Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PNEUMONIA

Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah


Dosen Pengampu : Ns., Sri Mulyani., S. Kep

Kelompok 5

Nama Anggota Kelompok

1. Aly Rohman / 2020270022


2. Ardiyati / 2020270024

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PRODI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SAINS AL-QURAN JAWA TENGAH
DI WONOSOBO
2021
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah swt, yang dimana pada kesempatan kali ini
masih diberi kesehatan serta kesempatan sehingga kita masih dapat menyelesaikan tugas
pembuatan Asuhan Keperawatan penyakit Peneumonia. Terimakasih juga tak lupa kami
sampaikan kepada ibu Ns., Sri Mulyani., S. Kep sebagai dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedahyang telah membimbing kami.
Kami sebagai penulis menyadari masih banyaknya kekurangan dalam pembuatan
makalah ini, sehingga kami mengaharapkan kepada pembaca agar dapat memberikan kritik
serta sarannya agar kedepannya kami dapat membuat makalah kembali dengan lebih baik
lagi.
Sekian pengantar dari kami, apabila ada kesalahan kami memohon maaf yang sebesar-
besarnya. Terimakasih

Wassalamu’alaikum wr.wb

Wonosobo, 25 September 2021


Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1. Latar belakang
2. Rumusan masalah
3. Tujuan
BAB II Isi
1. Definisi
2. Penyebab
3. Patofisiologi
4. Tanda dan Gejala
5. Tes Diagnostik
6. Penatalaksanaan Medis dan Farmokologi
7. Asuhan Keperawatan
BAB III Penutup
1. Kesimpulan
2. Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pneumonia merupakan penyakit karena adanya inflamasi maupun pembengkakan di
sebabkan bakteri, virus, jamur yang mengakibatkan infeksi pada saluran pernapasan dan
jaringan paru. Secara umum pneumonia adalah pembunuh tunggal terbesar anak – anak di
bawah 5 tahun serta penyebab infeksi utama kematian anak.
Pneumonia merupakan radang paru yang disebabkan oleh bakteri dengan gejala panas
tinggi disertai batuk berdahak, napas cepat (frekuensi nafas > 50 kali/ menit), sesak, dan
gejala lainnya (sakit kepala, gelisah, dan nafsu makan berkurang).
Kondisi lingkungan fisik rumah yang baik memenuhi syarat kesehatan dan perilaku
penggunaan bahan bakar dapat mengurangi resiko terjadinya berbagai penyakit seperti TB,
katarak, dan pneumonia. Rumah yang padat penghuni, pencemaran udara dalam ruangan
akibat penggunaan bahan bakar padat (kayu bakar/arang), dan perilaku merokok dari orang
tua merupakan faktor lingkungan yang dapat meningkatkan kerentanan balita terhadap
pneumonia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari pneumonia?
2. Bagaimanakh penyebab dari pneumonia?
3. Bagaimanakah patofisiologi dari pneummonia
4. Apasajakah tanda dan gejala dari pneumonia?
5. Bagaimanakah Tes Diagnostik dari pneumonia?
6. Bagaimanakah Penatalaksanaan Medis
7. Bagaimanakah Farmokologi pneumonia?
8. Bagaimanakah Asuhan Keperawatan penderita pneumonia?
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
 Menambah wawasan bagi para pembaca
 Mengetahui lebih dalam mengenai penyakit pneumonia
b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kulian Keperawatan Medikal Bedah
BAB II
Pembahasan

A. Definisi
Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Pneumonia bisa
menimbulkan gejala yang ringan hingga berat. Beberapa gejala umumnya dialami penderita
pneumonia adalah batuk berdahak, demam, dan sesak napas.
Pneumonia juga dikenal dengan istilah paru-paru basah. Pada kondisi ini, infeksi
menyebabkan peradangan pada kantong-kantong udara (alveoli) di salah satu atau kedua
paru-paru. Akibatnya, alveoli bisa dipenuhi cairan atau nanah sehingga menyebabkan
penderitanya sulit bernapas.

