Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERWATAN KELUARGA

DENGAN KASUS INFEKSI SALURAN PENAFASAN AKUT

Diajukan untuk memenuhi salahsatu tugas mata uliah Keperawatan Keluarga

Disusun Oleh :

Fadlan Mauladdausi KHGA 19055

Henarti Widiya Mega KHGA 19059

Milda Anisatul wahsah KHGA 19069

M. Aldi rizqi Sopyan KHGA 19070

Restu M. Daffa KHGA 19079

Program Studi DIII Keperawatan

STIKes Karsa Husada Garut

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
berkenan memberi petunjuk dan kesabaran kepada penyusun sehingga tugas ini dapat
diselesaikan.

Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Asuhan


Keperawatan keluarga dengan kasus infeksi saluran pernafasan akut “ yang
InsyaAllah dapat bermanfaat yang besar bagi para pembaca dan utamanya kepada kita
selaku penyusun. Selepas dari itu kami sebagai penyusun memohon maaf jika ada
kekurangan da nada tulisan yang kurang dari makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih ada kekurangan
sehingga penulis berharap saran dan kritik dari pembaca sekalian agar penulis dapat
meningkatkan dan memperbaiki penyajian makalah yang lebih baik dari sebelumnya.

Garut, Oktober 2021

Penyusun,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. i


DAFTAR ISI……………………………………………….…….………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang………………………………………………………………….
1.2 Rumusan masalah……………………………………………………………..
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………………
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian……………………………………………………………….………
2.2 Klasifikasi …………...…………………………………………………………
2.3 Etiologi ………………………………………………………………………….
2.4 Manifestasi Klinis………………………………………………………………
2.5 Pemeriksaan penunjang……..…………………………………………………
2.6 Patofisiologi ……………………………………………………………………
2.7 Komplikasi ………………………………………………………….…….......
2.8 Pencegahan serta penanganan terhadap ISPA ………………………………...
BAB III LAPORAN KASUS
3.1 Pengkajian ………………………………………………………………………
3.2 Diagnosa keperawatan …………………………………………………………
3.3 Intervensi ………………………………………………………………………
3.4 Implementasi …………………………………………………………………..
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan …………………………………………………………………….
4.2 Saran…………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ISPA menjadi salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas


penyakit menular di dunia. Hampir 4juta orang meninggal akibat ISPA setiap
tahun 98% nya disebabkan oleh Infeksi saluran pernafasan bagian bawah,
kelompok yang paling resio adalah balita, anak-anak, dan orang lanjut usia
terutama dinegara dengan pendapatan perkapita rendah dan menengah.

Oleh sebab itu, penyakit ini perlu ditangani oleh tenaga medis secepat
mungkin guna menurunkan angka kematian akibat ISPA, selain ituu perlu
dilakukan upaya promosi kesehatan untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat agar hidup sehat dan mampu mengembangkan kesehatan serta
terciptanya lingkungan yang kondusif.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari ISPA ?


2. Apasaja Klasifikasi pada penyait ISPA?
3. Apa Etiologi/ Penyebab dari ISPA ?
4. Apasaja manifestasi klinis pada penyakit ISPA ?
5. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada penyakit ISPA?
6. Bagaimana Patofisiologi dari penyakit ISPA?
7. Apasaja komplikasi pada penyakit ISPA?
8. Bagaimana pencegahan serta penanganan pada penyakit ISPA?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Dapat mengetahui konsep medis ISPA

2. Mengetahui konsep asuhan keperawatan keluarga dengan penyakit ISPA

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
ISPA ( Infeksi saluran pernafasan akut ) merupakan penyakit akut yang
menyerang salahsatu bagian atau lebih dari saluran pernafasan mulai dari hidung
(saluran atas) hingga alveol ( saluran bawah) termasuk jaringan adeneksanya
seperti sinus, rongga telinga tengah dan Pleura ( Marni, 2014).

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran


pernapasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang
berlangsung kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas laring,
tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara
stimulant atau berurutan. (Nurrijal, 2009).

2.2 Klasifikasi
Klasifikasi ISPA menurut Marni ( 2014 ) :
1. Ringan : Batuk tanpa pernafasan cepat atau kurang dari 40 kali permenit,
hidung tersumbat atau berair,tenggorokan merah, teringa berair.
2. Sedang : Batuk dan nafas cepat tanpa stridor , gendang telinga merah dari
setiap keluar cairan kurang dari 2 minggu farangitis, purulent dengan
pembesaran kelenjar limfe leher dan nyeri tekan.
3. Berat : batuk dengan nafas stridor, membrane keabuan bifaring, kejang-
kejang, apneu, dehidrasi berat/tidur terus, tidak ada sianosis.
4. Sangat berat : batuk dengan nafas cepat, Stridor dan sianosis serta tida dapat
minum.

