Disusun Oleh :
Kelompok 3
Dea Permatasari P17336117427
Salsabila Alda Rizma P17336117402
Dzatin Dzihna Karima P17336117439
Zalfaa Aziizah Firdaus P17336117413
Melati Nur Fatima P17336117430
Syifa Naddiya Nurul Fitri P17336117405
Iis Wasiatul Muznah P17336117419
Abdul Wahab Qaharudin P17336116424
Dita Damayanti Utami P17336117418
Dwi Rizky Bunga P P17336117425
DIV-PROMOSI KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
JL.WESTHOFF NO 31 BANDUNG
2019
BAB I
PERENCANAAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) Infeksi Saluran Pernafasan
Atas (ISPA) merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering terjadi. WHO
memperkirakan insidensi ISPA di negara berkembang dengan angka kematian
balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada
golongan usia bayi dan balita.
Dari tahun ke tahun, prevalensi ISPA di Indonesia tetap tinggi, yaitu
sekitar 21,6% di daerah perkotaan. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) menunjukkan jumlah balita penderita pneumonia menurun dari 804.937
pada tahun 1999 menjadi 479.283 pada tahun 2000. Namun dari tahun 2000
hingga 2003 jumlah balita penderita ISPA cenderung menetap di angka yang
sama meski pemerintah telah mencanangkan program pemberantasan ISPA.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan pada tahun 2016 di Puskesmas
Kota Bandung tercatat 20 penyakit terbesar, yaitu infeksi saluran pernafasan
atas akut tidak spesifik,hipertensi primer (esensial), myalgia, penyakit pulpa dan
jaringan periapical, penyakit infeksi usus, Gastroduodenitesis tidak spesifik, diare
dan gastroenteritis, dispepsia, faringitis akuta, demam yang tidak diketahui
penyebabnya, gangguan lain pada kulit dan jaringan subkutan yang tidak
terklasifikasikan, eksema, artritis, tukak lambung, karies gigi, diabetes melitus
tidak spesifik, gangguan gigi dan jaringan penunjang lainnya, tonsilitis akuta,
konjungtivis, dan lainnya dengan jumlah keseluruhan yaitu 1.086.656 pasien. Di
mana kasus ISPA merupakan penyakit tertinggi dengan jumlah penderita
sebanyak 288.224 jiwa.
Berdasarkan data dari Puskesmas Pasirkaliki per maret tahun 2019
tercatat bahwa penyakit dengan jumlah kasus tertinggi, yaitu ISPA
Maka dari itu, diperlukannya pencegahan terhadap ISPA dengan
melakukan edukasi melalui program yang akan direncanakan agar kasus
penyakit ISPA menurun.
B. Analisis Masalah
A. Prioritas Masalah
Nama
No. Kode L P Jumlah %
Penyakit
Gastritis,
3 K29.7 65 145 210 12,80
unspecified
Necrosis of
4 K04.1 74 112 186 11,33
pulp
JUMLAH 754
Tabel 1.2 Prevalensi penyakit ISPA pada balita
Beberapa masalah yang ditemukan di Puskesmas Pasirkaliki harus ditentukan
prioritas masalahnya dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
Puskesmas.Upaya yang dilakukan untuk menentukan prioritas masalah tersebut
adalah menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) dengan teknik
skoring sebagai berikut:
USG
NO PRIORITAS MASALAH TOTAL RANKING
U S G
1. ISPA 5 4 5 14 I
2. Hipertensi 4 5 3 12 II
4. Necrosis of pulp 2 2 2 6 IV
5. Myalgia 1 1 1 3 VI
Keterangan :
5 = Sangat Besar
4 = Besar
3 = Sedang
2 = Kecil
1 = Sangat Kecil
5 yang terinfeksi. Virus atau bakteri dalam percikan liur akan menyebar melalui udara,
masuk ke hidung atau mulut orang lain.
2. Hipertensi Urgency 4 Penyakit hipertensi merupakan gejala peningkatan tekanan darah yang kemudian
berpengaruh pada organ yang lain, seperti stroke untuk otak atau penyakit jantung
koroner untuk pembuluh darah untuk pembuluh darah jantung dan otot jantung.
Penyakit ini menjadi salah satu masalah utama dalam ranah kesehatan masyarakat di
Indonesia maupun di dunia (Ardiansyah, 2012).
Di PKM Pasirkaliki penyakit ini cukup banyak terjadi dalam periode bulan maret yaitu
sebanyak 25,35 % atau 416 pasien.
Seriousness Hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi serius penyakit jantung koroner, gagal
5 jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, diabetes, dan banyak penyakit berbahaya
lainnya.
Growth Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten)
dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung
3
koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat
pengobatan yang memadai.
3. Gastritis, Urgency Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung sebagai
unspecified respon terhadap jejas (injury) yang dapat bersifat akut maupun kronik. Gastritis
merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi, hampir 10% dari orang-
orang yang dirawat dibagian unit gawat darurat rumah sakit datang dengan kasus
3
gastritis. Angka kejadian gastritis menurut WHO adalah 40,8%, dan merupakan salah
satu dari sepuluh penyakit terbanyak pada passien rawat inap di rumah sakit.
Di PKM Pasirkaliki Gastritis ada diurutan ketiga yaitu 12,80% atau 210 pasien penyakit
Growth Kondisi ini dapat berupa akut atau kronis, dengan atau tanpa gejala. Dalam beberapa
2 kasus, kondisi ini bisa diobati. Namun, kalau sudah parah peradangan pulpa gigi tidak
bisa disembuhkan seperti semula lagi.
5. Myalgia Urgency Myalgia atau nyeri otot menimbulkan rasa tidak nyaman pada otot seperti nyeri, yang
dapat menghambat aktivitas. Nyeri otot akibat myalgia hanya terjadi pada sejumlah
1 kecil otot tubuh atau bisa juga menyebar ke seluruh tubuh. Tingkat keparahannya pun
juga bervariasi, mulai dari yang ringan sampai tidak tertahankan. Kebanyakan myalgia
biasanya bisa hilang dalam waktu singkat, namun dalam beberapa kasus dapat
berlangsung dalam waktu yang lebih lama. Sakit otot ini juga bisa menyebar ke leher,
punggung, kaki, dan tangan.
Seriousness Sakit otot dapat berkembang di hampir semua bagian tubuh, termasuk leher,
1
punggung, kaki, dan bahkan tangan.
Growth kebanyakan sakit otot biasanya hilang dalam waktu singkat, dalam beberapa kasus
1
dapat berlangsung dalam waktu yang lebih lama.
Tabel 1.3 Penentuan Prioritas Masalah
Maka setelah melakukan pengkajian prioritas masalah dengan teknik skoring didapatkan hasil bahwa penyakit yang menjadi prioritas
adalah penyakit ISPA.
B. Fishbone Masalah Cakupan Penyakit ISPA di Puskesmas Pasirkaliki
Masalah
Konsumsi
kemiskinan yang
makanan yang
berdampak pada
kurang sehat
ketidak-mampuan
masyarakat untuk
membuat rumah
sehat
Tingginya angka
kejadian ISPA di
Puskesmas
Pasirkaliki
Ventilasi yang
kurang memadai
Pencahayaanrumah
yang kurang cukup
Market Machine
Material
.
1. Demam
2. Batuk
4. Suara serak
6. Lesu, lemas
7. Sesak napas
C. Klasifikasi ISPA
a. Bukan pneumonia
Bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah
atau bernapas cepat.
b. Pneumonia berat
Bila disertai salah satu tanda tarikan kuat di dinding pada bagian
bawah atau napas cepat. Dikatakan napas cepat untuk golongan
umur kurang dari 2 bulan bila frekuensi napas 60x/menit atau lebih.
Tanda bahaya untuk golongan < 2 bulan :
2) Kejang
3) Kesadaran menurun
4) Stridor
5) Wheezing
6) Demam/dingin
a. Bukan pneumonia
Bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada
napas cepat.
b. Pneumonia
Bila disertai napas cepat. Batas untuk napas cepat pada golongan umur
2 – kurang dari 5 tahun :
c. Pneumonia berat
Bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan di dinding dada bagian bawah
ke dalam pada waktu anak menarik napas.
2) Kejang
3) Kesadaran menurun
5) Gizi buruk
D. Penyebaran dan Penularan Penyakit
a. Faktor Lingkungan
1. Ventilasi
Ventilasi yaitu proses penyediaan udara atau pengerahan udara
ke atau dari ruangan baik secara alami maupun secara mekanis.
Tujuannya adalah mengencerkan zat pencemaran yang ada di dalam
udara agar menjadi baik atau mencapai kadar yang diperkenankan,
disamping itu untuk mengukur temperatur dan kelembaban disekitarnya
(Rifai, 2004).
INTERPRETASI :
Berdasarkan data grafik tersebut diketahui bahwa responden yang memiliki
rumah dengan ventilasi yang cukup sebanyak 8 kasus, sedangkan
responden yang memiliki rumah dengan ventilasi yang tidak cukup sebanyak
1 kasus.
2. Pencahayaan Rumah
Axis Title 4
3
2
1
0
Baik Tidak
INTERPRETASI:
Berdasarkan data grafik tersebut diketahui bahwa responden yang memiliki
rumah dengan pencahayaan yang baik sebanyak 7 kasus, sedangkan
responden yang tidak memiliki pencahayaan rumah sebanyak 2 kasus.
b. Faktor Individu
1. Umur
Sejumlah studi yang besar menunjukkan bahwa insiden penyakit
pernapasan oleh veirus melonjak pada bayi dan usia dini anak-anak dan
tetap menurun terhadap usia. Insiden ISPA tertinggi pada umur 6 –12
bulan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor imunitas pada bayi yang masih
rentan dengan pajanan dari llingkungan luar.
Jumlah balita di PKM Pasirkaliki yang berobat ke ruang MTBS April
2019
6
4
Jumlah Data
0
11 bulan - 1 tahun 2 tahun - 4 tahun
Grafik 1.8 Jumlah Balita di PKM Pasirkaliki yang Berobat ke Ruang MTBS April
2019.
INTERPRETASI:
Berdasarkan grafik diatas telah didapatkan jumlah balita yang berobat ke ruang
MTBS di Puskesmas Pasirkaliki dengan 4 orang balita dengan umur 11 bulan –
1 tahun dan 5 orang balita yang didapat berobat di Puskesmas Pasirkaliki.
2. Asi Eksklusif
6
5
4
3
2
1
0
ya tidak
Grafik 1.9 Jumlah Balita yang Diberi ASI Ekslusif di PKM Pasirkaliki
INTERPRETASI :
Dari grafik diatas terlihat bahwa jumlah balita yang diberi Asi Eksklusif oleh
orangtuanya di Puskesmas Pasirkaliki terdapat 9 data balita dan tidak terdapat
(0) balita yang tidak diberi Asi Eksklusif di Puskesmas Pasirkaliki.
3. Imunisasi
6
5
4
3
2
1
0
ya tidak
INTERPRETASI :
Berdasarkan grafik di atas jumlah balita umur 1 tahun – 3 tahun yang di Imunisasi di
Puskesmas Pasirkaliki sebanyak 9 data balita yang didapatkan.
c. Faktor Perilaku
1. Orangtua Merokok
Asap rokok merupakan zat iritan yang dapat menyebabkan infeksi
pada saluran pernapasan. Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia
beracun dan bahan-bahan yang dapat menimbulkan kanker (karsinogen).
Bahkan bahan berbahaya dan racun dalam rokok tidak hanya mengakibatkan
gangguan kesehatan pada orang yang merokok, namun juga kepada orang-
orang di sekitarnya yang tidak merokok yang sebagian besar adalah bayi,
anak-anak dan ibu-ibu yang terpaksa menjadi perokok pasif oleh karena ayah
atau suami mereka merokok di rumah. Kebiasaan merokok di dalam rumah
dapat meningkatkan resiko terjadinya ISPA sebanyak 2,2 kali (Suryo, 2010).
2. Konsumsi Makanan
3. Penularan
ISPA mudah sekali menular melalui udara yang mengandung virus yang
tersebar ketika penderita bersin atau batuk. Atau melalui kontak dengan
benda yang dipegang oleh tangan penderita yang mengandung virus. Maka
disarankan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun bila Anda sedang
mengalami ISPA.
4. Personal Hygiene
4
3
2
1
0
ya tidak
INTERPRETASI :
Dari grafik diatas terlihat bahwa jumlah balita yang menerapkan Personal Hygene
dalam kehidupan sehari-hari sejumlah 2 data balita yang didapat. Dan terdapat 7
jumlah balita yang tidak menerapkan Personal Hygene dalam kehidupan sehari-
harinya.
