PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pneumonia masih merupakan penyakit yang serius. Tetapi pengobatan
universal
dari
obat-obat
antibiotik
yang
ampuh
telah
banyak
1.2.
Rumusan masalah
1.2.1. Apakah definisi dari pneumonia?
1.2.2. Apakah penyebab dari pneumonia?
1.2.3. Bagaimana paatofisiologi dari pneumonia?
1.2.4. Apakah tanda dan gejala dari pneumonia?
1.2.5. Bagaimana pemeriksaan penunjang untuk pneumonia?
1.2.6. Bagaimana konsep askep pneumonia?
1.3.
Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui definisi dari pneumonia
1.3.2. Untuk mengetahui penyebab dari pnumonia
1.3.3. Untuk mengetahui patofisiologi pneumonia
1.3.4. Untuk mengetahui tanda dan gejala pneumonia
1.3.5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pneumonia
1.3.6. Untuk mengetahui konsep askep pneumonia
BAB II
TINJAUAN TEORI
dan
Sedangkan
peradangan
paru-paru
yang
disebabkan
oleh
nonmikroorganisme seperti bahan kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik, obatobatan biasanya disebut pneumonitis.
2.2. Etiologi
Pneumonia terjadi apabila infeksi berkembang kesepanjang saluran
pernafasan sampai kebagian dalam paru-paru. Hal ini bisa diakibatkan oleh
banyak sebab dan dapat terjadi secara mendadak tanpa alasan yang jelas. Bila
kuman-kuman pada saluran pernafasan bagian atas sampai menyebar turun
ke paru-paru akan terjadi penuruan kekebalan tubuh untuk sementara.
Penurunan kekebalan tubuh tersebut mengakibatkan tubuh tiba-tiba
kedinginan, kelesuan tubuh, kemudian dapat disertai infeksi saluran
pernafasan bagian atas akibat virus, atau karena sebab lainnya.
Penyebaran infeksi terjadi melalui droplet dan sering disebabkan oleh
steptoccus pneumonia, melalui selang infus oleh staphylococcus aureus,
sedangkan pada pemakaian ventilator oleh P. Aeruginosa dan enterobacter.
Infeksi terjadi akibat perubahan keadaan pasien seperti penurunan kekebalan
tubuh dan penyakit kronis, polusi lingkungan, penggunaan antibiotik yang
tidak tepat.
aureus,
hemophilus
influinzae,
mycobacterium
yang
tersumbat
oleh
eksudat
mukopurulen
untuk
serta interlobular.
3. Klasifikasi pneumonia berdasarkan inang dan lingkungan
Pneumonia komunitas
Dijumpai pada H. Influenza pada pasien perokok, pathogen atipikal
Faktor resiko pneumonia yang didapat dari rumah sakit menurut morton :
Faktor resiko terkait pejamu
Pertambahan usia
Perubahan tingkat kesadaran
Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK)
Penyakit berat, malnutrisi, syok
Trauma tumpul, trauma kepala berat, trauma dada
Merokok, karang gigi
Faktor resiko terkait pengobatan
2.3. Patofisiologi
Normal (sistem
pertahana) terganggu
Organisme
Virus
Kuman patogen
mencapai brokioli
terminalis merusak
sel epitel bersilia,
sel goblet
Cairan edema +
leukosit ke alveoli
Konsolidasi paru
Kapasitas vital,
kompliance
menurun, hemoragik
Stapilokokus
Trombus
Permukaan lapisan
pleura tertutup tebal
eksudat trombus vena
pulmonalis
Nekrosis hemoragik
Leukositosis
Suhu tubuh meningkat
Resiko kekurangan
volume cairan
hipertermi
Produksi sputum
meningkat
Ketidakefektifan
kebersihan jalan
nafas
Abses pneumatocele
(kerusakan jaringan
parut)
Ketidakefektifan pola
nafas
atau terkadang euforia dan lebih aktif dari normal, beberapa anak
berbicara dengan kecepatan yang tidak biasa.
2. Meningismus, yaitu tanda-tanda meningeal tanpa innfeksi meninges.
Terjadi dengan awalan demam yang tiba-tiba dengan disertai sakit
kepala, nyeri dan kekakuan pada punggung dan leher, adanya tanda
kernig dan brudzinski, dan akan berkurang saat suhu turun.
3. Anoreksia, merupakan hal yang umum yang disertai dengan penyakit
masa kanak-kanak. Seringkali merupakan bukti awal dari penyakit.
Menetap sampai derajat yang lebih besar atau lebih sedikit melalui tahap
demam dari penyakit, seringkali memanjang sampai ketahap pemulihan.
4. Muntah, anak kecil mudah muntah bersamaan dengan penyakit yang
merupakan petunjuk untuk awal infeksi. Biasanya berlangsung singkat,
tetapi dapat menetap selama sakit.
5. Diare, biasanya ringan, diare sementara tetapi bisa menjadi berat. Sering
menyertai infeksi pernafasan. Khususnya karena virus.
6. Nyeri abdomen, merupakan keluhan umum. Kadang tidak bisa dibedakan
dari nyeri apendiksitis.
7. Sumbatan nasal, pasase nasal kecil dari bayi mudah tersumbat oleh
pembengkakan mukosa dan eksudasi, dapat mempengaruhi pernafasan
dan menyusu pada bayi.
8. Keluaran nasal, sering menyertai infeksi pernafasan. Mungkin encer dan
sedikit (rinorea) atau kental dan purulen, bergantung pada tipeatau tahap
infeksi.
9. Batuk, merupakan gambaran umum dari penyakit pernafasan. Dapat
menjadi bukti selama hanya selama fase akut.
10. Bunyi pernafasan, seperi batuk, mengi, mengorok. Auskultasi terdengar
mengi, krekels.
11. Sakit tenggorokan, merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak
yang lebih besar. Ditandai dengan anak akan menolak untuk minum dan
makan per oral.
12. Keadaan berat pada bayi tidak dapat menyusu atau makan dan minum,
atau memuntahkan semua, kejang, letargis atau tidak sadar, sianosis,
distress pernafasan berat.
13. Disamping batuk atau kesulitan bernafas, hanya terdapat nafas cepat saja
Pada anak umur 2 bulan-11 bulan lebih dari sama dengan 50 kali/menit
Pada anak umur 1 tahun-5 tahun lebih dari sama dengan 40 kali/menit
BAB III
KONSEP ASKEP
3.1. Pengkajian masalah
Hal yang perlu dikaji pada pneumonia adalah penggunaan oksigen, hasil
rontgen dada, tanda vital, ronki kering dan ronki basah, batuk , menggigil,
sesak nafas, produksi sputum dan riwayat penyakit saat ini
3.2. Diagnosa keperawatan
demam.
Intoleransi aktifitas b/d isolasi respiratory
oksigen
Beri terapi nebulizer: pasien kooperatif selama terapi dan sesak nafas
fisik
Pasien diobati dengan ibuprofen untuk nyeri pada saat nafas; suara
frinction rub pleura terdengar saat inspirasi
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paruparu yang biasanya berasal dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut.
Dengan gejala batuk disertai dengan sesak nafas yang disebabkan oleh agen
infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi
asing, berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi dan
dapat dilihat melalui gambaran fisiologis.
Tanda gejala pneumonia adalah demam, meningitis, anoreksia, muntah,
diare, nyeri abdomen, sumbatan nasal, batuk, bunyi pernafasan, sakit
tenggorokan dan kesulitan bernafas. Untuk pemeriksaan penunjang
pneumonia ada berbagai cara, diantaranya yaitu sinar x, biopsi paru, kultur,
pemeriksaan serologi, pemeriksaan fungsi paru dan bronkoskopi.
4.2. Saran
Kita sebagai seorang perawat perlu mengetahui tentang penyakit
pneumonia selain untuk menambah wawasan pengetahuan kita sebagai
seorang perawat, juga untuk berbagi kepada masyarakat tentang informasi
tentang penyakit pneumonia. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
diharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini.
Daftar Pustaka
Dr. John F. Knight, 2008, Jantung Sehat Bernafas Lega, EGC
10