B. Penyebab
Pneumonia bisa disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur. Pada orang dewasa,
pneumonia paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri. SARS-CoV- 2 yang
menyebabkan COVID-19 adalah salah satu jenis virus yang bisa menyebabkan pneumonia.
Pneumonia akibat COVID-19 bisa menyebabkan komplikasi berbahaya, salah satunya
adalah acute respiratory distress syndrome (ARDS). Pneumonia terkadang juga bisa muncul
beserta penyakit paru-paru lain, misalnya TB paru.

Jika dibagi berdasarkan kuman penyebabnya, pneumonia dapat digolongkan menjadi 3 jenis,
yaitu:
1. Pneumonia akibat bakteri
Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri biasanya hanya terjadi pada salah satu
bagian paru. Ada beberapa bakteri yang dapat menjadi penyebab pneumonia,
yaitu Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenza,  dan Staphylococcus aureus.
Selain itu, ada beberapa bakteri lain yang juga bisa menyebabkan pneumonia namun
dengan gejala yang lebih ringan, yaitu Mycoplasma pneumoniae, Chlamydophila
pneumoniae, dan Legionella pneumophila.

2. Pneumonia akibat virus


Sebagian virus penyebab batuk, pilek, atau flu juga bisa menyebabkan pneumonia.
Beberapa kelompok virus yang dapat menyebabkan pneumonia adalah adenovirus, virus
influenza, hantavirus, dan coronavirus yang menyebabkan SARS, MERS, dan COVID 19.
Umumnya, pneumonia karena virus menimbulkan gejala yang lebih ringan dan lebih
singkat daripada pneumonia karena bakteri. Namun, ada juga pneumonia akibat virus yang
bisa memburuk dengan cepat, misalnya infeksi virus Corona (SARS-CoV-2).

3. Pneumonia akibat jamur
Selain virus dan bakteri, beberapa jenis jamur juga dapat menyebabkan pneumonia,
yaitu Cryprococcus, Coccidioides, dan Histoplasma.
Seseorang dapat mengalami pneumonia akibat jamur jika menghirup spora jamur dalam
jumlah banyak. Spora jamur sering terdapat pada tanah atau kotoran burung. Pneumonia
akibat jamur juga lebih sering menyerang orang dengan penyakit kronis atau orang dengan
sistem imun yang lemah.

Selain berdasarkan kuman penyebabnya, pneumonia juga dapat dibagi menjadi beberapa
jenis berdasarkan tempat terjadinya penularan, yaitu:
 Community-acquired pneumonia, yaitu jenis pneumonia yang paling sering terjadi
dan penularannya terjadi di tengah masyarakat
 Hospital-acquired pneumonia, yaitu pneumonia yang penularannya terjadi ketika
seseorang menjalani perawatan di rumah sakit

C. Patofisiologi
Mikroorganisme mencapai paru melalui beberapa jalur, yaitu:
1. Ketika individu yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, mikroorganisme
dilepaskan ke dalam udara dan terhirup oleh orang lain. 12
2. Mikroorganisme dapat juga terinspirasi denganaerosol dari peralatan terapi
pernapasan yang terkontaminasi.
3. Pada individu yang sakit atau hygiene giginya buruk, flora normal orofaring dapat
menjadi patogenik.
4. Staphilococccus dan bakteri garam negatif dapat menyebar melalui sirkulasi dari
infeksi sistemik, sepsis, atau jarum obat IV yang terkontaminasi.

Pneumonia aspirasi terjadi pada pasien yang menghirup bahan dari orofaring yang
mengandung flora jalan napas atas. Patogen yang sampai ke trakea berasal dari aspirasi bahan
yang ada di orofaring, kebocoran melalui mulut saluran endotrakeal, inhalasi dan sumber
patogen yang mengalami kolonisasi di pipa endotrakeal. Faktor predisposisi lain seperti pada
pasien dengan imunodefisien menyebabkan tidak adanya pertahanan terhadap kuman patogen
akibatnya terjadi kolonisasi di paru dan menyebabkan infeksi.
Proses infeksi dimana patogen tersebut masuk ke saluran nafas bagian bawah setelah
dapat melewati mekanisme pertahanan inang berupa daya tahan mekanik ( epitel,cilia, dan
mukosa), pertahanan humoral (antibodi dan komplemen) dan seluler (leukosit, makrofag,
limfosit dan sitokinin).
Kemudian infeksi menyebabkan peradangan membran paru ( bagian dari sawar-udara
alveoli) sehingga cairan plasma dan sel darah merah dari kapiler masuk. Hal ini
menyebabkan rasio ventilasi perfusi menurun, saturasi oksigen menurun. Pada pemeriksaan
dapat diketahui bahwa paru-paru akan dipenuhi sel radang dan cairan , dimana sebenarnya
merupakan reaksi tubuh untuk membunuh patogen, akan tetapi dengan adanya dahak dan
fungsi paru menurun akan mengakibatkan kesulitan bernafas, dapat terjadi sianosis, asidosis
respiratorik dan kematian.
Beberapa bakteri yang ditemukan dapat menyebabkan pneumonia aspirasi adalah
treptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Pseudomonas aeruginosis, Klebsiella
pneumoniae, Staphylococcus aureus, dan Acinetobacter baumanni.
D. Tanda dan Gejala
Gejala yang timbul saat seseorang mengalami pneumonia sangat bervariasi. Hal ini
sangat tergantung pada penyebab, tingkat keparahan penyakit, serta usia dan kondisi
kesehatan penderita secara umum. Gejala tersebut dapat berkembang secara tiba-tiba atau
perlahan selama 24–48 jam.
Tanda dan gejala pneumonia
1. Demam tinggi disertai menggigil
2. Batuk berdahak
3. Sesak nafas
4. Nyeri perut
5. Nyeri dada pada saat bernafas atau batuk
6. Batuk dan pilek yang berlangsung terus menerus
7. Kebingungan atau perubahan kesadaran mental (pada usia 65 tahun keatas)
8. Mual, muntah dan diare
9. Rasa nyeri pada otot dan sendi
10. Kelelahan
11. Denyut nadi yang melemah hingga 100 kali per menit.
12. Nafsu makan menurun.

E. Tes Diagnostik
1. Wawancara mengenai gejala dan riwayat penyakit yang diderita.
2. Pemeriksaan fisik pada daerah dada untuk mendeteksi kelainan didinding dada dan
paru-paru dengan menggunakan stetoskop.
3. Tes darah, untuk memastikan adanya infeksi dan menentukan penyebab infeksi.
4. Rontgen dada, untuk menentukan diagnosis pneumonia dan lokasi paru-paru yang
mengalminya.
5. Analisis gas darah.
6. Tes dahak atau sputum, untuk mendeteksi kuman penyebab infeksi.
7. CT Scan untuk melihat kondisi paru-paru secara lebih detail.
8. Kultur cairan pleura, untuk mengidentifikasi kuman penyebab infeksi.
9. Tes urine untuk mengidentifikasi bakteri streptococcus pneumonia dan legionella
pneumophila yang bisa ada diurine.
10. Bronkoskopi, untuk melihat kondisi saluran nafas.

F. Penatalaksanaan Medis
1. Pemberian antibiotik seperti : penicillin, cephalosporin pneumonia
2. Pemberian antipiretik, analgetik, bronkodilator
3. Pemberian oksigen
4. Pemberian cairan parental sesuai indikasi.
Pengobatan pneumonia tergantung dari tingkat keparahan gejala yang timbul:
1. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri yaitu denagan pemberian antibiotik yang
tepat.
2. Pneumonia yang disebabkan oleh virus yaitu dengan banyak beristirahat dan
pemberian nutrisi yang baik untuk membantu daya tahan tubuh.
3. Pneumonia yang disebabkan oleh jamur yaitu dengan pemberian obat anti jamur
G. Farmakologi Peneumonia
1. Antibiotik : pneumonia dapat diobati dengan antibiotik untuk mengurangi resiko
infeksi sekunder yang dapat berkembang dari infeksi asal. Antibiotik yang bisa
diberikan adalah penisillin, ampisilin, eritromisilin, tetrasiklin dan gentamisilin.
2. Analgesik : bisa diberikan untuk meredakan nyeri dada pleuritik.
3. Mukolitik : membantu mengeluarkan sekret sehingga sekret dapat keluar pada saat
batuk.
4. Bronkodilator : untuk meningkatkan diameter lumen percabangan trankeobronkial
sehingga menurunkan tahanan terhadap aliran udara.
5. Kortikosteroid : berguna pada keterlibatan luas dengan hipoksemia dan bila reaksi
inflamasi mengancam kehiduan

H. Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian Keperawatan
 Tanggal Pengkajian : 6 September 2021
 Nomor Registrasi : 40-42-80
 Diagnosa Medis : Pneumonia
 Nama Mahasiswa : Atini
 NIM : 20202700421
II. Identitas Pasien
1. Biodata pasien
A. Nama Pasien : An. H
B. Jenis kelamin : Laki-laki
C. Tempat/tgl lahir : Dumai, 21 Januari 2016
D. Umur : 5 tahun
E. Pendidikan : Belum sekolah
F. Nama ayah/ibu : Tn. S / Ny. M
G. Pekerjaan ayah : PNS
H. Pekerjaan ibu : SPG
I. Agama : Islam
J. Alamat rumah : Jln. Pattimura No. 3 Dumai Kota
K. Suku / bangsa : Jawa / Indonesia

2. Riwayat Kesehatan
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
 Keluhan utama Klien mengalami sesak nafas yang dialami sejak 2 hari yang lalu,
batuk berdahak, dan demam.
 Riwayat keluhan utama Sejak 2 hari yang lalu klien mengalami sesak nafas, batuk
berdahak dan pilek oleh keluarga klien di bawa ke RSUD Kota Dumai. Pada saat
pengkajian ibu juga mengatakan takut dengan kondisi anaknya yang mengeluh batuk
berdahak disertai sesak nafas dan demam

B. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


1. Prenatal
a. Keluhan saat hamil : Tidak ada
b. Tempat ANC : Klinik Husada
c. Kebutuhan nutrisi saat hamil : Cukup
d. Usia kehamilan : 38 s/d 39 minggu
e. Kesehatan saat hamil : Baik
f. Kenaikan berat badan saat hamil : 9 kg
g. Obat yang diminum saat hamil : Tidak ada

2. Natal
a. Tindakan persalinan : Normal
b. Tempat bersalin : Klinik bidan
c. Penolong persalinan : Bidan
d. Komplikasi : Tidak ada

3. Pots Natal
a) Kondisi kesehatan : Baik
b) BB lahir : 2,6 kg
c) PB lahir : 48 Cm
d) Penyakit waktu kecil : Tidak ada
e) Pernah dirawat di RS : Tidak pernah
f) Konsumsi obat/kimia berbahaya : Tidak ada

C. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu klien mengatakan di dalam keluarga klien tidak pernah mengalami keluhan
yang sama dengan yang klien rasakan. Keluarga klien tidak punya riwayat penyakit
keturunan dan tidak pernah memiliki riwayat penyakit menular.

III. Riwayat Tumbuh Kembang


A. Pertumbuhan
1. Berat badan : 18 kg
2. Tinggi badan : 110 cm
B. Perkembangan
1. Tengkurap : 4 bulan
2. Duduk : 9 bulan
3. Berdiri : 1 tahun
4. Berjalan : 1 tahun

IV.Riwayat Psikososial
a. Yang mengasuh anak : Pengasuh
b. Pembawaan secara umum : Periang
c. Lingkungan rumah : Bersih

