CKR0170186
2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
Asuhan Keperawatan Pada Kasus Laringitis”. Proposal penelitian ini disusun untuk
Kesehatan Kuningan (STIKKU). Adapun dalam penyusunan modul ini, peneliti tidak
lepas dari bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Maka peneliti mengucapkan
1. Prof. Dr. Hj. Dewi Laelatul Badriah, M. Kes, AIFO., selaku Ketua Yayasan
2. H. Abdal Rohim, S.Kp, M.H., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kuningan dan Penguji yang telah memberikan saran yang berguna bagi penulisan
proposal ini.
3. Ns. Nanang Saprudin, S.Kep, M.Kep., selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu
skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan
(STIKKu) yang telah sabar mendidik, membimbing, dan memberikan motivasi agar
6. Ayahanda tercinta Aria Widjaksana dan Ibunda tercinta Mien Suhermin serta
keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan, do’a dan motivasi dalam
Peneliti menyadari dalam penyusunan proposal ini masih jauh dari sempurna,
dari segi teknik penulisan maupun teori. Untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk bahan perbaikan dimasa yang
akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Definisi
II. Etiologi
IV. Patofisiologi…………………………………………………………………………….
V. Patway
VII. Pencegahan…………………………………………………………………………….
X. Daftar Pustaka
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Definisi
mukosa laring dan struktur yang ada disekitarnya. Karena letaknya yang
sangat dekat dengan hidung dan tonsil, jarang terjadi hanya pada
kimiawi, asap, dan polutan lainnya, atau sebagai bagian dari infeksi saluran
II. Etiologi
Laringitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau jamur. Virus merupakan
etiologi laringitis yang paling sering yaitu rhinovirus, virus influenza, virus
parainfluenza, edenovirus, dan respiratory synistial, sedangkan beberapa bakteri
inflamasi sistemik.
atau infeksi pada pita suara. Bronchitis dan pneumonia juga dapat
sistem imun
Tanda dan gejala dari laryngitis menurut Smeltzer dan Bare (2013):
suara yang kasar atau suara yang susah keluar atau suara dengan nada
getaran serta ketegangan dalam pendekatan kedua pita suara kiri dan
5) Batuk kering yang lama kelamaan disertai dengan dahak yang kental
6) Gejala common cold seperti bersin-bersin, nyeri tenggorok hingga sulit
peningkatan suhu yang sangat berarti yakni lebih dari 380C, dan adanya rasa
membengkak terutama di bagian atas dan bawah pita suara dan juga
9) Obstruksi jalan nafas apabila ada edema laring diikuti edema subglotis yang
terjadi dalam beberapa jam dan biasanya sering terjadi pada anak berupa
jiwa anak
IV. Patofisiologi
laringitis kronik. Laringitis akut terjadi infeksi bakteri atau virus, penggunaan
dengan afonia atau hilang suara dan batuk menahun. Gejala ini semakin
laringitis kronik ditandai dengan afonia yang persisten. Pada pagi hari, biasanya
tenggorokan terasa sakit namun membaik pada suhu yang lebih hangat.
Nyeri tenggorokan dan batuk memburuk kembali menjelang siang. Batuk ini
dapat juga dipicu oleh udara dingin atau minum dingin. Pada pasien yang
Laringitis kronik dapat terjadi setelah laringitis akut yang berulang, dan dapat
diakibatkan oleh merokok, dan konsumsi alkohol berlebih. Tanda dari laryngitis
kronik ini yaitu nyeri tenggorokan yang tidak signifikan, suara serak, dan
Laringitis pada anak sering di derita oleh anak usia 3 bulan hingga 3 tahun
dan biasanya disertai inflamasi pada trakhea dan bronkus, disebut sebagai
penyakit croup. Penyakit ini sering kali disebabkan oleh virus, yaitu virus
bakteri dan virus menyebabkan inflamasi dan edema pada laring, trakhea,
gejala, yaitu berupa afonia, suara stridor, dan batuk. Tidak terdapat
gangguan menelan. Gejala ini biasanya muncul pada saat malam hari dan
membaik di pagi hari. Penyakit croup dapat sembuh sendiri dalam waktu 3-5 hari
utama.
6) Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat
VII. Pencegahan
merokok, hindari asap rokok karena rokok akan membuat tenggorokan kering
dan mengakibatkan iritasi pada pita suara, minum banyak air karena cairan akan
membantu menjaga agar lender yang terdapat pada tenggorokan tidak terlalu
banyak dan mudah untuk di bersihkan, batasi penggunaan alkohol dan kafein
1) Terapi Medis
merokok, istirahat di tempat tidur, dan menghirup uap dingin atau aerosol. Jika
laryngitis merupakan bagian dari infeksi pernapasan yang lebih luas akibat
organisme bakteri atau jika lebih parah, terapi antibiotik yang tepat perlu
konservatif; namun laringitis cenderung lebih parah pada pasien lansia dan
dapat juga digunakan. Preparat ini tidak mempunyai efek sistemik atau kerja
(1) Istirahat cukup dan pemberian nutrisi dan cairan yang cukup
(2) Pemberian obat kumur dan obat hisap pada anak yang lebih besar untuk
Streptococcus dan diharapkan didukung hasil rapid antigen detection test dan
atau kultur positif dari usap tenggorok. Antibiotik empiris dapat diberikan pada
Laringitis Streptococcus) yaitu penicillin V oral 15-30 mg/ kgBB/ hari dibagi 2-3
dosis selama 10 hari atau amoksilin 50 mg/ kgBB/ hari dibagi 2 selama 6 hari.
1) Eritromisin estolat 20-40 mg/ kgBB/ hari dengan pemberian 2,3 atau 4 kali
3) Makrolid baru misalnya azitromisin dosis tunggal 10 mg/ kgBB/ hari selama
3 hari
2) Amoksisilin clavulanat 40 mg/ kgBB/ hari terbagi 3 dosis selama 10 hari atau
1. Pengkajian
Oleh karena itu pengkajian yang benar, akurat, lengkap dan sesuai dengan
2. Anamnesis
pengkajian psikososial.
1) Identitas Klien
agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register dan diagnosa
medis.
2) Keluhan Utama
Sering menjadi alasan klien untuk tidak ada nafsu makan dan mengalami
Adanya riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit.
Mengkaji apakah klien demam, tidak enak badan, adanya kesulitan dalam
atau yang berhubungan dengan penyakit yang saat ini diderita. Misalnya
keluarga yang lain atau riwayat penyakit lain baik bersifat genetis.
3. Diagnosa Keperawatan
4. Intervensi Keperawatan
X. DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal