Kelompok 5
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah swt, yang dimana pada kesempatan kali ini
masih diberi kesehatan serta kesempatan sehingga kita masih dapat menyelesaikan tugas
pembuatan Asuhan Keperawatan penyakit Peneumonia. Terimakasih juga tak lupa kami
sampaikan kepada ibu Ns., Sri Mulyani., S. Kep sebagai dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedahyang telah membimbing kami.
Kami sebagai penulis menyadari masih banyaknya kekurangan dalam pembuatan
makalah ini, sehingga kami mengaharapkan kepada pembaca agar dapat memberikan kritik
serta sarannya agar kedepannya kami dapat membuat makalah kembali dengan lebih baik
lagi.
Sekian pengantar dari kami, apabila ada kesalahan kami memohon maaf yang sebesar-
besarnya. Terimakasih
Wassalamu’alaikum wr.wb
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1. Latar belakang
2. Rumusan masalah
3. Tujuan
BAB II Isi
1. Definisi
2. Penyebab
3. Patofisiologi
4. Tanda dan Gejala
5. Tes Diagnostik
6. Penatalaksanaan Medis dan Farmokologi
7. Asuhan Keperawatan
BAB III Penutup
1. Kesimpulan
2. Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi
Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Pneumonia bisa
menimbulkan gejala yang ringan hingga berat. Beberapa gejala umumnya dialami penderita
pneumonia adalah batuk berdahak, demam, dan sesak napas.
Pneumonia juga dikenal dengan istilah paru-paru basah. Pada kondisi ini, infeksi
menyebabkan peradangan pada kantong-kantong udara (alveoli) di salah satu atau kedua
paru-paru. Akibatnya, alveoli bisa dipenuhi cairan atau nanah sehingga menyebabkan
penderitanya sulit bernapas.
B. Penyebab
Pneumonia bisa disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur. Pada orang dewasa,
pneumonia paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri. SARS-CoV- 2 yang
menyebabkan COVID-19 adalah salah satu jenis virus yang bisa menyebabkan pneumonia.
Pneumonia akibat COVID-19 bisa menyebabkan komplikasi berbahaya, salah satunya
adalah acute respiratory distress syndrome (ARDS). Pneumonia terkadang juga bisa muncul
beserta penyakit paru-paru lain, misalnya TB paru.
Jika dibagi berdasarkan kuman penyebabnya, pneumonia dapat digolongkan menjadi 3 jenis,
yaitu:
1. Pneumonia akibat bakteri
Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri biasanya hanya terjadi pada salah satu
bagian paru. Ada beberapa bakteri yang dapat menjadi penyebab pneumonia,
yaitu Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenza, dan Staphylococcus aureus.
Selain itu, ada beberapa bakteri lain yang juga bisa menyebabkan pneumonia namun
dengan gejala yang lebih ringan, yaitu Mycoplasma pneumoniae, Chlamydophila
pneumoniae, dan Legionella pneumophila.
3. Pneumonia akibat jamur
Selain virus dan bakteri, beberapa jenis jamur juga dapat menyebabkan pneumonia,
yaitu Cryprococcus, Coccidioides, dan Histoplasma.
Seseorang dapat mengalami pneumonia akibat jamur jika menghirup spora jamur dalam
jumlah banyak. Spora jamur sering terdapat pada tanah atau kotoran burung. Pneumonia
akibat jamur juga lebih sering menyerang orang dengan penyakit kronis atau orang dengan
sistem imun yang lemah.
Selain berdasarkan kuman penyebabnya, pneumonia juga dapat dibagi menjadi beberapa
jenis berdasarkan tempat terjadinya penularan, yaitu:
Community-acquired pneumonia, yaitu jenis pneumonia yang paling sering terjadi
dan penularannya terjadi di tengah masyarakat
Hospital-acquired pneumonia, yaitu pneumonia yang penularannya terjadi ketika
seseorang menjalani perawatan di rumah sakit
C. Patofisiologi
Mikroorganisme mencapai paru melalui beberapa jalur, yaitu:
1. Ketika individu yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, mikroorganisme
dilepaskan ke dalam udara dan terhirup oleh orang lain. 12
2. Mikroorganisme dapat juga terinspirasi denganaerosol dari peralatan terapi
pernapasan yang terkontaminasi.
