MATERI PENYULUHAN
A. Defenisi ISPA
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut yang meliputi
saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah, dimana infeksi saluran
pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan
adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru (alveoli), beserta organ-organ
disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru. Sebagian besar dari infeksi
saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk, pilek dan tidak memerlukan
pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumonia bila infeksi
paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian karena infeksi bisa
hidung, sinus, faring, atau laring trakea, bronchi dan alveoli Kemungkinan yang terjadi
adalah dikarenakan infeksi saluran pernafasan, yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan
pernafasan mereka, tidak hanya pada masa tumbuh kembang namun juga dapat berpengaruh
hingga dewasa, karena penyakit-penyakit saluran pernapasan pada bayi dan anak-anak
masuk ke paru dan merusak organ disana dan susah untuk di sembuhkan (Sutanto dan
Hariwijaya, 2006).
B. Macam-Macam ISPA
Menurut (Widoyono, 2005) Klasifikasi penyakit ISPA terdiri dari :
menunjukkan adanya tarikan dinding dada bagian bawah kearah dalam, tidak ada gangguan
tidur, dahak/sputum encer, nafsu makan menurun/anoreksia serta suhu tubuh 37 s/d < 38 oC.
b. Pneumonia/ISPA sedang
Didasarkan pada adanya batuk, dahak/sputum mulai kental, suhu tubuh 38 oC, tidak mau
makan, sakit pada kerongkongan saat menelan, kadang sesak napas, dimana frekuensi nafas
cepat pada anak berusia dua bulan sampai < 1 tahun adalah > 50 kali per menit dan untuk
anak usia 1 sampai < 5 tahun adalah > 40 kali per menit dan untuk > 5 tahun sampai dewasa
> 30 kali per menit seta kesulitan bernapas ditandai dengan adanya penggunaan oto bantu
pernapasan.
Gejala pneumonia/ISPA sedang ditambah dengan gejala panas tinggi (suhu tubuh > 38 oC),
napas berbunyi, kadang disertai penurunan kesadaran dan perubahan bunyi suara (stridor).
C. Penyebab ISPA
Penyebab terjadinya ISPA adalah virus, bakteri dan jamur. Kebanyakan adalah virus.
Diagnosis yang termasuk dalam keadaan ini adalah rhinitis, sinusitis, fharingitis, tonsillitis
dan lai-lain.
b. Virus : Influenza, adenovirus, sitomegalovirus.
1. Penularan ISPA biasanya melalui medium kontak langsung seperti air ludah, darah, bersin,
3. Lemahnya sel imun tubuh terhadap kuman penyakit sehingga kuman bebas masuk dan
4. Tempat tinggal dan lingkungan sekitar yang tidak sehat, dimana telah tercemar oleh kuman
a. Demam
Seringkali demam muncul sebagai tanda pertama terjadinya infeksi. Suhu tubuh mencapai >
37 oC
b. Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan, mungkin tanda ini
merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran pernafasan. Batuk bisa disetai
d. Meningismus
Adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada meningens, biasanya terjadi selama
periodik mengalami panas, gejalanya adalah nyeri kepala, kaku dan nyeri pada punggung
Biasa terjadi pada semua yang mengalami sakit, dimana akan menjadi susah makan dan
bahkan tidak mau minum. Pada anak akan menjadi rewel dan sering menanggis (Whaley and
Kuman penyebab ISPA akan masuk lebih dalam kesaluran pernapasan yaitu bronkus dan
alveoli sehingga menginfeksi bronkus dan alveoli sehingga pesien akan sulit bernapas kerena
adanya sumbatan jalan napas oleh penumpukan secret hasil produksi kuman pada rongga
paru.
