“Pemantauan EKG”
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat Beliaulah penulis bisa membuat dan
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pemantauan EKG”.
Besar harapan penulis agar karya tulis ini dapat bermanfaat untuk
meningkatkan penguasaan kompetensi mahasiswa sesuai dengan standar
kompetensi yang diharapkan. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan sebagai upaya penyempurnaan makalah ini dimasa mendatang dan
diakhir kata penulis ucapkan terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Salah satu pemecahan dalam menganalisis sinyal elektrik jantung pada
ECG ini adalah dengan mengunakan perangkat lunak (software) berbasis
Jaringan Saraf Tiruan (JST) atau Artificial Neural Network (ANN), yang
merupakan metode komputasi cerdas, yang dapat menirukan sistem jaringan
saraf otak pada manusia. JST merupakan suatu metode kecerdasan buatan
komputasional berbasis pada model saraf biologis manusia sehingga komputer
atau mesin dapat menduplikasi kecerdasan manusia (Waslalaludin dkk, 2010).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi, fungsi, dan jenis dari EKG.
2. Untuk mengetahui indikasi, kontraindikasi EKG, serta system konduksi
jantung.
3. Untuk mengetahui interpretasi, teknik monitoring, karakteristik dan
parameter pada EKG.
1.4 Manfaat
Manfaat penulisan yang penulis dapatkan dalam pembuatan makalah ini yaitu
sebagai tenaga kesehatan khususnya perawat wajib mengetahui dan mampu
memahami pemantauan EKG.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Fungsi EKG
Fungsi dari alat EKG itu sendiri adalah untuk merekam segala
aktivitas jantung, baik itu aktivitas normal atau pun tidak normal, lalu
mendeteksi ada nya penyakit jantung, gangguan elekrolit seperti
hiperkalemia atau hipokalemia dan juga dapat juga mendeteksi penyakit
bukan jantung seperti contoh nya hipotermia. semua itu dapat terdeteksi
oleh alat ekg, dengan cara menggunakan ekg ke pasien lalu mulai jalankan
mesin ekg biarkan alat itu bekerja beberapa menit lalu print hasil rekaman
aktifitas jantung pasien, dan dokter spesialis jantung pun langsung
membaca grafik pada kertas tersebut dan menjelaskan ke pasien
bagaimana kondisi jantung nya.
4
6. Mendeteksi sedini mungkin penyakit Myocardiac Infraction.
Myocardiac Infraction dikenal dengan nama lain serangan jantung,
yaitu sebuah kondisi terhentinya aliran darah meskipun hanya
sesaat dari jaringan ke seluruh tubuh, sehingga mengakibatkan
sebagian sel jantung mati. Penyebab yang kerap kali dituding
sebagai biang kerok Myocardiac Infraction adalah penyumbatan
pembuluh darah.
7. Mendeteksi adanya efek obat-obatan yang dikonsumsi seseorang.
EKG berfungsi menemukan adanya kelainan yang mungkin terjadi
dari konsumsi obat-obatan tertentu yang berpengaruh pada kinerja
jantung.
C. Jenis - Jenis Keracunan
EKG dibedakan dalam beberapa jenis sesuai pada prosedur yang
berlaku. Secara umum, ada 3 jenis EKG yaitu:
a. Resting ECG
Resting ECG dalah tipe EKG dengan pasien berbaring. Selama
pemeriksaan EKG berlangsung, pasien tidak diperkenankan bergerak
sama sekali. Gerakan yang dilakukan pasien bisa membuat atau
menghasilkan impuls listrik selain jantung, sehingga dokter pemeriksa
bisa kesulitan melakukan pemeriksaan terhadap jantung. Proses
Resting ECG atau EKG Istirahat ini tergolong yang paling mudah dan
cepat karena hanya dilakukan sekitar 10 menit saja.
b. Ambulatory ECG
Ambulatory ECG adalah tipe pemeriksaan EKG yang menggunakan
perekam portable. Tipe pemeriksaan ini lebih lama dibandingkan EKG
istirahat, yaitu selama 24 jam. Akan tetapi, pasien memiliki kebebasan
untuk bergerak normal meskipun terhubung pada monitor sepanjang
24 jam tersebut. Tipe EKG ini akan digunakan pada pasien dengan
gejala intermiten yang mungkin tidak akan terdeteksi jika
menggunakan tipe EKG Istirahat yang hanya 10 menit. Tipe EKG
ambulatori ini biasanya digunakan pada pasien serangan jantung untuk
dapat dimonitor ketepatan fungsi jantungnya.
5
c. Tes Stres Jantung
Test Stres Jantung adalah alternatif ketiga dalam prosedur EKG untuk
merekam EKG pasien ketika menggunakan alat treadmill. Tidak cukup
lama untuk tipe prosedur EKG ketiga ini, hanya butuh sekitar 15
sampai 30 menit sesuai dengan kondisi pasien masing-masing. Fungsi
dari tipe prosedur EKG ini adalah untuk menilai seberapa baik kinerja
jantung dalam merespon tekanan dari luar tubuh.
Selain tujuan utama tersebut, tes ini diharapkan bisa
menghasilkan penilaian apakah obat yang sedang dikonsumsi pasien
sudah berfungsi dengan baik, menilai apakah kondisi jantung sudah
efektif, mendeteksi kemungkinan kelainan irama jantung, sampai
dengan sebagai tahap untuk menentukan apakah pasien memerlukan
tes serupa lainnya.
6
b. Indikasi pemeriksaan EKG pada kondisi berikut:
1. Pasien yang dicurigai sindroma koroner akut.
2. Pasien dengan aritmia.
3. Pasien dengan gangguan konduksi jantung.
4. Pasien dengan gangguan elektrolit, terutama kalium.
5. Pasien dengan kecurigaan keracunan obat.
6. Evaluasi pasien yang terpasang implan defibrillator dan pacu
jantung
7. Sebagai monitoring pada sindroma koroner akut, aritmia dan
gangguan elektrolit paska terapi.
c. Kontraindikasi EKG
Tidak ada kontraindikasi absolut pada tindakan pemeriksaan EKG.
Satu-satunya alasan untuk tidak melakukan pemeriksaan EKG adalah
bila pasien menolak. Pada kondisi yang lebih jarang, dapat terjadi
alergi pada pasien akibat penggunaan elektroda yang melekat di kulit.
Namun, pada saat ini sudah banyak alat EKG dengan elektroda
berbahan hipoalergik.
7
berdiamter 3-5 mikro. Tetapi serabut SA Node berhubungan
langsung dengan atrium shingga setiap potensial aksi yang mulai
pada simpul S-A segera menyebar ke atrium.
Serabut SA node sedikit berbeda dari sebgian besar serabut otot
jantung lainnya, yaitu hanya mempunyai potensia membrane
istirahat dari -55 milivolt sampai -60 milivolt, dibandingkan dengan -
85 milivolt sampai -95 milivolt pada sebgian besar serabut lainnya.
Potensial istirahat yang rendah in disebabkan oleh sifat membrane
yang mudah ditembus ion natrium. Kebocoran natrium ini
menyebabkan eksitasi sendiri dari serabut SA Node.
Nodus sino-atrial (SA) adalah pencetus aliran listrik pada jantung
(pacu jantung, pacemaker). Letaknya dekat puncak krista terminalis,
dibawah pintu vena kava superior menuju atrium kanan. Impus yang
dibuat oleh Nodus SA dikonduksikan sepanjang otot-otot atrium
untuk menghasilkan kontraksi atrium yang sinkron. Nodus SA
mengatur ritme jantung (60-100 kali/menit) dengan mempertahankan
kecepatan depolarisasi sert mengawali siklus jantung ditandai
dengan sistol atrium. Impuls dari Nodus SA menyebar pertama
sekali ke atrium kanan lalu ke atrium kiri (melalui berkas Bachman)
yang selanjutnya diteruskan ke Nodus AV melalui traktus
intermodal.