3. Pada individu yang sakit atau hygiene giginya buruk, flora normal orofaring dapat
menjadi patogenik.
4. Staphilococccus dan bakteri garam negatif dapat menyebar melalui sirkulasi dari
infeksi sistemik, sepsis, atau jarum obat IV yang terkontaminasi.
Pneumonia aspirasi terjadi pada pasien yang menghirup bahan dari orofaring yang
mengandung flora jalan napas atas. Patogen yang sampai ke trakea berasal dari aspirasi bahan
yang ada di orofaring, kebocoran melalui mulut saluran endotrakeal, inhalasi dan sumber
patogen yang mengalami kolonisasi di pipa endotrakeal. Faktor predisposisi lain seperti pada
pasien dengan imunodefisien menyebabkan tidak adanya pertahanan terhadap kuman patogen
akibatnya terjadi kolonisasi di paru dan menyebabkan infeksi.
Proses infeksi dimana patogen tersebut masuk ke saluran nafas bagian bawah setelah
dapat melewati mekanisme pertahanan inang berupa daya tahan mekanik ( epitel,cilia, dan
mukosa), pertahanan humoral (antibodi dan komplemen) dan seluler (leukosit, makrofag,
limfosit dan sitokinin).
Kemudian infeksi menyebabkan peradangan membran paru ( bagian dari sawar-udara
alveoli) sehingga cairan plasma dan sel darah merah dari kapiler masuk. Hal ini
menyebabkan rasio ventilasi perfusi menurun, saturasi oksigen menurun. Pada pemeriksaan
dapat diketahui bahwa paru-paru akan dipenuhi sel radang dan cairan , dimana sebenarnya
merupakan reaksi tubuh untuk membunuh patogen, akan tetapi dengan adanya dahak dan
fungsi paru menurun akan mengakibatkan kesulitan bernafas, dapat terjadi sianosis, asidosis
respiratorik dan kematian.
Beberapa bakteri yang ditemukan dapat menyebabkan pneumonia aspirasi adalah
treptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Pseudomonas aeruginosis, Klebsiella
pneumoniae, Staphylococcus aureus, dan Acinetobacter baumanni.
D. Tanda dan Gejala
Gejala yang timbul saat seseorang mengalami pneumonia sangat bervariasi. Hal ini
sangat tergantung pada penyebab, tingkat keparahan penyakit, serta usia dan kondisi
kesehatan penderita secara umum. Gejala tersebut dapat berkembang secara tiba-tiba atau
perlahan selama 24–48 jam.
Tanda dan gejala pneumonia
1. Demam tinggi disertai menggigil
2. Batuk berdahak
3. Sesak nafas
4. Nyeri perut
5. Nyeri dada pada saat bernafas atau batuk
6. Batuk dan pilek yang berlangsung terus menerus
7. Kebingungan atau perubahan kesadaran mental (pada usia 65 tahun keatas)
8. Mual, muntah dan diare
9. Rasa nyeri pada otot dan sendi
10. Kelelahan
11. Denyut nadi yang melemah hingga 100 kali per menit.
12. Nafsu makan menurun.
E. Tes Diagnostik
1. Wawancara mengenai gejala dan riwayat penyakit yang diderita.
2. Pemeriksaan fisik pada daerah dada untuk mendeteksi kelainan didinding dada dan
paru-paru dengan menggunakan stetoskop.
3. Tes darah, untuk memastikan adanya infeksi dan menentukan penyebab infeksi.
4. Rontgen dada, untuk menentukan diagnosis pneumonia dan lokasi paru-paru yang
mengalminya.
5. Analisis gas darah.
6. Tes dahak atau sputum, untuk mendeteksi kuman penyebab infeksi.
7. CT Scan untuk melihat kondisi paru-paru secara lebih detail.
8. Kultur cairan pleura, untuk mengidentifikasi kuman penyebab infeksi.
9. Tes urine untuk mengidentifikasi bakteri streptococcus pneumonia dan legionella
pneumophila yang bisa ada diurine.
10. Bronkoskopi, untuk melihat kondisi saluran nafas.
F. Penatalaksanaan Medis
1. Pemberian antibiotik seperti : penicillin, cephalosporin pneumonia
2. Pemberian antipiretik, analgetik, bronkodilator
3. Pemberian oksigen
4. Pemberian cairan parental sesuai indikasi.
Pengobatan pneumonia tergantung dari tingkat keparahan gejala yang timbul:
1. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri yaitu denagan pemberian antibiotik yang
tepat.
2. Pneumonia yang disebabkan oleh virus yaitu dengan banyak beristirahat dan
pemberian nutrisi yang baik untuk membantu daya tahan tubuh.
3. Pneumonia yang disebabkan oleh jamur yaitu dengan pemberian obat anti jamur
G. Farmakologi Peneumonia
1. Antibiotik : pneumonia dapat diobati dengan antibiotik untuk mengurangi resiko
infeksi sekunder yang dapat berkembang dari infeksi asal. Antibiotik yang bisa
diberikan adalah penisillin, ampisilin, eritromisilin, tetrasiklin dan gentamisilin.
2. Analgesik : bisa diberikan untuk meredakan nyeri dada pleuritik.
3. Mukolitik : membantu mengeluarkan sekret sehingga sekret dapat keluar pada saat
batuk.
4. Bronkodilator : untuk meningkatkan diameter lumen percabangan trankeobronkial
sehingga menurunkan tahanan terhadap aliran udara.
5. Kortikosteroid : berguna pada keterlibatan luas dengan hipoksemia dan bila reaksi
inflamasi mengancam kehiduan
H. Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian Keperawatan
Tanggal Pengkajian : 6 September 2021
Nomor Registrasi : 40-42-80
Diagnosa Medis : Pneumonia
Nama Mahasiswa : Atini
NIM : 20202700421
II. Identitas Pasien
1. Biodata pasien
A. Nama Pasien : An. H
B. Jenis kelamin : Laki-laki
C. Tempat/tgl lahir : Dumai, 21 Januari 2016
D. Umur : 5 tahun
E. Pendidikan : Belum sekolah
F. Nama ayah/ibu : Tn. S / Ny. M
G. Pekerjaan ayah : PNS
H. Pekerjaan ibu : SPG
I. Agama : Islam
J. Alamat rumah : Jln. Pattimura No. 3 Dumai Kota
K. Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
2. Riwayat Kesehatan
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan utama Klien mengalami sesak nafas yang dialami sejak 2 hari yang lalu,
batuk berdahak, dan demam.
