk dapat
membahas suatu topik tertentu serta mencarikan sebuah solusi terhadap permasalahan
dengan cara interaksi tanya-jawab. Secara etimologis, kata seminar ini berasal dari
bahasa Latin “seminarium” yang artinya ialah “tanah tempat menananm benih”.
Namun tentu saja kata itu tidak didefinisikan dengna secara harfiah, tapi lebih kepada
bentuk pengajaran akademis yang dilaksanakan oleh suatu Universitas ataupun juga
organisasi. Adapun miniseminar adalah seminar yang ruang lingkupnya lebih kecil
tidak sebesar seminar pada umumnya.

b. Kegiatan miniseminar aktivitas fisik

Mini seminar merupakan kegiatan yang akan dilakukan di puskesmas yang


bekerja sama dengan jurusan promosi kesehatan poltekkes kemenkes bandung,sebagai
bagian dari aktivitas edukasi kepada masyarakat. Miniseminar bertemakan "Rutin
Aktivitas Fisik Selama Pandemi". Acara ini menghadirkan pembicara tunggal yaitu
dokter dari puskesmas. Selain itu, dalam acara tersebut melibatkan mahasiswa
promkes dan para pemangku kebijakan diwilayah tersebut
Para peserta seminar adalah masyarakat didaerah wilayah kampus dan
puskesmas juga masyarakat yang melewati jalan disekitar kampus dan puskesmas.
Selain memberikan edukasi, dalam acara ini berisikan diskusi interaksi mengenai
aktivitas fisik. Hal ini dimaksudkan untuk membuka wawasan para masyarakat
mengenai pentingnya aktvitas fisik.
Di dalam rangkaian kegiatan ini juga, para peserta juga diberikan kegiatan
senam pernafasan yang dipimpin oleh mahasiswa promkes. Kegiatan ini diharapkan
dapat memberi masyarakat pengetahuan lebih untuk melakukan aktivitas fisik pada
saat pandemic.

3. Jingle
a. JINGLE CERDIK GERMAS

Mulai Hidup Sehat Sebenarnya Tak Susah


Yang Penting Slalu Ikuti Gaya Hidup Cerdiknya

Smua Pasti Bisa Janganlah Ragu-Ragu


Perhatikan Cara Mudah Jalaninya

Cek Kesehatan, Enyahkan Asap Rokok


Rajin Olahraga, Dietlah yang Seimbang
Istirahat Cukup, Kelola Stres dengan Baik

Ajak Keluarga Hidup Cerdik

b. JINGLE MARS GERMAS

Gerakan masyarakat hidup sehat


Bugar dan bermanfaat
Berfikir positif, hidup produktif
Untuk kesehatan kita

Rajin olahraga
Konsumsi gizi seimbang
Rutin cek kesehatan
Selalu pelihara kebersihan
Demi Indonesia sehat

Ayo mulai hidup sehat


Awali dari kita
Selalu berkarya, terus semangat
Sehat... Masyarakat... Indonesia
(Sehat diawali dari saya)

DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Aceh, 2018. “Lakukan Aktivitas Fisik 30 Menit Setiap Hari”.
https://dinkes.acehprov.go.id/news/read/2018/03/15/206/lakukan-aktifitas-fisik-30-menit-
setiap-hari.html. Diakses pada tanggal 1 September 2020.

Fithria.Tri.2019.” Aktivitas Fisik dan Dampak yang Ditimbulkan”.


https://www.kompasiana.com/tri56219/5cc1d89d95760e6e7e014452/aktivitas-fisik-dan-
dampak-yang-ditimbulkan?page=all. Diakses 01 september 2020.

Kemenkes RI. 2019. “Kurangi aktivitas fisik berpotensi alami penyakit menular”
https://www.kemkes.go.id/article/view/19090400004/kurang-aktivitas-fisik-berpotensi-alami-
penyakit-tidak-menular.html. Diakses pada tanggal 1 September 2020.

P2ptm,kemenkes.2020.” Apa yang dimaksud Aktivitas Fisik?.


http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/page/3/apa-yang-dimaksud-aktivitas-
fisik . Diakses 01 september 2020.

P2ptm,kemenkes.2018.”Mengenal Jenis Aktivitas Fisik”.


http://promkes.kemkes.go.id/content/?p=8807. Diakses 01 september 2020.

P2PTM. Kemenkes. 2017. “Buku Saku Ayo Bergerak, Lawan Obesitas”.


http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/2017/11/BukuAyoBergerak.pdf . Diakses 01 September
2020.

Ugmsehat.2020.” Aktivitas Fisik Apa yang Sebaiknya Dilakukan di Tengah Pandemi


COVID-19?”. https://hpu.ugm.ac.id/2020/04/11/aktivitas-fisik-apa-yang-sebaiknya-
dilakukan-di-tengah-pandemi-covid-19/. Diakses 01 september 2020.

Wilson.Andreas.2020.” Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Orang Dewasa?”.


https://hellosehat.com/hidup-sehat/kebugaran/minimal-aktivitas-fisik-bagi-orang-
dewasa/#gref . Diakses 01 september 2020.

Ghani. 2016. "Advokasi dalam Kesehatan Masyarakat".


http://driyamedia.bumimanira.org/2016/01/21/advokasi-dalam-kesehatan-
masyarakat/#:~:text=Advokasi%20kesehatan%20adalah%20advokasi%20yang,sehat
%20(DEPKES%2C%202007), diakses pada tanggal 7 September 2020.

Riskesdas nasional.2018.
https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-riskesdas-
2018_1274.pdf. (diakses tanggal 14 september 2020 pukul 15.20)
Rosidin,Udin.2019.” Penyuluhan tentang Aktifitas Fisik dalam Peningkatan Status
Kesehatan”. file:///C:/Users/asus/Downloads/22574-66455-2-PB.pdf. (diakses tanggal 14
september 2020 pukul 15.30)
Tiara, Novi dkk. 2019. Pedoman Strategi & Langkah Aksi Peningkatan Aktifitas Fisik.
Jakarta : Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN).
Kemenkes. 2018. Mengenal Jenis Aktifitas Fisik. http://promkes.kemkes.go.id/content/?
p=8807, diakses pada tanggal 14 September 2020.
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat 2017. https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Inp
res-Nomor-1-Tahun-2017-tentang-Gerakan-Masyarakat-Hidup-Sehat_674.pdf. Diakses pada
14 September 2020
Direktorat Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Direktorat Jenderal
Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit. 2018. WHO luncurkan Rencana Aksi Global
tentang Aktivitas Fisik.
http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/who-luncurkan-rencana-aksi-global-tentan
g-aktivitas-fisik. Diakses pada 14 September 2020
Ikhdanudin Eka. 2017. Lirik mars germas. https://www.ekaikhsanudin.net/2017/07/lirik-mars-
germas.html?m=1. Diakses pada 28 September 2020

Anda mungkin juga menyukai