Tinjauan Teori
2.2 Kerangka teori
Kerangka teori adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu
teori dengan faktor‐faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Arti
teori adalah sebuah kumpulan proposisi umum yang saling berkaitan dan digunakan
untuk menjelaskan hubungan yang timbul antara beberapa variabel yang diobservasi.
Penyusunan teori merupakan tujuan utama dari ilmu karena teori merupakan alat untuk
menjelaskan dan memprediksi fenomena yang diteliti. Teori selalu berdasarkan fakta,
didukung oleh dalil dan proposisi. Suatu penelitian dengan dasar teori yang baik akan
membantu mengarahkan si peneliti dalam upaya menjelaskan fenomena yang diteliti.
Berikut merupakan kerangka teori dalam penelitian ini :
2.2.1 Sarapan
a. Pengertian Sarapan
Sarapan atau makan pagi adalah keadaan untuk mengonsumsi hidangan
utama pada pagi hari sebelum melakukan aktivitas sehari-hari, makanan itu
terdiri dari makanan pokok serta lauk pauk atau bisa juga makanan kudapan.
Jumlah dari makanan yang dimakan ketika sarapan/makan pagi adalah sekitar
kurang lebih 1/3 dari makanan sehari. Waktu sarapan dimulai dari pukul 06.00-
10.00 pagi.
Sarapan dibutuhkan untuk mengisi lambung yang telah kosong selama 8 -10
jam, ketika tidur, tubuh tetap melakukan proses metabolisme untuk
menghasilkan energi. Energi yang dihasilkan digunakan oleh tubuh untuk
menjalankan organ-organ yang ada didalamnya sesuai dengan fungsinya
masing-masing. Proses metabolisme tersebut diperoleh dari makanan
sebelumnya, yaitu ketika malam hari, sehingga ketika pagi hari tubuh
memerlukan asupan makanan kembali untuk mendapatkan energi. Itulah
sebabnya mengapa sarapan sangat penting untuk memulai aktivitas baik
aktivitas bekerja maupun belajar.
b. Gizi Sarapan
Sarapan merupakan makanan yang dikonsumsi sebelum atau pada awal
kegiatan sehari-hari, dalam waktu dua jam setelah bangun tidur, biasanya tidak
lewat dari jam 10.00 dan memberi asupan kalori sekitar 20 - 35% dari total
kebutuhan 10energi harian (Giovannini, 2018). Sarapan pagi akan mengisi
cadangan energi selama kegiatan belajar yang berlangsung sekitar 8 - 10 jam
dan akan diisi kembali pada saat makan siang (Sartika, 2012).
Meski memiliki banyak manfaat, bukan berarti boleh mengonsumsi
sembarang makanan hingga terlampau kenyang saat sarapan. Sarapan
sebaiknya memenuhi 25%-30% dari total angka kebutuhan gizi selama sehari.
Dalam satu porsi sarapan disarankan mengandung 25% karbohidrat, 25%
protein, dan 50% serat. Agar Anda lebih mudah mengatur menu sarapan sehat
dengan nutrisi seimbang, berikut ini saran jenis zat gizi yang perlu dimasukkan
dalam menu sarapan :
1. Karbohidrat
Sebagai sumber energi, karbohidrat tentu menjadi zat gizi yang
dibutuhkan setelah tubuh berpuasa kurang lebih delapan jam selama
tidur semalaman. Untuk memenuhi asupan karbohidrat, bisa
mengonsumsi roti gandum, kentang, dan oatmeal sebagai pilihan yang
lebih sehat daripada nasi. Selain lebih sehat, karbohidrat dari gandum
dan kentang bisa membuat Anda kenyang lebih lama.
2. Protein
Protein berfungsi untuk memberikan energi bagi tubuh. Bedanya, protein
dapat bertahan lebih lama dibandingkan karbohidrat. Oleh karena itu,
protein bisa menjadi sumber energi tambahan. Selain sebagai sumber
energi tambahan, protein juga dapat membuat kenyang lebih lama.
Asupan protein bisa didapatkan dari sumber nabati (tempe, tahu, dan
susu kedelai) dan hewani (ikan, telur, daging, dan produk susu).
2.2.2 Belajar
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi
perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau praktek yang diperkuat. Belajar
merupakan hasil dari interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap
telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilaku. Menurut teori
ini dalam belajar yang penting adalah bahwa bentuk input dan output dari stimulus
dalam bentuk tanggapan. Dari pengertian belajar tersebut, kata kunci dari belajar
adalah perubahan perilaku. Dalam hal ini, Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam
pengertian belajar:
1. Perubahan terjadi secara sadar Ini berarti bahwa seseorang yang belajar
akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia
merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia
menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapanya bertambah,
kebiasaanya bertambah.
2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional Sebagai hasil
belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara
berkesinambungan , tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan
menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan
ataupun proses belajar berikutnya.
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif dalam perbuatan belajar,
perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk
memperoleh Sesutu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian
makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik
perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa
perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha
individu sendiri.
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, perubahan yang terjadi
karena proses belajar bersifat menetap atau permanen.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Ini berarti bahwa perubahan
tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perbuatan
belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh
seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan
keseluruhan tingkah laku. Jika seorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia
akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap,
keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
2.2.3 Konsentrasi Belajar
Kosentrasi belajar berasal dari kata konsentrasi dan belajar. Hornby dan
Siswoyo (1993:69) mendefinisikan konsentrasi (concentration) adalah
pemusatan atau pengerahan (perhatiannya ke pekerjaannya atau
aktivitasnya). Hamalik (1995:36) mendefinisikan belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar
adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni
mengalami. Sejalan dengan perumusan itu, berarti pula belajar adalah suatu
proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.
Tabrani dkk. (1989:8) menambahkan definisi belajar dalam arti luas ialah
proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan,
penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai,
pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi
atau, lebih luas lagi, dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang
terorganisasi. Belajar selalu menunjukkan suatu proses perubahan perilaku atau
pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu.
Maka dapat disimpulkan bahwa konsentrasi belajar adalah pemusatan
perhatian dalam proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk
penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan
nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai
bidang studi.
Keterangan :
Variabel independen atau variabel bebas pada penelitian ini yaitu kebiasaan sarapan
pagi, sedangkan variabel dependen atau variabel terikatnya yaitu tingkat konsentrasi
belajar pada siswa. Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang
dapat mempengaruhi variabel dependen, maka dari itu sarapan pagi termasuk ke dalam
variabel independen karena sarapan pagi dapat mempengaruhi tingkat konsentrasi
belajar pada siswa. Begitupun sebaliknya, Variabel dependen atau variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen maka dari itu tingkat
konsentrasi belajar pada siswa termasuk variabel dependen karena tingkat konsentrasi
belajar pada siswa dapat dipengaruhi oleh kebiasaan sarapan pagi.