2.3 Etiologi
Depkes (2004) menyatakan penyakit ISPA dapat disebabkan oleh

berbagai penyebab seperti bakteri, virus, mycoplasma, jamur dan lain-lainnya.

ISPA bagian atas umumnya disebabkan oleh virus, sedangkan ispa bagian

bawah dapat disebabkan oleh bakteri, umumnya mempunyai manifestasi klinis

yang berat sehingga menimbulkan beberapa masalah dalam penanganannya

Bakteri penyebab ispa antara lain adalah genus streptococcus,

stapilococus, pneumococus,haemophyllus, bordetella dan corynobacterium.

Virus penyebab ispa antara lain golongan paramykovirus (termasuk

didalamnya virus influenza, virus parainfluenza dan virus campak),

adenovirus, coronavirus, picornavirus, herpesvirus, dan lain-lain. Di

Negaranegara berkembang umumnya kuman penyebab ispa adalah

streptococcus pneumonia dan haemopylus influenza.

2.4 Manifestasi klinis

1. Demam : Sering tampak sebagai tanda infeksi pertama, paling sering


terjadi pada usia 6bulan-3tahun dengan suhu mencapai 39,5-40,5˚Cbahkan
dengan infeksis ringan.
2. Anoreksia
3. Batuk : merupakan gambaran umum dari penyakit pernafasan, dapat
menjadi bukti hanya selama fase akut. Sakit tengorokan : merupakan
keluhan yang sering terjadi pada anak yang lebih besar yang ditandai
dengan menolak untuk minum dan makan per ora ( untuk anak-anak).
4. Keluar secret cair dan jernih dari hidung, sering menyertai infeksi
pernafasan. Mungkin encer dan sedikit kental dan purulent, tergantung
pada tahap atau tipe infeksi ( Rahmawati, 2012)

2.5 Pemeriksaan penunjang


1. Pemeriksaan Radiologi : Untuk mengetahui penyebab dan mendiagnosa
secara cepat.
2. Pemeriksaan RSV : untuk mendiagnosis RSV ( Respiratory sinisial virus
)
3. Gas darah arteri : Untuk mengkaji perubahan pada system saluran
pernafasan dan kandungan oksigen dalam darah
4. Pemeriksaan Jumlah sel darah putih normal atau meningkat

2.6 Patofisiologi

Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah


tercemar, bibit penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernafasan oleh
karena itu ISPA disebut dengan Air Bone Disease. Sebagian besar penularan
udara dapat pula menular melalui kontak langsung, namun tidak jarang
penyakit yang sebagian besar penularannya disebabkan oleh menghisap udara
yang mengandung unsur penyebab. Saluran pernafasan atas (akut) secara
langsung terpajang lingkungan namun jarang terjadi berembag menjadi infeksi
saluran pernafasan bawah yang mengenai bronkus dan alveoli. Silia bergerak
dengan retmis untuk mendorong mokus dan semua mikroorganisme yang
terperangkap didalam mokus, keatas nasofaring tempat mokus tersebut dapat
dikeluarkan melalui hidung lalu ditelan.

Apabila dapat lolos dari mekanisme pertahanan tersebut ke saluran


pernafasan atas makan mikroorganisme akan dihadang oleh lapisan
pertahanan yang ketiga (system imun ) untuk mencegah mikroorganisme
tersebut sampai disaluran nafas bawah. Respn ini diperantai oleh limfosit,
tetapi juga melibatkan sel-sel darah putih lainnya, misalnya makrofark, nitrofil
dan sel mast yang tertarik ke daerah tempat proses peradangan berlangsung
(Wijayaningsih, 2013).

