Disusun Oleh :
FEBY INDHIKA PUTRI
(2308024)
(Mubarak, 2018)
Data objektif:
1) Saliva meningkat
2) Pucat
3) Diaphoresis
4) Takikardi
5) Pupil dilatasi
a. Emosi Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan.
b. Status mobilisasi Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran
menurun memudahkan terjadinya risiko injury.
c. Gangguan persepsi sensory Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang
berbahaya seperti gangguan penciuman dan penglihatan.
d. Keadaan imunitas Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang
sehingga mudah terserang penyakit.
e. Tingkat kesadaran Pada pasien koma, respons akan menurun terhadap rangsangan,
paralisis, disorientasi, dan kurang tidur.
f. Informasi atau komunikasi Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat
membaca dapat menimbulkan kecelakaan.
g. Gangguan tingkat pengetahuan kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan
keamanan dapat diprediksi sebelumnya.
h. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional Antibiotik dapat menimbulkan resisten
dan anafilaktik syok.
i. Status nutrisi Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah
menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat berisiko terhadap penyakit
tertentu.
j. Usia Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak
dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri.
k. Jenis kelamin Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam
merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.
l. Kebudayaan Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu
mengatasi nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punyai.
Jenis dasar risiko terhadap keamanan klien di dalam lingkungan pelayanan kesehatan
adalah jatuh, kecelakaan yang disebabkan oleh klien, kecelakaan yang disebabkan oleh
prosedur, dan kecelakaan yang disebabkan oleh penggunaan alat (Tamsuri, 2020).
5. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada system rasa nyaman nyeri
II. Rencana Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman
Nyeri
1. Pengkajian
Pengkajian adalah proses untuk tahap awal dan dasar utama dari proes keperawatan
terdiri drai pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data yang
dikumpulkan melalui data biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Pengelompokkan
data pengkajian kesehatan jiwa, dapat berupa faktor presipitasi, penilaian terhadap
stressor, sumber koping, dan kemampuan yang dimiliki (Afnuhazi, 2015) :
a. Identifikasi klien
Nama, umur, alamat, jenis kelamin, tempat tanggal lahir,pekerjaan,suku/bangsa,
agama diagnosa medis, tanggal masuk rumah sakit, dan nomor rekam medis.
b. Penanggung jawab
1) Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Selama pengumpulan riwayat kesehatan, perawat menanyakan kepada pasien
tentang tanda dan gejala yang dialami oleh pasien. Setiap keluhan harus ditanyakan
dengan detail kepada pasien disamping itu diperlukan juga pengkajian mengenai
keluhan yang disarasakan meliputi lama timbulnya.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Mulai kapan dimulai nyeri, skala nyeri, lokasi, intensitas, kualitas, gejala yang
menyertai perjalanan nyeri dan pengaruh terhadap aktivitas sehari-hari. Skala
nyeri yang digunakan adalah 0-5 / 0-10.
Keterangan:
0 = tidak nyeri
1-3 = nyeri ringan
4-6 = nyeri sedang
7-9 = nyeri berat terkontrol
10 = nyeri berat tidak terkontrol
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Untuk mengkaji riwayat penyakit dahulu atau riwayat penyakit sebelumnya,
perawat harus mengkaji apakah gejala yang berhubungan dengan ansietas, stress,
alergi, makan atau minum terlalu banyak, atau makan terlalu cepat. Selain itu
perawat juga harus mengkaji adakah riwayat penyakit lambung sebelumnya atau
pembedahan lambung
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Meliputi penyakit menular atau menahun yang disebabkan oleh nyeri
2) Pola Pengkajian Fungsional
a. Pola Oksigenasi
Keluhan sesak napas, bersihan napas, pola napas
b. Pola Nutrisi
Asupan nutrisi, pola makan, kecukupan gizi, pantangan makanan
c. Pola Eliminasi
Pola BAB dan BAK
d. Pola Aktivitas
Meliputi gerakan (mobilitas), aktivitas yang dapat menimbulkan nyeri
e. Pola Istirahat
Meliputi kebiasaan tidur/istirahat pasien
f. Personal Hygiene
Meliputi kebiasaan menjaga kebersihan pasien
g. Pola Beribadah
h. Pola Bekerja
i. Pola Sekesualitas
2. Pemeriksaan
Dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Pemeriksaan fisik meliputi:
a. Pemeriksaan Umum
1) Kesadaran umum : iritabilitas, letargi, bingung, disorientasi
2) Kesadaran
3) Tekanan darah
4) Nadi
5) Suhu
6) Respirasi rate
7) Berdasarkan P,Q,R,S,T
P (Provoking) : factor yang mempengaruhi berat atau ringannya nyeri.
