Anda di halaman 1dari 22

INFEKSI

SALURAN
PERNAPASAN
AKUT (ISPA)
PADA ANAK
KELOMPOK 4

Anita Kusuma D. (2209047068)


Ariesta Widyasti (2209047074)
Edna Fauziah (2209047067)
Effyanti Rahayu (2209047069)
Sindang Arief S (2209047072)

MATA KULIAH
PROMOSI KESEHATAN
PROGRAM STUDI
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PANTUN PEMBUKA

Hujan tiba, bunga menguntum


Enak sambil makan ketupat
Saya ucapkan assalamualaikum
Semoga presentasi ini bermanfaat
OUTLINE

KETERKAITAN ISPA PERUBAHAN


DENGAN PENDIDIKAN PERILAKU SETELAH
KONDISI UMUM PROMOSI KESEHATAN DILAKUKAN UPAYA
PROMOSI KESEHATAN
DAN GEJALA ISPA
3 5
1

2 4

PENCEGAHAN PERAN PROMOTOR


KESEHATAN DAN
DAN PEMERINTAH
PENGOBATAN
MUKADIMAH
KONDISI UMUM
❑ Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan
penyakit yang menyerang organ pernafasan yang
berlangsung selama 14 hari mulai dari hidung sampai
alveoli dan organ adneksanya (sinus, rongga telinga
tengah, dan peura) yang disebabkan oleh lebih dari
300 jenis mikroorganisme seperti bakteri, virus atau
jamur. Misalnya parainfluenza, adenovirus, rhinovirus,
koronavirus, koksakavirus A dan B, Streptokokus, dll

❑ Penyakit ISPA merupakan penyakit utama penyebab


kesakitan dan kematian bayi dan balita. Keadaan ini
berkaitan erat dengan berbagai kondisi yang
melatarbelakanginya seperti malnutrisi juga kondisi
lingkungan seperti kepadatan tempat tinggal, polusi
berupa asap maupun debu dan sebagainya
KONDISI UMUM
❑ ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat ke saluran pernapasannya. .
❑ Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan
yaitu Pneumonia dan bukan Pneumonia. Sedangkan berdasarkan hasil pemeriksaan, ISPA
dikategorikan menjadi :
ISPA

< 2 BULAN 2 - 60 BULAN

PNEUMONIA BERAT PNEUMONIA


Nafas cepat usia 2-12 bulan : 50/menit,
Nafas Cepat ≤ 60/menit BUKAN PNEUMONIA PNEUMONIA BERAT usia 1 - < 5 tahun: ≤ 40/menit) BUKAN PNEUMONIA
KONDISI UMUM
❑ Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli)
yang dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus,
jamur dan protozoa.

● Ditandai secara klinis oleh


01 PNEUMONIA BERAT adanya tarikan dada ke dalam
(Chest indrawing)

● Ditandai secara klinis oleh


02 PNEUMONIA
adanya nafas cepat

● Ditandai secara klinis oleh adanya


batuk, pilek, bisa disertai demam tanpa
03 BUKAN PNEUMONIA adanya nafas cepat dan tarikan dada
kedalam. Seperti rhinitis, faringitis,
tonsillitis.
KONDISI UMUM
❑ Data WHO pneumonia merupakan penyakit
menular penyebab kematian terbesar,
sebesar 2,5 juta kematian pada tahun 2019,
672.000 (26.88%) diantaranya terjadi pada
anak-anak.
❑ Data RISKESDAS tahun 2017, pneumonia
merupakan penyebab kematian terbesar ke 2
setelah diare, baik pada bayi (23.8%) maupun
Balita (15.5%).
❑ Data Badan Litbangkes Kementerian
Kesehatan RI, 2016, pneumonia merupakan
penyebab 10% kematian pada balita.
KONDISI UMUM
 Pengendalian ISPA dititik beratkan pada
pengendalian penyakit pneumonia, karena
penyakit pneumonia yang memiliki kontribusi
cukup besar terhadap angka kesakitan dan
kematian Balita. Kegiatannya meliputi deteksi
dini dan tatalaksana kasus pneumonia pada
balita.
 Surveilans Influenza di Indonesia dilaksanakan
melalui Surveilans Influenza Like Illness (ILI)
yang dilaksanakan di 31 puskesmas (di 26
provinsi) dan Surveilans Severe Acute
Respiratory Infection (SARI)/ Surveilans ISPA
Berat Indonesia (SIBI) yang dilaksanakan di 14
rumah sakit (di 10 provinsi)
KONDISI UMUM
Indikator Renstra yang digunakan pada tahun
2021 yaitu persentase kabupaten/kota yang
50% puskesmasnya melaksanakan
pemeriksaan dan tatalaksana standar
pneumonia sesuai standar sebesar 52%, baik
melalui pendekatan MTBS (Manajemen
Terpadu Balita Sakit), maupun program
Pencegahan dan Pengendalian ISPA. Pada
tahun 2021 Persentase kabupaten/kota yang
50% puskesmasnya melakukan tatalaksana
standar pneumonia sebesar 64,4% yang berarti
sudah mencapai target renstra tahun 2021
yaitu sebesar 52%.
GEJALA ISPA

Ringan Sedang Berat


1. Batuk 1. Pernapasan cepat (fast 1. Bibir atau kulit membiru
2. Serak breathing) sesuai umur 2. Anak tidak sadar atau
3. Pilek 2. Suhu tubuh lebih dari 39°C kesadaran menurun
4. Panas atau demam, suhu 3. Tenggorokan tampak 3. Pernapasan berbunyi seperti
badan lebih dari 37°C kemerahan mengorok dan anak tampak
atau jika dahi anak 4. Timbul bercak-bercak merah gelisah
diraba dengan punggung
pada kulit 4. Sela iga tetarik ke dalam pada
tangan terasa panas
5. Telinga sakit atau waktu bernafas
mengeluarkan nanah dari 5. Nadi cepat lebih dari 160 kali
lubang telinga per menit atau tidak teraba
6. Pernapasan berbunyi seperti 6. Tenggorokan berwarna merah.
mengorok
PENGOBATAN/PERAWATAN ISPA PADA ANAK
1. Pastikan anak tidak banyak melakukan aktivitas dan tidak pergi ke sekolah terlebih dahulu. Dengan
memperbanyak istirahat dan konsumsi air putih, maka dahak lebih mudah keluar dan tubuh memiliki
tenaga ekstra untuk melawan virus penyebab ISPA.
2. Untuk meredakan batuk, anak bisa konsumsi minuman lemon hangat atau madu.
3. Jika anak mengeluhkan sakit tenggorokan, maka minta ia berkumur dengan air hangat yang diberi
garam.
4. Minta anak untuk menghirup uap dari semangkuk air panas yang telah dicampur dengan
minyak kayu putih atau mentol untuk meredakan hidung yang tersumbat.
5. Saat istirahat, pastikan pernapasan anak lancar. Caranya dengan memposisikan kepala lebih tinggi
ketika tidur dengan menggunakan bantal tambahan.
6. Jika gejala yang dialami tidak kunjung membaik, maka orangtua wajib membawa anak ke dokter.
7. Penting diingat bahwa jika infeksi di paru-paru tidak ditangani dengan baik, maka dikhawatirkan akan
terjadi komplikasi yang serius dan dapat berakibat fatal. Komplikasi yang sering terjadi akibat ISPA
adalah gagal napas akibat paru-paru berhenti berfungsi, peningkatan kadar karbon dioksida dalam
darah, serta gagal jantung.
PENCEGAHAN ISPA
Untuk mencegah dampak dari polusi udara, dengan menerapkan 6M
dan 1S.
1. Memeriksa kualitas udara melalui aplikasi atau website.
2. Mengurangi aktivitas luar ruangan dan menutup ventilasi
rumah/kantor/sekolah/tempat umum di saat polusi udara tinggi.
3. Menggunakan penjernih udara dalam ruangan
4. Menghindari sumber polusi dan asap rokok
5. Menggunakan masker saat polusi udara tinggi
6. Melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
7. Segera konsultasi daring/luring dengan tenaga kesehatan jika
muncul keluhan pernapasan
KETERKAITAN ISPA DENGAN PENDIDIKAN PROMOSI
KESEHATAN
WHO memiliki strategi dalam melaksanakan promosi kesehatan yang efektif, berikut ini adalah
3 strategi yang dicanangkan oleh WHO :

● Merupakan sebuah upaya yang dilakukan sebagai pengawal terhadap


kesehatan, dimana orang-orang yang berada di bidang kesehatan dapat
01 Advokasi (Advocacy) mempengaruhi para pembuat kebijakan agar memperhatikan kesehatan
masyarakat yang didukung dengan terciptanya peraturan-peraturan yang
berpihak pada sektor kesehatan

● Merupakan salah satu strategi dalam promosi kesehatan yang langsung


Pemberdayaan
02
melibatkan masyarakat. Tujuan pemberdayaan masyarakat yaitu agar
Masyarakat masyarakat mampu memelihara dan menjaga kesehatannya secara
(Empowerment) mandiri. Pemberdayaan masyarakat akan lebih efektif jika dilakukan
dengan menerapkan program pendampingan masyarakat

Dukungan Sosial/
● Merupakan suatu hubungan kerja sama formal yang dilakukan
03 Kemitraan (Social baik antar individu-individu, kelompok-kelompok, maupun
Support) organisasiorganisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
STRATEGI DALAM MENURUNKAN MORBILITAS DAN
MORTALISAS AKIBAT ISPA
Dalam mengendalikan penyakit ISPA, menurut Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (Dirjen PP & PL), ada beberapa strategi yang harus dilakukan untuk menurunkan
angka morbilitas dan mortalitas akibat ISPA. Ada 10 kegiatan pokok dalam pengendalian ISPA
di Indonesia yang terdiri dari:
1. Advokasi dan Sosialisasi
2. Penemuan dan Tatalaksana Pneumonia Balita (Secara Aktif dan Pasif)
3. Ketersediaan Logistik
4. Supervisi
5. Pencatatan dan Pelaporan
6. Kemitraan dan Jejaring
7. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia
8. Pengembangan Program
9. Autopsi Verbal
10. Monitoring dan Evaluasi
Peran Pemerintah dalam Penanggulangan
ISPA
1. Pencegahan dan edukasi kepada masyarakat mengenai cara pencegahan ISPA pada Anak
2. Imunisasi : Ketersediaan vaksin yg diperlukan untuk mencegah ISPA seperti vaksinasi
influeza dan pneumonia
3. Pengawasan kesehatan : Pemerintah dapat memantau dan mengumpulkan data terkait
ISPA pada Anak untuk memahami tren, faktor risiko , dan dampaknya
4. Pengaturan kualitas udara : Pemerintah perlu mengatur kualitas udara dan megambil
tindakan untuk mengurangi polusi udara seperti mengendalikan emisi dari sumber
sumber polusi
5. Pemberian dukungan kepada keluarga : Pemerintah memberikan dukungan kepada
keluarga dengan anak - anak yang terkena ISPA , termasuk akses perawatan medis yang
sesuai dan dukungan psikososial
6. Penyuluhan tentang PHBS : melakukan penyuluhan tentang PHBS kepada masyarakat ,
termasuk praktik - praktik kebersihan yang dapat mengurangi risiko ISPA
7. Penelitian dan pengembangan metode pengobatan dan pencegahan ISPA yg lebih efektif
Peran Petugas Promosi Kesehatan dalam
Upaya Pencegahan ISPA pada Anak
1. Pendidikan kesehatan : Petugas Promkes harus memberikan edukasi kepada orang tua
tentang pentingnya pencegahan ISPA
2. Pelatihan PHBS : Petugas Promkes harus melatih masyarakat dalam praktik Perilaku
hidup bersih sehat ( PHBS )
3. Kampanye Kesadaran: Petugas Promkes dapat mengorganisir kampanye kesadaran di
komunitas tentang pentingnya pencegahan ISPA
4. Advokasi untuk Lingkungan sehat : Petugas promkes dapat melakukan advokasi kepada
Pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas udara dan mengurangi polusi
udara yang merupakan faktor risiko utama ISPA
5. Promosi penyuluhan ASI Eksklusif
6. Penyuluhan kelompok beresiko : Petugas promkes harus memberikan perhatian khusus
kepada kelompok yang berisiko, seperti anak - anak yang tinggal di daerah dengan polusi
udara yang tinggi dan anak - anak dengan sistem kekebalan yang lemah untuk
memastikan mereka mendapatkan perawatan dan perlindungan yang sesuai
PERUBAHAN PERILAKU SETELAH DILAKUKAN UPAYA
PROMOSI KESEHATAN

1. Meningkatkan kesadaran
2. Mengevaluasi kembali diri sendiri
3. Menetapkan tujuan untuk berubah
4. Mempromosikan efikasi diri
5. Meningkatkan manfaat dari adanya perubahan
6. Menggunakan clue untuk melakukan perubahan
7. Mengelola hambatan untuk berubah
MASA GA DITUTUP PANTUNNN….PANTUN
LAGI BOLEH YAAAA……

Biru laut seperti kolam


Ikan paus pandai menyelam.
Dari lubuk hati yang paling
dalam
Saya tutup presentasi dengan
salam.
Mohon arahan dan bimbingannya dari Ibu

Jazakillahu khairan katsiran


Terima kasih

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai