JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
JAKARTA I
2021
5
A. Konsep Pneumonia dengan Bersihan Jalan Napas Tidak efektif
1. Pengertian pneumonia
inflamasi akut yang terdapat pada parenkim paru (bronkiolus dan alveoli paru),
penyakit ini merupakan penyakit infeksi karena ditimbulkan oleh bakteri, virus,
menular dari komunitas atau dari rumah sakit (nosokomial). Pasien dapat
menghisap bakteri, virus, parasite, dan agen iritan (Mary & Donna, 2014).
a. Bakteri
Bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram positif seperti:
b. Virus
Virus influenza yang menyebar melalui transmisi droplet citomegalo, virus ini
c. Jamur
6
d. Protozoa
3. Klasifikasi pneumonia
pneumonia dapat pada segmen, lobus, atau menyebar (diffuse). Jika hanya
melibatkan lobulus, pneumonia sering mengenai bronkus dan bronkiolus jadi sering
atas kadang dapat menyebabkan pneumonia jadi sifatnya sudah berubah menjadi
dibedakan menjadi pneumonia klasik dan pneumonia atipik. Adanya batuk yang
ciri berupa batuk nonproduktif. Peradangan paru pneumonia atipik terjadi pada
a. Pneumonia bakterial
7
Penyakit ini sering diderita oleh anggota masyarakat umumnya disebabkan
dirumah sakit. Penyakit ini adalah penyebab kematian yang terbanyak pada pasien
stafilokokus.
saluran pernapasan, pneumonitis oleh bahan kimiawi (asam lambung, enzim, dan
4. Pneumonia pneumositis
dinamai pneumovystis carinii. Protozoa ini dikenal sekjak 1909 dan mulai decade
AIDS.
Yang termasuk grup ini adalah pneumonia yang disebabkan oleh mycoplasma
8
1. Community acquired merupakan penyakit pernapasan umum dan bisa
pneumonia.
5. Patofisiologi pneumonia
Agent penyebab pneumonia masuk ke paru – paru melalui inhalasi atau pun
aliran darah. Diawali dari saluran pernafasan dan akhirnya masuk ke saluran
sel berisi eksudat dan sel epitel menjadi rusak. Kondisi tersebut berlansung lama
sehingga dapat menyebabkan etelektasis (Suratun & Santa, 2013). Reaksi inflamasi
dapat terjadi di alveoli, yang menghasilkan eksudat yang mengganggu jalan napas,
bronkospasme dapat terjadi apabila pasien menderita penyakit jalan napas reaktif
(Smeltzer & Bare, 2013). Gejala umum yang biasanya terjadi pada pneumonia yaitu
Menurut (Suratun & Santa, 2013) Gejala yang dapat muncul pada klien
produktif, sesak napas, sakit kepala, nyeri pada leher dan dada, dan pada saat
9
7. Patofisiologi bersihan jalan napas tidak efektif pada pasien pnumonia
napas bagian bawah adalah hasil mekanisme penyaringan dan pembersihan yang
didapat pada histopatologi akibat pada faal paru. Saluran pernapasan secara
fungsional dibagi menjadi satu bagian yang memiliki fungsi sebagai konduksi
(pengantas gas), dan satu bagian yang memiliki fungsi sebagai respirasi (pertukaran
gas), udara seakan bolak balik diantara atmosfer dan jalan napas (Tambrani Prof.,
2017). Laring menghubungkan faring dengan trakea yang terdiri dari kartilago
reflek batuk dan melindungi saluran napas bawah terhadap aspirasi benda selain
disebabkan oleh basilus aerob gram negatif, seperti misalnya S.aureus. (Tambrani
Prof., 2017). Akibat dari virus tersebut maka timbulnya hepatisasi merah
dikarenakan pembesaran eritrosit dan beberapa leukosit dan kapiler paru – paru.
