Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN PNEUMONIA

1. Definisi

Pneumonia adalah kondisi inflamasi yang terjadi saat seseorang mengalami infeksi pada
kantung-kantung udara dalam paru-paru. Kantung udara yang terinfeksi tersebut akan terisi
oleh cairan maupun pus (dahak purulen). Gangguan ini dapat menyebabkan batuk berdahak
atau bernanah, demam, menggigil, hingga kesulitan bernapas.

Infeksi yang ditimbulkan pneumonia bisa terjadi pada salah satu sisi paru-paru maupun
keduanya. Penyebab utama dari gangguan inflamasi ini adalah infeksi virus, bakteri, ataupun
jamur. Pneumonia lebih dikenal sebagai paru-paru basah di Indonesia. Penyakit ini bukan
hanya dapat menimpa orang dewasa, melainkan juga terjadi pada anak-anak, bahkan bayi
yang baru lahir.

Baik pneumonia virus dan bakteri adalah penyakit yang menular. Berarti, seseorang yang
mengidapnya dapat menyebarkan ke orang lain melalui menghirup tetesan udara dari bersin
atau batuk. Maka dari itu, pengidap gangguan ini perlu menghindari cairan keluar dari
mulutnya dengan menggunakan masker.

2. Etiologi

Penyebab dari pneumonia beragam, tetapi berdasarkan organisme dan tempat


penyebarannya, pneumonia dibedakan menjadi dua, yaitu pneumonia komunitas yang
penyebarannya terjadi di komunitas (lingkungan umum) dan pneumonia yang ditularkan di
rumah sakit.

Berikut beberapa kategori penyebab pneumonia:

1. Pneumonia yang didapat di lingkungan umum

Organisme yang bisa menjadi penyebab pneumonia ditularkan di lingkungan umum berbeda
dengan di rumah sakit, umumnya organisme yang mengakibatkan pneumonia yang ditularkan
pada rumah sakit lebih sulit untuk diobati.

Contoh organisme yang menyebabkan pneumonia yang ditularkan di tempat umum, antara
lain:

 Bakteri, yang paling sering adalah Streptococcus pneumoniae.


 Organisme yang menyerupai bakteri, Mycoplasma pneumonia.
 Jamur, biasanya jamur akan menyerang orang dengan gangguan sistem imun.
 Virus.

2. Pneumonia yang didapat di rumah sakit


Beberapa orang dapat terkena gangguan pada paru-paru ini saat dirawat di rumah sakit karena
penyakit lain. Penyakit ini bisa terjadi di rumah sakit dan menjadi serius karena bakteri yang
menyebabkannya mungkin lebih kebal terhadap antibiotik.

Selain itu, hal ini juga bisa lebih berbahaya karena orang yang mengidapnya terkena suatu
penyakit. Orang yang menggunakan mesin pernapasan (ventilator), sering digunakan di unit
perawatan intensif, berisiko lebih tinggi terkena pneumonia jenis ini.

3. Pneumonia yang didapat dari perawatan kesehatan

Penyakit paru-paru yang didapat dari perawatan kesehatan ini rentan terjadi pada orang yang
dirawat di fasilitas perawatan dalam jangka panjang atau rutin menerima perawatan di klinik
rawat jalan, termasuk pusat dialisis ginjal. Layaknya penyebab infeksi yang didapat di rumah
sakit, gangguan inflamasi pada paru-paru ini dapat disebabkan oleh bakteri yang lebih
resisten terhadap antibiotik

3. Patofisiologi pneumonia

Agent penyebab pneumonia masuk ke paru – paru melalui inhalasi atau pun aliran darah.
Diawali dari saluran pernafasan dan akhirnya masuk ke saluran pernapasan bawah. Reaksi
peradangan timbul pada dinding bronkhus menyebabkan sel berisi eksudat dan sel epitel
menjadi rusak. Kondisi tersebut berlansung lama sehingga dapat menyebabkan etelektasis
(Suratun & Santa, 2013). Reaksi inflamasi dapat terjadi di alveoli, yang menghasilkan
eksudat yang mengganggu jalan napas,bronkospasme dapat terjadi apabila pasien menderita
penyakit jalan napas reaktif (Smeltzer & Bare, 2013). Gejala umum yang biasanya terjadi
pada pneumonia yaitu demam, batuk, dan sesak napas (Djojodibroto, 2014).

4.Klasifikasi pneumonia

Klasifikasi pneumonia dapat dibedakan menjadi: anatominya, etiologinya, gejala kliniknya


ataupun menurut lingkungannya. Berdasarkan lokasi anatominya, pneumonia dapat pada
segmen, lobus, atau menyebar (diffuse). Jika hanya melibatkan lobulus, pneumonia sering
mengenai bronkus dan bronkiolus jadi sering disebut sebagai bronkopneumonia. Kuman
komensal saluran pernapasan bagian atas kadang dapat menyebabkan pneumonia jadi
sifatnya sudah berubah menjadi patogen (Djojodibroto, 2014).
Pada pasien yang penyakitnya sangat parah, sering ditemukan penyebabnya adalah bakteri
bersama dengan virus. Berdasarkan gejala kliniknya, pneumonia dibedakan menjadi
pneumonia klasik dan pneumonia atipik. Adanya batuk yang produktif adalah ciri pneumonia
klasik, sedangkan pneumonia atipik mempunyai ciri berupa batuk nonproduktif. Peradangan
paru pneumonia atipik terjadi pada jaringan interstisial sehingga tidak menimbulkan eksudat.
Pneumonia dapat digolongkan (Djojodibroto, 2014) menjadi;

a. Pneumonia bakterial

Mikroorganisme masuk ke dalam paru melalui inhalasi udara dari atmosfer, juga dapat
memalui aspirasi dari nosofering atau orofering.
Pneumonia bakterial terdiri dari tiga jenis yaitu:

1. Community – Acquired Pneumonia (CAP)


Penyakit ini sering diderita oleh anggota masyarakat umumnya disebabkan oleh
streptococcus pneumonia dan biasanya menimbulkan pneumonia lobar. Pneumonia yang
disebabkan oleh pneumokokus yang menyebabkan penderita mengalami gejala menggigil
dan diiukuti demam yang tinggi.

2. Hospital – Acquired Pneumonia (HAP)

Pneumonia nosocomial yaitu pneumonia yang kejadiannya bermula dirumah sakit. Penyakit
ini adalah penyebab kematian yang terbanyak pada pasien dirumah sakit. Mikroorganisme
penyebabnya biasanya bakteri gram negatif dan stafilokokus.

3. Pneumonia aspirasi (aspiration pneumonia)

Pneumonia aspirasi dapat menyebabkan: obstruksi atau tersumbatnya saluran pernapasan,


pneumonitis oleh bahan kimiawi (asam lambung, enzim, dan pencernaan) dan, pneumonitis
oleh infeksi.

4. Pneumonia pneumositis

Pneumonia pneumositis merupakan penyakit akut yang opertunistik yang disebabkan oleh
suatu protozoa bernama pneumocystis jirovecii sebleumnya dinamai pneumovystis carinii.
Protozoa ini dikenal sekjak 1909 dan mulai decade 1980-an menempatkan diri kembali
sebagai pathogen terutama pada penderita AIDS.

b. Pneumonia atipik (pneumonia non bacterial)

Yang termasuk grup ini adalah pneumonia yang disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae,
chlamydea psittaci, legionella pneumophila, dan coxiella burneti.

Klasifikasi pneumonia menurut (Padila, 2013) yaitu;


1. Community acquired merupakan penyakit pernapasan umum dan bisa berkembang
menjadi pneumonia. Pneumonia streptococal merupakan organisme penyebab umum.

2. Hospital acquired pneumonia dikenal sebagai pneumonia nosocomial. Organisme seperti


ini aeruginisa pseudomonas. Klibseilla atau aureus stapilococcus, merupakan bakteri umum
penyebab hospitas acquired pneumonia.

3. Lobar dan bronkopneumonia tidak hanya dikategorikan menurut lokasi tetapi sekarang ini
pneumonia di klasifikasikan menurut organisme.

5.Pengobatan dan Pencegahan Penumonia

Pengobatan pneumonia akan disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan yang
dialami pasien. Pneumonia akibat infeksi bakteri akan ditangani dengan obat antibiotik.
Dokter juga dapat memberikan obat pneumonia lain untuk meredakan gejala batuk, demam,
atau nyeri.
Pneumonia dapat dicegah dengan beberapa cara, di antaranya menjalani vaksinasi, menjaga
kebersihan diri, misalnya rajin mencuci tangan dan tidak menyentuh hidung atau mulut
dengan tangan yang belum dicuci, dan menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit

6. Manifestasi klinis

Gejala Pneumonia,Indikasi dan juga gejala ringan pneumonia umumnya menyerupai gejala
flu, seperti demam dan batuk. Gejala tersebut memiliki durasi yang lebih lama bila
dibandingkan flu biasa. Jika dibiarkan dan tidak diberikan penanganan, gejala yang berat
dapat muncul, seperti:

 Nyeri dada pada saat bernapas atau batuk.


 Batuk berdahak.
 Mudah lelah.
 Demam dan menggigil.
 Mual dan muntah.
 Sesak napas.
 Gangguan pada kesadaran (terutama pada pengidap yang berusia >65 tahun).
 Pada pengidap yang berusia >65 tahun dan punya gangguan sistem
imun, umumnya mengalami hipotermia.

Pada anak-anak dan bayi, biasanya gejala yang muncul berupa demam tinggi, anak tampak
selalu kelelahan, tidak mau makan, batuk produktif, dan sesak napas, hingga napas anak
menjadi cepat.

7. Komplikasi

Komplikasi pneumonia lebih sering terjadi pada anak kecil, orang tua dan mereka yang
sudah memiliki kondisi kesehatan sebelumnya, seperti diabetes. Komplikasi pneumonia yang
mungkin bisa terjadi yaitu:

 Radang selaput dada, yaitu kondisi yang terjadi saat lapisan tipis antara paru-paru dan
tulang rusuk (pleura) meradang. Hal ini dapat menyebabkan kegagalan pernapasan.
 Tulang rusuk (pleura) meradang, yang dapat menyebabkan kegagalan pernapasan.
 Abses paru-paru, yaitu komplikasi langka yang kebanyakan ditemukan pada orang
dengan penyakit serius yang sudah ada sebelumnya atau memiliki riwayat
penyalahgunaan alkohol yang parah.
 Keracunan darah (sepsis), juga merupakan komplikasi yang jarang tapi berakibat
serius.

Anda mungkin juga menyukai