Q (Quality) : kualitas nyeri seperti tajam, tumpul, tersayat, atau tertusuk.
R (Region) : daerah perjalanan nyeri.
S (Seeverity) : parahnya nyeri, skala nyeri secara umum : (0-10 skala)
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Ada lesi atau tidak, hematom maupun ada kelainan bentuk kepala pasien serta
keadaan rambut pasien.
2) Mata
Bentuk simetris atau tidak, konjumgtiva anemis atau tidak, ada nyeri atau
tidak, ada alat bantu atau tidak.Fungsi dari pemeriksaan mata untuk
mengetahui adanya kelainan atau tidak.
3) Hidung
Bentuk simetris atau tidak, ada sekret atau tidak, ada pembengkakan didaerah
polip atau tidak, ada alat bantu atau tidak. Fungsi dari pemeriksaan hidung
untuk mengetahui adanya secret dan pembengkakan.
4) Telinga
Bentuk simetris atau tidak, ada cairan berlebih atau tidak, ada infeksi atau
tidak, ada alat bantu atau tidak. Fungsi dari pemeriksaan telinga untuk
mengetahui ada cairan yang berlebih atau adanya infeksi di sekitar telinga.
5) Mulut
Bibir kering atau tidak, gigi kotor atau tidak. Fungsi untuk pemeriksaan
mulut untuk mengetahui adanya infeksi mulut atau adanya gigi kotor dan
berlubang.
6) Leher
Ada lesi atau tidak, ada pembengkakak kelenjar getah bening atau tidak, ada
pembengkakan kelenjar tiroid atau tidak
7) Dada
Ada lesi atau tidak, inspirasi dan ekspirasi, suara paru, suara jantung
Inspeksi : Normal. Tujuan untuk mengetahui bentuk dada
Perkusi : Sonor/Resonan.
Palpasi : Kesimestrisan Dada
Auskultasi : Terdengar suara lapang paru normal.
8) Abdomen
Ada lesi atau tidak, suara bising usus
Inpeksi : simetris, tidak ada benjolan.
Palpasi : Nyeri tekan pada abdomen.
Perkusi : Normal tidak ada gangguan.
Auskultasi : Tidak terdengar bising usus.
9) Integumen
a. Warna kulit : Sawo Matang
b. Keadaan kulit : Kering
c. Turgor kulit : Normal
10) Genetalia
Ada kelainan atau tidak, kebersihan genetalia.
III. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul menurut SDKI (2017) yaitu:
1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedara fisik (D.0077)
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional ( D.0080)
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (D.0054)
IV. Intervensi
Rencanaan keperawatan merupakan rencana tindakan yang akan diberikan kepada klien
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan diagnosa keperawatan yang muncul. Rencana
keperawatan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI, 2017) dapat
dijabarkan dalam table sebagai berikut:
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
obat
2. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan Tindakan Terapi Relaksasi
keperawatan selama 3x (I.09326)
dengan krisis
kunjungan rumah ansietas Observasi :
situasional ( D.0080) menurun dengan kriteria Identifikasi
hasil : penurunan
a. Verbalisasi tingkat nyeri,
kebingungan ketidakmampuan
menurun berkonsentrasi,
b. Verbalisasi khawatir atau gejala lain
menurun yang
c. Perilaku menurun mengganggu
d. Tekanan darah kemampuan
meningkat kognitif
Identifikasi teknik
relaksasi yang
pernah efektif
digunakan
Identifikasi
kesediaan,
kemampuan, dan
penggunaan
teknik
sebelumnya
Periksa ketegangan
otot, frekuensi
nadi, tekanan
darah, dan suhu
sebelum dan
sesudah
melakukan
latihan
Monitor respons
terhadap terapi
relaksasi
Terapeutik :
Ciptakan
lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan
suhu ruang
nyaman, jika
memungkinkan
Gunakan pakaian
longgar
Gunakan nada
suara lembut
dengan irama
lambat dan
berirama
Edukasi:
Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan,
dan jenis
relaksasi yang
tersedia (mis.
Music, meditasi,
napas dalam,
relaksasi otot
progresif)
Anjurkan
mengambil
posisi nyaman
Anjurkan rileks dan
merasakan
sensasi relaksasi
Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih reknik
yang dipilih
Demonstrasikan
dan latih teknik
relaksasi
Terapeutik
- Fasilitasi melakukan
mobilitas fisik
- Fasilitasi melakukan
pergerakan
- Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
mobilisasi
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
- Ajarkan mobilisasi
sederhana
Daftar Pustaka
Disusun Oleh :
FEBY INDHIKA PUTRI
(2308024)
b. Intake Minum
Sebelum sakit Saat pengkajian
Jenis minuman Air putih dan teh Air putih dan jus buah
2. Kebutuhan Eliminasi
Pola eliminasi
a. Buang Air Besar
Sebelum sakit Saat pengkajian
Keluhan: konstipasi, Tidak ada keluhan saat Tidak ada keluhan saat
diare, inkontinensia BAB BAB
bowel
Keluhan: konstipasi, Tidak ada keluhan saat Tidak ada keluhan saat
diare, inkontinensia BAK BAK
bowel
Inf rl 20 tpm
ismolobectomy
A. ANALISA DATA
-
- Pasien tampak
geraakan
terbatas
- Pasien tampak
berbaring
ditempat tidur
- Saat
beraktivitas
seperti ke
kamar mandi
pasien dibantu
oleh keluarga
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedara fisik (D.0077)
2. Ansietas berhubungan dengan kritis situsional (D.0080)
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (D.0054)
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
Ciptakan
lingkungan
tenang dan
tanpa gangguan
dengan
pencahayaan
dan suhu ruang
nyaman, jika
memungkinkan
Gunakan
pakaian
longgar
Gunakan nada
suara lembut
dengan irama
lambat dan
berirama
Edukasi:
Jelaskan
tujuan,
manfaat,
batasan, dan
jenis relaksasi
yang tersedia
(mis. Music,
meditasi, napas
dalam,
relaksasi otot
progresif)
Anjurkan
mengambil
posisi nyaman
Anjurkan rileks
dan merasakan
sensasi
relaksasi
Anjurkan
sering
mengulangi
atau melatih
reknik yang
dipilih
Demonstrasika
n dan latih
teknik relaksasi
Fasilitasi
melakukan
mobilitas fisik
Fasilitasi
melakukan
pergerakan
Libatkan
keluarga untuk
membantu
pasien dalam
meningkatkan
mobilisasi
Edukasi
Jelaskan tujuan
dan prosedur
mobilisasi
Ajarkan
mobilisasi
sederhana
5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DO :
- Pasien
tampak
menahan
nyeri
DS :
- Pasien
mengatakan
mengerti
cara
- Mengajarkan melakukan
farmakologi relaksasi
dengan cara DO :
relaksasi nafas - Pasien
dalam tampak
kooperatif
dan
mengikuti
gerakan
dengan benar
DS :
- Pasien
mengatakan
nyeri saat
disuntik
DO :
- Ketorolac
15mg/8jam
- Memberikan
terapi analgetic
Ansietas( D - Mengidentifikasi DS :
.0080) dan menguraikan - Pasien
perasaannya mengatakan
menyelaskan merasakan
situai penyebab khawatir
kecemasaan terhadap
kondisi yang
dihadapinya
DO :
- Pasien
tampak
gelisah dan
tegang
DS :
- Pasien
mengatkan
bersedia
untuk
- Mengideintifikasi
dilakukan
tingkat ansietas
pengukuran
pasien dan
tekanan
memeriksa
darah
tekanan darah dan
- TD : 148/100
ketegangan otot
mmHg
yang dialami
pasien
Gangguan - Mengidentifikasi DS :
mobilitas adanya nyeri atau - Pasien
fisik keluhan fisik mengatakan
(D.0054) laiinya saat akan
berdiri
kepalanya
pusing
DO :
- Pasien
tampak
lemas dan
enggan untuk
melakukan
gerakan
DS :
- Pasien
mengeluh
susah
mengerakan
lehernya
- Memonitor DO :
tekanan darah
- Penurunan
sebelum
kekuatan otot
melakukan
.kekuatan
mobilisasi
ekstremitas
atas bernilai
3
- Frekuensi