2.7 Komplikasi
1. Laringitis : Peradangan pada laring ( pangkal tenggorokan )
2. Bronkhitis : suatu peradangan yang terjadi pada bronkus ( saluran udara
ke paru-paru yang disebabkan oleh virus dan bakteri )
3. Sinusitis : Suatu peradangan yang terjadi ada sinus karena alergi atau
infeksi virus pada saluran pernafasa bagian atas

2.8 Pencegahan dan penanganan terhadap ISPA

1. Kenali tanda-tanda darurat yang terjadi ISPA


2. Istirahat yang cukup
3. Makan makanan yang bergizi, berikan makanan yang sedikit namun sering,
apalgi jika adanya muntah
4. Berikan asupan cairan seperti air dan buah-buahan lebih banyak
5. Jika terjadi panas, berikan paracetamol
6. Kompres dengan kain bersih dann air hangat
7. Jika demam, anjurkan memakai pakaian yang tipis dn tidak terlalu ketat
8. Jangan berikan aobat antibiotic tanpa izin dari dokter
9. Untuk pasien yang umurnya kurang dari 2bulan jika mengalami demam
maka harus segera dirujuk ke dokter.
BAB III

LAPORAN KASUS

3.1 Pengkajian

A. Data Umum
1. Nama KK : Tn. I
2. Pekerjaan KK : Pedagang
3. Pendidikan KK : SMA
4. Agama KK : Islam
5. Alamat : Sukarame
6. Komposisi Anggota Keluarga

N Nama JK Umur Pddkn Status Imunisasi Penyakit


o BCG DPT POLIO Hepatitis Campak /keluhan
1. Ny. B P 20 th SMA √ √ √ √ √ Tidak
ada
2. An.A L 3 th - √ √ √ √ √ ISPA

7. Genogram
? ? ?

39 35 22 37 34

29 20

Keterangan:

= Laki-laki

= = Perempuan

X = Meninggal dunia

------ = Tinggal bersama

= Menikah

= klien

G1 : Orang tua dari Tn.I masih lengkap dan ayah dari Ny.R sudah

meninggal sebelum dia lahir kedunia

G2 : Tn. I anak ketiga dari empat bersaudara, Ny. R anak bungsu dari

ketiga bersaudara dan semuanya perempuan

G3 : Tn.I mempunyai 1 orang anak dan Tn. I tinggal besrsama istri dan

anaknya
8. Tipe Keluarga
Kelurga Inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri
dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi
atau keduanya.
9. Suku Bangsa
Keluarga yang terdiri suami, istri, dan anak memiliki suku yaitu
suku Bugis
10. Agama
Keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak menganut
agama Islam

11. Status Sosial Ekonomi


Keluarga Tn.I memiliki penghasilan dari hasil bertani, sumber
pendapatan yang diperoleh hanya dari Tn.I
12. Aktifitas Rekreasi
Keluarga Keluarga mengisi waktu luang dengan menonton TV.
Keluarga memiliki waktu untuk berkumpul dan bekomunikasi secara
santai pada saat nonton TV. Keluarga jarang rekreasi.

B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini

Tahap II : Keluarga kelahiran anak pertama /child-bearing family ( oldest


child birth to 3 years)
2. Tugas Perkembangan Keluarga

Tugas perkembangan keluarga yang sudah terpenuhi :

a. Persiapan menjadi orang tua


b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi.

c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

Tugas Perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :

Tidak ada tahapan keluarga yang berlum terpenuhi

3. Riwayat keluarga inti

a.Tn. I tidak memiliki riwayat penyakit keturunan namun klien


memiliki riwayat penyakit demam typoid
b. Ny. R tidak memiliki riwayat penyakit keturunan
namun klien

c.memiliki riwayat penyakit gastritis

- An. N tidak memiliki riwayat peyakit

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Keluarga dari pihak suami dan istri tidak memiliki riwayat peyakit
keturunan
C. Lingkungan

1. Karakteristik Rumah

Keluarga Tn. I memiliki jenis rumah papan dengan status yang


dimiliki milik sendiri luas rumah sekitar 12 x 6 meter pesegi dengan
jumlah ruangan 5 ruangan yang terdiri dari teras, ruang tamu, 2 kamar,
dan dapur. Penerangan disiang hari dengan masuknya cahaya matahari
namun dimalam hari menggunakan lampu untuk penerangan, memiliki
ventilasi, dengan kebersihan cukup bersih, tidak memiliki spal, sumber
air minum yang dikonsumsi dari air sumur yang dipanaskan, dan
memiliki jamban leher angsa.
2. Denah Rumah

d e

S
c
TB

Keterangan :

a. Teras Depan

b. Ruang tamu dan ruang keluarga

c. Kamar 1

d. Kamar 2

e. Dapur

f. WC/Toilet

g. : Pintu

3. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RT /RW/Dusun

Keluarga Tn. I memiliki hubungan dengan tetangga dan warga sekitar


terjalin baik dan saling mengunjungi satu sama lain.
4. Mobilitas Geografis Keluarga

Keluarga Tn. I tidak memiliki kebiasaan berpindah tempat

5. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat

Perkumpulan biasanya dilakukan ketika ada acara-acara keluarga


atau mengikuti kegiatan yang ada dilingkungan seperti senam yang
diadaka oleh tenaga puskesmas basala, interaksi yang dilakukan baik
dengan menggunakan bahasa sehari-hari yaitu bahasa bugis karena
dilingkungannya mayoritas suku bugis dan kadang menggunakan bahasa
Indonesia

6. Sistem Pendukung Keluarga

Dalam keluarga memiliki sistem pendukung yang baik ketika ada


anggota keluarga yang sakit saling mendukung untuk memeriksakan
kesehatan di puskesmas

D. Struktur Keluarga

1. Pola Komunikasi Keluarga

Dalam keluarga Tn. I saling terbuka satu sama lain. Dalam


permasalahan yang dihadapi selalu dibicarakan dengan Ny. R
2. Struktur Kekuatan Keluarga

Keluarga Tn. I saling menghargai satu sama lain, saling membantu serta
saling mendukung dan apabila ada masalah Ny. R diskusi dengan suami
dan meminta nasihat kepadanya.
3. Struktur Peran

a. Tn. I

- Formal : Sebagai ayah, suami, menantu

- Informal :Sebagai anggota masyarakat, mencari nafkah dengan


bertani

b. Ny.R

- Formal : Sebagai ibu, istri dan anak

- Informal : Sebagai anggota masyarakat, IRT dan sering mengikuti


kegiatankegiatan dilingkungan tempat tinggal

c. An. N

- Formal : Sebagai anak, cucu

- Informal : Bermain dengan anak-anak sekitar lingkungan


tempat tinggal

d. Nilai dan Norma Keluarga

Dalam keluarga Tn. I menerapkan aturan-aturan sesuai dengan


ajaran agama islam dan mengharapkan anaknya kelak dapat menjadi
anak yang sholeha, dan dalam keluarga diterapkan hidup bersih
sebelum makan mencuci tangan.

E. Pemeriksaan Fisik
Data Tn. I Ny. R An. N
TTV 120/80m 100/70m
mhg mhg
- TD -
80 76

- Nadi 92
18 20

- Respirasi 26
36,50 36,20C

- Suhu 37,50C
Kepala:

- Bentuk Simetris Simetris Simetris

- Rambut Hitam Hitam Hitam

- Kulit Kepala Bersih Bersih Bersih

Mata:

- Sclera

- Kongjungtiva Tidak Tidak Anemis


anemi anemi
- Palpebra
Baik Baik

- Fungsi Baik
Telinga :

- Bentuk Simetris Simetris Simetris

- Keadaan Bersih Bersih Bersih

- Fungsi Normal Normal Normal


Hidung
- Bentuk Simetris Simetris Simetris

- Keadaan Bersih Bersih Bersih

- Fungsi Normal Normal Normal


Mulut:

- Gigi Lengkap Lengkap Belum

- Fungsi Baik Baik Lengkap

Menelan Baik
Leher

- Pembesaran Tidak Tidak Tidak


ada ada ada
kelenjar tiroid
Dada:

- Bentuk Simetris Simetris Simetris


- Suara paru Normal Normal Normal

- Respirasi

- Bunyi jantung
Abdomen:

- Bentuk Simetris Simetris Simetris


Tidak Tidak Tidak
- Nyeri Tekan
ada ada ada
Ekstremitas

- Oedema Tidak Tidak Tidak


ada ada ada
- Kotrak-tur
Tidak Tidak Tidak

- Gerakan ada ada ada

Integumen:

- Turgor Elastis Elastis Elastis

- Keadaan Normal Normal Normal

- Kuku Bersih Bersih Bersih

F. Harapan Keluarga

Keluarga memiliki harapan dapat memiliki pengetahuan lebih


tentang pentingnya menjaga kesehatan dan berharap sangat membantu
keluarga

G. Data fokus
Data subektif Data obyektif
- Keluarga Tn.I - Keluarga Tn. I Nampak
mengatakan cemas terhadap bertanya-tanya
penyakit yang di derita anaknya - Keluarga Tn. I Nampak
- Ny. R mengatakan cemas
anaknya batuk berdahak dan pilek - An. N Nampak lemas
sejak 1 minggu yang lalu - An. N terdengar suara
-Ny. R mengatakan bahwa Tn. I serak
selalu merokok di dekat anaknya - An. N Nampak rewel
-Keluarga Tn.I mengatakan sangat - Nampak mata memerah
merasa bersalah terhadap penyakit - An.N Nampak sesak
yang di derita An. N karena tidak napas
segera membawanya ke puskesmas - TTV : N: 92 x/m
R: 26 x/m
S: 37,5 C

