KEPERAWATAN DASAR
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
RASA AMAN DAN NYAMAN DI RUANG CENGKIR 3 RUMAH SAKIT
UMUM DAEARAH INDRAMAYU
Diajukan untuk memenuhi
sebagian persyaratan
Program Magang Industri
Program Studi D3
Keperawatan
oleh :
Cindi Lestari
2006004
D3KP3A
2022
A. Pengertian Rasa Aman dan Nyaman
Potter & Perry, 2006 mengungkapkan kenyamanan/ rasa nyaman adalah suatu keadaan
telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu
kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari). Ketidaknyamanan adalah keadaan
ketika individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon terhadap suatu
rangsangan.
Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis. pemenuhan kebutuhan
keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik pasien, perawat atau
petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan tersebut (Asmadi, 2008).
Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi yang tidak
menyenangkan dan berespon terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Carpenito, 2006).
1. .Gejala penyakit.
2. .Kurang pengendalian situasional atau lingkungan.
3. .Ketidakadekuatan sumber daya (misalnya dukungan finansial, sosial dan
pengetahuan).
4. Kurangnya privasi.
5. .Gangguan stimulasi lingkungan.
6. .Efek samping terapi (misalnya, medikasi, radiasi dan kemoterapi).
7. .Gangguan adaptasi kehamilan
Antara stimulus cidera jaringan dan pengalaman subyektif nyeri terhadap empat proses
tersendiri, Transduksi, Transmisi, Modulasi, dan Persepsi.Transduksi nyeri adalah, proses
rangsangan yang menganggu sehingga menimbulkan aktiitas listrik di reseptor
nyeri.Transmisi nyeri melibatkan proses penyaluran impuls nyeri dari tempat terinduksi
melewati saraf perifer sampai termal di medula spinialis dan jaringan neuron-neuron
pemancar yang naik dan menula spinalis ke otak.Medulasi nyeri, melibatkan aktivitas saraf
melalui jalur-jalur saraf desendens dari otak yang dapat mempengaruhi transmisi nyeri yang
setinggi medula spinalis. Medulasi juga melibatkan faktor-faktor kimiwi yang menimbulkan
atau meningkatkan aktifitas direseptor nyeri aferen primer.Persepsi nyari, adalah pengalaman
subyektif nyeri yang bagaimanapun juga dihasilkan oleh aktifitas transmisi nyeri oleh saraf.
MUAL dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak dibelakang
tenggorokan dan epigastrium, sering menyebabkan muntah. Terdapat berbagai perubahan
aktivitas saluran cerna yang berkaitan dengan mual seperti meningkatnya salivasi,
menurunnya tonus duodenumdan jejenum menyebabkan terjadinya reluks isi duodenum
kedalam lambung. Namun demikian, tidak terdapat bukti yang mengesankan baha ini
menyebabkan mual. Tanda dan gejala mual sering kali adalah pucat, meningkatnya salivasi,
hendak muntah,hendak pingsan,berkeringat dan takikardi.
Prosedur
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Yang biasa muncul pada pasien dengan ganguan nyeri.
c. Prilaku non verbal : Beberapa prilaku non verbal yang dapat kita amati antara
lain ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah, dll.
f. Intensitas : Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak tertahankan, atau
dapat menggunakan skala 0-10.
g. Waktu dan lama : Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri, berapa lama,
bagaimana timbulnya, juga interval tanpa nyeri, kapan nyeri terakhir timbul.
Skala nyeri 1-3 nyeri ringan (masih bisa ditahan, aktivitas tak terganggu)
Skala nyeri 4-6 nyeri sedang (mengganggu aktivitas fisik)
Skala nyeri 7-10 nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas secara
mandiri)
i. Pemeriksaan fisik
Ekspresi wajah
1) Menutup mata rapat-rapat
2) Membuka mata lebar-lebar
3) Menggigit bibir dibawah
Verbal
1) Menangis
2) Berteriak
Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah
2) Nadi
3) Pernapasan
Ekstremitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mengalokasi tempat tidur atau rasa yang tidak
nyaman.
G. Diagnosa Keperawatan
H. Perencanaan Keperawatan
No. Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
3. Lakukan reposition
(hanya boleh dilakukan 1
kali) jika diperlukan4.
Fiksasi atau lakukan
pemasangan spalk
Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan
dokter
pemberiananalgetik, jika
perlu
2. Kolaborasi dengan
dokter untuk dilakukan
pembedahan dan
pemasangan pen, jika
perlu
2. Resiko Keseimbangan Cairan Manajemen Cairan
ketidakseimbangan
cairan (L.03020) (I.03098)
berhubungan Tujuan : setelah dilakukan Observasi
dengan disfungsi
intestinal tindakan 3x24 jam diharapkan 1. Monitor status hidrasi
keseimbangan cairan pasien (mis, frekuensi nadi,
menurun dengan kriteria kekuartan nadi, akrral,
hasil: pengisian
1.Asupan cairan meningkat dari 3 kapiler,kelembabanmuko
(sedang) menjadi 4 (cukup sa mulut, turgor kulit,
meningkat) tekanan darah)
2. Kelembaban membrane 2. Monitor berat badan
mukosa dari 2 (cukup menurun) harian
menjadi 4 (cukup meningkat) 3. Monitor hasil
3. Asupan makanan meningkat pemeriksaan
dari 2 (cukup menurun) menjadi 4 Terapeutik
(cukup membaik) 1. Catat intake-output
4. Dehidrasi menurun dari 2 dan hitung balance
(cukup meningkat) menjadi 4 cairan 24 jam
(cukup menurun) 2. Berikan asupan cairan,
5. Membran mukosa membaik sesuai kebutuhan
dari 2 (cukup memburuk) menjadi 3. Berikan cairan
4 (cukup membaik) intravena jika perlu
6. Turgor kulit membaik dari 2 Edukasi
(cukup memburuk) menjadi 4 1. Edukasi tanda dan
(cukup membaik) gejala dehidrasi atau
kekurangan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan
dokter untuk
memberikan obat atau
suplemen untuk
memperbaiki kondisi
pasien
3. Defisit Tingkat Pengetahuan Edukasi kesehatan
pengetahuan (L.12111) (1.12383)
berhubungan
Tujuan : setelah dilakukan Observasi.
dengan gaya hidup
sehat tindakan 3x24 jam diharapkan 1. Identifikasi kesiapan
keseimbangan cairan pasien dan kemampuan
menurun dengan kriteria menerima informasi
hasil: 2. Identifikasi factor-
1.Perilaku sesuai ajuran faktor yang dapat
meningkat dari 2 (cukup meningkatkan dan
menurun) menjadi 4 (cukup menurunkan motivasi
meningkat perilaku hidup bersih
2. Kemampuan menjelaskan dan sehat
pengetahuan tentang suatu topic Terapeutik
meningkat dari 2 (cukup 1. Sediakan materi dan
menurun) menjadi 4 (cukup media pendidikan
meningkat) kesehatan
3. Perilaku sesuai dengan 2. Jadwalkan
pengetahuan meningkat dari pendidikan kesehatan
2(cukup menurun) menjadi 4 sesuai kesepakatan
(cukup meningkat) 3. Berikan kesempatan
4. Pertanyaan tentang masalah untuk bertanya
dihadapi menurun dari 2 (cukup Edukasi
meningkat) menjadi 4 (cukup 1. Jelaskan factor
menurun) resiko yang dapat
5. Persepsi yang keliru terhadap mempengaruhi
masalah menurun dari 2 (cukup kesehatan
meningkat) menjadi 4 (cukup 2. Ajarkan perilaku
menurun) hidup yang bersih dan
6. Perilaku meningkat dari 2 sehat
(cukup menurun) menjadi 4 3. Ajarkan strategi
(cukup meningkat) yang dapat digunakan
untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih
dan sehat.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKATim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa
Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta:Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia. Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id Tim Pokja SIKI
DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I). Jakarta.
Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018).
Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan
(1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Retrieved from http://www.innappni.or.idAsmadi. 2008. Tehnik Prosedural
Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba
Medika.Wartonah. 2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.Muhammad,Wahit Iqbal dkk. 2007.Buku Ajar Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta : EGC