Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

HERBAL MEDICINE

(SISTEM PERNAFASAN, ISPA)

Dosen pengampu:

Etri Yanti, S.kp.M.Biomed

Disusun oleh :

Kelompok 4

1. Ratna Sofianti 1902014

2. Septhiana Alvianti 1902016

S1 KEPERAWATAN

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr. wb

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Dasar Pemberantasan Penyakit
yang berjudul PENYAKIT PERNAFASAN ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)

dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad
SAW beserta para keluarga, sahabat dan orang-orang yang berjuang di jalan Allah SWT hingga
akhir zaman. Semoga kita mendapatkan syafaatnya di yaumul kiyamah kelak. Aamiin.

penulisan makalah ini adalah berkat dukungan dari semua pihak, untuk itu penulis
menyampaikan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan informasi bagi kita
semua khususnya dapat memberikan informasi mengenai penyakit ISPA, pencegahan  beserta
pemberantasannya. Dengan sepenuh hati penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
memiliki kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat  penulis harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu alaikum

9 MARET 2022

PENULIS

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Usaha peningkatan kesehatan masyarakat pada kenyataannya tidaklah mudah seperti


membalikkan telapak tangan saja, karena masalah ini sangatlah kompleks, dimana penyakit yang
terbanyak diderita oleh masyarakat terutama pada yang paling rawan yaitu ibu dan anak, ibu
hamil dan ibu menyusui serta anak bawah lima tahun. Salah satu penyakit yang diderita oleh
masyarakat terutama adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) yaitu meliputi infeksi akut
saluran pernapasan bagian atas dan infeksi akut saluran pernapasan bagian bawah. ISPA adalah
suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak, baik dinegara berkembang maupun
dinegara maju dan sudah mampu. dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena
penyakitnya cukup gawat. Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak
dapat pula memberi kecacatan sampai pada,masa dewasa. dimana ditemukan adanya hubungan
dengan terjadinya Chronic Obstructive Pulmonary Disease.

ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian
bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak
diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % -60 % dari kunjungan
diPuskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA
mencakup 20 % -30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada
bayi berumur kurang dari 2 bulan. Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat masih
sangat tinggi. Kematian seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam
keadaan berat dan sering disertai penyulit-penyulit dan kurang gizi. Data morbiditas penyakit
pneumonia di Indonesia per tahun berkisar antara 10 -20 % dari populasi balita. Untuk
mengurangi terjadinya ISPA pada anak dan balita maka dilakukan deteksi dini oleh masyarakat
atau kader dengan cirri balita dan anak dalam keadaan batuk, sukar bernafas, segera dibawa ke
puskesmas atau UPK terdekat untuk mendapatkan pengobatan.

3
B. Rumusan masalah

Apa pengertian ISPA?

Apa saja penyebab ISPA?

Apa saja tanda dan gejala ISPA?

Bagaimana patofisiologi ISPA ?

C. Tujuan

untuk menjelaskan pengertian ISPA

untuk Menjelaskan penyebab ISPA

untuk Menjelaskan tanda dan gejala ISPA

untuk Menjelaskan patofisiologi ISPA

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI

ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung, dan
paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari.ISPA mengenai struktur saluran di atas laring,
tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulant atau
berurutan. (Muttaqin, 2008)

ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebihdari saluran
pernafasan, mulai dari hidung hingga alveoli termasuk jaringan adenoksanya seperti sinus,
rongga telinga tengah, dan pleura. (Nelson, 2008).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu tanda dan
gejala akut akibat infeksi yang terjadi di setiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang
berhubungan dengan pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari.

B. PENYEBAB

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) terdiri atas bakteri, virus dan rickettsia yang
jumlahnya lebih dari 300 macam. Bakteri penyebab ISPA antara lain genus streptokokus,
stafilokokus, pneumokokus, hemofilus, bordotella dan karinebakterium. Virus penyebabnya
antara lain golongan miksovirus, adenovirus, koronavirus, psikornavirus, mikoplasma dan
herpesvirus. Sekitar 90-95% penyakit ISPA disebabkan oleh virus (Unuvar, 2009)

C. TANDA DAN GEJALA

Gejala infeksi saluran pernapasan yang paling umum adalah batuk. Meski begitu, gejala
yang berbeda juga dapat menyertai masing-masing infeksi saluran pernapasan seperti Infeksi
saluran pernafasan atas pada umumnya memiliki gejala berupa hidung tersumbat. Infeksi saluran
pernafasan bagian bawah memberikan beberapa tanda lainnya seperti nafas cepat dan ratraksi
dada. Hal ini disebabkan karena menurunnya sistem imun atau daya tahan tubuh. Pada stadium
awal gejalanya berupa panas, gatal terasa dalam hidung yang kemudian diikuti dengan bersin
secara terus-menerus, hidung tersumbat disertai dengan ingus encer serta nyeri pada kepala dan

5
demam. Permukaan mukosa hidung tampak merah dan membengkak. Infeksi lebih lanjut
membuat secret menjadi kental dan terjadi sumbatan pada hidung. Komplikasi yang mungkin
terjadi adalah sinusitis, farangitis, infeksi telinga tengah hingga bronchitis dan pneumonia
(radang paru) (PDPI, 2017)

 Gejala ISPA ringan


Seseorang dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan gejala sebagai
berikut :
1. Batuk
2. Serak, yaitu bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misalnya
pada waktu berbicara)
3. Pilek yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari lubang
4. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370C atau jika dahi anak diraba
dengan punggung tangan terasa panas
 Gejala ISPA sedang
Seseorang dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala ISPA ringan
dengan disertai gejala sebagai berikut :
1. Pernapasan lebih 50 kali permenit pada umur kurang dari satu tahun atau
lebih
2. Suhu lebih dari 390C
3. Tenggorokan berwarna merah
4. Timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campak
5. Telinga sakit akan mengeluarkan nanah dari lubang telinga
6. Pernapasan berbunyi seperti mendengkur (mengorok)
 Gejala ISPA berat
Seseorang dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai ada gejala ISPA ringan
atau sedang disertai atau lebih gejala sebagai berikut :
1. Bibir atau kulit membiru
2. Lubang hidung kembang kempis dengan cukup lebar pada waktu bernapas
3. Kesadaran menurun
4. Pernapasan berbunyi seperti mengorok dan anak tampak gelisah

6
5. Nadi cepat, lebih dari 160 kali permenit atau tidak teraba
6. Tenggorokan berwarna merah

D. PATOFISIOLOGI

Perjalanan penyakit ISPA dibagi 3 tahap yaitu :

 Tahap prepatogenesis : penyuebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apa-apa
 Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi
lemahapalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah
 tahap dini penyakit: dimulai dari munculnya gejala
p e n y a k i t , t i m b u l g e j a l a d e m a m d a n  batuk. Tahap lanjut
penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh sempurna, sembuhdengan
atelektasis,menjadi kronos dan meninggal akibat pneumonia

.S a l u r a n p e r n a f a s a n s e l a m a h i d u p s e l a l u t e r p a p a r d e n g a n d u n i a l u a r
s e h i n g g a u n t u k   mengatasinya dibutuhkan suatu sistem pertahanan yang efektif dan
efisien. Ketahanan saluran pernafasan tehadap infeksi maupun partikel dan gas yang ada di
udara amat tergantung pada tiga u n s u r a l a m i y a n g s e l a l u t e r d a p a t p a d a o r a n g s e h a t
y a i t u k e u t u h a n e p i t e l m u k o s a d a n g e r a k   mukosilia, makrofag alveoli, dan
antibodi.Infeksi bakteri mudah terjadi pada saluran nafas yang sel-sel epitel
mukosanya telahrusak akibat infeksi yang terdahulu. Selain hal itu, hal-hal yang
dapat mengganggu keutuhan lapisan mukosa dan gerak silia adalah asap rokok dan gas SO2
(polutan utama dalam pencemaran udara), sindroma imotil, pengobatan dengan O2 konsentrasi
tinggi (25 % atau lebih )

7
HERBAL MEDICINE

TERAPI KOMPLEMENTER JAHE DAN MADU UNTUK ISPA

1. DEFENISI
a) Jahe

Jahe ( Zingiber Officinale) merupakan tanaman rimpang yang termasuk dalam famikia
Zingiberwnwe.Jahe terkenal sebagai salah satu tanaman yang mengandung banyak khasiat selain
untuk rempah-rempah jahe juga bermanfaat sebagai bahan obat.Jah dibedakan menjadi tiga jenis
berdasarkan ukuran,bentuk,dan warna rimpangnya yaitu jahe putih/juning besar (jahe gajah atau
jahe badak), jahe putih kecil (jahe sunti),dan jahe merah (widodo,2010).

b) madu

Madu adalah suatu cairan kental berasa manis dan lezat, berwarna kuning terang atau
kuning keemasan yang dihasilkan oleh hewan jenis serangga yang disebut lebah atau tawon.
Lebah penghasil madu ini termasuk dalam famili “apidae” dan yang paling banyak dibudidaya di
Indonesia maupun diseluruh dunia adalah jenis lebah Apis Mallifera. Madu alami umumnya
terbuat dari nektar yakni cairan manis yang terdapat di dalam mahkota bunga yang biasa diserap
oleh lebah atau tawon, yang kemudian dikumpulkan dan disimpan di dalam sarangnya untuk
diolah menjadi bahan persediaan makanan utama bagi mereka, seisi penghuni sarangnya
(Purbaya, 2007).

Madu digolongkan berdasarkan bunga sumber nektarnya yaitu:

 Madu monoflora merupakan madu yang sumber nektarnya didominasi oleh satu jenis
tanaman, contohnya madu kapuk, madu randu, madu kelengkeng, madu karet, madu
jeruk, madu kopi dan madu kaliandra.
 Madu multiflora atau madu poliflora merupakan madu yang sumber nektar dari berbagai
jenis tanaman, contohnya madu Nusantara, madu Sumbawa dan madu Kalimantan. Lebah
cenderung mengambil nektar dari satu jenis tanaman dan akan mengambil dari tanaman
lain apabila belum mencukupi (Purbaya, 2007).

8
2. KANDUNGAN
a) Jahe

Beberapa senyawa dalam jahe yang berperan besar dalam aktivitas


antioksidan,antiinflamasi,analgesik,antikarsinogenik dan kardiotonik yaitu 6-gingerdiol,6-
shogaol,assam kafeat,champhene,capsaicin,asam khorogenat,asam ferulat,melatonin,asam
fihidriksi-benzoat,asam vanila,vanilin dan zingerone sebagai obat tradisional,jahe juga sering
digunakan untuk mengatasi influenza,batuk,luka lecet dan luka tikam,selain itu jahe juga dapat
digunakan untuk penambah nafsu makan,memperkuat lambaung,dan melancarkan pencernaan.

b) Madu

Madu juga mengandung enzim – enzim seperti diastase, glukosa oksidase, katalase serta vitamin
A, betakaroten, vitamin B komplekslengkap, vitamin C, D, E dan K. Selain itu juga dilengkapi
mineral berupa kalium besi, magnesium, fosfor, tembaga, mangan, natrium dan kalsium. Bahkan
terdapat hidrogen peroksida yang dihasilkan oleh glukosa oksidase dan inhibin (Ahmad, 2007).

3. MANFAAT
a) Jahe

Menurunkan tekanan darah tinggi/hipertensi, Jahe merangsang hormon adrenalin dan


memperlebar pembuluh darah yang mengakibatkan darah mengalir lebih cepat dan lancar serta
meringankan kerja jantung dalam memopa darah.

Mengobati batuk, Jahe mengandung gingerol dapat dimanfaatkan sebagai obat antiinflamasi,obat
nyeri sendi dan otot karena reumatik,tonikum serta obat batuk.

Menangkal radikal bebas, Jahe mengandung antioksidan yang mendorong penetralan efek
merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.

Membantu percernaan, Jahe dapat membantu sistem perncernaan menjadi lancar karena jahe
mengandung enzim percernaan yaitu protease dan lipase yang masing-masing mencerna protein
dan lemak.

9
Meredakan rasa sakit, Jahe merupakan peredaa rasa sakit yang alami dan dapat meredakan rasa
nyeri sakit kepala dan migren,dengan meminum 3 kali sehari dapat menurunkan rasa nyeri yang
ddialami.

b) Madu

Antimikroba, Madu memiliki aktivitas antimikroba, melawan peradangan daninfeksi. Didalam


kandungan fisik dan kimiawi seperti kadarkeasaman dan pengaruh osmotik berperan untuk
membunuh mikroba.

Kemampuan penyembuh luka, Madu memiliki kemampuan untuk membersihkan


luka,mengabsorbsi cairan edema di sekitar luka dan menambah nutrisi.

Luka bakar, Membangkitkan reaksi pencegahan untuk menyembuhkan lukabakar.

Antioksidan, Kandungan plasma darah semakin bertambah untuk melawanoksidasi dengan kadar
yang lebih tinggi setelah minum madu, selain itu terdapat juga fenolik didalam madu yang sangat
efektif untuk ketahanan tubuh melawan stres.

Antibakteri, Bahan anti bakteri yang terdapat dalam madu berguna sekali untuk membantu
fungsi-fungsi tubuh di dalam mengatasi bakteri (kuman penyakit). Hal itu karena didalam madu
terdapat senyawa hidrogen peroksidan dan fitonitrisi

4. Cara pembuatan
 Alat dan Bahan :

400 ml air putih (2 gelas)

2 sendok makan madu asli

1 ruas jahe merah berukuran 4 cm, lebar ± 1 cm, dengan berat 10 gram

Panci berukuran kecil

 Cara Membuat :

Siapkan 1 ruas jahe merah berukuran 4 cm dengan berat 10 gram, lalu di kupas

10
Cuci jahe merah yang sudah dikupas hingga bersih tanpa adanya kotoran

Kemudian geprek jahe, tetapi jangan sampai hancur

Siapkan panci kecil dan masukkan air 2 gelas tadi ke dalamnya

Lalu masukkan jahe yang sudah digeprek ke dalam air yang mendidih, aduk beberapa kali

Tunggu 1 menit setelah air mendidih atau hingga air jahe menjadi 150 ml

Kemudian angkat lalu diamkan sampai air jahe hangat

Setelah hangat, tuangkan air jahe dan dipindahkan dari panci ke dalam gelas ukuran 200 ml

Setelah itu tambahkan 2 sendok makan madu, aduk hingga tercampur rata.

5. Cara mengosumsi

Minuman herbal jahe merah dicampur madu tersebut sebanyak 250 cc dapat dikonsumsi 2
kali dalam 1 hari selama 5 hari.

6. Hasil Jurnal

Berdasarkan jurnal “Efektifitas pemberian minuma jahe dan madu terhadap keparahan batuk
pada anak dengan ispa”

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden paling banyak kelompok


perempuan (59,6%) dan umur 3 tahun (48,07%). Berdasarkan hasil uji t dependent menunjukkan
signifikansi dengan nilai p (0,032) < α (0,05). Pada kelompok kontrol terjadi penurunan
keparahan batuk namun tidak signifikan berdasarkan hasil uji t dependent menunjukkan tidak
terdapat signifikansi dengan nilai p (0,134) > α (0,05). Hasil uji t independent dimana diperoleh
p (0,001) < α (0,05). Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata tingkat
keparahan batuk anak pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sesudah diberikan
minuman jahe madu.

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penyakit ISPA adalah salah satu penyakit yang banyak diderita bayi dan anak-anak, penyebab
kematian dari ISPA yang terbanyak karena pneumonia. Klasifikasi penyakit ISPA tergantung
kepada pemeriksaan dan tanda-tanda bahaya yang diperlihatkan penderita, Penatalaksanaan dan
pemberantasan kasus ISPA diperlukan kerjasama semua pihak, yaitu peranserta masyarakat
terutama ibu-ibu, dokter, para medis dam kader kesehatan untuk menunjang keberhasilan
menurunkan angka, kematian dan angka kesakitan sesuai harapan pembangunan nasional.

Saluran pernapasan atas berfungsi menghangatkan, melembabkan, dan menyaring udara.


Bersama udara, masuk berbagai pathogen, yang dapat nyangkut di hidung, farings (tongsila),
larings, atau trakea dan dapat berproliferasi, bila daya tahan tubuh menurun. Penyebaran infeksi
(bila terjadi) terhantung pada pertahanan tubuh pula, dan dari virus lensi kuman yang
bersangkutan. Contoh ISPA adalah nasofaringitis, influenza (virus) yaitu radang nasofarings,
farings, larings, trakea disertai pembengkakan mebran mukosa dan keluarnya eksudat
mukopurulen (infeksi sekunder).

B. SARAN

Karena yang terbanyak penyebab kematian dari ISPA adalah karena pneumonia, maka
diharapkan penyakit saluran pernapasan penanganannya dapat diprioritaskan. Disamping itu
penyuluhan kepada ibu-ibu tentang penyakit ISPA perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara
berkesinambungan, serta penatalaksanaan dan pemberantasan kasus ISPA yang sudah
dilaksanakan sekarang ini, diharapkan lebih ditingkatkan lagi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta: Penerbit buku kedokteran
EGC.

Krishna,A. Mengenali keluhan anada, informasimkesehatan umum untuk masyarakat. Www,


informasimedika.com

Susilowati, Tina. 2010. Inti sari superpintar RPAL. Yogyakarta: PT Benteng Pustaka.

https://halosehat.com/penyakit/ispa/9-penyebab-ispa-pada-anak-dan-dewasa

https://hellosehat.com/parenting/tips-parenting/tips-mencari-dokter-anak-yang-tepat/

Suriadi,Yuliani R,2001,Asuhan Keperawatan pada Anak,CV sagung Seto,Jakarta

Departemen Kesehatan RI, 2002. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan


Akut Untuk Penanggulangan Pneumonia Pada Balita: Jakarta.

Badan Pusat Statistik (2010). Sensus penduduk 2010 Propinsi Riau. Diperoleh tanggal, 14 juli
2014 dari http://sp2010.bps.go.id/index.php/site?id=1400000000&wilayah=Riau.

Dahlan, M. S. (2009). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Departemen Kesehatan RI. (2010). Kejadian penyakit ISPA pada balita. Diperoleh tanggal 7
Oktober 2013 dari http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2086.

Departemen Kesehatan RI. (2002).Pedoman pemberantasan penyakit infeksi saluran pernapasan


akut untuk penanggulangan pnemonia pada balita. Jakarta: Dirjen PPM & PLP.

Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru (2012). Data penemuan penyakit ISPA. Pekanbaru: Dinkes
Kota Pekanbaru.

Elyana, M. & Candra, A. (2008). Hubungan frekuensi ispa dengan status gizi balita. Diperoleh
tanggal 1 juni 2014 dari http://ejournal.undip.ac.id/index.php/actanutrica/article/view/4859.

Hastono, S. P. (2007). Analisis data kesehatan. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Riau.

13
14

Anda mungkin juga menyukai