Anda di halaman 1dari 6

A.

DEFINISI KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN

Kebutuhan rasa aman dan nyaman merupakan hal penting untuk dicatat dari
perawatan pasien onkologi atau paliatif dalam meredakan dan mengelola gejala sulit
seperti rasa nyeri [ CITATION Lad21 \l 1033 ]. Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry,
2005) mengungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu
kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah
terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah atau
nyeri). Kebutuhan rasa aman dan nyaman meliputi kebutuhan keamanan dan
keselamatan baik fisik (perlindungan dari cedera tubuh) dan psikologis (kegelisahan,
keamanan dan stabilitas) serta kebutuhan akan tempat tinggal dan bebas dari
bahaya[ CITATION Ine20 \l 1033 ]. Setiap individu membutuhkan rasa aman dan
nyaman. Dalam konteks keperawatan, perawat harus memperhatikan dan memenuhi
rasa aman dan nyaman. Gangguan rasa aman dan nyaman yang dialami pasien
diatasi oleh perawat melalui intervensi keperawatan. Meningkatkan kebutuhan rasa
nyaman diartikan perawat telah memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan,
dorongan, dan bantuan. Kondisi ketidaknyamanan yang paling sering dihadapi oleh
klien adalah nyeri [ CITATION Abd18 \l 1033 ].

B. ETIOLOGI

 Kurang mengontrol emosi yang menyebabkan gangguan rasa nyaman timbul.


 Profesi pekerjaan juga dapat mempengaruhi gangguan rasa nyaman.
contohnya ibu rumah tangga, hal ini kemungkinan dikarenakan ibu rumah
tangga memiliki waktu yang lebih sedikit untuk beristirahat dan
mengendalikan rasa nyaman.
 Tingkat pendidikan yang rendah mempengaruhi gangguan rasa nyaman,
memiliki tingkat pendidikan sekolah dasar kemungkinan mempengaruhi pada
tingkat pengetahuan tentang pengendalian rasa nyaman.
 Faktor usia juga dapat mempengaruhi kenyamanan seseorang yang berumur
46-65 tahun, hal ini kemungkinan dikarenakan pada usia tersebut kurangnya
tingkat kepekaan terhadap kesehatan, sehingga ketidak kenyamanan dapat
terjadi[ CITATION Mar18 \l 1033 ].

C. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis Gejala dan tanda gangguan rasa nyaman (mual) dapat
dibagi menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut (PPNI, 2016):

a.) Gejala dan tanda mayor.


Data subjektif:
1) Mengeluh tidak nyaman
2) Mengeluh mual
3) Mengeluh ingin muntah
4) Tidak berminat makan
Data objektif: (tidak tersedia)
b.) Gejala dan tanda minor
Data subjektif:
1) Merasa asam di mulut
2) Sensasi panas/dingin
3) Sering menelan
Data objektif:
1) Saliva meningkat
2) Pucat
3) Diaphoresis
4) Takikardi
5) Pupil dilatasi

D. PATOFISIOLOGI DAN SKEMA PATHWAY

Berikut penjelasan mengenai patofisiologi perlunya rasa aman dan nyaman:


1. Kontrol amigdala
 Amigdala merupakan bagian dari sistem limbik di otak yang berperan
dalam mengendalikan rasa takut dan emosi.
 Saat menghadapi ancaman, amigdala akan mengaktifkan reaksi "fight
or flight" dengan cara:
1. Merangsang pelepasan hormone stres (kortisol, adrenalin) dari
kelenjar adrenal
2. Meningkatkan tekanan darah, detak jantung, dan pernapasan
3. Mengalihkan aliran darah dari sistem pencernaan ke otot rangka
4. Menghambat fungsi korteks prefrontal (penalaran)
 Overaktivasi amigdala dikaitkan dengan kecemasan dan ketakutan
berlebih.
2. Respons stres
 Hormon stres (kortisol, adrenalin) yang berlebihan dapat
menyebabkan:a.)
a. Penekanan sistem imun
b. Kerusakan sel (oksidatif)
c. Resistensi insulin dan obesitas
d. Kerusakan hippocampus (memori dan pembelajaran)
e. Disfungsi korteks prefrontal (fungsi eksekutif)
3. Trauma psikologis
 Trauma masa lalu atau pengalaman menakutkan dapat mengubah
struktur otak:
a.)Penyusutan hippocampus (memori)
b.) Hiperaktivitas amigdala
c.) Disfungsi korteks prefrontal

4. Dukungan sosial
 Kurangnya dukungan sosial berkaitan dengan: a.)
a.)Peningkatan respons stres
b.) Risiko depresi dan kecemasan
c.) Penurunan sistem imun
d.)Peningkatan risiko penyakit kronis

Jadi secara umum, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan aman dan


nyaman berkaitan erat dengan disfungsi sistem saraf, peningkatan hormon
stres, dan risiko gangguan kesehatan fisik dan mental.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat


mengetahuiapakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien
yangdapat menyebabkan timbulnya rasa aman dan nyaman seperti :
a. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologib.
b. Menggunakan skala nyeri
1) Ringan = Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masihdapat
berkomunikasi dengan baik
2) Sedang = Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapatmenunjukkan
lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikutiinstruksi yang diberikan
3) Berat = Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisamerespon, namun
terkadang klien tidak mengikuti instruksi yangdiberikan.
4) Nyeri sangat berat = Skala 10 : Secara objektif pasien tidak
mampuberkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Penatalaksanaan keperawatan:
 Monitor tanda-tanda vital
 Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
 Distraksi dan ajarkan teknik relaksasi
 Kompres hangat
b. Penatalaksanaan Medis
 Pemberian obat Analgetik Obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan
secara total. Seseorang yang mengonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan
sadar
 Pemberian obat ANS (Anti inflamasi non steroid)

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN,
TUJUAN/KRITERIA HASIL KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN RENCANA
KEPERAWATAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN
Gangguan kebutuhan rasa Tujuan: -identifikasi skala nyeri
aman dan nyaman Setelah di lakukan tindakan -identifikasi faktor
keperawatan 3 X 24 jam yang memperberat dan
diharapkan status memperingan nyeri
kenyamanan meningkat
dengan kriteria hasil:
-keluhan tidak nyaman dari
meningkat(1) menjadi cukup
menurun (4)
-gelisa dari meningkat (1)
menjadi cukup menurun (4)
DAFTAR PUSTAKA

NANDA Internasional Inc. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi


2015-2017, Edisi 10. Jakarta: EGC.
Kemenkes. (2016) Asuhan Keperawatan Rasa Aman dan NyamanNurarif A.H dan
Kusuma, H. (2016) Asuhan Keperawatan Praktis, Jakarta : Medication

Tetty, S. 2015. Knsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGCAndarmoyo,


Sulistyo. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri . Yogyakarta : Ar-Ruzz
Media.

.Azari, A. A. (2018). Diary of nursing. Jawa Barat: CV Jejak.Ladesvita, F., Sucipto,


U., Lisnawati, K., Santi, R. D., & Pratiwi, C. J. (2021).

Nurarif ,A,.H, dan Kusuma. H, (2015), APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasakan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC, Jogjakarta: MediaAction.

Anda mungkin juga menyukai