nadi :
82x/menit
DS :
- Pasien
mengatakan
bersedia
melakukan
nafas dalam
DO :
- Melakukan - Pasien
mengurangi rasa
nyeri
Ansietas - Mengajarkan DS :
( D.0080) pasien dengan - Pasien
cara melakukan mengatakan
terapi hypnosis 5 bersedia
jari untuk
diajarkan
terapi
hypnosis 5
jari dengan
dipandu
DO :
- Pasien
tampak
setuju
DS :
- Pasien
mengatakan
pakaiannya
- Mengecek
sudah terasa
kembali bahwa
nyaman,
pasien
longgar dan
menggunakan
tidak terasa
pakaian yang
sempit
longgar atau ketat
DO :
- Pakaian yang
digunakan
pasien
tampak
longgar
Gangguan - Menjelaskan DS :
mobilitas tujuan dan - Keluarga
fisik
(D.0054) prosedur pasien dan
mobilisasi pasien
- Menanjurkan mengatkan
mobilisasi dini bersedia
(ROM) untuk
melakukan
mobilisasi
dan mengerti
tujuan serta
prosedur dari
mobilisasi
DO :
- Keluarga dan
pasien
mendengarka
n saat
dijelaskan
dan
kooperatif
16/11/202 Nyeri akut - Melakukan DS :
3 (D.0077) pengkajian nyeri - Pasien
10.00- PQRST mengatkan
14.00 - Memberikan bahwa nyeri
terapi nafas dalam yang
dialaminya
berkurang
- P : Nyeri pad
leher kanan
berkurang
Q:-
R : Nyeri
dileher post
op
S : Skala
nyeri
berkurang 2
T : Nyeri
berkurang
- Pasien
mengatakan
nyeri yang
dirasakan
sudah mulai
berkurang
DO :
- Pasien
tampak rileks
Ansietas - Memonitor DS :
berhubunga kembali respons - Pasien
n dengan terhadap terapi mengatakan
krisis relaksasi rasa
situasional ( - Membantu pasien khawatirnya
D.0080) untuk sudah
mendemonstrasik menurun
an teknik terhadap
hypnosis 5 jari kondisi
fisiknya yang
sering letih
DO :
- Pasien
tampak lebih
rileks setelah
dilakukan
terapi
hypnosis 5
jari
Gangguan - Memfasilitasi DS :
mobilitas pasien untuk - Pasien
fisik
(D.0054) melakukan mengatakan
mobilisasi dini badannya
(ROM aktif) sudah bisa
- Melibatkan digerakan
keluarga untuk terutama
membantu pasien leher
dalam DO :
meningkatkan
- Pasien
pergerakan
tampak
kooperatif
dan
ektremitas
atas kanan
meningkat
6. EVALUASI KEPERAWATAN
Ansietas S:
berhubungan - Pasien mengatakan
dengan krisis bersedia untuk
diajarkan terapi
situasional hypnosis 5 jari dengan
( D.0080) dipandu
O:
- Pasien tampak setuju
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Gangguan S:
mobilitas - Pasien mengatakan
fisik saat akan berdiri
kepalanya pusing
(D.0054) O:
- Pasien tampak lemas
dan enggan untuk
melakukan gerakan
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Lanjutkan latihan
melakukan ROM
Ansietas S:
( D.0080)
- Pasien mengatakan
bersedia untuk
diajarkan terapi
hypnosis 5 jari dengan
dipandu
O:
- Pasien tampak setuju
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Pertahankan hypnosis
5 jari
Gangguan S:
mobilitas
- Keluarga pasien dan
fisik
pasien mengatkan
(D.0054) bersedia untuk
melakukan mobilisasi
dan mengerti tujuan
serta prosedur dari
mobilisasi
O:
Keluarga dan pasien
mendengarkan saat
dijelaskan dan kooperatif
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Ansietas( D.0 S :
080) - Pasien mengatakan
rasa khawatirnya
sudah menurun
terhadap kondisi
fisiknya yang sering
letih
O:
Pasien tampak lebih rileks
setelah dilakukan terapi
hypnosis 5 jari
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
Gangguan S:
mobilitas - Pasien mengatakan
fisik badannya sudah bisa
digerakan terutama
(D.0054) leher
O:
Pasien tampak kooperatif
dan ektremitas atas kanan
meningkat
P:
Hentikan intervensi