Riwayat keluhan utama Sejak 2 hari yang lalu klien mengalami sesak nafas, batuk
berdahak dan pilek oleh keluarga klien di bawa ke RSUD Kota Dumai. Pada saat
pengkajian ibu juga mengatakan takut dengan kondisi anaknya yang mengeluh batuk
berdahak disertai sesak nafas dan demam
2. Natal
a. Tindakan persalinan : Normal
b. Tempat bersalin : Klinik bidan
c. Penolong persalinan : Bidan
d. Komplikasi : Tidak ada
3. Pots Natal
a) Kondisi kesehatan : Baik
b) BB lahir : 2,6 kg
c) PB lahir : 48 Cm
d) Penyakit waktu kecil : Tidak ada
e) Pernah dirawat di RS : Tidak pernah
f) Konsumsi obat/kimia berbahaya : Tidak ada
IV.Riwayat Psikososial
a. Yang mengasuh anak : Pengasuh
b. Pembawaan secara umum : Periang
c. Lingkungan rumah : Bersih
V. Riwayat Spiritual
a. Support sistem dalam keluarga : Baik
b. Kegiatan keagamaan : Belajar mengaji
X. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum
1. Tingkat kesadaran : Composmentis
2. Postur tubuh : Ideal
3. Kondisi : Lemah dan letih
B. Tanda-tanda vital
1. Tekanan darah : -
2. Denyut nadi : 104x/mnt
3. Suhu : 39° C
4. Pernafasan : 46x/menit
5. SpO2 : 92%
C. Ukuran anthropometric
1. Tinggi badan : 110 Cm
2. Berat badan : 18 Kg
3. Lingkar kepala : 49 Cm
D. Kepala
1. Kebersihan : Bersih
2. Warna rambut : Hitam
3. Benjolan : Tidak ada
4. Tekstur rambut : Halus
E. Muka
1. Bentuk muka : Simetris
2. Ekspresi wajah : Pucat dan lesu
3. Keluhan : Tidak ada
F. Mata
1. Penglihatan : Normal
2. Kelopak mata : Normal
3. Sklera : Tidak ikterus
4. Pupil : Isokor 38
5. Konjungtiva : Merah muda
6. Peradangan : Tidak ada
G. Hidung
1. Struktur : Simetris
2. Fungsi penciuman : Normal
3. Keluhan : Hidung tersumbat
H. Telinga
1. Struktur : Simetris
2. Fungsi : Normal
3. Serumen : Tidak ada
4. Keluhan : Tidak ada
5. Pemakaian alat bantu : Tidak pakai
I. Mulut
1. Gigi : Belum lengkap
2. Gusi : Merah
3. Lidah : Bersih
4. Bibir : Merah kering
J. Tenggorokan
1. Warna mukosa : Merah muda
2. Nyeri tekan : Tidak ada
3. Nyeri telan : Tidak ada
K. Leher
1. Kelenjar thyroid : Tidak membesar
2. Kelenjar limfe : Tidak membesar
3. Kaku kuduk : Tidak ada
L. Thorax dan pernafasan
1. Bentuk dada : Simetris
2. Benjolan : Tidak ada
3. Pernafasan
a) Pola nafas : Cepat dan dangkal
b) Frekuensi nafas : 46x/menit
c) Kualitas nafas : Sesak
d) Pengguna otot : Ya
e) Pernafasan tambahan : Ya, pernapasa cuping hidung
f) Batuk : Ya
g) Sputum : Ya
h) Ronki : Ya
M. Jantung
1. Ictus cordis : Tidak teraba
2. Pembesaran jantung : Tidak ada
3. BJ I : Negatif 4. BJ II : Negatif
N. Abdomen
1. Bentuk perut : Simentris
2. Nyeri tekan : Tidak ada
3. Kondisi perut : Lembek
4. Bising usus : Normal
O. Genetalia dan anus
1. Keluhan : Tidak ada
2. Alat bantu kateter : Tidak
3. Kandung kencing : Normal
4. Produksi urin : 320 cc
5. Warna/bau : Kuning/khas
6. Diare : Tidak
7. Konstipasi : Tidak
Q. Integumen
1. Kebersihan : Bersih
2. Turgor : Elastis
3. Lesi : Tidak ada
4. Kelainan : Tidak ada
5. Temperatur kulit : Hangat
XI. Analisis Data
XV. Evaluasai
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Pneumonia juga
dikenal dengan istilah paru-paru basah. Pada kondisi ini, infeksi menyebabkan peradangan
pada kantong-kantong udara (alveoli) di salah satu atau kedua paru-paru. Akibatnya, alveoli
bisa dipenuhi cairan atau nanah sehingga menyebabkan penderitanya sulit bernapas.
1.2 Referensi
1. KEMENKES .2020. Pneumonia. Aladokter.com.
https://www.alodokter.com/pneumonia/penyebab
2. dr. Vania Azalia Gunawan. 2021. ALOMEDIKA. Patofisiologi Pneumonia Aspirasi.
https://www.alomedika.com/penyakit/pulmonologi/pneumonia-aspirasi/etiologi
3. D Wijaya, D Handayani, FFT Cahyarini - 2015 - arsip.jurnalrespirologi.org