Dari hasil analisis di dapatkan bahwa faktor perilaku adalah faktor yang
paling mempengaruhi penyakit ISPA. Maka kami mebuat program untuk
pencegahan penyakit ISPA yaitu program ‘’PESPA TAAT’’ yang artinya
Pencegahan ISPA, Balita Sehat.
C. Sasaran
Sasaran secara langsung kepada orang tua balita penderita ISPA.
D. Manfaat
1. Angka kejadian ISPA di Puskesmas Pasirkaliki menurun.
2. Orang tua dapat menerapkan PHBS dengan mengajarkan anaknya untuk
membiasakan cuci tangan setelah beraktivitas, sebelum dan sesudah makan,
serta mengajarkan etika batuk kepada anggota keluarganya agar penyakit
ISPA yang diderita tidak menular.
3. Dapat meningkatkan perilaku masyarakat dalam pencegahan penularan
penyakit ISPA dengan menerapkan program PESPA TAAT 'Pencegahan
ISPA Balita Sehat'
4. Mengurangi penularan penyakit ISPA dengan menerapkan etika batuk dan
membiasakan mencuci tangan.
5. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat secara umum tentang
bagaimana cara mencegah penularan ISPA.
E. Perencanaan Program
Input : Masyarakat yang bisa terlibat di dalam program ini adalah balita di bawah
umur 5 tahun beserta pendampingan orang tua.
Pelaksana kegiatan
1. Master of Ceremony
Jobdesc :
Jobdesc :
Jobdesc :
Mengatur dan mengarah kan sasaran pada posisi yang nyaman saat
penyuluhan.
Membagikan media flyer kepada sasaran
Membagikan reward kepada sasaran
Time kipper jalannya penyuluhan.
4. Observer
Jobdesc :
Pengertian ISPA
Gejala ISPA
1. Sering bersin
2. Hidung tersumbat atau berair
3. Paru – paru terasa terhambat (sesak)
4. Batuk – batuk dan tenggorokan terasa sakit
5. Kerap merasa kelelahan dan timbul demam
6. Tubuh terasa sakit
Etika Batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar dengan cara
menutup hidung dan mulut dengan tissue atau lengan baju, sehingga bakteri
tidak menyebar ke udara dan tidak menular ke orang lain.
Tujuan Etika Batuk
Cuci tangan adalah hal yang wajib kita lakukan untuk menjaga
kesehatan tubuh. Terkadang, mencuci tangan dianggap merupakan hal yang
sepele. Kebanyakan orang hanya menggosok tangan dengan air tanpa
menggunakan sabun. Hal ini menyebabkan kuman masih banyak yang
menempel.
Salah satu dampak dari tidak mencuci tangan yaitu beresiko terkena
infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dikarenakan tangan merupakan
salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia,
cuci tangan pakai sabun dapat menurunkan kasus penyakit infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA).
1. Dengan tidak mencuci tangan pakai sabun yang baik dan benar, maka
bakteri yang ada di tangan bisa masuk kedalam tubuh manusia dan akan
terhirup oleh rongga pernafasan manusia.
2. Jika seseorang yang sudah terkena penyakit ISPA saat batuk dan bersin
ditutup dengan tangan, maka cairan yang mengandung virus dan bakteri
akan menempel pada tangan. Lalu ketika seseorang itu tidak mencuci
tangan pakai sabun dengan baik dan benar, maka saat bersalaman
dengan orang lain akan menularkan virus dan bakteri ISPA, sehingga
akan terkena penyakit ISPA.
3. Dampak yang terjadi tidak mencuci tangan pakai sabun dengan baik dan
benar adalah penyebaran penyakit menular seperti diare, flu burung dan
salah satunya Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA)
4. Penyakit ISPA disebabkan karena bakteri yang ditularkan melalui kontak
langsung atau air borne desease. Sehingga apabila penderita ISPA batuk
atau bersin ditutup dengan tangan lalu memegang benda dan tidak
mencuci tangan dengan baik dan benar maka virus atau bakteri akan
mudah menyebar kepada seseorang yang rentan terkena virus atau
bakteri ISPA.
3. Metode
Metode dengan melakukan penyuluhan langsung kepada orang tua balita
penderita ISPA di ruang tunggu MTBS dan melakukan penyuluhan tidak
langsung dengan memberikan flyer dan video.