2) AV Node (Atrio-Ventricular Node)
Ujung serabut impuls SA node bersatu serabut otot atrium yang ada
disekitarnya, dan potensial yang berasal dari simpul SA berjalan
keluar-masuk tersebut. Dengan jalan ini, potensial aksi menyebar ke
seluruh masa otot dan akhirnya juga ke simpul AV. Kecepatan
penghantar dalam otot atium sekitar 0,3 mter per detik. Tetapi,
penghantar dalam otot atrium, sebagia diantaranya sedikit lebih cepat
dlam beberapa berkas kecil serabut otot atrium sebagian diantaranya
berjalan langsung dari simpul SA ke simpul AV dan mengantarkan
impuls jantung dengan kecepatn sekitar 0,45 sampai 0,6 meter per
detik, lintasan ii yang dinamakan lintasan intermodal.
8
Sel-sel dalam AV Node dapat juga mengelurkan impuls dengan
frekuenzi lebih rendah dan pada SA Node yaitu: 40-60 kali per
menit. Oleh karena AV Node mengeluarkan impuls lebih rendah,
maka maka dikuasai oleh SA Node yang mempunyai impuls lebih
tinggi. Bila SA Node rusak, maka impuls akan dikeluarkan oleh AV
Node.
AV Node terleta dekat dengan septum interatrial bagian bawah,
diatas sinus koronarius dan dibelakang katup tricuspid yang
berfungsi memperlambat kecepatan konduksi sehingga memberi
kesempatan atrium mengisi ventrikel sebelum sistol ventrikel serta
melindungi ventrikel dari stimulasi berlebihan atrium seperti pada
vibrilasi atrial. Impuls dari AV Node akan diteruskan ke berkas his.
3) Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan bercabang dua yaitu, cabang
berkas kanan (Right Bundle Branch) yang mengirim impuls ke otot
jantung ventrcle kanan. Dan cabang berkas kiri (Left Bandle Branch)
yang terbagi dua yaitu: Left Posterior Fasikulus ( LPF)
mengantarkan impuls listrik ke ventrikel kiri bagian posterior dan
inferior. Dan Left Anterior Fasilkus (LAF) menghantarkan impuls
listrik ke ventrikel kiri bagian anterior dan superior.
Berkas-berkas tersebut bercabang menjadi cabang-cabang kecil atau
serbut purkinje yang tersebar melalui dari septum interventrikel
sampai ke muskulus papilaris dan menghasilkan impuls 20-40
kali/menit dengan kecepatan konduksi 4 meter/ detik. Impuls listrik
menyebar mulai dari endocardium ke miokardium dan terakhir
mencapai epikardium, yang selanjutnya otot jantung akan bergerak
(twisting) dan memompa darah keluar dari ruang ventrikel ke
pembuluh darah arteri.
4) Serabut purkinje
Serabut perkinje ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel
ventrikel. Dari sel-sel ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang
terdekat sehingga seluruh sel akan dirangsang. Di ventrikel juga
9
tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang secara otomatis
mengeluarkan impuls dengan frekuenzi 20-40 kali/menit.
B. Interpretasi EKG
10
Interpretasi EKG dapat mudah dilakukan secara sistematis dengan
menyebutkan komponen-komponen sebagai berikut:
Ritme
Laju
Morfologi gelombang P
Interval PR
Kompleks QRS
11
Segmen ST
Gelombang T
Interval Qt
Kelainan yang ada: misal infark, LVH, RVH, RBBB, LBBB, dll.
12
5. Kompleks QRS: liat Lead I, aVF, dan Lead II
Axis: liat Lead I dan lead aVF, tentukan resultan “arah gaya”-nya,
normal bila -300 sampai +1100 namun bila sudah Lead I dan aVF
positif sudah pasti normo axis
Durasi: liat Lead II
kurang dari 0,10 detik (kecuali bila ada gangguan konduksi
intraventrikel)
6. Interval QT: Jarak dari awal QRS ke akhir gelombang T. Jika ada
maka liat aja dari bacaan analisis EKG, normalnya 0.3–0.44 detik,
atau kurang dari setengah interval R-R. QTc interval yaitu QT/akar
dari R-R interval.