3.2 Analisa Data


No Data Masalah Penyebab

1. Do : Manajement Ketidakmampuan
kesehatan keluarga merawat dan
keluarga mengenal masalah
Keluarga tampak bingung dengan
tidak efektif anggota keluarga
penyakit yang diderita
dengan ISPA
Ds :

- Keluarga tampak bingung dan


kurang memahami masalah pada
anaknya

- Ny. R mengatakan anaknya


batuk berdahak dan pilek sejak 1
minggu yang lalu

- An. N Nampak rewel


- Nampak mata memerah
- An.N Nampak sesak
napas

3.3 Diagnosa keperawatan

Management kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga merawat dan mengenal masalah anggota keluarga dengan
ISPA
N Scor Bobo Nilai Pembenaran
o e t

1. Sifat masalah 3 1 3/3 x Rasa takut / cemas yang


keadaan masalah 1=1 dapat memperburuk keadaan

2. Kemungkinan 1 2 ½ x Pemberian penjelasan yang


masalah dapat 2=1 tepat dapat membantu
diubah sebagian menurunkan rasa takut

3. Potensial 2 1 2/3 x Pejelasan dapat menurangi


masalah umum 1 = rasa takut
dicegah cukup 0,6

4. Menonjolnya 2 1 2x1 Keluarga menyadari adanya


masalah berat =2 masalah yang harus segera
harus segera ditangani
ditangani

Total 4,2

3.4 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan NIC NOC

Management Setelah 1. Pengajaran: 1. Keluarga dapat


kesehatan dilakukan
proses Mengenai
keluarga tidak kunjungan 3x Penyakit ISPA mengenal masalah
efektif diharapkan
ISPA
berhubungan keluarga mampu
Pengetahuan:
dengan membrikan
2. Dukungan
ketidakmampua perawatan pada Proses penyakit
perilaku
n keluarga An.A dengan
2. . Keluarga dapat
merawat dan kriteria hasil : keputusan
mengenal mengambil

masalah anggota 1. Keluarga keputusan


keluarga dengan dapat merawat
perawatan ISPA
ISPA Keluarga dengan
, Partisipasi
Penyakit ISPA
dalam
2. Ungkapan mengambil
Ny.B tidak takut 3. Pengajaran :
keputusan

3. An.A tidak -Pengobatan ISPA 3. Keluarga dapat

mengalami meraat Anggota


sesak -Monitor TTV
keluarga dengan

gangguan ISPA

a. Perilaku patuh:

pengobatan

yang

dianjurkan

b. Perilaku

patuh : latihan

yang
disarankan

- TTV
4. Identifikasi
4. Keluarga dapat
Faktor resiko
memodifikasi

lingkungan

untuk

perawatan

penderita

ISPA / Faktor
5.Mengunjungi
resiko ISPA
fasilitas kesehatan
5. Keluarga dapat

menggunakan

fasilitas

pelayanan

kesehatan

Kepatuhan: perilaku
menerima pelayanan
kesehatan

3.5 Catatan Perkembangan

No Dx Keperawatan keluarga Hari/ NOC Evaluasi


Tanggal

1. Management kesehatan Hari I 1. Pengajaran: S: keluarga


keluarga tidak efektif proses mengatakan belum
berhubungan dengan
penyakit mengerti O:
ketidakmampuan keluarga
2. Dukungan - Keluarga
merawat dan mengenal
masalah anggota keluarga pengambila mampu menjawab 1
dengan ISPA n keputusan dari 5 pertanyaan