Kuman juga mampu menjangkau selaput otak sehingga menginfeksi selaput otak dengan
3. Penurunan Kesadaran
Infeksi dan penumpukan cairan pada selaput otak menyebabkan terhambatnya suplay oksigen
4. Kematian
Penangganan yang lama dan tidak tepat pada pasien ISPA mampu memperlambat dan
merusak seluruh fungsi tubuh oleh kuman sehingga pasien akan mengalami henti napas dan
henti jantung
G. Pencegahan
Pencegahan infeksi saluran pernafasan atas dapat dilakukan sendiri dengan :
1. Menjaga keadaan gizi anggota keluarga agar tetap baik dan memberikan ASI eksklusif pada
bayi
2. Menjaga pola hidup bersih dan sehat, istirahat/tidur yang cukup dan olah raga teratur
3. Membiasakan cuci tangan teratur menggunakan air dan sabun atau hand sanitizer terutama
setelah kontak dengan penderita ISPA. Ajarkan pada anak untuk rajin cuci tangan untuk
7. Apabila sakit, gunakanlah masker dan rajin cuci tangan agar tidak menulari anak atau
H. Penatalaksanaan
Perawatan ini dapat di lakukan sendiri oleh orangtua untuk mengatasi anggota keluarga yang
menggalami ISPA
Demam dapat di tangani dengan memberikan obat penurun demam atau kompres
2. Mengatasi batuk
Disarankan untuk memberikan obat tradisional yang bisa di buat sendiri, yaitu jeruk nipis
sendok teh dicampurkan dengan madu atau kecap sendok teh. Ramuan ini diberikan 3x
sehari
3. Makanan
Berikan makanan dengan kualitas gizi cukup, sedikitsedikit tapi di ulangi lebih sering
4. Minuman
Berikan cairan berupa air putih hangat, buah lebih banyak dari biasanya untuk mengencerkan
Poskan Komentar
Poskan Komentar
Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Mengenai Saya
Arsip Blog
2014 (1)
o Februari (1)
D. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
E. MATERI
1. Pengertian ISPA pada anak
2. Penyebab ISPA pada anak
3. Tanda dan gejala ISPA pada anak
4. Cara penularan ISPA pada anak
5. Cara pencegahan ISPA pada anak
6. Dampak ISPA pada anak
7. Cara perawatan dan pengobatan ISPA pada anak
F. PELAKSANAAN
No TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN
PETUGAS SASARAN
PENYULUHA DIDIK
N
1. Pembukaan 5 menit o Menjawab salam
Memberikan
o Memperhatikan
salam
dan menyimak
o Menjawab
Memperkenalka
pertanyaan
n diri
Menjelaskan
maksud dan
tujuan
Melakukan
kontrak waktu
Memberikan
protes/pendahul
uan
2. Isi 15 menit o
Menjelaskan Memperhatikan
pengertian ISPA dan mendengar
pada anak dengan seksama
Menjelaskan
penyebab ISPA
pada anak
Menjelaskan
tanda dan gejala
ISPA pada anak
Menjelaskan
cara penularan
penyakit ISPA
pada anak
Menjelaskan
cara mencegah
penyakit ISPA
pada anak
Menjelaskan
dampak ISPA
pada anak
Menjelaskan
cara perawatan
dean pengobatan
ISPA pada anak
3. Evaluasi 10 menit Melakukano Partisipasi aktif
tanya jawab
Menanyakan
kembali
4. Penutup 5 menit o
Meminta dan Memberikan
memperbaiki kesan dan pesan
o Menjawab salam
kesan dan pesan
Kontrak
pertemuan
berikutnya
G. MEDIA
1. Leaflet
2. Materi yang didemonstrasikan melalui infokus
H. PENGORGANISASIAN
Pembimbing Akademik : Gina mutia S. Si.T
Pembimbing Klinik (CI) : emil
Pelaksana
Moderator : Rossy mustika ananda putri
Penyaji : Sherly mai harianti
Observer : Rinanda dwi yoriska
Fasilitator :
1. Rike fardila
2. Risna wahyuni
3. sartika
Pengorganisasian dan fungsi uraian tugas:
a. Moderator , berperan sebagai :
Membuka acara
Memperkenalkan diri dan anggota, pembimbing klinik dan akademik
Menyampaikan tujuan dari penyuluhan
Menutup acara
b. Penyaji, berperan sebagai :
Membaca isi penyuluhan
Memberikan dan menjawab pertanyaan
Menyimpulkan hasil penyuluhan
Melaksanakan evaluasi
c. Observer, berperan sebagai :
Mengamati jalannya proses kegiatan
Membuat laporan hasil penyuluhan
d. Fasilitator, berperan sebagai :
Membuat absensi
I. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur:
Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan rencana
Tempat, alat, dan media sesuai dengan keperluan
Peserta penyuluhan, mahasiswa, dan alat sesuai dengan keperluan
Peserta penyuluhan, mahasiswa, dan dosen pembimbing mengikuti acara penyuluhan sesuai
dengan setting tempat yang direncanakan
2. Proses evaluasi
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana
75% peserta hadir mengikuti kegiatan penyuluhan
Berlangsung dalam hal tanya jawab dan diskusi bersama
3. Evaluasi hasil :
Setelah penyuluhan diharapkan :
75% peserta mampu menyebutkan definisi ISPA pada anak
75% peserta mampu menyebutkan penyebab dari ISPA pada anak
75% peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala jika anak terserang ISPA
75% peserta mampu menyebutkan pencegahan agar anak terhindar dari ISPA
75% pserta mampu menyebutkan pengobatan dan perawatan untuk anak yang terkena ISPA
J. SETTING TEMPAT
B
E
A
C, D
C, D
C
F, G
C, D
Keterangan :
A : Moderator
B : Penyaji
C : Audiens/peserta
D : Fasilitator
E : Observer
F : Pemimbing Akademik
G : Pemimbing Klinik (CI)
LAMPIRAN MATERI
ISPA PADA ANAK
A. Definisi ISPA
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah suatu penyakit yang terbanyak
diderita oleh anak- anak, baik dinegara berkembang maupun dinegara maju dan sudah
mampu dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat.
ISPA adalah penyakit infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernapasan, hidung,
sinus, faring, atau laring trakea, bronchi dan alveoli Kemungkinan yang terjadi adalah
dikarenakan infeksi saluran pernafasan, yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan
pernafasan mereka, tidak hanya pada masa tumbuh kembang namun juga dapat berpengaruh
hingga dewasa, karena penyakit-penyakit saluran pernapasan pada bayi dan anak-anak
mempunyai kemungkinan menyebabkan kecacatan pada masa dewasa dikarenakan virus
masuk ke paru dan merusak organ disana dan susah untuk di sembuhkan.
Kesehatan respiratorika ini akan menuntun mereka pada perkembangan yang optimal
bersama-sama dengan system imun bayi dan anak-anak. Rentannya anak adalah karena
kekebalan tubuhnya belum begitu sempurna layaknya orang dewasa, terlebih lagi pada anak
yang memiliki riwayat ISPA pada keluarganya.
ISPA adalah infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan yaitu organ tubuh yang
di mulai dari hidung ke alveoli beserta adneksa (Romelan, 2006). Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada anak di negara
berkembang. Pada akhir tahun 2000, ISPA mencapai enam kasus di antara 1000 bayi dan
balita. Tahun 2003 kasus kesakitan balita akibat ISPA sebanyak lima dari 1000 balita
(Oktaviani, 2009). Setiap anak balita diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap
tahunnya dan proporsi kematian yang disebabkan ISPA mencakup 20-30% (Suhandayani,
2007).
ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting bagi bayi dan anak. Fakta
yang ditemukan tentang penyakit ISPA pada anak adalah:
1. Menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian
yang terjadi.
2. 40 % - 60 % dari kunjungan di Puskesmas adalah oleh penyakit ISPA.
3. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 - 30 %.
4. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang
dari 2 bulan.
Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas
bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dai sebagian besar
penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik.
Faringitis oleh kuman streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus
diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik.
1. Kejang
2. Kesadaran menurun
3. Stridor
4. Wheezing
5. Demam dan dingin
Bila mendapati penderita ISPA, sebaiknya segera di tangani tenaga medis seperti
puskesmas dan dokter. Namun bila belum dapat menghubungi tenaga medis, ada baiknya
dirawat sendiri terlebih dahulu.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Suatu penyakit dapat menyerang siapa saja, tak terkecuali penyakit ISPA pada
anak. Sebagai orang tua, tentu bijak untuk selalu bersikap tanggap dan antisipatif ketika
gejala-gejala penyakit ispa pada anak sudah mulai kelihatan seperti demam, batuk, ingus, dan
bersin-bersin.
