Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN KEGIATAN MANAJEMEN PROMOSI KESEHATAN TENTANG

PENYAKIT ISPA DI UPT PUSKESMAS PASIRKALIKI

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Dea Permatasari P17336117427
Salsabila Alda Rizma P17336117402
Dzatin Dzihna Karima P17336117439
Zalfaa Aziizah Firdaus P17336117413
Melati Nur Fatima P17336117430
Syifa Naddiya Nurul Fitri P17336117405
Iis Wasiatul Muznah P17336117419
Abdul Wahab Qaharudin P17336116424
Dita Damayanti Utami P17336117418
Dwi Rizky Bunga P P17336117425

DIV-PROMOSI KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
JL.WESTHOFF NO 31 BANDUNG
2019
BAB I
PERENCANAAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) Infeksi Saluran Pernafasan
Atas (ISPA) merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering terjadi. WHO
memperkirakan insidensi ISPA di negara berkembang dengan angka kematian
balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada
golongan usia bayi dan balita.
Dari tahun ke tahun, prevalensi ISPA di Indonesia tetap tinggi, yaitu
sekitar 21,6% di daerah perkotaan. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) menunjukkan jumlah balita penderita pneumonia menurun dari 804.937
pada tahun 1999 menjadi 479.283 pada tahun 2000. Namun dari tahun 2000
hingga 2003 jumlah balita penderita ISPA cenderung menetap di angka yang
sama meski pemerintah telah mencanangkan program pemberantasan ISPA.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan pada tahun 2016 di Puskesmas
Kota Bandung tercatat 20 penyakit terbesar, yaitu infeksi saluran pernafasan
atas akut tidak spesifik,hipertensi primer (esensial), myalgia, penyakit pulpa dan
jaringan periapical, penyakit infeksi usus, Gastroduodenitesis tidak spesifik, diare
dan gastroenteritis, dispepsia, faringitis akuta, demam yang tidak diketahui
penyebabnya, gangguan lain pada kulit dan jaringan subkutan yang tidak
terklasifikasikan, eksema, artritis, tukak lambung, karies gigi, diabetes melitus
tidak spesifik, gangguan gigi dan jaringan penunjang lainnya, tonsilitis akuta,
konjungtivis, dan lainnya dengan jumlah keseluruhan yaitu 1.086.656 pasien. Di
mana kasus ISPA merupakan penyakit tertinggi dengan jumlah penderita
sebanyak 288.224 jiwa.
Berdasarkan data dari Puskesmas Pasirkaliki per maret tahun 2019
tercatat bahwa penyakit dengan jumlah kasus tertinggi, yaitu ISPA
Maka dari itu, diperlukannya pencegahan terhadap ISPA dengan
melakukan edukasi melalui program yang akan direncanakan agar kasus
penyakit ISPA menurun.
B. Analisis Masalah

A. Prioritas Masalah

Laporan Penyakit Terbanyak PKM Pasir Kaliki

Periode : 15 Maret 2019

Nama
No. Kode L P Jumlah %
Penyakit

1 J00 ISPA 280 382 662 40,34

2 I10 Hipertensi 138 278 416 25,35

Gastritis,
3 K29.7 65 145 210 12,80
unspecified

Necrosis of
4 K04.1 74 112 186 11,33
pulp

5 M79.1 Myalgia 67 100 167 10,18

JUMLAH 624 1017 1641 100

Tabel 1.1 5 Penyakit terbanyak di puskesmas pasirkaliki

Berdasarkan tabel 1.1 hasil laporan Puskesmas Pasirkaliki Kota Bandung


periode 15 Maret 2019 ada 5 penyakit terbanyak yaitu, ISPA (Infeksi Sakuran
Pernafasan Atas), Hipertensi, Gastritis, unspecified, Necrosis of pulp, dan
Myalgia dengan jumlah pasien sebanyak 1641 pasien. Jumlah kasus ISPA di
ruang MTBS periode Januari – Maret 2019 sebanyak 754 kasus di PKM Pasir
Kaliki.

NO BULAN NAMA PENYAKIT TOTAL

1 JANUARI ISPA 214

2 FEBRUARI ISPA 321

3 MARET ISPA 219

JUMLAH 754
Tabel 1.2 Prevalensi penyakit ISPA pada balita
Beberapa masalah yang ditemukan di Puskesmas Pasirkaliki harus ditentukan
prioritas masalahnya dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
Puskesmas.Upaya yang dilakukan untuk menentukan prioritas masalah tersebut
adalah menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) dengan teknik
skoring sebagai berikut:

Penilaian Prioritas Masalah di Puskesmas Pasirkaliki

USG
NO PRIORITAS MASALAH TOTAL RANKING
U S G

1. ISPA 5 4 5 14 I

2. Hipertensi 4 5 3 12 II

3. Gastritis, unspecified 3 3 4 10 III

4. Necrosis of pulp 2 2 2 6 IV

5. Myalgia 1 1 1 3 VI

Tabel 1.2 Skoring Prioritas Masalah

Keterangan :

5 = Sangat Besar
4 = Besar
3 = Sedang
2 = Kecil
1 = Sangat Kecil

Dari matriks di atas, kami dapat mengambil kesimpulan bahwa, masalah


kesehatan yang akan diselesaikan di PKM Pasirkaliki adalah penyakit ISPA.
Penentuan Prioritas Masalah

No Masalah Metode Skor Alasan


1. ISPA Urgency
Infeksi saluran pernapasan akut atau sering disebut sebagai ISPA adalah infeksi yang
mengganggu proses pernafasan seseorang. Infeksi ini umumnya disebabkan oleh virus
yang menyerang hidung, trakea (pipa pernafasan), atau bahkan paru-paru. Penyakit ini
terkadang masih dianggap biasa oleh masyarakat.

5 Dari data 5 penyakit terbanyak di Puskesmas Pasirkaliki menunjukan bahwa penyakit


ISPA adalah penyakit dengan pasien terbanyak dalam periode maret yaitu sebanyak
40,34 % atau 662 pasien hampir setengah dari keseluruhan jumlah pasien dari 5
penyakit tersebut. Sehingga sangat penting untuk ditangani agar penyakit yang
dianggap biasa ini tidak menyebabkan komplikasi lainnya.
Seriuousness Jika penyakit ISPA tidak segera ditangani, jika infeksi terjadi di paru-paru dan tidak
ditangani dengan baik, dapat terjadi komplikasi yang serius dan dapat berakibat fatal.
4 Komplikasi yang sering terjadi akibat ISPA adalah gagal napasakibat paru-paru
berhenti berfungsi, peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah, serta gagal
jantung.Kondisi ini bisa berakibat fatal, bahkan sampai berujung pada kematian.
Growth
Penyebab ISPA adalah virus atau bakteri, yang mudah sekali menular. Penularan virus
atau bakteri penyebab ISPA dapat terjadi melalui kontak dengan percikan air liur orang

5 yang terinfeksi. Virus atau bakteri dalam percikan liur akan menyebar melalui udara,
masuk ke hidung atau mulut orang lain.

2. Hipertensi Urgency 4 Penyakit hipertensi merupakan gejala peningkatan tekanan darah yang kemudian
berpengaruh pada organ yang lain, seperti stroke untuk otak atau penyakit jantung
koroner untuk pembuluh darah untuk pembuluh darah jantung dan otot jantung.
Penyakit ini menjadi salah satu masalah utama dalam ranah kesehatan masyarakat di
Indonesia maupun di dunia (Ardiansyah, 2012).
Di PKM Pasirkaliki penyakit ini cukup banyak terjadi dalam periode bulan maret yaitu
sebanyak 25,35 % atau 416 pasien.
Seriousness Hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi serius penyakit jantung koroner, gagal
5 jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, diabetes, dan banyak penyakit berbahaya
lainnya. 
Growth Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten)
dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung
3
koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat
pengobatan yang memadai.
3. Gastritis, Urgency Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung sebagai

unspecified respon terhadap jejas (injury) yang dapat bersifat akut maupun kronik. Gastritis

merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi, hampir 10% dari orang-

orang yang dirawat dibagian unit gawat darurat rumah sakit datang dengan kasus
3
gastritis. Angka kejadian gastritis menurut WHO adalah 40,8%, dan merupakan salah

satu dari sepuluh penyakit terbanyak pada passien rawat inap di rumah sakit.

Di PKM Pasirkaliki Gastritis ada diurutan ketiga yaitu 12,80% atau 210 pasien penyakit

ini cukup penting untuk ditangani untuk menghindari komplikasi lainnya.


Seriousness 3 Penyakit gastritis yang terjadi secara berulang dan dalam jangka waktu yang lama
yang akan menjadi kronis.
Growth Gangguan pencernaan akibat dari peradangan dinding lambung yang muncul secara
4
perlahan dan berkembang dalam jangka waktu yang lama.
4. Necrosis of pulp Urgency 2 Iritasi terhadap jaringan pulpa dapat menyebabkan terjadinya reaksi inflamasi. Iritan
dapat berupa iritan mekanis, kimia, namun yang paling sering menjadi etiologi penyakit
pulpa adalah iritan oleh mikroorganisme. Iritasi ringan seperti
pada karies dan preparasi kavitas yang dangkal mengakibatkan inflamasi yang sedikit
atau tidak sama sekali pada pulpa.
Seriousness 2 Radang pulpa gigi ini dapat menyebar dan menyebabkan komplikasi yang berpotensi
mengancam nyawa, seperti infeksi pada ruang fasia dalam di kepala dan leher.

Growth Kondisi ini dapat berupa akut atau kronis, dengan atau tanpa gejala. Dalam beberapa
2 kasus, kondisi ini bisa diobati. Namun, kalau sudah parah peradangan pulpa gigi  tidak
bisa disembuhkan seperti semula lagi.
5. Myalgia Urgency Myalgia atau nyeri otot menimbulkan rasa tidak nyaman pada otot seperti nyeri, yang
dapat menghambat aktivitas. Nyeri otot akibat myalgia hanya terjadi pada sejumlah
1 kecil otot tubuh atau bisa juga menyebar ke seluruh tubuh. Tingkat keparahannya pun
juga bervariasi, mulai dari yang ringan sampai tidak tertahankan. Kebanyakan myalgia
biasanya bisa hilang dalam waktu singkat, namun dalam beberapa kasus dapat
berlangsung dalam waktu yang lebih lama. Sakit otot ini juga bisa menyebar ke leher,
punggung, kaki, dan tangan.

Seriousness Sakit otot dapat berkembang di hampir semua bagian tubuh, termasuk leher,
1
punggung, kaki, dan bahkan tangan.
Growth kebanyakan sakit otot biasanya hilang dalam waktu singkat, dalam beberapa kasus
1
dapat berlangsung dalam waktu yang lebih lama.
Tabel 1.3 Penentuan Prioritas Masalah

Maka setelah melakukan pengkajian prioritas masalah dengan teknik skoring didapatkan hasil bahwa penyakit yang menjadi prioritas
adalah penyakit ISPA.
B. Fishbone Masalah Cakupan Penyakit ISPA di Puskesmas Pasirkaliki

Methode Money Man

Kurangnya Kebiasaan merokok


Kurang edukasi
dana dalam
tentang penularan
upaya Kurangnya
penyakit ISPA
pencegahan kebersihan diri
penyakit ISPA individu (cuci tangan
pakai sabun)

Masalah
Konsumsi
kemiskinan yang
makanan yang
berdampak pada
kurang sehat
ketidak-mampuan
masyarakat untuk
membuat rumah
sehat

Tingginya angka
kejadian ISPA di
Puskesmas
Pasirkaliki

Ventilasi yang
kurang memadai

Pencahayaanrumah
yang kurang cukup

Market Machine
Material
.

C. Analisis Penyakit ISPA

A. Infeksi Saluran Pernapasan Atas


Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) adalah penyakit infeksi akut
yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai dari
hidung hingga kantong paru (alveoli) termasuk jaringan adneksanya seperti
sinus/rongga disekitar hidung (sinus para nasal) rongga telinga tengah dan
pleura (Depkes, 2009).

Menurut depkes (2006) dalam yuyu (2011) ISPA mempunyai 3 unsur,


yaitu infeksi, saluran pernapasan dan akut. Yang dimaksud dengan infeksi
adalah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan
berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit. Sedangkan
saluran pernapasan adalah organ yang dimulai dari hidung sampai alveoli
beserta organ adneksanya, seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan
pleura. Dan infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14
hari.

ISPA merupakan penyakit infeksi saluran nafas yang secara anatomi


dibedakan atas saluran nafas atas mulai dari hidung sampai dengan taring
dan saluran nafas bawah mulai dari laring sampai dengan alveoli beserta
adnexanya, akibat invasi infecting agents yang mengakibatkan reaksi
inflamasi saluran nafas yang terlibat. Dikatakan bangkitan baru bila tanda
dan gejala tersebut terjadi sekurang-kurangnya setelah 48 jam bebas gejala
bangkitan akhir dan berlangsung tidak lebih dari 14 hari.
Agen Penyebab dalam Infeksi Saluran Pernapasan Atas (Lankinen,
1994, Depkes 2009 dan Widoyono, 2008)
Bakteri Virus Other Aspirasi

Streptococcu  Measles  Pneumo  Makanan


s  RSV cystis  Asap
Pneumonia  Ascaris kendara
 Parainfluen
e an
zae 1-3  Paragoni
Haemophilus bermoto
 Rhinviruses mus
Influenzae r
 Adenovirus  Echinoco
Boerdetella  BBM
es ccus
Pertussis (bahan
 Influenza  Strongyl
Mycoplasm bakar
viruses oides
a minyak)
 Enterovirus  Fungi
Pneumonia biasanya
e es minyak
Staphylococcus  Herpes tanah
aureus simplex  Cairan amnion
Gram-negative rods  Cytomegalo pada saat
Chlamydiae virus lahir, benda
asing (biji-
Rickettsiae
bijian mainan
plasti kecil,
dan lain-lain)
B. Tanda dan gejala

Berikut ini adalah tanda dan gejala ISPA pada anak-anak :

1. Demam

2. Batuk

3. Pilek, hidung tersumbat atau bersin-bersin

4. Suara serak

5. Sakit kepala, badan pegal-pegal atau nyeri sendi

6. Lesu, lemas

7. Sesak napas

8. Frekuensi napas cepat

C. Klasifikasi ISPA

Menurut Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA (2009)


dalam klasifikasi penyakit dibedakan berdasarkan penggolongan umur,
yaitu golongan umur < 2 bulan dan golongan umur 2 sampai < 5 tahun.
Yaitu :
 Golongan umur < 2 bulan klasifikasi dibagi :

a. Bukan pneumonia

Bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah
atau bernapas cepat.

b. Pneumonia berat

Bila disertai salah satu tanda tarikan kuat di dinding pada bagian
bawah atau napas cepat. Dikatakan napas cepat untuk golongan
umur kurang dari 2 bulan bila frekuensi napas 60x/menit atau lebih.
Tanda bahaya untuk golongan < 2 bulan :

1) Kurang bisa minum ( kemampuan minum menurun sampai

Pada saat diperiksa anak harus berada dalam kondisi tenang,


tidak menangis atau meronta.

2) Kejang

3) Kesadaran menurun
4) Stridor

5) Wheezing

6) Demam/dingin

 Golongan umur 2 – kurang dari 5 tahun klasifikasi dibagi :

a. Bukan pneumonia

Bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada
napas cepat.

b. Pneumonia

Bila disertai napas cepat. Batas untuk napas cepat pada golongan umur
2 – kurang dari 5 tahun :

1) Usia 2 bulan – 12 bulan : 50x/menit atau lebih


2) Usia 1-4 tahun : 40x/menit atau lebih

c. Pneumonia berat
Bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan di dinding dada bagian bawah
ke dalam pada waktu anak menarik napas.

Tanda bahaya untuk golongan umur 2 bulan – kurang dari 5 tahun:

1) Tidak bisa minum

2) Kejang

3) Kesadaran menurun

4) Stridor pada waktu anak tenang

5) Gizi buruk
D. Penyebaran dan Penularan Penyakit

Pada ISPA, dikenal 3 cara penyebaran infeksi, yaitu:

1. Melalui areosol (partikel halus) yang lembut, terutama oleh karena


batuk-batuk
2. Melalui areosol yang lebih berat, terjadi pada waktu batuk-batuk
dan bersin
3. Melalui kontak langsung atau tidak langsung dari benda-benda
yang telah dicemari oleh jasad renik.
E. Faktor resiko penyakit ISPA
Dalam Prabu (2009) secara umum terdapat 3 (tiga) faktor resiko terjadinya
ISPA yaitu faktor lingkungan, faktor individu, sera faktor perilaku

a. Faktor Lingkungan
1. Ventilasi
Ventilasi yaitu proses penyediaan udara atau pengerahan udara
ke atau dari ruangan baik secara alami maupun secara mekanis.
Tujuannya adalah mengencerkan zat pencemaran yang ada di dalam
udara agar menjadi baik atau mencapai kadar yang diperkenankan,
disamping itu untuk mengukur temperatur dan kelembaban disekitarnya
(Rifai, 2004).

Jumlah Faktor Penyebab ISPA Ventilasi Rumah


9 Grafik 1.1
8
Jumlah
Faktor
7
Penyebab
6 ISPA
5 Ventilasi
Axis Title 4 Rumah
3
2
1
0
Cukup Tidak

INTERPRETASI :
Berdasarkan data grafik tersebut diketahui bahwa responden yang memiliki
rumah dengan ventilasi yang cukup sebanyak 8 kasus, sedangkan
responden yang memiliki rumah dengan ventilasi yang tidak cukup sebanyak
1 kasus.

2. Pencahayaan Rumah

Untuk memperoleh cahaya yang cukup pada siang hari,


diperlukan luas jendela minimum 20% luas lantai. Cahaya ini sangat
penting karena dapat membunuh bakteri patogen di dalam rumah
misanya, basil TB. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus
mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup.

Intensitas pencahayaan minimum yang diperlukan 10 kali lilin


atau kurang lebih 60 lux. Semua jenis cahaya dapat mematikan kuman
hanya berbeda dari segi lamanya proses mematikan kuman untuk
setiap jenisnya. Cahaya yang sama apabila dipancarkan melalui kaca
tidak berwarna dapat membunuh kuman  dalam waktu yang lebih cepat
dibandingkan dengan kaca berwarna (Suryo, 2010).

Jumlah Faktor Penyebab ISPA Pencahayaan Rumah


8
7
6
5

Axis Title 4
3
2
1
0
Baik Tidak

Grafik 1.3 Jumlah Faktor Penyebab ISPA Pencahayaan Rumah

INTERPRETASI:
Berdasarkan data grafik tersebut diketahui bahwa responden yang memiliki
rumah dengan pencahayaan yang baik sebanyak 7 kasus, sedangkan
responden yang tidak memiliki pencahayaan rumah sebanyak 2 kasus.

b. Faktor Individu
1. Umur
Sejumlah studi yang besar menunjukkan bahwa insiden penyakit
pernapasan oleh veirus melonjak pada bayi dan usia dini anak-anak dan
tetap menurun terhadap usia. Insiden ISPA tertinggi pada umur 6 –12
bulan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor imunitas pada bayi yang masih
rentan dengan pajanan dari llingkungan luar.
Jumlah balita di PKM Pasirkaliki yang berobat ke ruang MTBS April
2019
6

4
Jumlah Data

0
11 bulan - 1 tahun 2 tahun - 4 tahun

Grafik 1.8 Jumlah Balita di PKM Pasirkaliki yang Berobat ke Ruang MTBS April
2019.

INTERPRETASI:
Berdasarkan grafik diatas telah didapatkan jumlah balita yang berobat ke ruang
MTBS di Puskesmas Pasirkaliki dengan 4 orang balita dengan umur 11 bulan –
1 tahun dan 5 orang balita yang didapat berobat di Puskesmas Pasirkaliki.

2. Asi Eksklusif

Asi mengandung nutrisi, hormone, unsur kekebalan, anti alergi,


serta antiinflamasi. Faktor kekebalan ASI antara lain laktoferin yang
menghambat bakteri yang menghambat, lisozim dan IgA memecah
dinding sel bakteri enterbakteri dan kuman gram positif yang merupakan
salah satu penyebab penyakit ISPA. oleh karena itu, balita yang
mendapatkan ASI Eksklusif akan terhindar penyakit infeksi seperti ISPA
(Purwanti, 2004).

Jumlah balita yang diberi ASI Eksklusif di PKM Pasirkaliki


10
9
8
7
Jumlah Data

6
5
4
3
2
1
0
ya tidak

Grafik 1.9 Jumlah Balita yang Diberi ASI Ekslusif di PKM Pasirkaliki
INTERPRETASI :

Dari grafik diatas terlihat bahwa jumlah balita yang diberi Asi Eksklusif oleh
orangtuanya di Puskesmas Pasirkaliki terdapat 9 data balita dan tidak terdapat
(0) balita yang tidak diberi Asi Eksklusif di Puskesmas Pasirkaliki.

3. Imunisasi

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan


kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila
suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan. (Permenkes Nomor 12 Tahun 2017 Tentang
Penyelenggaraan Imunisasi)

Jumlah Balita yang di Imunisasi di PKM Pasirkaliki


10
9
8
7
Jumlah Data

6
5
4
3
2
1
0
ya tidak

Grafik 1.10 Jumlah balita yang di Imunisasi di PKM Pasirkaliki

INTERPRETASI :
Berdasarkan grafik di atas jumlah balita umur 1 tahun – 3 tahun yang di Imunisasi di
Puskesmas Pasirkaliki sebanyak 9 data balita yang didapatkan.

c. Faktor Perilaku

1. Orangtua Merokok
Asap rokok merupakan zat iritan yang dapat menyebabkan infeksi
pada saluran pernapasan. Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia
beracun dan bahan-bahan yang dapat menimbulkan kanker (karsinogen).
Bahkan bahan berbahaya dan racun dalam rokok tidak hanya mengakibatkan
gangguan kesehatan pada orang yang merokok, namun juga kepada orang-
orang di sekitarnya yang tidak merokok yang sebagian besar adalah bayi,
anak-anak dan ibu-ibu yang terpaksa menjadi perokok pasif oleh karena ayah
atau suami mereka merokok di rumah. Kebiasaan merokok di dalam rumah
dapat meningkatkan resiko terjadinya ISPA sebanyak 2,2 kali (Suryo, 2010).

Jumlah Faktor Penyebab Orang tua yang merokok


8
7
6
5
Total
4
3
2
1
0
Ya Tidak

Grafik 1.11 Jumlah Faktor Penyebab Orang Tua yang Merokok


INTERPRETASI :
Berdasarkan data grafik tersebut diketahui bahwa responden yang merokok
sebanyak 7 kasus,sedangkan responden yang tidak merokok sebanyak 2
kasus.

2. Konsumsi Makanan

Konsumsi Pangan Menurut Riyadi (2006), konsumsi pangan seseorang


atau sekelompok orang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Ada empat faktor
utama yang mempengaruhi konsumsi pangan sehari-hari, yaitu produksi
pangan untuk keperluan rumah tangga, pengeluaran uang untuk pangan
rumah tangga, pengetahuan gizi dan ketersediaan pangan.

Tingkat pendidikan akan mempengaruhi tingkat konsumsi pangan


seseorang dalam memilih bahan pangan demi memenuhi kebutuhan
hidupnya. Orang yang memiliki pendidikan tinggi cenderung memilih bahan
pangan yang lebih baik dalam kuantitas maupun kualitas dibanding dengan
orang yang berpendidikan rendah (Hardinsyah 1985 diacu dalam Permana
2006).

Besar keluarga akan mempengaruhi pendapatan per kapita dan


pengeluaran untuk konsumsi pangan. Keluarga dengan banyak anak dan
jarak kelahiran antar anak yang amat dekat akan menimbulkan lebih banyak
masalah. Pangan yang tersedia untuk satu keluarga, mungkin tidak akan
cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga tersebut tetapi
hanya mencukupi sebagian dari anggota keluarga itu (Martianto dan Ariani
2004 diacu dalam Rosyida 2010).

