Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK KLINIK

KEPERAWATAN DASAR
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
RASA AMAN DAN NYAMAN DI RUANG CENGKIR 3 RUMAH SAKIT
UMUM DAEARAH INDRAMAYU
Diajukan untuk memenuhi
sebagian persyaratan
Program Magang Industri
Program Studi D3
Keperawatan

oleh :

Cindi Lestari

2006004

D3KP3A

Program Studi DIII Keperawatan

Politeknik Negeri Indramayu

Jl.Lohbener lama no.08, Legok, Kec.Lohbener, Jawa Barat 45252 TELEPON:


(0234)5746464

2022
A. Pengertian Rasa Aman dan Nyaman

Potter & Perry, 2006 mengungkapkan kenyamanan/ rasa nyaman adalah suatu keadaan
telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu
kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari). Ketidaknyamanan adalah keadaan
ketika individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon terhadap suatu
rangsangan.

Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis. pemenuhan kebutuhan
keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik pasien, perawat atau
petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan tersebut (Asmadi, 2008).

Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi yang tidak
menyenangkan dan berespon terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Carpenito, 2006).

B. Penyebab Rasa Aman dan Nyaman

Dalam buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI, 2016) penyebab


GangguanRasa Nyaman adalah:

1. .Gejala penyakit.
2. .Kurang pengendalian situasional atau lingkungan.
3. .Ketidakadekuatan sumber daya (misalnya dukungan finansial, sosial dan
pengetahuan).
4. Kurangnya privasi.
5. .Gangguan stimulasi lingkungan.
6. .Efek samping terapi (misalnya, medikasi, radiasi dan kemoterapi).
7. .Gangguan adaptasi kehamilan

C. Patofisiologi Rasa Aman dan Nyaman

Antara stimulus cidera jaringan dan pengalaman subyektif nyeri terhadap empat proses
tersendiri, Transduksi, Transmisi, Modulasi, dan Persepsi.Transduksi nyeri adalah, proses
rangsangan yang menganggu sehingga menimbulkan aktiitas listrik di reseptor
nyeri.Transmisi nyeri melibatkan proses penyaluran impuls nyeri dari tempat terinduksi
melewati saraf perifer sampai termal di medula spinialis dan jaringan neuron-neuron
pemancar yang naik dan menula spinalis ke otak.Medulasi nyeri, melibatkan aktivitas saraf
melalui jalur-jalur saraf desendens dari otak yang dapat mempengaruhi transmisi nyeri yang
setinggi medula spinalis. Medulasi juga melibatkan faktor-faktor kimiwi yang menimbulkan
atau meningkatkan aktifitas direseptor nyeri aferen primer.Persepsi nyari, adalah pengalaman
subyektif nyeri yang bagaimanapun juga dihasilkan oleh aktifitas transmisi nyeri oleh saraf.

MUAL dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak dibelakang
tenggorokan dan epigastrium, sering menyebabkan muntah. Terdapat berbagai perubahan
aktivitas saluran cerna yang berkaitan dengan mual seperti meningkatnya salivasi,
menurunnya tonus duodenumdan jejenum menyebabkan terjadinya reluks isi duodenum
kedalam lambung. Namun demikian, tidak terdapat bukti yang mengesankan baha ini
menyebabkan mual. Tanda dan gejala mual sering kali adalah pucat, meningkatnya salivasi,
hendak muntah,hendak pingsan,berkeringat dan takikardi.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


1. .Emosi
Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan
dankenyamanan
2. Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun
memudahkanterjadinya resiko injury.
3. Gangguan Persepsi Sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahaya seperti gangguan
penciumandan penglihatan
4. Keadaan imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah
terserang penyakit
5. Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan menurun terhdap rangsangan, paralisis,
disorientasi, dankurang tidur.
6. Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat
menimbulkankecelakaan
7. Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.
8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok
9. Status Nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan
penyakit,demikian sebaiknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu.
10. Usia
Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan
lansiamempengaruhi reaksi terhadap nyeri11.Jenis KelaminSecara umum pria dan
wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon nyeri dantingkat
kenyamanan
11. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mmepengaruhi cara individu mengatasi
nyeri dan tingkat kenyamanan yang mereka punyai.
E. Tindakan Keperawatan dan SOP

Edukasi Manajemen Nyeri

Prosedur

1. Identfikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal


lahir, dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan :
a. Media edukasi
b. Alat peraga, jika perlu
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Identifikasi kesiapan pasien dan kemampuan menerima informasi
6. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
7. Jelaskan penyebab, priode dan strategi meredakan nyeri
8. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
9. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
10. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
11. Berikan kesempatan untuk bertanya
12. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
13. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respon pasien
F. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Biodata
1) Identitasklien
2) Identitas penanggungjawab

b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Yang biasa muncul pada pasien dengan ganguan nyeri.