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah suatu penyakit yang terbanyak
diderita oleh anak- anak infeksi saluran respiratorik, yang dapat berakibat buruk bagi
kesehatan respiratorik mereka, tidak hanya pada masa tumbuh kembang namun juga dapat
berpengaruh hingga dewasa, karena penyakit-penyakit saluran pernapasan pada bayi dan
anak-anak mempunyai kemungkinan menyebabkan kecacatan pada masa dewasa.
ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting bagi bayi dan anak. Fakta
yang ditemukan tentang penyakit ISPA pada anak adalah:
1. Menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian
yang terjadi.
2. 40 % - 60 % dari kunjungan di Puskesmas adalah oleh penyakit ISPA.
3. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 - 30 %.
4. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang
dari 2 bulan.
B. SARAN
1. Jika terdapat tanda tanda penyakit ISPA maka segera periksa ke tempat pelayanan
kesehatan atau tenaga kesehatan yang terdekat.
2. Jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena ISPA atau pergi ke tempat yang penuh
dengan debu maka jangan mendekatinya atau pakai pelindung diri agar tidak tertular
D. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
E. MATERI
1. Pengertian ISPA pada anak
2. Penyebab ISPA pada anak
3. Tanda dan gejala ISPA pada anak
4. Cara penularan ISPA pada anak
5. Cara pencegahan ISPA pada anak
6. Dampak ISPA pada anak
7. Cara perawatan dan pengobatan ISPA pada anak
F. PELAKSANAAN
No TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN
PETUGAS SASARAN
PENYULUHA DIDIK
N
1. Pembukaan 5 menit Memberikano Menjawab salam
o Memperhatikan
salam
dan menyimak
o Menjawab
Memperkenalka
pertanyaan
n diri
Menjelaskan
maksud dan
tujuan
Melakukan
kontrak waktu
Memberikan
protes/pendahul
uan
2. Isi 15 menit o
Menjelaskan Memperhatikan
pengertian ISPA dan mendengar
pada anak dengan seksama
Menjelaskan
penyebab ISPA
pada anak
Menjelaskan
tanda dan gejala
ISPA pada anak
Menjelaskan
cara penularan
penyakit ISPA
pada anak
Menjelaskan
cara mencegah
penyakit ISPA
pada anak
Menjelaskan
dampak ISPA
pada anak
Menjelaskan
cara perawatan
dean pengobatan
ISPA pada anak
3. Evaluasi 10 menit Melakukano Partisipasi aktif
tanya jawab
Menanyakan
kembali
4. Penutup 5 menit o
Meminta dan Memberikan
memperbaiki kesan dan pesan
o Menjawab salam
kesan dan pesan
Kontrak
pertemuan
berikutnya
G. MEDIA
1. Leaflet
2. Materi yang didemonstrasikan melalui infokus
H. PENGORGANISASIAN
Pembimbing Akademik : Gina mutia S. Si.T
Pembimbing Klinik (CI) : emil
Pelaksana
Moderator : Rossy mustika ananda putri
Penyaji : Sherly mai harianti
Observer : Rinanda dwi yoriska
Fasilitator :
1. Rike fardila
2. Risna wahyuni
3. sartika
Pengorganisasian dan fungsi uraian tugas:
a. Moderator , berperan sebagai :
Membuka acara
Memperkenalkan diri dan anggota, pembimbing klinik dan akademik
Menyampaikan tujuan dari penyuluhan
Menutup acara
b. Penyaji, berperan sebagai :
Membaca isi penyuluhan
Memberikan dan menjawab pertanyaan
Menyimpulkan hasil penyuluhan
Melaksanakan evaluasi
c. Observer, berperan sebagai :
Mengamati jalannya proses kegiatan
Membuat laporan hasil penyuluhan
d. Fasilitator, berperan sebagai :
Membuat absensi
I. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur:
Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan rencana
Tempat, alat, dan media sesuai dengan keperluan
Peserta penyuluhan, mahasiswa, dan alat sesuai dengan keperluan
Peserta penyuluhan, mahasiswa, dan dosen pembimbing mengikuti acara penyuluhan sesuai
dengan setting tempat yang direncanakan
2. Proses evaluasi
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana
75% peserta hadir mengikuti kegiatan penyuluhan
Berlangsung dalam hal tanya jawab dan diskusi bersama
3. Evaluasi hasil :
Setelah penyuluhan diharapkan :
75% peserta mampu menyebutkan definisi ISPA pada anak
75% peserta mampu menyebutkan penyebab dari ISPA pada anak
75% peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala jika anak terserang ISPA
75% peserta mampu menyebutkan pencegahan agar anak terhindar dari ISPA
75% pserta mampu menyebutkan pengobatan dan perawatan untuk anak yang terkena ISPA
J. SETTING TEMPAT
B
E
A
C, D
C, D
C
F, G
C, D
Keterangan :
A : Moderator
B : Penyaji
C : Audiens/peserta
D : Fasilitator
E : Observer
F : Pemimbing Akademik
G : Pemimbing Klinik (CI)
LAMPIRAN MATERI
ISPA PADA ANAK
A. DEFINISI ISPA
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita
oleh anak- anak, baik dinegara berkembang maupun dinegara maju dan sudah mampu dan
banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat.
ISPA adalah penyakit infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernapasan, hidung,
sinus, faring, atau laring trakea, bronchi dan alveoli Kemungkinan yang terjadi adalah
dikarenakan infeksi saluran pernafasan, yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan
pernafasan mereka, tidak hanya pada masa tumbuh kembang namun juga dapat berpengaruh
hingga dewasa, karena penyakit-penyakit saluran pernapasan pada bayi dan anak-anak
mempunyai kemungkinan menyebabkan kecacatan pada masa dewasa dikarenakan virus
masuk ke paru dan merusak organ disana dan susah untuk di sembuhkan.
Kesehatan respiratorika ini akan menuntun mereka pada perkembangan yang optimal
bersama-sama dengan system imun bayi dan anak-anak. Rentannya anak adalah karena
kekebalan tubuhnya belum begitu sempurna layaknya orang dewasa, terlebih lagi pada anak
yang memiliki riwayat ISPA pada keluarganya.
ISPA adalah infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan yaitu organ tubuh yang di
mulai dari hidung ke alveoli beserta adneksa (Romelan, 2006). Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada anak di negara
berkembang. Pada akhir tahun 2000, ISPA mencapai enam kasus di antara 1000 bayi dan
balita. Tahun 2003 kasus kesakitan balita akibat ISPA sebanyak lima dari 1000 balita
(Oktaviani, 2009). Setiap anak balita diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap
tahunnya dan proporsi kematian yang disebabkan ISPA mencakup 20-30% (Suhandayani,
2007).
ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting bagi bayi dan anak. Fakta yang
ditemukan tentang penyakit ISPA pada anak adalah:
1. Menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4
kematian yang terjadi.
2. 40 % - 60 % dari kunjungan di Puskesmas adalah oleh penyakit ISPA.
3. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 - 30 %.
4. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur
kurang dari 2 bulan.
1. Kejang
2. Kesadaran menurun
3. Stridor
4. Wheezing
5. Demam dan dingin
Bila mendapati penderita ISPA, sebaiknya segera di tangani tenaga medis seperti
puskesmas dan dokter. Namun bila belum dapat menghubungi tenaga medis, ada baiknya
dirawat sendiri terlebih dahulu.
Penularan ISPA biasanya melalui medium kontak langsung seperti air ludah, darah,
bersin, udara pernafasan. Karena itu penderita penyakit infeksi saluran pernafasan atas
diharuskan untuk memakai masker untuk menghindari penularan lebih lanjut kepada orang
lain.