Selanjutnya aliran darah menurun, leukosit memenuhi alveoli dan sewaktu resolusi
berlansung makrofag masuk kedalam alveoli dan menelan leukosit dan kuman
(Irman Somantri, 2012). Setelah agen infeksius mencapai jaringan paru, kemudian
10
mengakibatkan gangguan difusi dan akumulasi berbagai sel darah, eksudat, dan
Sekret yang berlebih dan kental akan mengakibatkan bersihan jalan naps
tidak efektif (Wahit Lilis & Joko, 2015). Gejalan yang sering muncul meliputi
dyspnea, ortopnea, dan demam (Jonh Daly, 2010). Penularan yang biasanya terjadi
tubuh pasien seperti gangguan kekebalan dan penyakit kronik, polusi lingkungan,
1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian adalah keluhan utama yang sering menjadi alasan klien dengan
pneumonia untuk meminta pertolongan kesehatan alah sesak napas, batuk, dan
Data yang perlu dikaji pada pasien dengan bersihan jalan napas tidak efektif
(PPNI, 2016) adalah batuk tidak efektif pasien, ketidak mampu batuk pasien,
sputum berlebih yang dihasilkan pasien, adanya mengi, whezzing dan/atau ronkhi
kering, dyspnea, sulit bicara, ortopnea, gelisah atau tidaknya pasien, ada atau
tidaknya sianosis, kaji bunyi napas, frekuensi napas berubah, dan pola napas
berubah.
2. Diagnosa keperawatan
respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan, pada risiko
11
masalah kesehatan atau pada proses kehidupan. Diagnosis keperawatan adalah
bagian yang menentukan asuhan keperawatan yang sesuai untuk membantu klien
membersihkan sekret atau obstruksi jalan nafas untuk mempertahankan jalan nafas
tetap paten. Penyebab bersihan jalan nafas tidak efektif adalah spasme jalan nafas,
adanya jalan nafas buatan, sekresi yang tertahan hiperplasia dinding jalan nafas,
Gejala dan tanda bersihan jalan napas tidak efektif yaitu sebagai berikut:
dyspnea, sulit bicara, ortopnea, batuk tidak efektif, tidak mampu batuk, sputum
berlebih, mengi, wheezing dan/atau ronkhi kering, meconium di jalan napas (pada
neonates), gelisah, sianosis, bunyi napas menurun, frekuensi napas berubah, pola
3. Rencana keperawatan
tujuan yang ingin dicapai, hal yang akan dilakukan, termasuk bagaimana, kapan
menyusun rencana tindakan keperawatan untuk pasien, keluarga dan orang terdekat
12
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh
perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penelitian klinis untuk mencapai
Tujuan dan kriteria hasil masalah bersihan jalan napas tidak efektif mengacu
pada Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) (PPNI, 2018) adalah sebagai
berikut:
Observasi
13
2). Monitor adanya retensi sputum
Terapeutik
Edukasi
2). Anjurkan Tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2
detik, kemudian dikeluarkan dari mulut dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama
8 detik
4). Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah Tarik napas dalam yang ke-3
Kolaborasi
Observasi
1). Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi
kering)
Terapeutik
Pemantauan Respirasi
14
Observasi
4. Implementasi keperawatan
untuk mencapai tujuan yang spesifik. Implementasi merupakan tahap yang dimulai
setelah intervensi keperawatan disusun dan ditunjukkan pada nursing orders untuk
membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup
Observasi
Terapeutik
15
1). Mengatur posisi semi fowler atau fowler
Edukasi
2). Menganjurkan Tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama
selama 8 detik
4). Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah Tarik napas dalam yang ke-3
Kolaborasi
Observasi
1). Memonitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi
kering)
Terapeutik
Pemantauan Respirasi
Observasi
16
3). Memonitor kemampuan batuk efektif
5. Evaluasi keperawatan
pemgumpulan data objektif dan subjektif yang dapat menunjukkan masalah apa
yang terselesaikan, apa yang perlu dikaji, direncanakan, dilaksanakan, dan dinilai
apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum, sebagian tercapai atau timbul
masalah baru (Wahid & Suprapto, 2013). Format SOAP (Dinarti aryani, 2009) yang
terdiri dari:
dengan bersihan jalan napas tidak efektif diharapkan mampu dan tidak
mengeluh sulit sulit bernapas (dispnea), pasien tidak mengeluh sulit bicara,
b. Objektive, yaitu data yang diobservasi oleh perawat atau keluarga. Pada pasien
3). Kedalaman inspirasi normal yaitu melibatkan ekspansi dan ekshalasi penuh
Paru
c. Analisys, yaitu kesimpulan dari objektif dan subjektif (biasaya ditulis dala
17
1) Tujuan tercapai; yaitu, respons klien sama dengan hasil yang diharapkan
2) Tujuan tercapai sebagian, yaitu hasil yang diharapkan hanya sebagian yang
18
DAFTAR PUSTAKA
Dinarti Aryani. (2009). Dokumentasi Keperawatan (Yusirman, Ed.). Jakarta: CV. Trans
Info Media.