4. Media
Flyer langkah cuci tangan lembar depan Flyer langkah cuci tangan
lembar belakang
5. Instrument Evaluasi
Instrumen Evaluasi Penyuluhan tentang Etika Batuk
Hari/tanggal :
Langkah 1
Tutup hidung dan mulut anda menggunakan
tisu/saputangan atau lengan bagian dalam baju anda
(bukan telapak tangan) saat anda batuk maupun bersin
Langkah 2
Segera buang tisu yang sudah dipakai kedalam tempat
2.
sampah Cuci tangan dengan segera dengan
menggunakan air bersih dan sabun atau pencuci
tangan berbasis alcohol
Langkah 3
Selalu gunakan masker saat masih sedang berada di
tempat umum dan berinteraksi dengan orang lain
Keterangan :
Jumlah jawaban YA
Skor : X 100% =
Jumlah Pernyataan
Catatan :
Keterangan:
Jumlah jawaban YA
Skor : X 100% =
Jumlah Pernyataan
Catatan :
Instrument Evaluasi Media Cetak Etika Batuk
Hari/tanggal :
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Media yang diberikan terbaca oleh sasaran
Media yang diberikan dapat membantu sasaran untuk lebih
2.
mudah memahami materi
3. Media yang diberikan infomatif
Keterangan :
1. Jumlah point Ya 3 : 100% sudah tercapai.
2. Jumlah point Ya 2 : 60% belum tercapai.
3. Jumlah point Ya 1 : 30% belum tercapai.
Jumlah jawaban YA
Skor : X 100% =
Jumlah Pernyataan
Catatan :
Keterangan :
1. Jumlah point Ya 3 : 100% sudah tercapai.
2. Jumlah point Ya 2 : 60% belum tercapai.
3. Jumlah point Ya 1 : 30% belum tercapai.
Jumlah jawaban YA
Skor : X 100%
Jumlah Pernyataan
Catatan :
Instrument Evaluasi Media Cetak Cuci Tangan
Hari/tanggal :
No
Pernyataan Ya Tidak
.
1. Media yang diberikan terbaca oleh sasaran
Media yang diberikan dapat membantu sasaran
2.
untuk lebih mudah memahami materi
3. Media yang diberikan infomatif
Keterangan :
1. Jumlah point Ya 3 : 100% sudah tercapai.
2. Jumlah point Ya 2 : 60% belum tercapai.
3. Jumlah point Ya 1 : 30% belum tercapai.
Jumlah jawaban YA
Skor : X 100%
Jumlah Pernyataan
Catatan :
Hari/tanggal :
No
Pernyataan Ya Tidak
.
1. Kalimat yang terdapat dalam media mudah terbaca
oleh sasaran.
Gambar yang terdapat dalam media mudah dipahami
2.
oleh sasaran.
3. Adegan atau peran dalam media mempermudah
sasaran dalam memahami materi.
Keterangan :
1. Jumlah point Ya 3 : 100% sudah tercapai.
2. Jumlah point Ya 2 : 60% belum tercapai.
3. Jumlah point Ya 1 : 30% belum tercapai.
Jumlah jawaban YA
Skor : X 100%
Jumlah Pernyataan
Catatan:
F. Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
I. Biaya
JUMLAH
RINCIAN BIAYA
BIAYA
Kode URAIAN
Harga
Banyak X Hari X
satuan
Media Cetak Rp. 140.000;
a. Print Flyer 4 lembar X 2 hari X Rp. 5.000; Rp. 40.000;
b. Fotokopi Flyer
I 80 lembar X 1 hari X Rp. 1.000; Rp. 80.000;
berwarna
c. Stiker A5 2 lembar X 1 hari X Rp. 5.000; Rp. 10.000;
d. Stiker A6 4 lembar X 1 hari X Rp. 2.500; Rp. 10.000;
Lain-lain Rp. 45.600;
a. Jellpen 7 buah X 1 hari X Rp. 2.500; Rp. 17.500;
II Rp.