3. Patuh tentang ISPA

pengobatan - Keluarga mampu

menjawab 2 dari 5

pertanyaan

dukungan keluarga

- Keluarga mampu

menjawab 1 dari 5

pertanyaan tentang

patuh pengobatan

A : Masalah belum

teratasi

P : Lanjutkan

intervensi

2. Management kesehatan Hari II 1. Pengajaran: S: pengertian, tanda


keluarga tidak efektif
proses dan gejala dan
berhubungan dengan penyakit
penyebab
ketidakmampuan keluarga
2. Dukungan
merawat dan mengenal pengambilan O:
masalah anggota keluarga keputusan
- Keluarga
dengan ISPA 3. patuh mampu menjawab 3
pengobatan
dari 5 pertanyaan

tentang ISPA

- Keluarga

mampu

menjawab 3 dari 5

pertanyaan

tentang dukungan
pengamblan
keputusan

- Keluarga

mampu

menjawab 3dari
5pertanyaan
tentang patuh
pengobatan

A : Masalah belum
teratasi

P : Lanjutkakn
intervensi

3. Management kesehatan Hari III 1. Pengajaran: S : pengertian,


keluarga tidak efektif
proses tanda dan gejala,
berhubungan dengan penyakit penyebab, cara
ketidakmampuan keluarga
2. Dukungan pengobatan ISPA,
merawat dan mengenal
pengambila dan keluarga
masalah anggota keluarga
dengan ISPA n menjelaskan

keputusan tentang dukungan

3. Patuh O:

pengobatan - Keluarga mampu


menjawab 4 dari 5
pertanyaan tentang
ISPA

-Keluarga mampu

menjawab 4 dari 5

pertanyaan tentang

dukungan

pengambilan

keputusan

-Keluarga mampu

menjawab 4 dari 5

pertanyaan tentang

patuh pengobatan

A: masalah teratasi

P: lanjutkan
intervensi
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penyakit ISPA adalah salah satu penyakit yang banyak diderita oleh bayi dan
anak-anak. Penyebab kematian dari ISPA yang terbanyak karena pneumonia.
Klasifikasi penyakit ISPA tergantung kepada pemeriksaan dan tanda-tanda
bahaya yag diperlihatkan penderita. Penatalaksanaan dan pemberantasan kasus
ISPA dierlukan kerjasama semua pihak, yaitu peran serta masyarakat terutama
ibu , dokter, para medis dan kader kesehatan untuk menujang keberhasilan
menurunkan angka kematian dann kesekitan sesuai harapan.

5.2 Saran

Diharapkan bisa lebih meningkatkan pelayanan kesehatan dan


mempertahankan kerja sama baik antar tim kesehatan maupun dengan klien
sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat mendukung kesembuhan
klien. Utuk institudi diharakan bisa lebih meningkatkan pendidikan yang
lebih berkualitas dan professional sehingga tercipta perawat yang terampil
inovatif dan professional yang mampu memberikan asuhan keperawatan
sesuai dengan kode etik keperawatan khusunya pemberian asuhan keperaatan
dengan kasus ISPA, dan untuk penulis dan pembaca diharapkan bisa
memberikan asuhan keperawatan dengan baik khususnya pada penderita
ISPA
DAFTAR PUSTAKA

Adib Huda Mujtaba. 2017. Anatomi Fisiologi Dan Patofisiologi System Pernapasan
Manusia. Dikutib 2 juli 2018.

Cahya Riska W. Sukarto, Dkk. 2016. Jurnal Keperawatan Hubungan Peran Orang
Tua Dalam Pencegahan ISPA Dengan Kekambuhan ISPA Pada Balita Di
Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu: Manado. Universitas Sam Ratulangi

Endah Noer P. Daroham , Mutiatikum. 2009. Penyakit ISPA Hasil Riskesdas Indonesia.
Jakarta: Puslitbang Biomedis Dan Farmasi

Indah Sari Nurul. 2015. Hubungan Umur Dan Jenis Kelamin Terhadap Kejadian Infeksi
Saluran Pernapasan Akut Pada Balita Di Puskesmas Tembilahan
Hulu. Akademi Kebidanan Husada Gemilang

Kemenkes RI. 2013. Sistem kesehatan. Jakarta:

Nugraheny Esti Dkk. 2013. Peran Keluarga Terhadap Penanggulangan Awal ISPA
Bukan Pneumonia Pada Balita. Bantul: Akademi Kebidanan Ummi Khasanah.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Mediaction Publishing.

Nurrijal. 2009. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Gorontalo:

RISKESDAS. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: 2013


Rizka Nugraheni. 2012. Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Pada
An.D Dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Di Ruang Melati RSUD
Karangayer. Surakarta:
Siska Handayani, 2017. Asuhan Keperawatan Keluarga Pada An. N Dan An. A Dengan
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Balita Di Wilayah
Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang. Padang:
Poltekkes Padang

Anda mungkin juga menyukai