PNEUMONIA
DISUSUN OLEH:
DIANA NUR HIDAYATI
P2722 0019 198
2. Etiologi Pneumonia
Jenis-jenis Pneumonia berdasarkan faktor penyebab yaitu (Brunner dan
Studarth, 2013) :
a) Pneumonia Bakterialis
1) Streptococcus Pneumoniae
2) Staphylococcus aureus
3) Klebsiella Pneumoniae
4) Pseudomonas aeruginosa
5) Haemophillus influenzae
b) Pneumonia Atipikal
1) Legionella penumophilla
2) Mycoplasma Pneumoniae
3) Pneumocytis carinii
4) Aspergillus fumigatus
5) Virus influenza tipe A,B,C
Selain faktor virus, bakteri maupun jamur, juga terdapat faktor risiko
yang dapat memicu pneumonia yaitu merokok, polusi udara, infeksi saluran
pernafasan atas, gangguan kesadaran (pengaruh alkohol, overdosis obat,
anestesi umum), intubasi trakea, imobilisasi lama, terapi imunosupresif
(kortikosteroid, kemoterapi) dan tidak berfungsinya sistem imun.
3. Patofisiologi dan Pathway
Pneumonia dapat timbul melalui aspirasi kuman atau penyebaran
langsung kuman dari saluran respiratorik atas. repiratorik bawah mulai dari
sublaring hingga unit alveoli adalah steril dan terlindungi oleh infeksi melalui
beberapa barier anatomi dan barier mekanik. Dan juga sistem pertahanan
tubuh lokal maupun sistemik. Pneumonia terjadi bila satu atau lebih
mekanisme di atas mengalami gangguan sehingga kuman patogen dapat
mencapai saluran napas bagian bawah. Inokulasi patogen penyebab pada
saluran napas menimbulkan respon inflamasi akut yang berbeda sesuai
dengan patogen penyebabnya.
Patogen akan menginfasi saluran napas kecil dan alveoli, umumnya
mengenai banyak lobus ditandai lesi awal berupa kerusakan silia epitel
dengan akumulasi debris ke dalam lumen. Jika inflamasi meluas maka sel
debris, mukus serta sel-sel inflamasi yang meningkat dalam saluran napas
kecil menyebabkan obstruksi. Inflamasi yang terjadi menyebabkan kuman
dilapisi oleh cairan edema akibat dari respon inflamasi. Proses infeksi yang
berat akan menyebabkan terjadinya pengelupasan epitel dan akan terbentuk
eksudat hemoragik. Hal ini berpengaruh terhadap proses difusi pertukaran gas
dan ventilasi paru yang dapat menyebabkan hipoksia atau hipoksemia
(Yasmara, 2016).
Sedangkan menurut Sudoyo et al (2009) pneumonia dapat disebabkan
oleh infeksi kuman, pneumonitis kimia yang bisa diakibatkan oleh aspirasi
bahan toksik, akibat cairan inert misalnya cairan makanan atau lambung,
edema paru, dan obstruksi mekanik simple oleh bahan padat. Faktor
predisposisi terjadinya aspirasi berulangkali adalah penurunan kesadaran yang
mengganggu penutupan glottis, reflex batuk (kejang, stroke, pembiusan,
cedera kepala, tumor otak), disfagia sekunder akibat penyakit esophagus atau
saraf (kanker nasofaring, scleroderma), kerusakan sfingter esophagus oleh
selang nasogastrik. Juga berperan jumlah bahan aspirasi, hygiene gigi yang
tidak baik, dan gangguan mekanisme klirens saluran napas. Luas dan beratnya
kondisi pasien sering tergantung pada volume dan keasaman cairan lambung.
Jumlah asam lambung yang banyak dapat menimbulkan gangguan pernafasan
akut dalam waktu 1 jam setelah obstruksi sebagai akibat dari aspirat atau
cairan yang masuk ke saluran nafas. Namun, biasanya aspirasi sedikit hingga
hanya menimbulkan sakit ringan. Pneumonia aspirasi (PA) sering dijumpai
pada keadaan emergency yaitu pada pasien yang gangguan kesadaran dengan
atau tanpa gangguan menelan. Karena itu perlu diwaspadai risiko terjadinya
PA pada pasien dengan infeksi, intoksikasi obat, gangguan metabolisme,
stroke akut dengan atau tanpa massa di otak atau cedera kepala. Aspirasi
cairan lambung dapat menimbulkan pneumonitis kimia (Sindrom Mendelson)
dan pneumonitis bakterial sering terjadi akibat flora orofaring.
Pathway Pneumonia
c. Intervensi keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil menggunakan pendekatan NOC. Sedangkan
intervensi menggunakan pendekatan NIC berdasarkan Nanda NIC-
NOC (2015).
RENCANA KEPERAWATAN
DIANGOSA
NO TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
KEPERAWATAN
Suriadi, & Rita Y. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi 2. Jakarta: CV.
Sagung Seto.
Blyth, Christopher C., Rebecca F., Joycelyn S., Tonny K., Geraldine M., John
K.,.…., William P . (2017). Childhood Pneumonia And Meningitis In The
Eastern Highlands Province, Papua New Guinea In The Era Of Conjugate
Vaccines: Study Methods And Challenge. Jurnal Biomedical Central, 9(5),
1-10.
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC. Yogyakarta:
Mediaction.
Sudoyo, (Ed) ., Bambang S., Idrus A., Marcellus S., & Siti S. (2009). Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV Jilid II. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Rahajoe, Nastiti N., Bambang S, & Darmawan B. (2008). Buku Ajar Respirologi
Anak, Edisi I. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.