Digiulio, Mary, Donna Jackson dan Jim Keogh. (2014). Keperawatan Medikal Bedah.
Irman Somantri. (2012). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Jonh Daly. (2010). Patofisiologi Aplikasi Pada Praktik keperawatan (Devi Yulianti, ed.).
Jakarta: EGC.
Nursalam. (2011). Proses Dan Dokumentasi Keperawatan Konsep Dan Praktik (Lestari,
Sudoyo. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (IV; aida lidya, Ed.). Jakarta: Fakultas
SDKI, T. Po. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st ed.; PPNI, Ed.).
SIKI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (II). Jakarta: DPP PPNI.
SLKI, T. Po. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (I). Jakarta: DPP PPNI
Smeltzer & Bare. (2013). Keperawatan Medikal Bedah (Mardella, Ed.). Jakarta: EGC
19
Suratun & Santa. (2013). Gangguan Sistem Pernapasan (II; Agung Wijaya, Ed.). Jakarta:
Tambrani Prof. (2017). Ilmu Penyakit Paru (Wahyu Alrasyid, Ed.). Jakarta: CV.Trans
Info Media.
Wahid & Suprapto. (2013). Asuhan Keperawatan Sistem Respirasi (Ari M, Ed.). Jakarta:
Wahit Lilis & Joko. (2015). Ilmu Keperawatan Dasar (2nd ed.; Aklia Suslia, Ed.).
20
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
A. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Ny. K
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 50 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Pendidikan : SMA
Bahasa Yang Digunakan : Indonesia
Pekerjaan : tidak bekerja
Alamat : Telukjambe, Karawang
Sumber biaya (Pribadi, Perusahaan, lain-lain) : BPJS
Sumber Informasi (Pasien/Keluarga) : Klien, Keluarga dan RM
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat kesehatan sekarang
a. Keluhan utama : nyeri pada pinggang, batuk, nyeri dada ketika
batuk, mengeluh sesak, tidak nafsu makan
b. Kronologis keluhan : klien mengatakan merasa sesak sejak di ICCU
hingga saat ini dan batuk berdahak dengan terdapat dahak berwarna putih dengan
konsistensi kental
▪ Faktor pencetus : Klien mengatakan jika berktivitas merasa sesak
▪ Timbul keluhan : (-) Mendadak, (✓) Bertahap (-)Hilang timbul
▪ Lamanya : berlangsung kurang lebih 3 hari
▪ Upaya mengatasi : minum obat dari rumah sakit
klien
n
Keterangan :
: Meninggal
: Perempuan
: Laki-laki
: Tinggal serumah
: Menikah
: Anak
4. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor
resiko
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menjadi faktor resiko dari penyakit
klien saat ini
5. Riwayat Psikososial dan Spiritual
a. Siapakah orang terdekat dengan pasien ? Klien mengatakan bahwa keluarga
klien adalah orang terdekat klien
b. Interaksi dalam keluarga
▪ Pola Komunikasi : Klien mengatakan bahwa pola komunikasi klien
baik
▪ Pembuat Keputusan : Klien mengatakan bahwa pembuat keputusan
adaah suami klien
▪ Kegiatan Kemasyarakatan : Klien mengatakan bahwa klien sering ikut
pengajian disekitar rumah
c. Apakah dampak sakit pasien terhadap keluarga ? Klien mengatakan bahwa
keluaga mengatakan khawatir dengan kondisi klien
d. Apakah masalah yang mempengaruhi pasien ? Klien mengatakan bahwa tidak
ada masalah yang mempengaruhi klien
e. Mekanisme koping terhadap stress :
(✓) Pemecahan masalah ( - ) Minum obat
( - ) Makan ( - ) Cari pertolongan
( - ) Tidur ( - ) Lain-lain (Misal : marah, diam)
6. Pola Kebiasaan
Pola Kebiasaan
Hal Yang Dikaji
Sebelum Sakit Di Rumah Sakit
Pola Nutrisi
▪ Frekuensi makan : …. x/hari 3x/hari 3x/hari
▪ Nafsu makan : baik/tidak baik menurun
