Anda di halaman 1dari 7

ANALISA SINTESA

TINDAKAN KEPERAWATAN KOMPRES HANGAT


DI RUANG MELATI I RS DR MOEWARDI SURAKARTA

Disusun Oleh :

DIANA NUR HIDAYATI


NIM : P2722019198

PROGRAM PROFESI NERS


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
TAHUN 2019
ANALISA SINTESA
TINDAKAN KEPERAWATAN KOMPRES HANGAT
DI RUANG MELATI I HCU RS DR MOEWARDI SURAKARTA

Hari : Senin
Tanggal : 28 Oktober 2019
Jam : 09.00 WIB

A. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada perutnya

B. Diagnosa Medis
Kista coklat dengan anemi

C. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan: Agen injuri (penyakit)

D. Data Yang mendukung diagnosa keperawatan


1. Data subjektif :
Pasien mengatakan nyeri pada perutnya
O : satu hari sebelum masuk RS
P : penyakit
Q : dipelintir dan diremas
R : abdomen
S :5
T : minum obat
U : merasakan nyeri saat haid (disminohrea)
V : berharap nyerinya segera sembuh
2. Data objektif :
Keadaan umum cukup, GCS 15 E:4 V:5 M:6, TD : 110/80 mmHg, N:
84x/menit (reguler), S 36,4, RR 22x/menit, pasien meringis kesakitan
jika bergerak dan saat perutnya ditekan.

E. Dasar Pemikiran
Kenyamanan atau rasa nyaman adalah suatu keadaan telah
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman
(suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan
(kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang
melebihi masalah dan nyeri). Kenyamanan harus dipandang secara holistik
yang mencangkup 4 aspek, yang pertama adalah fisik, yaitu yang
berhubungan dengan sensasi tubuh, sosial yaitu berhubungan dengan
hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial, kemudian ada psikospiritual
yaitu yang berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri
meliputi harga diri, seksualitas, makna kehidupan dan aspek yang terakhir
adalah lingkungan yaitu yang berhubungan dengan latar belakang
pengalaman eksternal manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan
unsur alamiah lainnya.
Nyeri adalah suatu sensori yang tidak menyenangkan dari suatu
emosional disertai kerusakan secara aktual maupun potenial atau kerusakan
jaringan secara menyeluruh ( Lukman & Ningsih, 2013). Nyeri adalah suatu
mekanisme protektif bagi tubuh, nyeri timbul bilamana jaringan rusak dan
menyebabkan individu tersebut bereaksi untung menghilangkan rasa nyeri
tersebut. (Lukman & Ningsih, 2013)
Nyeri merupakan alasan utama seseorang untuk mencari bantuan
perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau
bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. Nyeri
sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu
penyakit apapun. (Smeltzer & Bare, 2013). Nyeri selalu dikaitkan dengan
adanya stimulus (rangsang) nyeri dan reseptor. Reseptor tersebut adalah
nosiseptor, yaitu ujung-ujung saraf bebas pada kulit yang berespon terhadap
stimulus yang kuat. Munculnya nyeri dimulai dengan adanya stimulus nyeri.
Stimulus-stimulus tersebut dapat berupa biologis, zat kimia, panas, listrik
serta mekanik. (Prasetyo, 2010).

F. Prinsip tindakan keperawatan


1. Menjalin bina hubungan saling percaya dengan memperkenalkan nama
dan tujuan tindakan
2. Persiapan diri (perawat) dan persiapan pasien
3. Tindakan sesuai prosedur atau SOP
Tindakan : Memberikan kompres hangat
Langkah-langkah :
1. Memperkenalkan nama
2. Menjelaskan tindakan (maksud dan tujuan)
3. Melakukan kontrak waktu
4. Mencuci tangan
5. Memberikan demonstrasi cara melakukan kompres hangat dengan
mencelupkan handuk kecil di kom air hangat kemudian di peras dan
ditempelkan di perut pasien.
6. Lakukan selama satu menit dan berulang saat nyeri
7. Mengevaluasi pasien
8. Kontrak waktu tindakan selanjutnya

G. Analisis tindakan
Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah
memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, bantuan.
Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah
rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipotermia atau hipertermia. Kondisi
yang dipengaruhi perasaan tidak nyaman pasien ditunjukan dengan timbulnya
gejala dan tanda pada pasien ini penyebabnya karena hipotermia atau
hipertermia dan juga nyeri tersebut. Menurut Potter & Perry dalam Wahyudi
& Wahid (2016).
Hal ini dapat dijelaskan dengan teori yang dikemukakan oleh Perry &
Potter (2010) pengompresan yang dilakukan dengan mempergunakan buli-
buli panas yang di bungkus kain yaitu secara konduksi dimana terjadi
pemindahan panas dari buli-buli ke dalam tubuh sehingga akan menyebabkan
pelebaran pembuluh darah dan akan terjadi penurunan ketegangan otot
sehingga nyeri haid yang dirasakan akanberkurang atau hilang, panas dapat
menyebabkan dilatasi pembuluh darah yang mengakibatkan peningkatan
sirkulasi darah. Secara fisiologis respon tubuh terhadap panas yaitu
menyebabkan pembuluh darah, menurunkan kekentalan darah, menurunkan
ketegangan otot, meningkatkan metabolisme jaringan dan meningkatkan
permeabilitas kapiler.
Respon dari panas inilah yang digunakan untuk keperluan terapi pada
berbagai kondisi dan keadaan yang terjadi dalam tubuh. Panas menyebabkan
vasodilatasi maksimum dalam waktu 20-30 menit, melakukan kompres lebih
dari 30 menit akan mengakibatkan kongesti jaringan dan klien akan beresiko
mengalami luka bakar karena pembuluh darah yang berkontriksi tidak mampu
membuang panas secara adekuat melalui sirkulasi darah (Kozier dan
Gleniora, 2009). Kompres hangat adalah suatu metode dalam penggunaan
suhu hangat setempat yang dapat menimbulkan efek fisiologis.
Kompreshangat dapat digunakan pada pengobatan nyeri dan merelaksasikan
otot–otot yang tegang. Skala nyeri juga dipengaruhi oleh beberapa faktor
resiko yang dapat mengakibatkan nyeri bertambah seperti kelelahan,
kecemasan, stres, aktifitas, kegemukan, dan riwayat nyeri sebelumnya.
Persepsi tiap orang terhadap nyeri juga sangat bersifat subjektif sehingga
dapat mempengaruhi respon nyeri yang bervariasi.
H. Bahaya dilakukanya tindakan
1. Komplikasi
Apabila panas yang diberikan terlalu berlebihan akan mengganggu
kenyamanan pasien.
2. Pencegahan
Tingkatkan bina hubungan saling percaya pada pasien dan gunakan air
yang sesuai dengan suhu tubuh.

I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan


1. Monitor KU dan TTV (penurunan suhu)
2. Kolaborasi terkait pemberian analgetik.
3. Observasi intensitas nyeri (PQRST)
4. Berikan posisi aman dan nyaman.

J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan


1. Data subjektif :
Pasien mengatakan nyeri pada perutnya
O : satu hari sebelum masuk RS
P : penyakit
Q : dipelintir dan diremas
R : abdomen
S :6
T : minum obat dan kompres hangat
U : merasakan nyeri saat haid (disminohrea)
V : berharap nyerinya segera sembuh

2. Data objektif :
Keadaan umum cukup, GCS 15 E:4 V:5 M:6, TD : 110/80 mmHg, N:
84x/menit (reguler), S 36,4, RR 22x/menit, pasien lebih rileks diberikan
kompres hangat.
K. Evaluasi diri
Tindakan ini telah dilakukan sesuai prosedur dan prinsip dengan benar. Saya
merasa bisa menjadi perawat sebagai care giver karena bisa membantu pasien
dalam mengatasi nyeri dengan kompres hangat.

L. Daftar pustaka
Barbara, Glenora, Audrey, & Shirlee J.2011. Buku Ajar Praktek Keperawatan
Klinis.Jakarta.:EGC

Hidayat, A.A. Alimul dan Musrifatul U. (2012). Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia. Surabaya: Health Books Publishing

Nanda International. (2015). Diagnosis Keperawatan : Definisi dan


Klasifikasi 2015. Mediaction: Yogyakarta

Potter and Perry (2010). Fundamental of nursing 7th edition. Salemba


Medika: Jakarta

Smeltzer, S.C. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddart Edisi 12.Jakarta : EGC

Sehono, Endrayani. 2010. Pengaruh Teknik Relaksasi Guided Imagery


terhadap Penurunan Nyeri pada Pasien Pasca Operasi Fraktur di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta. [Skripsi]. Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Clinical Instructure (CI) Mahasiswa

CH Wiwin Tri W S.Kep.Ns Diana Nur Hidayati


NIP.197106261998032004 NIM : P27220019198

Anda mungkin juga menyukai