b. Tempat Sabun 1 buah X 1 hari X Rp. 18.200;
18.200;
c. Sabun 1 buah X 1 hari X Rp. 9.900; Rp. 9.900;
Total Rp. 185.600;
J. Jadwal kegiatan
No Waktu Kegiatan
1 07.00 Kumpul panitia di PKM Pasirkaliki
2 07.00-08.00 Briefing
3 08.00-08.55 Persiapan untuk penyuluhan sesi I
4 08.55-09.00 Pembukaan sesi I
5 09.00-09.20 Materi penyuluhan sesi I
6 09.20-09.25 Evaluasi materi
7 09.25-09.30 Pemberian reward
8 09.30 Penutup
9 09.30-09.45 Istirahat
10 09.45-09.55 Persiapan untuk penyuluhan sesi II
11 09.55-10.00 Pembukaan sesi II
12 10.00-10.20 Materi penyuluhan sesi II
13 10.20-10.25 Evaluasi materi
14 10.25-10.30 Pemberian reward
15 10.30 Penutup
Hari/ tanggal : Senin, 22 April 2019
No Waktu Kegiatan
1 07.00 Kumpul panitia di PKM Pasirkaliki
2 07.00-08.00 Briefing
3 08.00-08.55 Persiapan untuk penyuluhan sesi I
4 08.55-09.00 Pembukaan sesi I
5 09.00-09.20 Materi penyuluhan sesi I
6 09.20-09.25 Evaluasi materi
7 09.25-09.30 Pemberian reward
8 09.30 Penutup
9 09.30-09.45 Istirahat
10 09.45-09.55 Persiapan untuk penyuluhan sesi II
11 09.55-10.00 Pembukaan sesi II
12 10.00-10.20 Materi penyuluhan sesi II
13 10.20-10.25 Evaluasi materi
14 10.25-10.30 Pemberian reward
15 10.30 Penutup
BAB II
PELAKSANAAN
A. Hasil Kegiatan
Penyuluhan Etika Batuk yang Baik dan Benar
Sabtu, 20 April 2019 mengimplementasikan program Pespa Taat
(Pencegahan ISPA Balita Sehat). Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam dua
sesi. Sesi pertama pukul 09.00 WIB dan sesi kedua pukul 10.00 WIB di lantai 2
Puskesmas Pasirkaliki, melalui metode penyuluhan mengenai Etika Batuk yang
Baik dan Benar. Penyuluhan dibuka oleh Salsabila Alda Rizma sebagai
pembawa acara dan materi penyuluhan disampaikan oleh Dita Damayanti dan
Dea Permatasari, menggunakan infocus sebagai alat untuk menampilkan materi
dan video dan media flyer.
Sasaran seperti orang tua balita diarahkan agar memperhatikan
penyuluhan dan kemudian di absen oleh Iis Wasiatul Muznah sebagai observer
untuk memantaui kegiatan yang sedang dilaksanakan. Sebanyak 10 orang tua
balita yang tengah menunggu dan mengikuti penyuluhan
Orang tua balita diberi masker dan flyer oleh Dwi Rizky Puspita Bunga
sebagai fasilitator. Selain itu, fasilitator menyiapkan reward untuk orang tua yang
bertanya mau pun yang dapat memperagakan etika batukk yang baik dan benar.
Setelah penyuluhan selesai orang tua ditanya mengenai cara etika batuk
yang baik dan benar, orang tua dapat menyebutkan dan memperaktikan etika
batuk yang baik dan benar. Ada pun anak yang antusias untuk memperagakan
kembali etika batuk yang baik dan benar, dan ada orang tua yang mengajukan
pertanyaan. Setelah itu, mereka diberi reward berupa ballpoint.
Video etika batuk yang baik dan benar pun ditampilkan di televisi ruang
tunggu lantai 2. Dengan tujuan pemutaran yang ters diulang akan mem-
brainwash pengunjung yang melihatnya.
Faktor Penghambat :
1. Waktu penyuluhan singkat sehingga sasaran yang baru datang tidak
mendapat materi penyuluhan.
2. Ketika ada salah satu sasaran yan masuk ke ruang pemeriksaan sehingga
membuat sasaran harus meninggalkan kegiatan menyuluhan dan materi
yang diterima tidak sepenuhnya.
3. Kurangnya antusias pengunjung puskesmas di sesi tanya jawab sehingga
harus menunggu cukup lama untuk membuat sasaran bisa melakukan tujuan
program yang telah direncanakan.
BAB III
EVALUASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengkajian dan analisis masalah didapat prioritas
masalah kesehatan di Puskesmas Pasirkaliki, yaitu penyakit ISPA (Infeksi
Saluran Pernapasan Atas). Maka dibuat perencanaan program dengan input
masyarakat bisa terlibat dalam program ini, khususnya balita yang berumur
dibawah 5 tahun beserta pendampingan bersama orangtua. Dalam perencanaan
program terbentuklah nama kegiatan yaitu, Pencegahan Ispa Balita Sehat
(Pespa Taat). Sasaran yang akan dicapai adalah secara langsung kepada
orangtua balita.
Manfaat dari kegiatan Pespa Taat tersebut adalah angka kejadian ISPA
dipuskesmas Pasirkaliki menurun juga mengurangi penularan penyakit ISPA
dengan menerapkan Etika Batuk dan Mencuci Tangan menggunakan Sabun
dengan baik dan benar.
B. Saran
Pada akhir dari bagian laporan ini, kami menyampaikan saran-saran baik
untuk pihak mahasiswa yang lain maupun bagi pihak kampus dan puskesmas
tentang pelaksanaan Praktik Belajar Lapangan (PBL).
Untuk Mahasiswa :
Untuk Kampus :
Untuk Puskesmas :
Semoga saran – saran yang sudah kami paparkan bisa dijalankan oleh
pihak – pihak terkait demi kebaikan bersama. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Data bandung. 2019. (dikutip dari, http://data.bandung.go.id/dataset/20-penyakit
terbesar di-puskesmas-di-kota-bandung diakses pada 17 April 2019)
Dr. Adrian, Kevin. 2018. Waspadai Gejala Maag Kronis dan Komplikasinya. (dikutip
dari, https://www.alodokter.com/waspadai-gejala-maag-kronis-dan-komplikasi
nya diakses pada 17 April 2019)
Dr. willy, Tjin. 2019. ISPA (dikutip dari https://www.alodokter.com/ispa diakses pada
28 April 2019)
Halodoc .2019. Nyeri Otot Tak Kunjung Sembuh Dapat Menjadi Gejala 6 Penyakit
Ini. (dikutip dari https://www.halodoc.com/nyeri-otot-tak-kunjung-sembuh-
dapat-menjadi-gejala-6-penyakit-ini diakses pada 17 April 2019)
Iswandiari, Yulianti. 2018. Aturan Sopan Saat Batuk yang Harus Dipatuhi Semua
Orang. (dikutip dari https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/etika-batuk-
kesehatan/ diakses pada 18 Maret 2019)
Maula, ER. 2016. Terapi Herbal dan Alternatif pada Flu Ringan atau ISPA non-
spesifik (dikutip dari http://jurnal.unpad.ac.id/farmasetika/article/download
/9709/4987 diakses pada 18 April 2019)
Noya PKRS. 2017. Penyuluhan Tim Promosi Kesehatan RSMH Palembang Tentang
Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (dikutip dari
http://www.yankes.kemkes.go.id/read-penyuluhan-tim-promkes-rsmh-
palembang-tentang-pengedalian-dan-pencegahan-infeksi-1803.html diakses
pada 17 April 2019)
Sri Wahyuningsih, Sitti Raodhah, Syahrul Basri. 2017. Infeksi Saluran Pernafasan
Atas (ISPA) pada Balita di Wilayah Pesisir Desa Kore Kecamatan Sanggar
Kabupaten Bima (dikutip dari http://webcache.googleusercontent.com/
search?q=cache:0Q3lZY_v4RoJ:journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/higiene/article/download/3701/3374+&cd=15&hl=id&
ct=clnk&gl=id diakses pada 25 April 2019)
Wati, Desrina. 2019. Apa Sih Pengertian Dan Tujuan Dari Mencuci Tangan Itu
(dikutip dari https://www.academia.edu/8453925/Apasihpengertian dan tujuan
darimencucitangan_itu diakses pada 17 April 2019)
LAMPIRAN
1. Quesioner
2. Planning Of Action (POA)
3. SAP Etika Batuk
4. SAP Cuci tangan
5. Daftar hadir peserta penyuluhan etika batuk
6. Daftar hadir peserta penyuluhan cuci tangan
7. Media etika batuk
8. Media cuci tangan
9. Instrumen evaluasi etika batuk
10. Intrumen evaluasi cuci tangan
11. Rekapitulasi Anggaran
12. Dokumentasi kegiatan
Planning Of Action (POA) Program Pespa Taat (Pencegahan ISPA Balita Sehat
Puskesmas Pasirkaliki
Indikator Waktu
No Masalah Tujuan Solusi PJ
keberhasilan Pelaksanaan
Nota pembayaran print flyer (Etika Batuk dan Cuci Tangan) dan
stiker (Cuci Tangan) ukuran A5