▪ Porsi makan yang dihabiskan 1 porsi 3 sendok
▪ Makanan yang tidak disukai Tidak ada Tidak ada
▪ Makanan yang membuat alergi Tidak ada Tidak ada
▪ Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada
▪ Makanan diet Tidak ada DJ, DH, RP
▪ Penggunaan obat-obatan Tidak ada Curcuma 25mg
sebelum makan (3x1 hari)
▪ Penggunaan alat bantu (NGT, Tidak Tidak ada
dll)
f. Pembesaran kelenjar getah bening : (✓) Tidak ( - ) Ya, lokasi : Tidak ada
2. Sistem Penglihatan :
a. Posisi mata : (✓) Simetris ( - ) Asimetris
b. Kelopak mata : (✓) Normal ( - ) Ptosis
3. Sistem Pendengaran
a. Daun telinga : (✓) Normal ( - ) Tidak, kanan/kiri : Tidak ada
b. Karakteristik serumen (warna, konsistensi, bau) : serumen berwarna
kecoklatan, berbau khas serumen
c. Kondisi telinga tengah : (✓) Normal ( - ) Kemerahan
( - ) Bengkak ( - ) Terdapat lesi
d. Cairan dari telinga : (✓) Tidak ( - ) Ada
5. Sistem Pernafasan :
a. Jalan nafas : ( - ) Bersih (✓) Ada sumbatan : Sekret yang kental
b. Pernafasan : ( - ) Tidak sesak (✓) Sesak
6. Sistem Kardiovaskuler
a. Sirkulasi perifer
• Nadi : 122x/menit
• Irama : (✓) Teratur ( - ) Tidak teratur
7. Sistem Hematologi
Gangguan Hematologi :
• Pucat : (✓) Tidak ( - ) Ya
• Perdarahan : (✓) Tidak ( - ) Ya
( - ) Ptechie ( - ) purpura ( - ) Mimisan
( - ) perdarahan gusi ( - ) Echimosis
9. Sistem Pencernaan
a. Keadaan mulut : Gigi : ( - ) Caries (✓) Tidak
1) Penggunaan gigi palsu : ( - ) Ya (✓) Tidak
DATA TAMBAHAN :
- Pengukuran lingkar perut sebesar 103cm
- Perut asites
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan pada tanggal 24 April 2021
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
ELEKTROLIT
Analisa Gas Darah
pH 7.541 7.350-7.450
pCO2 46.8 mmHg 35.0-45.0
pO2 155.3 mmHg 83-108
SO2 99.5 % 85-99
BE-ecf 17.7 mmol/L -2 – 3
BE-b 16.6 mmol/L
SBC 40.7 mmol/L
HCO3 40.5 mmol/L 21.0-28.0
TCO2 41.9 mmol/L 23-27
A 92.5 mmHg 128-229
a/A 1.7 mmHg
O2CT 17.2 ml/dL
PO2/FiO2 743.0
0
Temperatur 30 C
Oral :
- Zinc 20mg (2x20mg)
Indikasi : membantu penyembuhan luka, memperkuat sistem kekebalan
tubuh, membantu pertumbuhan sel, membantu sintesis DNA, serta berperan
penting dalam tumbuh kembang anak
- Curcuma 20mg (3x20mg)
Indikasi : membantu memelihara kesehatan fungsi hati, serta membantu
memperbaiki nafsu makan.
- Prove D3 1000 UI/25mcg (1x25mcg)
Indikasi : menstimulasi absorpsi kalsium melalui usus, penggabungan
kalsium ke dalam osteoid, dan pelepasan kalsium dari jaringan tulang.
- Ramipril 5mg (1x5mg)
Indikasi : mengobati hipertensi (tekanan darah tinggi), nefropati diabetik,
dan beberapa jenis gagal jantung kronis
- Spironolactone 25mg (1x25mg)
Indikasi : hipertensi esensial, edema akibat payah jantung kongestif, edema
akibat sirosis hati dengan atau tanpa asites, edema akibat sindroma nefrotik,
diagnosa dan pengobatan hiperaldosteronisme primer, pencegahan
hipokalemia pada penderita yg mendapat digitalis apabila tindakan lain tidak
berhasil.
Jakarta, 27 April 2021
Yang mengkaji
RESMITA R A
ANALISA DATA
Hari/
PARAF &
Tanggal/ No. DX TINDAKAN KEPERAWATAN
NAMA
Jam
Kamis, 29 1, - Mememonitor hemodinamik
April 2021 2,3,4,5,6 DS : -
15.45 DO : tekanan darah 100m/76 mHg, nadi 90 x/menit, RR 20
x/menit, suhu °C, Sat O2 %, pola napas cepat dan dalam Resmita
18.53 6 - Menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai Resmita
DS : -
DO : Makanan yang disajikan secara menarik dan dengan suhu
yang sesuai