7. Kelainan Pada EKG:
Infark: liat segment ST, gelombang Q, dan gelombang T
Segmen ST: liat lead yang berdekatan
- Elevasi bermakna bila:
elevasi ≥ 1 kotak kecil pada sadapan ekstremitas
elevasi ≥ 2 kotak kecil pada sadapan prekordial di dua atau
lebih sadapan yang menghadap daerah anatomi jantung yang
sama
- Lokasi Infark, ada beberapa yaitu:
1. Anterior = V3, V4
2. Anteroseptal = V1, V2, V3, V4
3. Anterior ekstensif = I, aVL, V2-V6
4. Anterolateral = I, aVL, V3, V4, V5, V6
5. Inferior = II, III, aVF
6. Lateral = I, aVL, V5, V6
7. Septum = V1, V2
8. Posterior = V7, V8, V9
9. Ventrikel Kanan = V3R, V4R
Gelombang Q patologis: menunjukkan adanya infark lama
- Gelombang Q berdurasi 0.04 detik
13
- Dalamnya minimal 1/3 tinggi gelombang R pada kompleks
QRS yang sama
Gelombang T: normalnya <5 mm pada lead ekstremitas atau <10
mm pada lead prekordial. Curigai adanya infark akut bila ada tall-T
(infark fase hiperakut) atau T wave inverted (infark fase akut
lanjutan).
Pembesaran Atrium Kiri:
- Durasi P > 11 detik
- Gelombang P berlekuk/notched di lead I, II, avl, disebut P
mitral
- Gelombang P bifasik di lead V1 dengan inversi lebih
dominan
Pembesaran Atrium Kanan:
- Gelombang P tinggi > 2.5 mm di lead II, III, avf, disebut P
pulmonal
- Gelombang P bifasik di lead V1 dan dominan defleksi positif
Hipertrofi Ventrikel
- Hipertrofi Ventrikel Kiri: tinggi gelombang R di aVL ≥ 11
mm, atau tinggi gelombang R di V5 atau V6 > 27 mm, atau
dalamnya gelombang S di V1 + tinggi gelombang R di V5
atau V6 > 35 mm
- Hipertrofi Ventrikel Kanan: deviasi aksis ke kanan,
gelombang R tinggi disertai depresi segment ST dan T
terbalik di lead II, III, aVF, atau gelombang R tinggi di lead
V1, rasio R/S > 1 atau durasi R > 0.03 detik
Blok Berkas Cabang
- Right Bundle Branch Block (RBBB): pola rSR’ di lead aVR
dan V1 = kuping kelinci, gelombang S lebar (durasi ≥ 0.04
detik) dan tumpul (slurred) di lead I, aVL, V5, dan V6, durasi
kompleks QRS > 0.12 detik (blok komplit) atau antara 0.10–
0.12 detik (blok tidak komplit)
14
- Left Bundle Branch Block (LBBB): kompleks QRS lebar dan
bertakik (berbentuk huruf M) di lead I, aVL, V5, dan V6,
tidak dijumpai gelombang Q di lead I, V5, dan V6, kadang
disertai depresi segment ST dan gelombang T inversi di
sadapan I, aVL, V5, dan V6, durasi kompleks QRS > 0.12
detik (blok komplit) atau antara 0.10–0.12 detik (blok tidak
komplit
Sindrom Long/Short QT:
- Long QT: interval Qtc (corrected QT) >0.44 dianggap
abnormal
- Short QT: interval Qtc (corrected QT) ≤ 0.30 dianggap
abnormal
15
- Derajat 3: interval P-P konstan namun QRS jalan sendiri.
Pada tipe ini tidak ada hantaran sama sekali dari atrium ke
ventrikel
16
D. Karakteristik dan Parameter EKG
Sinyal EKG terdiri dari gelombang P, kompleks QRS, dan gelombang
T yang digunakan untuk mendeteksi kelainan jantung atau aritmia
(arrythmia).
17
EKG
P < 0.3 mV P-R 0.12 – 0.20 detik
R 1.6 – 3 mV Q-T 0.35 – 0.44 detik
Q 25 % dari R S-T 0.05 – 0.15 detik
T 0.1 – 0.5 mV Q-R-S 0.06 – 0.10 detik
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan ada kritik dan saran yang dapat
membangun sehingga kami dapat menyempurnakan makalah kami.
19
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu Herlusiatri. Tahun 2017. 7 fungsi EKG jantung, jenis, prosedur dan
biaya. Diakses dari https://drjantung.com/fungsi-ekg-jantung. Pada 12
oktober 2020
20