V. Riwayat Spiritual
a. Support sistem dalam keluarga : Baik
b. Kegiatan keagamaan : Belajar mengaji

X. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum
1. Tingkat kesadaran : Composmentis
2. Postur tubuh : Ideal
3. Kondisi : Lemah dan letih
B. Tanda-tanda vital
1. Tekanan darah : -
2. Denyut nadi : 104x/mnt
3. Suhu : 39° C
4. Pernafasan : 46x/menit
5. SpO2 : 92%
C. Ukuran anthropometric
1. Tinggi badan : 110 Cm
2. Berat badan : 18 Kg
3. Lingkar kepala : 49 Cm
D. Kepala
1. Kebersihan : Bersih
2. Warna rambut : Hitam
3. Benjolan : Tidak ada
4. Tekstur rambut : Halus
E. Muka
1. Bentuk muka : Simetris
2. Ekspresi wajah : Pucat dan lesu
3. Keluhan : Tidak ada
F. Mata
1. Penglihatan : Normal
2. Kelopak mata : Normal
3. Sklera : Tidak ikterus
4. Pupil : Isokor 38
5. Konjungtiva : Merah muda
6. Peradangan : Tidak ada
G. Hidung
1. Struktur : Simetris
2. Fungsi penciuman : Normal
3. Keluhan : Hidung tersumbat
H. Telinga
1. Struktur : Simetris
2. Fungsi : Normal
3. Serumen : Tidak ada
4. Keluhan : Tidak ada
5. Pemakaian alat bantu : Tidak pakai
I. Mulut
1. Gigi : Belum lengkap
2. Gusi : Merah
3. Lidah : Bersih
4. Bibir : Merah kering
J. Tenggorokan
1. Warna mukosa : Merah muda
2. Nyeri tekan : Tidak ada
3. Nyeri telan : Tidak ada
K. Leher
1. Kelenjar thyroid : Tidak membesar
2. Kelenjar limfe : Tidak membesar
3. Kaku kuduk : Tidak ada
L. Thorax dan pernafasan
1. Bentuk dada : Simetris
2. Benjolan : Tidak ada
3. Pernafasan
a) Pola nafas : Cepat dan dangkal
b) Frekuensi nafas : 46x/menit
c) Kualitas nafas : Sesak
d) Pengguna otot : Ya
e) Pernafasan tambahan : Ya, pernapasa cuping hidung
f) Batuk : Ya
g) Sputum : Ya
h) Ronki : Ya
M. Jantung
1. Ictus cordis : Tidak teraba
2. Pembesaran jantung : Tidak ada
3. BJ I : Negatif 4. BJ II : Negatif
N. Abdomen
1. Bentuk perut : Simentris
2. Nyeri tekan : Tidak ada
3. Kondisi perut : Lembek
4. Bising usus : Normal
O. Genetalia dan anus
1. Keluhan : Tidak ada
2. Alat bantu kateter : Tidak
3. Kandung kencing : Normal
4. Produksi urin : 320 cc
5. Warna/bau : Kuning/khas
6. Diare : Tidak
7. Konstipasi : Tidak
Q. Integumen
1. Kebersihan : Bersih
2. Turgor : Elastis
3. Lesi : Tidak ada
4. Kelainan : Tidak ada
5. Temperatur kulit : Hangat
XI. Analisis Data

No Data Penyebab Masalah


DS : Penumpukan sekret Ketidakefektifan
- Ibu klien mengatakan anaknya batuk bersihan jalan nafas
disertai dahak
1 DO :
- Klien terlihat sesak napas
- Ada sekret
- Nadi: 104x/menit
- Penapasan : 46x/menit
- Ronki (+)
DS : Gangguan Ketidakefektifan
- Ibu klien mengatakan anaknya sesak pertukaran gas di pertukaran gas
alveoli
DO :
2 - Klien terlihat sesak napas
- Klien terlihat gelisah
- Klien terlihat pucat dan sianosis
- Nadi: 104x/menit
- Penapasan : 46x/menit
- SpO2 : 92%
DS : Proses inflamasi Hipertermi
- Ibu klien mengatakan anaknya alveoli
demam
3
DO :
- Suhu : 39°C
- Nadi : 104x/menit
- Kulit teraba hangat
DS : Kurangnya Kecemasan
- Ibu klien mengatakan takut dengan pengetahuan orang
kondisi anaknya tua tentang
4 perawatan anak
DO :
- Ibu klien terlihat gelisah dan cemas
- Sering bertanya soal penyakit
anaknya

XII. Diagnosa Keperawatan


a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan sekret
b. Ketidakefektifan pertukaran gas berhubungan gangguan pertukaran gas di alveoli
c. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi alveoli
d. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan orang tua tentang perawatan
anak
XIII. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi


Ketidakefektifan bersihan Setelah dilakukan tindakan a. Pantau tanda-tanda
jalan nafas berhubungan keperawatan 3x24 jam, vital (suhu, RR, HR)
dengan penumpukan bersihan jalan nafas efektif. b. Pantau status
sekret Kriteria hasil: - RR 20-30 pernafasan: irama,
x/menit - Bunyi nafas frekuensi, suara, dan
vasikuler - Tidak ada sekret retraksi dada
- Irama nafas teratur - Jalan c. Atur posisi yang
nafas paten - Sekresi yang nyaman semifowler
efektif - Ronki (-) d. Lakukan suction
sesuai indikasi
e. Kolaborasi dengan
dokter pemberian
inhalasi ventolin 1
respule per 8 jam
Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan a. Pantau tanda-tanda
pertukaran gas keperawatan 3x24 jam, vital (suhu, RR, HR
berhubungan dengan pertukaran gas efektif dan SpO2)
gangguan pertukaran gas Kriteria hasil: b. Kaji Frekuensi atau
di alveoli  RR 20-30 x/menit kedalaman dan
 SpO2 95-100% kemudahan bernafas
 Sianosis tidak ada c. Observasi warna kulit,
Setelah dilakukan membran mukosa dan
tindakan keperawatan kuku.
3x24 jam, pertukaran d. Tinggikan kepala dan
gas efektif Kriteria dorong untuk sering
hasil: mengubah posisi
 RR 20-30 x/menit e. Kolaborasi dengan
 SpO2 95-100% dokter pemberian
 - Sianosis tidak ada oksigen 2 lpm nasal
prongs
Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau tanda-tanda
dengan proses inflamasi keperawatan 3x24 jam, vital (suhu dan HR)
alveoli tidak terjadi demam Kriteria 2. Motivasi anak dan
hasil: keluarga untuk
- Tidak demam meningkatkan asupan
- Suhu 36,5-37,5 derajat cairan per oral
celcius 3. Anjurkan orang tua
- Kulit tidak teraba melakukan kompres
hangat hangat
4. Anjurkan ibu untuk
menggantikan pakaian
yang mudah menyerap
keringat dari bahan
katun
5. Kolaborasi pemberian
Paracetamol sirup 4x5
ml
6. Kolaborasi pemberian
Injeksi Amikasin 150
mg/8 jam
7. Kolaborasi pemberian
cairan infuse RL 24
tts/mnt
Kecemasan berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat
dengan kurangnya keperawatan 2x24jam, kecemasan
pengetahuan orang tua kecemasan berkurang 2. Lakukan pendekatan
tentang perawatan anak sampai dengan hilang dengan tenang dan
Kriteria hasil: meyakinkan
- Orang tua tenang 3. Gunakan media untuk
- Gelisah tidak ada menjelaskan mengenai
- Tidak cemas penyakit klien
4. Jelaskan tentang
perawatan yang
diberikan kepada klien
dan prosedur
pengobatan

XIV. Implementasi Keperawatan

No Tanggal/Jam Tindakan Paraf


06-09-2021 1. Memantau tanda-tanda vital (suhu, RR,
09:00 WIB HR)
2. Memantau status pernafasan: irama,
frekuensi, suara, dan retraksi dada
3. Mengatur posisi yang nyaman semifowler
4. Melakukan suction sesuai indikasi
5. Berkolaborasi dengan dokter pemberian
inhalasi ventolin 1 respule per 8 jam
06-09-2021 1. Memantau tanda-tanda vital (suhu, RR,
10.00 WIB HR dan Spo2)
2. Mengkaji frekuensi atau kedalaman dan
kemudahan bernafas
3. Mengobservasi warna kulit, membran
mukosa dan kuku.
4. Meninggikan kepala dan dorong untuk
sering mengubah posisi
5. Berkolaborasi dengan dokter pemberian
oksigen 2 lpm nasal prongs
06-09-2021 1. Memantau tanda-tanda vital (suhu dan
11.00 WIB HR)
2. Memotivasi anak dan keluarga untuk
meningkatkan asupan cairan per oral
3. Menganjurkan orang tua melakukan
kompres hangat
4. Menganjurkan ibu untuk menggantikan
pakaian yang mudah menyerap keringat
dari bahan katun
5. Berkolaborasi pemberian Paracetamol
sirup 4x5 ml
6. Berkolaborasi pemberian Injeksi
Amikasin 150 mg/8 jam
7. Berkolaborasi pemberian cairan infuse
RL 24 tts/mnt
06-09-2021 1. Mengkaji tingkat kecemasan
12:00WIB 2. Melakukan pendekatan dengan tenang
dan meyakinkan
3. Menggunakan media untuk menjelaskan
mengenai penyakit klien
4. Menjelaskan tentang perawatan yang
diberikan kepada klien dan prosedur
pengobatan

No Tanggal/Jam Tindakan Paraf


07-09-2021 1. Memantau tanda-tanda vital (suhu, RR,
09:00 WIB HR)
2. Memantau status pernafasan: irama,
frekuensi, suara, dan retraksi dada
3. Mengatur posisi yang nyaman semifowler
4. Melakukan suction sesuai indikasi
5. Berkolaborasi dengan dokter pemberian
inhalasi ventolin 1 respule per 8 jam
07-09-2021 1. Memantau tanda-tanda vital (suhu, RR,
10.00 WIB HR dan SpO2)
2. Mengkaji frekuensi atau kedalaman dan
kemudahan bernafas
3. Mengobservasi warna kulit, membran
mukosa dan kuku.
4. Meninggikan kepala dan dorong untuk
sering mengubah posisi
5. Berkolaborasi dengan dokter pemberian
oksigen 2 lpm nasal prongs
07-09-2021 1. Memantau tanda-tanda vital (suhu dan
11.00 WIB HR)
2. Memotivasi anak dan keluarga untuk
meningkatkan asupan cairan per oral
3. Menganjurkan orang tua melakukan
kompres hangat
4. Menganjurkan ibu untuk menggantikan
pakaian yang mudah menyerap keringat
dari bahan katun
5. Berkolaborasi pemberian Paracetamol
sirup 4x5 ml
6. Berkolaborasi pemberian Injeksi
Amikasin 150 mg/8 jam
7. Berkolaborasi pemberian cairan infuse RL
24 tts/mnt
07-09-2021 1. Mengkaji tingkat kecemasan
12:00WIB 2. Melakukan pendekatan dengan tenang dan
meyakinkan
3. Menggunakan media untuk menjelaskan
mengenai penyakit klien
4. Menjelaskan tentang perawatan yang
diberikan kepada klien dan prosedur
pengobatan

No Tanggal/Jam Tindakan Paraf


08-09-2021 1. Memantau tanda-tanda vital (suhu, RR,
09:00 WIB HR)
2. Memantau status pernafasan: irama,
frekuensi, suara, dan retraksi dada
3. Mengatur posisi yang nyaman semifowler
4. Melakukan suction sesuai indikasi
5. Berkolaborasi dengan dokter pemberian
inhalasi ventolin 1 respule per 8 jam
08-09-2021 1. Memantau tanda-tanda vital (suhu, RR,
10.00 WIB HR dan SpO2)
2. Mengkaji frekuensi atau kedalaman dan
kemudahan bernafas
3. Mengobservasi warna kulit, membran
mukosa dan kuku.
4. Meninggikan kepala dan dorong untuk
sering mengubah posisi
5. Berkolaborasi dengan dokter pemberian
oksigen 2 lpm nasal prongs
08-09-2021 1. Memantau tanda-tanda vital (suhu dan
11.00 WIB HR)
2. Memotivasi anak dan keluarga untuk
meningkatkan asupan cairan per oral
3. Menganjurkan orang tua melakukan
kompres hangat
4. Menganjurkan ibu untuk menggantikan
pakaian yang mudah menyerap keringat
dari bahan katun
5. Berkolaborasi pemberian Paracetamol
sirup 4x5 ml
6. Berkolaborasi pemberian Injeksi
Amikasin 150 mg/8 jam
7. Berkolaborasi pemberian cairan infuse RL
24 tts/mnt

XV. Evaluasai

No Tanggal/Jam Evaluasi Keperawatan Paraf


06-09-2021 S: Ibu klien mengatakan anaknya masih
10.00 WIB batuk disertai dahak
O:
- Klien terlihat sesak napas
- Ada sekret
- Ronki (+)
TTV:
N : 104x/menit
S : 39°C
RR: 46x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1-5 dilanjutkan
06-09-2021 S: Ibu klien mengatakan anaknya masih sesak
11.00 WIB O:
- Klien terlihat sesak napas
- Klien terlihat gelisah
- Klien terlihat pucat dan sianosis
TTV:
N : 104x/menit
S : 39°C
RR: 46x/menit
SpO2 : 92%
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1-5 dilanjutkan
06-09-2021 S: Ibu klien mengatakan anaknya masih
12.00WIB demam
O:
- Kulit teraba hangat
TTV:
S : 39°C
N : 104x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1-7 dilanjutkan
06-09-2021 S: Ibu klien mengatakan masih takut dengan
13.00WIB kondisi anaknya
O:
- Ibu klien terlihat gelisah dan cemas
- Sering bertanya soal penyakit anaknya
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1-4 dilanjutka
No Tanggal/Jam Evaluasi Keperawatan Paraf
07-09-2021 S: Ibu klien mengatakan anaknya batuk dan
10.00 WIB dahaknya mulai kerkurang
O:
- Klien terlihat sesak napas berkurang
- Sekret berkurang
- Ronki (+)
TTV:
N : 96x/menit
S : 38°C
RR: 40x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi 1-5 dilanjutkan
07-09-2021 S: Ibu klien mengatakan sesak anaknya sudah
11.00 WIB berkurang
O:
- Klien terlihat sesak napas berkurang
- Klien tidak terlihat pucat
- Gelisah berkurang
TTV:
N : 96x/menit
S : 38°C
RR: 40x/menit
Spo2 : 96%
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi 1-5 dilanjutkan
07-09-2021 S: Ibu klien mengatakan anaknya masih
12.00WIB demam
O: - Kulit teraba hangat
TTV:
S : 38°C
N : 96x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1-7 dilanjutkan
07-09-2021 S: Ibu klien mengatakan sudah paham dengan
13.00WIB kondisi anaknya
O: - Ibu klien terlihat tenang dan tidak cemas
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

No Tanggal/Jam Evaluasi Keperawatan Paraf


08-09-2021 S: Ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak
10.00 WIB batuk
O:
- Klien terlihat tidak sesak napas
- Tidak ada sekret
- Ronki (-)
TTV:
N : 85x/menit
S : 37°C
RR: 30x/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
08-09-2021 S: Ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak
11.00 WIB sesak
O:
- Klien terlihat tidak sesak napas
- Klien tidak terlihat pucat
- Gelisah tidak ada
TTV:
N : 85x/menit
S : 37°C
RR: 30x/menit
SpO2 : 98%
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
08-09-2021 S: Ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak
12.00WIB demam
O:
- Kulit teraba tidak hangat
TTV:
S : 37°C
N : 85x/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Pneumonia juga
dikenal dengan istilah paru-paru basah. Pada kondisi ini, infeksi menyebabkan peradangan
pada kantong-kantong udara (alveoli) di salah satu atau kedua paru-paru. Akibatnya, alveoli
bisa dipenuhi cairan atau nanah sehingga menyebabkan penderitanya sulit bernapas.

Ada beberapa yang menyebabkan pneumonia yaitu


1. Bakteri
2. Virus, dan
3. Bakteri

Tanda dan gejala pneumonia


1. Demam tinggi disertai menggigil
2. Batuk berdahak
3. Sesak nafas
4. Nyeri perut
5. Nyeri dada pada saat bernafas atau batuk
6. Batuk dan pilek yang berlangsung terus menerus
7. Kebingungan atau perubahan kesadaran mental (pada usia 65 tahun keatas)
8. Mual, muntah dan diare
9. Rasa nyeri pada otot dan sendi
10. Kelelahan
11. Denyut nadi yang melemah hingga 100 kali per menit.
12. Nafsu makan menurun.

1.2 Referensi
1. KEMENKES .2020. Pneumonia. Aladokter.com.
https://www.alodokter.com/pneumonia/penyebab
2. dr. Vania Azalia Gunawan. 2021. ALOMEDIKA. Patofisiologi Pneumonia Aspirasi.
https://www.alomedika.com/penyakit/pulmonologi/pneumonia-aspirasi/etiologi
3. D Wijaya, D Handayani, FFT Cahyarini - 2015 - arsip.jurnalrespirologi.org

Anda mungkin juga menyukai