1. Menjaga keadaan gizi anda dan keluarga agar tetap baik. Memberikan ASI eksklusif
pada bayi anda.
2. Menjaga pola hidup bersih dan sehat, istirahat/tidur yang cukup dan olah raga teratur.
3. Membiasakan cuci tangan teratur menggunakan air dan sabun atau hand sanitizer
terutama setelah kontak dengan penderita ISPA. Ajarkan pada anak untuk rajin cuci
tangan untuk mencegah ISPA dan penyakit infeksi lainnya.
4. Melakukan imunisasi pada anak anda. Imunisasi yang dapat mencegah ISPA
diantaranya imunisasi influenza, imunisasi DPT-Hib /DaPT-Hib, dan imunisasi PCV.
5. Hindari kontak yang terlalu dekat dengan penderita ISPA.
6. Hindari menyentuh mulut atau hidung anda setelah kontak dengan flu. Segera cuci
tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer setelah kontak dengan penderita
ISPA.
7. Apabila anda sakit, gunakanlah masker dan rajin cuci tangan agar tidak menulari anak
anda atau anggota keluarga lainnya.
8. Upayakan ventilasi yang cukup dalam ruangan / rumah.
G. TIPS PERAWATAN PENYAKIT ISPA
Perawatan ini dapat di lakukan sendiri oleh ibu di rumah untuk mengatasi penyakit bayi dan
anaknya yang menggalami ISPA.
1. Mengatasi panas atau demam
Untuk anak anak umur 2 bulan s/d 5 tahun demam dapat di tangani dengan
memberikan obat penurun demam atau kompres.
2. Mengatasi batuk
Disarankan untuk memberikan obat tradisional yang bisa di buat sendiri, yaitu jeruk
nipis sendok teh dicampurkan dengan madu atau kecap sendok teh. Ramuan ini
diberikan 3x sehari.
3. Makanan
Berikan makanan dengan kualitas gizi cukup, sedikit sedikit tapi di ulangi lebih
sering daripada biasanya jika muntah. ASI pada bayi tetap di berikan.
4. Minuman
Berikan cairan berupa air putih, buah lebih banyak dari biasanya untuk mengencerkan
dahak dan menambah cairan bagi yang kekurangan cairan.
5. Gaya hidup
Jangan memakai pakaian atau selimut yang tebal
Pada penderita pilek, selalu bersihkan hidung dari ingus. Ini akan mempercepat
penyembuhan dan bisa menghindari komplikasi yang mungkin muncul.
Usahakan untuk mendapatkan ventilasi yang cukup dan mencegah adanya asap
yang dihirup, tidak terkecuali melarang orang tua merokok di sekitar anak.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Suatu penyakit dapat menyerang siapa saja, tak terkecuali penyakit ISPA pada
anak. Sebagai orang tua, tentu bijak untuk selalu bersikap tanggap dan antisipatif
ketika gejala-gejala penyakit ispa pada anak sudah mulai kelihatan seperti demam,
batuk, ingus, dan bersin-bersin.
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah suatu penyakit yang terbanyak
diderita oleh anak- anak infeksi saluran respiratorik, yang dapat berakibat buruk bagi
kesehatan respiratorik mereka, tidak hanya pada masa tumbuh kembang namun juga
dapat berpengaruh hingga dewasa, karena penyakit-penyakit saluran pernapasan pada
bayi dan anak-anak mempunyai kemungkinan menyebabkan kecacatan pada masa
dewasa.
ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting bagi bayi dan anak.
Fakta yang ditemukan tentang penyakit ISPA pada anak adalah:
a. Menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4
kematian yang terjadi.
b. 40 % - 60 % dari kunjungan di Puskesmas adalah oleh penyakit ISPA.
c. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 - 30 %.
d. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi
berumur kurang dari 2 bulan.
B. SARAN
1. Jika terdapat tanda tanda penyakit ISPA maka segera periksa ke tempat
pelayanan kesehatan atau tenaga kesehatan yang terdekat.
2. Jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena ISPA atau pergi ke tempat yang
penuh dengan debu maka jangan mendekatinya atau pakai pelindung diri agar
tidak tertular