Jumlah Faktor Penyebab Konsumsi Makanan


7
6
5
4 Total
3
2
1
0
Baik Tidak

Grafik 1.12 Jumlah Faktor Penyebab Konsumsi Makanan


INTERPRETASI :
Berdasarkan data grafik tersebut diketahui bahwa sebanyak 6 kasus responden
memberikan anaknya makanan yang sehat dan responden yang memberikan
anaknya makanan tidak sehat (contoh gorengan, chiki dst) sebanyak 3 kasus.

3. Penularan

ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut yang


biasanya dialami seseorang dalam waktu kurang dari 2 minggu(akut),
disebabkan oleh virus yang dapat sembuh dengan sendirinya.

ISPA mudah sekali menular melalui udara yang mengandung virus yang
tersebar ketika penderita bersin atau batuk. Atau melalui  kontak dengan
benda yang dipegang oleh tangan penderita yang mengandung virus. Maka
disarankan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun bila Anda sedang
mengalami ISPA.

Jumlah Faktor Penyebab Terular ISPA


10
8
6 Total
4
2
0
Tertular Tidak

Grafik 1.13 Jumlah Faktor Penyebab Tertular ISPA


INTERPRETASI :
Berdasarkan data grafik tersebut diketahui bahwa responden yang menularkan
penyakit ISPA kepada anak (Hubungan dekat) sebanyak 9 kasus. Artinya
seluruh responden menularkan penyakit ISPA kepada anak balitanya.

4. Personal Hygiene

Budaya bersih merupakan cerminan sikap dan perilaku


masyarakat dalam menjaga dan memelihara kebersihan pribadi serta
lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Jalur utama penularan berbagai
penyakit adalah melalui tangan yang terkontaminasi bakteri, virus atau
telur cacing, yang dapat menyebabkan kerentanan penyebaran berbagai
penyakit seperti kecacingan, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan
diare.

Jumlah Balita yang menerapkan Personal Hygene dalam


kehidupan sehari- hari
8
7
6
5
Jumlah Data

4
3
2
1
0
ya tidak

Grafik 1.14 Jumlah Balita yang menerapkan Personal Hygene dalam


kehidupan sehari-hari

INTERPRETASI :
Dari grafik diatas terlihat bahwa jumlah balita yang menerapkan Personal Hygene
dalam kehidupan sehari-hari sejumlah 2 data balita yang didapat. Dan terdapat 7
jumlah balita yang tidak menerapkan Personal Hygene dalam kehidupan sehari-
harinya.

Dari hasil analisis di dapatkan bahwa faktor perilaku adalah faktor yang
paling mempengaruhi penyakit ISPA. Maka kami mebuat program untuk
pencegahan penyakit ISPA yaitu program ‘’PESPA TAAT’’ yang artinya
Pencegahan ISPA, Balita Sehat.
C. Sasaran
Sasaran secara langsung kepada orang tua balita penderita ISPA.
D. Manfaat
1. Angka kejadian ISPA di Puskesmas Pasirkaliki menurun.
2. Orang tua dapat menerapkan PHBS dengan mengajarkan anaknya untuk
membiasakan cuci tangan setelah beraktivitas, sebelum dan sesudah makan,
serta mengajarkan etika batuk kepada anggota keluarganya agar penyakit
ISPA yang diderita tidak menular.
3. Dapat meningkatkan perilaku masyarakat dalam pencegahan penularan
penyakit ISPA dengan menerapkan program PESPA TAAT 'Pencegahan
ISPA Balita Sehat'
4. Mengurangi penularan penyakit ISPA dengan menerapkan etika batuk dan
membiasakan mencuci tangan.
5. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat secara umum tentang
bagaimana cara mencegah penularan ISPA.
E. Perencanaan Program
Input : Masyarakat yang bisa terlibat di dalam program ini adalah balita di bawah
umur 5 tahun beserta pendampingan orang tua.

Rencana Pelaksanaan Program : dalam program ini, kelompok menggunakan


model teori

Healthy – Plan it yang perencanaanya di awali dengan beberapa tahapan, yaitu :

1. pengaturan prioritas masalah


2. menentukan tujuan program
3. Mengembangkan hasil tujuan
4. Menentukan strategi
5. Evaluasi dan anggaran

Kami menggunakan teori Healthy – Plan It karena teori ini menekankan


pada tujuan dan prioritas program dalam tahapannya dan juga sesuai dengan
proses pembuatan program yang dicantumkan di dalam panduan Praktik
Belajar Lapangan (PBL).
Output dan Outcome :

Pelaksana kegiatan

1. Master of Ceremony

Jobdesc :

 Membuka jalannya penyuluhan


 Membuka tanya jawab
 Memberikan reward
2. Pemateri

Jobdesc :

 Memberikan penyuluhan tentang materi langkah-langkah etika batuk dan


langkah-langkah cuci tangan
 Menyebutkan dan memperagakan langkah-langkah etika batuk dan cuci
tangan
 Menjawab pertanyaan dari sasaran
3. Fasilitator

Jobdesc :

 Mengatur dan mengarah kan sasaran pada posisi yang nyaman saat
penyuluhan.
 Membagikan media flyer kepada sasaran
 Membagikan reward kepada sasaran
 Time kipper jalannya penyuluhan.

4. Observer

Jobdesc :

 Memantau jalannya penyuluhan dengan mengabsen jumlah sasaran


yang hadir.
 Mengevaluasi sasaran mengenai materi penyuluhan yang di berikan.

Nama kegiatan : Pencegahan ISPA Balita Sehat "Pespa Taat"

Pespa Taat merupakan nama kegiatan yang dilaksanakan di PKM


Pasirkaliki untuk menanggulangi penyakit ISPA yang menjadi salah satu
prioritas di wilayah pkm pasirkaliki.
1. Masalah
Berdasarkan data dari Puskesmas Pasirkaliki pada bulan januari sampai
maret tahun 2019 , prevalensi penyakit ISPA pada balita yaitu 754 kasus.
2. Materi

Latar Belakang Program

Berdasarkan data yang telah dikaji, 5 Penyakit Terbesar di Puskesmas


Pasirkaliki pada bulan Maret 2019 adalah :
1. ISPA dengan 662 kasus.
2. Hipertensi,dengan 416 kasus.
3. Gastritis, unspecified dengan 210 kasus.
4. Necrosis of pulp, dengan 186 kasus.
5. Myalgia (Nyeri otot,pusing,pegal dll),dengan 167 kasus.
Menurut data tersebut, penyakit yang paling tinggi kasusnya di
Puskesmas Pasirkaliki bulan Maret 2019 yaitu ISPA. Kasus ISPA pada balita
periode januari sampai maret ada 754 kasus maka dari itu dibutuhkan
program pencegahan ISPA.

Pengertian ISPA

Infeksi saluran pernapasan akut atau sering disebut sebagai ISPA


adalah infeksi yang mengganggu proses pernafasan seseorang.

Gejala ISPA

1. Sering bersin
2. Hidung tersumbat atau berair
3. Paru – paru terasa terhambat (sesak)
4. Batuk – batuk dan tenggorokan terasa sakit
5. Kerap merasa kelelahan dan timbul demam
6. Tubuh terasa sakit

a. Materi Etika Batuk

Pengertian Etika Batuk

Etika Batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar dengan cara
menutup hidung dan mulut dengan tissue atau lengan baju, sehingga bakteri
tidak menyebar ke udara dan tidak menular ke orang lain.
Tujuan Etika Batuk

Mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas melalui udara bebas


(Droplets) dan menimbulkan kenyamanan pada orang di sekitarnya.

Alasan mengapa harus mengetahui Etika Batuk

Untuk mengendalikan penyebaran infeksi yang terjadi saat batuk, tidak


hanya di fasilitas kesehatan, tetapi juga dikantor, sekolah, pusat keramaian
maupun rumah Anda.

Dampak Dari Batuk yang berkepanjangan

Batuk yang dibiarkan tanpa adanya upaya penyembuhan dapat


menyebabkan penyakit ISPA. Infeksi saluran pernapasan akut atau sering
disebut sebagai ISPA adalah infeksi yang mengganggu proses pernafasan
seseorang

Kebiasaan Batuk Yang Salah

1. Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum.


2. Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau
hidung saat batuk dan bersin.
3. Membuang ludah batuk disembarang tempat.
4. Membuang atau meletakkan tissue yang sudah dipakai disembarang
tempat.
5. Tidak menggunakan masker saat flu atau batuk.

Cara Batuk yang Baik dan Benar

1. Tutup hidung dan mulut anda menggunakan tisu/saputangan atau lengan


bagian dalam baju anda (bukan telapak tangan) saat anda batuk maupun
bersin.
2. Segera buang tisu yang sudah dipakai kedalam tempat sampah Cuci
tangan dengan segera dengan menggunakan air bersih dan sabun atau
pencuci tangan berbasis alcohol.
3. Selalu gunakan masker saat masih sedang berada di tempat umum dan
berinteraksi dengan orang lain.
a. Materi Cuci Tangan

Pengertian Cuci Tangan

Cuci tangan  adalah hal yang wajib kita lakukan untuk menjaga
kesehatan tubuh. Terkadang, mencuci tangan dianggap merupakan hal yang
sepele. Kebanyakan orang hanya menggosok tangan dengan air tanpa
menggunakan sabun. Hal ini menyebabkan kuman masih banyak yang
menempel.

Kebersihan tangan merupakan suatu tindakan membersihkan tangan


dengan menggunakan sabun/antiseptik dibawah air mengalir atau dengan
menggunakan handrub berbasis alkohol.

Tujuan Mencuci Tangan

Tujuan mencuci tangan menurut (WHO) Agar bakteri tidak sampai


masuk ke tubuh sehingga kita terhindar dari beragam jenis penyakit.

Menurut Susiati (2008), tujuan dilakukannya cuci tangan yaitu untuk


Mengangkat mikroorganisme yang ada di tangan, Mencegah infeksi silang
(cross infection), Menjaga kondisi steril, Melindungi diri dan pasien dari
infeksi, Memberikan perasaan segar dan bersih.

Manfaat Mencuci Tangan

1. Dapat menghilangkan lemak dan kotoran yang menempel di tangan.


2. Dapat menghilangkan kuman dan bakteri yang menempel/ bersarang di
tangan. Menurut Journal of Environmental Research and Public Health
menyatakan bahwa mencuci tangan dengan sabun dapat menghilangkan
lebih dari 92% kuman penyebab penyakit yang menempel di tangan.
3. Dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh kuman,
seperti radang tenggorokan, masalah saluran pernafasan, disentri, diare,
iritasi kulit, biang keringat, mata merah, jerawat, bau badan, tipus, cacingan,
serta infeksi pada mata.
4. Dapat mencegah terjadinya penularan penyakit dari satu orang ke orang
lainnya. Penularan penyakit bisa saja terjadi saat kita berinteraksi dengan
seseorang yang sedang sakit. Untuk itu sangat dianjurkan untuk mencuci
tangan dengan sabun segera setelah berjabat tangan ataupun setelah
berkunjung ke tempat seseorang yang sedang sakit.
5. Tangan menjadi lebih bersih dan harum
6. Dapat mengajarkan cara hidup sehat bagi anak-anak .
Dampak Tidak Mencuci Tangan

Salah satu dampak dari tidak mencuci tangan yaitu beresiko terkena
infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dikarenakan tangan merupakan
salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia,
cuci tangan pakai sabun dapat menurunkan kasus penyakit infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA).

1. Dengan tidak mencuci tangan pakai sabun yang baik dan benar, maka
bakteri yang ada di tangan bisa masuk kedalam tubuh manusia dan akan
terhirup oleh rongga pernafasan manusia.
2. Jika seseorang yang sudah terkena penyakit ISPA saat batuk dan bersin
ditutup dengan tangan, maka cairan yang mengandung virus dan bakteri
akan menempel pada tangan. Lalu ketika seseorang itu tidak mencuci
tangan pakai sabun dengan baik dan benar, maka saat bersalaman
dengan orang lain akan menularkan virus dan bakteri ISPA, sehingga
akan terkena penyakit ISPA.
3. Dampak yang terjadi tidak mencuci tangan pakai sabun dengan baik dan
benar adalah penyebaran penyakit menular seperti diare, flu burung dan
salah satunya Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA)
4. Penyakit ISPA disebabkan karena bakteri yang ditularkan melalui kontak
langsung atau air borne desease. Sehingga apabila penderita ISPA batuk
atau bersin ditutup dengan tangan lalu memegang benda dan tidak
mencuci tangan dengan baik dan benar maka virus atau bakteri akan
mudah menyebar kepada seseorang yang rentan terkena virus atau
bakteri ISPA.

Waktu yang tepat untuk mencuci tangan

1. Sesudah kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya


2. Sebelum dan setelah menyiapkan dan mengkonsumsi makanan
3. Sesudah ke kamar kecil
4. Setelah dari jamban
5. Setelah membersihkan anak yang buang air besar
6. Sebelum makan
7. Sesudah makan
8. Setelah memegang hewan atau benda yang kotor
9. Sebelum menyusui bayinya untuk semua ibu
10. Setelah melakukan Aktivitas

Langkah-langkah Mencuci Tangan

1. Pertama basuh terlebih dahulu telapak tangan anda sampai pertengahan


lengan menggunakan air bersih yang mengalir, ambil sabun, lalu gosok
dan usap kedua telapak tangan anda secara lembut menggunakan
sabun tersebut.
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan anda secara bergantian.
3. Agar lebih maksimal, jangan lupa jari – jari tangan anda juga gosok
sampai bersih secara bergantian.
4. Dan pastikan semua ujung jari anda juga dibersihkan sampai bersih
dengan mengatupkannya.
5. Kemudian gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan – lahan.
Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan gerakan
memutar. Kemudian akhiri dengan membasuh seluruh bagian tangan
anda menggunakan air bersih yang mengalir dan keringkan
menggunakan kain atau tisu bersih

3. Metode
Metode dengan melakukan penyuluhan langsung kepada orang tua balita
penderita ISPA di ruang tunggu MTBS dan melakukan penyuluhan tidak
langsung dengan memberikan flyer dan video.
4. Media

Flyer Etika Batuk lembar depan Flyer etika batuk lembar


belakang

Flyer langkah cuci tangan lembar depan Flyer langkah cuci tangan
lembar belakang
5. Instrument Evaluasi
Instrumen Evaluasi Penyuluhan tentang Etika Batuk

Hari/tanggal :

No. Pernyataan Ya Tidak

Sasaran dapat menyebutkan dan memperagakan kembali


1.
langkah-langkah etika batuk

Langkah 1
Tutup hidung dan mulut anda menggunakan
tisu/saputangan atau lengan bagian dalam baju anda
(bukan telapak tangan) saat anda batuk maupun bersin
Langkah 2
Segera buang tisu yang sudah dipakai kedalam tempat
2.
sampah Cuci tangan dengan segera dengan
menggunakan air bersih dan sabun atau pencuci
tangan berbasis alcohol
Langkah 3
Selalu gunakan masker saat masih sedang berada di
tempat umum dan berinteraksi dengan orang lain

Keterangan :

1. Jumlah point Ya 4 : 100 % sudah tercapai.


2. Jumlah point Ya 3 : 75 % belum tercapai.
3. Jumlah point Ya 2 : 50 % belum tercapai.
4. Jumlah point Ya 1 : 25 % belum tercapai.

Jumlah jawaban YA
Skor : X 100% =
Jumlah Pernyataan

Catatan :

Instrument Evaluasi Penyuluhan tentang Cuci Tangan


Hari/tanggal :
No
Pernyataan Ya Tidak
.
Sasaran dapat menyebutkan dan memperagakan kembali
1.
langkah-langkah Mencuci Tangan.
Langkah 1
Basahi semua tangan dengan air bersih mengalir
Langkah 2
Gosok sabun punggung tangan
Langkah 3
Gosok sela – sela jari
2. Langkah 4
Gosok buku – buku jari
Langkah 5
Gosok jempol
Langkah 6
Bersihkan bagian bawah kuku

Keterangan:

1. Jumlah point Ya 7 : 100% sudah tercapai


2. Jumlah point Ya 6 : 85% belum tercapai
3. Jumlah point Ya 5 : 70% belum tercapai
4. Jumlah point Ya 4 : 60% belum tercapai.
5. Jumlah point Ya 3 : 40% belum tercapai.
6. Jumlah point Ya 2 : 30% belum tercapai.
7. Jumlah point Ya 1 : 15% belum tercapai

Jumlah jawaban YA
Skor : X 100% =
Jumlah Pernyataan

Catatan :
Instrument Evaluasi Media Cetak Etika Batuk
Hari/tanggal :
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Media yang diberikan terbaca oleh sasaran
Media yang diberikan dapat membantu sasaran untuk lebih
2.
mudah memahami materi
3. Media yang diberikan infomatif

Keterangan :
1. Jumlah point Ya 3 : 100% sudah tercapai.
2. Jumlah point Ya 2 : 60% belum tercapai.
3. Jumlah point Ya 1 : 30% belum tercapai.

Jumlah jawaban YA
Skor : X 100% =
Jumlah Pernyataan
Catatan :

Instrument Evaluasi Media Audio Visual Etika Batuk


Hari/tanggal :
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Kalimat yang terdapat dalam media mudah terbaca oleh sasaran.
Gambar yang terdapat dalam media mudah dipahami oleh
2.
sasaran.
3. Adegan atau peran dalam media mempermudah sasaran dalam
memahami materi.

Keterangan :
1. Jumlah point Ya 3 : 100% sudah tercapai.
2. Jumlah point Ya 2 : 60% belum tercapai.
3. Jumlah point Ya 1 : 30% belum tercapai.

Jumlah jawaban YA
Skor : X 100%
Jumlah Pernyataan
Catatan :
Instrument Evaluasi Media Cetak Cuci Tangan
Hari/tanggal :
No
Pernyataan Ya Tidak
.
1. Media yang diberikan terbaca oleh sasaran
Media yang diberikan dapat membantu sasaran
2.
untuk lebih mudah memahami materi
3. Media yang diberikan infomatif

Keterangan :
1. Jumlah point Ya 3 : 100% sudah tercapai.
2. Jumlah point Ya 2 : 60% belum tercapai.
3. Jumlah point Ya 1 : 30% belum tercapai.

Jumlah jawaban YA
Skor : X 100%
Jumlah Pernyataan

Catatan :

Instrument Evaluasi Media Audio Visual Cuci Tangan

Hari/tanggal :
No
Pernyataan Ya Tidak
.
1. Kalimat yang terdapat dalam media mudah terbaca
oleh sasaran.
Gambar yang terdapat dalam media mudah dipahami
2.
oleh sasaran.
3. Adegan atau peran dalam media mempermudah
sasaran dalam memahami materi.

Keterangan :
1. Jumlah point Ya 3 : 100% sudah tercapai.
2. Jumlah point Ya 2 : 60% belum tercapai.
3. Jumlah point Ya 1 : 30% belum tercapai.

Jumlah jawaban YA
Skor : X 100%
Jumlah Pernyataan
Catatan:
F. Tujuan

Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit diharapkan Orangtua balita


mampu menyebutkan kembali dan memperagakan langkah- langkah etika
batuk dan Cuci Tangan Penyuluhan ini merupakan salahsatu cara untuk
mengurangi penyebaran ISPA.

Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit Pengunjung Poli Anak


mampu.

1. Menyebutkan kembali langkah- langkah etika batuk dan Cuci Tangan

2. Memperagakan langkah- langkah etika batuk dan Cuci Tangan

G. Indikator Keberhasilan Tujuan


1. Sasaran antusias mengikuti penyuluhan
2. Sasaran dapat menyebutkan kembali langkah-langkah etika batuk dan
Cuci Tangan
3. Sasaran dapat memperagakan langkah-langkah etika batuk dan Cuci
Tangan
H. Rencana Pelaksanaan
Waktu : Sabtu, 20 April 2019 dan Senin, 22 April 2019
Tempat : PKM Pasirkaliki

I. Biaya

JUMLAH
RINCIAN BIAYA
BIAYA
Kode URAIAN
Harga
Banyak X Hari X
satuan
Media Cetak Rp. 140.000;
a. Print Flyer 4 lembar X 2 hari X Rp. 5.000; Rp. 40.000;
b. Fotokopi Flyer
I 80 lembar X 1 hari X Rp. 1.000; Rp. 80.000;
berwarna
c. Stiker A5 2 lembar X 1 hari X Rp. 5.000; Rp. 10.000;
d. Stiker A6 4 lembar X 1 hari X Rp. 2.500; Rp. 10.000;
Lain-lain Rp. 45.600;
a. Jellpen 7 buah X 1 hari X Rp. 2.500; Rp. 17.500;
II Rp.
b. Tempat Sabun 1 buah X 1 hari X Rp. 18.200;
18.200;
c. Sabun 1 buah X 1 hari X Rp. 9.900; Rp. 9.900;
Total Rp. 185.600;

No. Jenis Jumlah Total


1. Pemasukan Rp. 185.600;
2. Pengeluaran Rp. 185.600;
Saldo Rp. 0;
Sumber dana
1. Iuran 10 mahasiswa @ Rp. 12.000; = Rp. 120.000; Rp. 185.600;
2. Uang kas Rp. 75.600;

J. Jadwal kegiatan

Jadwal kegiatan rencana kegiatan program Pespa Taat


Waktu Pelaksanaan
N April
Kegiatan 15 1 17 1 19 2 21 22 23
o
6 8 0
Orientasi PKM dan
1 pengkajian data
sekunder
Pengkajian data
2 primer dan analisis
data
Perencanaan dan
presentasi
3
rencana kegiatan
program
Implementasi
pelaksanaan
4
program
(Penyuluhan)
5 Penyuluhan
6 Evaluasi program
Susunan Acara Program Pespa Taat (Pencegahan ISPA Balita Sehat)
1. Penyuluhan Etika Batuk
 
Hari/ tanggal : Sabtu, 20 April 2019

Tempat : PKM Pasirkaliki

Penyuluh : Dea Permatasari

Dita Damayanti Utami

Fasilitator : Dwi Rizky Bunga Puspita

Observatory : Iis Wasiatul Muznah

MC  : Salsabila Alda Rizma

Dokumentasi : Abdul Wahab Q

No Waktu Kegiatan
1 07.00 Kumpul panitia di PKM Pasirkaliki
2 07.00-08.00 Briefing
3 08.00-08.55 Persiapan untuk penyuluhan sesi I
4 08.55-09.00 Pembukaan sesi I
5 09.00-09.20 Materi penyuluhan sesi I
6 09.20-09.25 Evaluasi materi
7 09.25-09.30 Pemberian reward
8 09.30 Penutup
9 09.30-09.45 Istirahat
10 09.45-09.55 Persiapan untuk penyuluhan sesi II
11 09.55-10.00 Pembukaan sesi II
12 10.00-10.20 Materi penyuluhan sesi II
13 10.20-10.25 Evaluasi materi
14 10.25-10.30 Pemberian reward
15 10.30 Penutup

2. Penyuluhan Cuci Tangan

Hari/ tanggal : Senin, 22 April 2019

Tempat : PKM Pasirkaliki

Penyuluh : Melati Nur Fatimah

Zalfaa Aziizah Firdaus

Fasilitator : Dzatin Dzihna Karima


Observatory : Syifa Nadiyya Nurul F.

MC  : Salsabila Alda Rizma

Dokumentasi : Abdul Wahab Q

No Waktu Kegiatan
1 07.00 Kumpul panitia di PKM Pasirkaliki
2 07.00-08.00 Briefing
3 08.00-08.55 Persiapan untuk penyuluhan sesi I
4 08.55-09.00 Pembukaan sesi I
5 09.00-09.20 Materi penyuluhan sesi I
6 09.20-09.25 Evaluasi materi
7 09.25-09.30 Pemberian reward
8 09.30 Penutup
9 09.30-09.45 Istirahat
10 09.45-09.55 Persiapan untuk penyuluhan sesi II
11 09.55-10.00 Pembukaan sesi II
12 10.00-10.20 Materi penyuluhan sesi II
13 10.20-10.25 Evaluasi materi
14 10.25-10.30 Pemberian reward
15 10.30 Penutup

BAB II
PELAKSANAAN

A. Hasil Kegiatan
Penyuluhan Etika Batuk yang Baik dan Benar
Sabtu, 20 April 2019 mengimplementasikan program Pespa Taat
(Pencegahan ISPA Balita Sehat). Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam dua
sesi. Sesi pertama pukul 09.00 WIB dan sesi kedua pukul 10.00 WIB di lantai 2
Puskesmas Pasirkaliki, melalui metode penyuluhan mengenai Etika Batuk yang
Baik dan Benar. Penyuluhan dibuka oleh Salsabila Alda Rizma sebagai
pembawa acara dan materi penyuluhan disampaikan oleh Dita Damayanti dan
Dea Permatasari, menggunakan infocus sebagai alat untuk menampilkan materi
dan video dan media flyer.
Sasaran seperti orang tua balita diarahkan agar memperhatikan
penyuluhan dan kemudian di absen oleh Iis Wasiatul Muznah sebagai observer
untuk memantaui kegiatan yang sedang dilaksanakan. Sebanyak 10 orang tua
balita yang tengah menunggu dan mengikuti penyuluhan
Orang tua balita diberi masker dan flyer oleh Dwi Rizky Puspita Bunga
sebagai fasilitator. Selain itu, fasilitator menyiapkan reward untuk orang tua yang
bertanya mau pun yang dapat memperagakan etika batukk yang baik dan benar.
Setelah penyuluhan selesai orang tua ditanya mengenai cara etika batuk
yang baik dan benar, orang tua dapat menyebutkan dan memperaktikan etika
batuk yang baik dan benar. Ada pun anak yang antusias untuk memperagakan
kembali etika batuk yang baik dan benar, dan ada orang tua yang mengajukan
pertanyaan. Setelah itu, mereka diberi reward berupa ballpoint.
Video etika batuk yang baik dan benar pun ditampilkan di televisi ruang
tunggu lantai 2. Dengan tujuan pemutaran yang ters diulang akan mem-
brainwash pengunjung yang melihatnya.

Penyuluhan Langkah Mencuci Tangan


Senin, 22 April 2019 mengimplementasikan program 'Pespa Taat'
(Pencegahan ISPA Balita Sehat). Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam dua
sesi, sesi pertama dilaksanakan pukul 09.00 WIB dan sesi kedua dilaksanakan
pada pukul 10.00 WIB, Penyuluhan dilakukan di lantai 2 Puskesmas Pasirkaliki,
mengenai langkah mencuci tangan yang Baik dan Benar. Penyuluhan dibuka
oleh Salsabila Alda Rizma sebagai pembawa acara dan materi penyuluhan
disampaikan oleh Melati Nur Fatima dan Zalfa Aziizah Firdaus, menggunakan
infocus sebagai alat untuk menampilkan materi dan media berupa video dan
flyer.
Flyer dibagikan kepada sasaran yang berada diruang tunggu MTBS
Puskesmas Pasirkaliki oleh Dzatin Dzihna Karima agar para sasaran dapat lebih
memahami mengenai penyuluhan yang akan diberikan dan flyer dapat dibawa
pulang agar sasaran selalu ingat langkah langkah mencuci tangan yang baik dan
benar.
Sasaran pada penyuluhan ini yaitu orang tua balita yang diarahkan agar
memperhatikan penyuluhan dan kemudian diabsen oleh Syifa Nadiyya sebagai
observer untuk memantau kegiatan yang sedang dilaksanakan. Sebanyak
kurang lebih 20 orang tua balita yang tengah menunggu dan mengikuti
penyuluhan.
Fasilitator menyiapkan reward berupa gel pen dengan karakter animasi
juga sticker mengenai 6 langkah mencuci tangan. Reward diberikan kepada
audience yang bertanya mau pun yang dapat memperagakan kembali 6 langkah
mencuci tangan yang baik dan benar.
Setelah penyuluhan selesai petugas promosi kesehatan menawarkan
kepada audience untuk bertanya seputar penyakit ISPA juga cuci tangan,
petugas promosi kesehatan lalu meminta kepada orang tua maupun balita untuk
meperagakan kembali 6 langkah cara cuci tangan yang baik dan benar.
Video langkah mencuci tangan yang baik dan benar pun ditampilkan di
televisi ruang tunggu dilantai 2. Dengan tujuan pemutaran yang terus diulang
akan mem-brainwash pengunjung yang melihatnya agar terdorong dan mau
mengimplementasikan nya dirumah.
B. Pembahasan
Kegiatan program Pespa Taat (Pencegahan ISPA Balita Sehat) dilaksanakan
dua kali, yaitu pada hari Sabtu dan Senin dengan topik yang berbeda. Ada pun
masalah yang dihadapi ketika terlaksanakannya program, pada penyuluhan hari
Sabtu, yaitu :
1. Sasaran yang belum datang sehingga penyuluhan terlaksana tidak sesuai
dengan rencana,
2. Tempat duduk yang kurang sehingga membuat sasaran tidak dapat
memperhatikan materi yang disampaikan dengan baik.
3. Penempatan media yang kurang tepat dikarenakan ruangan yang kurang
luas sehingga ada sebagian sasaran yang tidak melihat ke layar infocus.
Faktor Pendukung :
1. Tersedia alat untuk mempermudah menyampaikan materi, seperti infokus
dan layar infokus.
2. Televisi di ruang tunggu dapat dimanfaatkan untuk memutar video tentang
etika batuk yang baik dan benar.
3. Beberapa pasien datang lebih awal sehingga acara penyuluhan bisa segera
dimulai.
4. Koordinasi antara panitia yang baik.
5. Kehadiran dari pengunjung puskesmas yang menjadi sasaran program.
6. Masukan dari pembimbing lapangan saat evaluasi program, sehingga bisa
memperbaiki kekurangan untuk pelaksanaan program yang lebih baik lagi.

Faktor Penghambat :
1. Waktu penyuluhan singkat sehingga sasaran yang baru datang tidak
mendapat materi penyuluhan.
2. Ketika ada salah satu sasaran yan masuk ke ruang pemeriksaan sehingga
membuat sasaran harus meninggalkan kegiatan menyuluhan dan materi
yang diterima tidak sepenuhnya.
3. Kurangnya antusias pengunjung puskesmas di sesi tanya jawab sehingga
harus menunggu cukup lama untuk membuat sasaran bisa melakukan tujuan
program yang telah direncanakan.

BAB III
EVALUASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengkajian dan analisis masalah didapat prioritas
masalah kesehatan di Puskesmas Pasirkaliki, yaitu penyakit ISPA (Infeksi
Saluran Pernapasan Atas). Maka dibuat perencanaan program dengan input
masyarakat bisa terlibat dalam program ini, khususnya balita yang berumur
dibawah 5 tahun beserta pendampingan bersama orangtua. Dalam perencanaan
program terbentuklah nama kegiatan yaitu, Pencegahan Ispa Balita Sehat
(Pespa Taat). Sasaran yang akan dicapai adalah secara langsung kepada
orangtua balita.

Manfaat dari kegiatan Pespa Taat tersebut adalah angka kejadian ISPA
dipuskesmas Pasirkaliki menurun juga mengurangi penularan penyakit ISPA
dengan menerapkan Etika Batuk dan Mencuci Tangan menggunakan Sabun
dengan baik dan benar.

Hasil dari perencanaan program yaitu terlaksananya program Pespa Taat


dengan kegiatan penyuluhan mengenai penyakit ISPA yang berkaitan dengan
etika batuk dan penyakit ISPA yang berkaitan dengan Langkah-langkah mencuci
tangan menggunakan sabun dengan baik dan benar.

Tujuan dari terlaksananya program Pespa Taat masyarakat dapat


menerapkan etika batuk dan langkah-langkah mencuci tangan menggunakan
sabun dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.

B. Saran
Pada akhir dari bagian laporan ini, kami menyampaikan saran-saran baik
untuk pihak mahasiswa yang lain maupun bagi pihak kampus dan puskesmas
tentang pelaksanaan Praktik Belajar Lapangan (PBL).

Untuk Mahasiswa :

1. Diharapkan agar kerjasama antara anggota bisa diperkuat lagi dengan


saling membantu satu sama lain.
2. Diharapkan mahasiswa bisa memahami tugas sebagai promotor
kesehatan yang sebenarnya sesuai dengan keadaan lapangan.
3. Diharapkan mahasiswa bisa saling mengenal dan memahami teman satu
kelompoknya.

Untuk Kampus :

1. Diharapkan pihak kampus bisa lebih untuk memantau mahasiswa yang


sedang PBL agar lebih terarah.
2. Diharapkan dalam pembekalan materi fisik maupun mental agar lebih
ditingkatkan terutama untuk pembinaan mental mahasiswa.

Untuk Puskesmas :

1. Diharapkan puskesmas bisa menerima inovasi atau masukan dari


mahasiswa untuk program kesehatan di puskesmas.
2. Diharapkan puskesmas bisa menjadi mitra kerja untuk program kesehatan
yang akan dijalankan di masyarakat
3. Diharapkan puskesmas bisa melanjutkan program kesehatan yang sudah
dirancang dan dilaksanakan oleh mahasiswa.

Semoga saran – saran yang sudah kami paparkan bisa dijalankan oleh
pihak – pihak terkait demi kebaikan bersama. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
Data bandung. 2019. (dikutip dari, http://data.bandung.go.id/dataset/20-penyakit
terbesar di-puskesmas-di-kota-bandung diakses pada 17 April 2019)

Direktorat Promosi Kesehatan. 2017. 7 Masalah Kesehatan Akibat Malas Cuci


Tangan (dikutip dari http://promkes.kemkes.go.id/?p=8203 diakses pada 18
April 2019)

Dr. Adrian, Kevin. 2018. Waspadai Gejala Maag Kronis dan Komplikasinya. (dikutip
dari, https://www.alodokter.com/waspadai-gejala-maag-kronis-dan-komplikasi
nya diakses pada 17 April 2019)

Dr. Marianti. 2017. ISPA-Gejala, Penyebab dan Mengobati. (dikutip dari


https://www.alodokter.com/ispa diakses pada 18 Maret 2019)

Dr. willy, Tjin. 2019. ISPA (dikutip dari https://www.alodokter.com/ispa diakses pada
28 April 2019)

Halodoc .2019. Nyeri Otot Tak Kunjung Sembuh Dapat Menjadi Gejala 6 Penyakit
Ini. (dikutip dari https://www.halodoc.com/nyeri-otot-tak-kunjung-sembuh-
dapat-menjadi-gejala-6-penyakit-ini diakses pada 17 April 2019)

Iswandiari, Yulianti. 2018. Aturan Sopan Saat Batuk yang Harus Dipatuhi Semua
Orang. (dikutip dari https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/etika-batuk-
kesehatan/ diakses pada 18 Maret 2019)

Kemenkes. 2018. Etika Batuk yang Baik dan Benar. (dikutip dari


www.depkes.go.id/etika- batuk-yang-baik-dan-benar, diakses pada 18 Maret
2019)

Maula, ER. 2016. Terapi Herbal dan Alternatif pada Flu Ringan atau ISPA non-
spesifik (dikutip dari http://jurnal.unpad.ac.id/farmasetika/article/download
/9709/4987 diakses pada 18 April 2019)

Noya PKRS. 2017. Penyuluhan Tim Promosi Kesehatan RSMH Palembang Tentang
Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (dikutip dari
http://www.yankes.kemkes.go.id/read-penyuluhan-tim-promkes-rsmh-
palembang-tentang-pengedalian-dan-pencegahan-infeksi-1803.html diakses
pada 17 April 2019)

Sri Wahyuningsih, Sitti Raodhah, Syahrul Basri. 2017. Infeksi Saluran Pernafasan
Atas (ISPA) pada Balita di Wilayah Pesisir Desa Kore Kecamatan Sanggar
Kabupaten Bima (dikutip dari http://webcache.googleusercontent.com/
search?q=cache:0Q3lZY_v4RoJ:journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/higiene/article/download/3701/3374+&cd=15&hl=id&
ct=clnk&gl=id diakses pada 25 April 2019)

Universitas Sumatera Utara. Cuci Tangan (dikutip dari


http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/40863/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=5373F40CDE5E41560F408CF8723077DC?sequence=4
diakses pada 17 April 2019)

Wati, Desrina. 2019. Apa Sih Pengertian Dan Tujuan Dari Mencuci Tangan Itu
(dikutip dari https://www.academia.edu/8453925/Apasihpengertian dan tujuan
darimencucitangan_itu diakses pada 17 April 2019)

LAMPIRAN

1. Quesioner
2. Planning Of Action (POA)
3. SAP Etika Batuk
4. SAP Cuci tangan
5. Daftar hadir peserta penyuluhan etika batuk
6. Daftar hadir peserta penyuluhan cuci tangan
7. Media etika batuk
8. Media cuci tangan
9. Instrumen evaluasi etika batuk
10. Intrumen evaluasi cuci tangan
11. Rekapitulasi Anggaran
12. Dokumentasi kegiatan

Planning Of Action (POA) Program Pespa Taat (Pencegahan ISPA Balita Sehat
Puskesmas Pasirkaliki

a. Etika batuk yang Baik dan Benar


Penanggung
Indikator Waktu
No Masalah Tujuan Solusi jawab
keberhasilan Pelaksanaan

1. Banyaknya Meningkatkan  Melakukan   Terlaksana- Sabtu, 20 April Penyuluh :


kasus ISPA keterampilan penyuluhan nya 2019 - Dita D
pada balita orang tua balita kepada orang penyuluhan Sesi 1 : - Dea P
dikarena- dalam tua balita tentang etika Pukul 09.00 s.d Fasilitator :
kan mencegah tentang etika batuk. 09.30 WIB - Dwi Rizky
penularan penyakit ISPA batuk yang  Penyuluhan Observator :
dari anggota baik dan dilakukan Sesi 2 : - Iis Wasiatul
keluarga- benar agar selama 20 Pukul 10.00 s.d Mc :
nya yang mengurangi menit. 10.30 WIB - Salsabila
sebelum-nya terjadinya  Penyuluhan Dekdok
terkena penularan dihadiri -A Wahab
ISPA. penyakit minimal 10
ISPA. peserta.
 Memberi  Sasaran
masker pada mampu
sasaran. menyebutkan
 Menayang- dan
kan video mempraktik-
etika batuk kan etika batuk
yang baik dan dengan baik
benar. dan benar.
 Sasaran
mendapatkan
masker.

b. Langkah Cuci Tangan yang Baik dan Benar

Indikator Waktu
No Masalah Tujuan Solusi PJ
keberhasilan Pelaksanaan

1. Banyaknya Meningkatkan  Melakukan  Terlaksanannya Senin, 22 April Penyuluh :


kasus ISPA keterampilan  penyuluhan penyuluhan 2019 - Melati NF
pada balita orang tua balita kepada orang tentang langkah Sesi 1 : - Zalfaa AF
dikarenakan dalam tua balita mencuci tangan Pukul 09.00 s.d Fasilitator :
penularan mencegah tentang yang baik dan 09.30 WIB - Dzatin DK
dari anggota penyakit ISPA langkah cuci benar. Observator :
keluarganya tangan yang  Penyuluhan Sesi 2 : - Syifa NNF
yang baik dan dilakukan Pukul 10.00 s.d Mc :
sebelumnya benar agar selama 20 10.30 WIB - Salsabila
terkena mengurangi menit. Dekdok :
ISPA. terjadinya  Penyuluhan -A Wahab
penularan dihadiri minimal
penyakit 10 peserta.
ISPA.  Sasaran
 Memberi mampu
stiker langkah menyebutkan
mencuci dan
tangan yang memperagakan
baik dan langkah
benar kepada mencuci tangan
sasaran. dengan baik
 Menayangkan dan benar.
video langkah  Sasaran
mencuci mendapatkan
tangan yang stiker langkah
baik dan mencuci
benar. tangan.

Media Langkah Cuci Tangan


Flyer Cuci tangan

Media Audio Visual Cuci Tangan


Sticker langkah- langkah cuci tangan
Media Etika Batuk
Flyer etika batuk
Media Audio Visual Etika Batuk
Rekapitulasi Anggaran Biaya

Nota pembayaran sabun cuci tangan dan


Nota pembayaran gel pen karkater isi ulangNot
sabun yang akan diberikan
untuk reward kepada audiens. kepada puskesmas untuk melengkapi
perlengkapan wastafel
Nota pembayaran fotokopi flyer berwarna (etika batuk dan cuci tangan)
dan stiker (cuci tangan) ukuran A6

Nota pembayaran print flyer (Etika Batuk dan Cuci Tangan) dan
stiker (Cuci Tangan) ukuran A5

Anda mungkin juga menyukai