2) Riwayat kesehatan sekarang


Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman.Lingkungan
pasien menncakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengarhi
atau berakibat kehidupan atau kelangsungan hidup pasien. Keamanan yang
ada dalam lingkungan ini akan mengurangi insiden terjadinya penyakit dan
cedera yang akan mempengaruhi rasa aman dan nyaman pasien.

3) Riwayat kesehatan terdahulu


Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/bedah
menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada
reseptor sehingga mengganggu rasa nyaman pasien.

4) Riwayat penyakit keluarga


Riwayat ini bisa dapat menyebabkan gangguan rasa aman dan nyaman,
karena dengan adanya riwayat penyakit makan klien akan beresiko terkena
penyakit sehingga menimulkan rasa tidak nyaman seperti nyeri.

c. Prilaku non verbal : Beberapa prilaku non verbal yang dapat kita amati antara
lain ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah, dll.

d. Kualitas : Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dan


nyeri.anjurkan pasien menggunakan bahasa yang diketahui.
e. Faktor presipasi : Beberapa faktor presipasi yang meningkatkan nyeri antara lain
lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba tiba.

f. Intensitas : Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak tertahankan, atau
dapat menggunakan skala 0-10.

g. Waktu dan lama : Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri, berapa lama,
bagaimana timbulnya, juga interval tanpa nyeri, kapan nyeri terakhir timbul.

h. Karateristik nyeri : (PQRST)


P(provokatif) : Faktor yang mempengaruhi gawat dan ringannya nyeri
Q(quality) : Seperti apa nyeri tersebut (tajam, tumpul, atau tersayat)
R(region) : Daerah perjalanan nyeri
S(skala nyeri) : Keparahan/ intensitas nyeri
T(time) : Lama/waktu serangan/frekuensi nyeri

Pengkajian skala nyeri

 Skala nyeri 1-3 nyeri ringan (masih bisa ditahan, aktivitas tak terganggu)
 Skala nyeri 4-6 nyeri sedang (mengganggu aktivitas fisik)
 Skala nyeri 7-10 nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas secara
mandiri)

i. Pemeriksaan fisik
Ekspresi wajah
1) Menutup mata rapat-rapat
2) Membuka mata lebar-lebar
3) Menggigit bibir dibawah
Verbal
1) Menangis
2) Berteriak
Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah
2) Nadi
3) Pernapasan
Ekstremitas

Amati gerak tubuh pasien untuk mengalokasi tempat tidur atau rasa yang tidak
nyaman.

G. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respon klien


terhadap masalah kesehatan. Diagnosa berdasarkan SDKI adalah :

a. Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisiologis( iritasi)

b. Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan disfungsi intestinal

c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan gaya hidup sehat

H. Perencanaan Keperawatan
No. Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1. Nyeri akut yang Tingkat nyeri (L.08066)


Manajemen Nyeri
berhubungan Tujuan : setelah dilakukan
(I.082383)
dengan agens tindakan 3x24 jam diharapkan
cidera fisiologis nyeri pasien menurun dengan Observasi
kriteria hasil:
1. Identifikasi lokasi,
1. Keluhan nyeri menurun dari karakteristik, durasi,
2 (cukup menurun) menjadi frekuensi, kualitas,
3 ( sedang) intensitas nyeri
2. Meringis menurun dari
2. Identifikasi nyeri
2 (cukup menurun) menjadi
3 (sedang) 3. Ientifikasi adanya
3. Gelisah menurun dari respon nyeri non verbal
2 (cukup menurun) menjadi
3 (sedang)
Terapeutik
4. Frekuansi nadi membaik dari
3 (sedang) menjadi 4 (cukup 1. Fasilitasi posisi yang
membaik nyaman bagi klien

2. Berikan teknik non


farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. Tens, hipnotis,
akupresur, terapi music,
teknik imajinasi
terbimbing, teknik nafas
dalam)

3. Lakukan reposition
(hanya boleh dilakukan 1
kali) jika diperlukan4.
Fiksasi atau lakukan
pemasangan spalk

Edukasi

1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri

2. Ajarkan teknik non


farmakologis untuk
meredakan nyeri (teknik
nafasdalam, teknik
distraksi, teknik imajinasi
terbimbing)

Kolaborasi

1. Kolaborasi dengan
dokter
pemberiananalgetik, jika
perlu

2. Kolaborasi dengan
dokter untuk dilakukan
pembedahan dan
pemasangan pen, jika
perlu
2. Resiko Keseimbangan Cairan Manajemen Cairan
ketidakseimbangan
cairan (L.03020) (I.03098)
berhubungan Tujuan : setelah dilakukan Observasi
dengan disfungsi
intestinal tindakan 3x24 jam diharapkan 1. Monitor status hidrasi
keseimbangan cairan pasien (mis, frekuensi nadi,
menurun dengan kriteria kekuartan nadi, akrral,
hasil: pengisian
1.Asupan cairan meningkat dari 3 kapiler,kelembabanmuko
(sedang) menjadi 4 (cukup sa mulut, turgor kulit,
meningkat) tekanan darah)
2. Kelembaban membrane 2. Monitor berat badan
mukosa dari 2 (cukup menurun) harian
menjadi 4 (cukup meningkat) 3. Monitor hasil
3. Asupan makanan meningkat pemeriksaan
dari 2 (cukup menurun) menjadi 4 Terapeutik
(cukup membaik) 1. Catat intake-output
4. Dehidrasi menurun dari 2 dan hitung balance
(cukup meningkat) menjadi 4 cairan 24 jam
(cukup menurun) 2. Berikan asupan cairan,
5. Membran mukosa membaik sesuai kebutuhan
dari 2 (cukup memburuk) menjadi 3. Berikan cairan
4 (cukup membaik) intravena jika perlu
6. Turgor kulit membaik dari 2 Edukasi
(cukup memburuk) menjadi 4 1. Edukasi tanda dan
(cukup membaik) gejala dehidrasi atau
kekurangan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan
dokter untuk
memberikan obat atau
suplemen untuk
memperbaiki kondisi
pasien
3. Defisit Tingkat Pengetahuan Edukasi kesehatan
pengetahuan (L.12111) (1.12383)
berhubungan
Tujuan : setelah dilakukan Observasi.
dengan gaya hidup
sehat tindakan 3x24 jam diharapkan 1. Identifikasi kesiapan
keseimbangan cairan pasien dan kemampuan
menurun dengan kriteria menerima informasi
hasil: 2. Identifikasi factor-
1.Perilaku sesuai ajuran faktor yang dapat
meningkat dari 2 (cukup meningkatkan dan
menurun) menjadi 4 (cukup menurunkan motivasi
meningkat perilaku hidup bersih
2. Kemampuan menjelaskan dan sehat
pengetahuan tentang suatu topic Terapeutik
meningkat dari 2 (cukup 1. Sediakan materi dan
menurun) menjadi 4 (cukup media pendidikan
meningkat) kesehatan
3. Perilaku sesuai dengan 2. Jadwalkan
pengetahuan meningkat dari pendidikan kesehatan
2(cukup menurun) menjadi 4 sesuai kesepakatan
(cukup meningkat) 3. Berikan kesempatan
4. Pertanyaan tentang masalah untuk bertanya
dihadapi menurun dari 2 (cukup Edukasi
meningkat) menjadi 4 (cukup 1. Jelaskan factor
menurun) resiko yang dapat
5. Persepsi yang keliru terhadap mempengaruhi
masalah menurun dari 2 (cukup kesehatan
meningkat) menjadi 4 (cukup 2. Ajarkan perilaku
menurun) hidup yang bersih dan
6. Perilaku meningkat dari 2 sehat
(cukup menurun) menjadi 4 3. Ajarkan strategi
(cukup meningkat) yang dapat digunakan
untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih
dan sehat.

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKATim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa
Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta:Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia. Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id Tim Pokja SIKI
DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I). Jakarta.
Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018).
Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan
(1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Retrieved from http://www.innappni.or.idAsmadi. 2008. Tehnik Prosedural
Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba
Medika.Wartonah. 2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.Muhammad,Wahit Iqbal dkk. 2007.Buku Ajar Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai