Anda di halaman 1dari 23

TUGAS KEPERAWATAN KRITIS

“Pemantauan EKG”
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat Beliaulah penulis bisa membuat dan
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pemantauan EKG”.

Besar harapan penulis agar karya tulis ini dapat bermanfaat untuk
meningkatkan penguasaan kompetensi mahasiswa sesuai dengan standar
kompetensi yang diharapkan. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan sebagai upaya penyempurnaan makalah ini dimasa mendatang dan
diakhir kata penulis ucapkan terimakasih.

Denpasar, 12 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………... 1


1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………….. 2
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………… 2
1.4 Manfaat …………………………………………………………………….. 2
1.5 Metode Penulisan …………………………………………..……………......2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Elektrokardiogram (EKG) …….……………………………..3

2.2 Pemantauan EKG…………………………….………………............………7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………… 19

3.2 Saran ………………………………………………………………………...19

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit jantung merupakan penyebab nomor satu kematian di dunia.
Di Indonesia angka kematian yang disebabkan serangan jantung mencapai 26
hingga 30 persen. Berdasarkan data yang dikemukakan World Heart
Federation (WHF), penyakit jantung mencapai 29,1 persen atau sebanyak 17,1
juta pasien setiap tahunnya meninggal diseluruh dunia. Faktor risiko penyakit
jantung adalah kebiasaan merokok, stres, kurang olah raga, kencing manis
atau diabetes, obesitas, hipertensi serta hiperlipidemia atau kelebihan lemak
dalam darah, keturunan, usia, dan jenis kelamin (dr Dewi Andang Joesoef,
Ketua Yayasan Jantung Indonesia 2011).
Pemantauan kondisi jantung selama ini salah satunya menggunakan
modaliti Elektrokardiograf (ECG) karena instrumen medis ini hampir
tersedia di seluruh rumah sakit. ECG merupakan sebuah instrumen medis
yang digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi seputar kerja
jantung manusia. Mekanisme sederhana dari alat ini adalah mengukur
potensial listrik sebagai fungsi waktu yang dihasilkan oleh jantung. Potensial
listrik tersebut dihasilkan oleh beberapa sel pemicu denyut jantung yang dapat
merubah sistem kelistrikan jantung. Perbedaan potensial tersebut kemudian
divisualisasikan sebagai sinyal pada layar monitor atau pada kertas perekam.
Sinyal ini digunakan oleh dokter untuk mendeteksi kondisi jantung seorang
pasien (Waslaludin, 2010).
Elektrokardiogram (EKG) merupakan sinyal fisiologis yang dihasilkan
oleh aktifitas kelistrikan jantung. Sinyal ini direkam menggunakan perangkat
elektrokardiograf. Perangkat ini bemacam-macam bentuknya sesuai dengan
kepentingan perekaman sinyal EKG yang dilakukan. Misalnya untuk standard
clinical ECG, menggunakan 12 elektroda, dan peraga yang digunakan berupa
kertas rekam EKG, sedangkan untuk monitoring ECG, dapat digunakan 1 atau
2 elektroda dengan peraga berupa sinyal.

1
Salah satu pemecahan dalam menganalisis sinyal elektrik jantung pada
ECG ini adalah dengan mengunakan perangkat lunak (software) berbasis
Jaringan Saraf Tiruan (JST) atau Artificial Neural Network (ANN), yang
merupakan metode komputasi cerdas, yang dapat menirukan sistem jaringan
saraf otak pada manusia. JST merupakan suatu metode kecerdasan buatan
komputasional berbasis pada model saraf biologis manusia sehingga komputer
atau mesin dapat menduplikasi kecerdasan manusia (Waslalaludin dkk, 2010).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi, fungsi, dan jenis dari EKG ?
2. Bagaimanakah indikasi, kontraindikasi EKG, serta system konduksi
jantung?
3. Bagaimanakah interpretasi, teknik monitoring, karakteristik dan parameter
pada EKG?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi, fungsi, dan jenis dari EKG.
2. Untuk mengetahui indikasi, kontraindikasi EKG, serta system konduksi
jantung.
3. Untuk mengetahui interpretasi, teknik monitoring, karakteristik dan
parameter pada EKG.

1.4 Manfaat
Manfaat penulisan yang penulis dapatkan dalam pembuatan makalah ini yaitu
sebagai tenaga kesehatan khususnya perawat wajib mengetahui dan mampu
memahami pemantauan EKG.

1.5 Metode Penulisan


Dalam penyusunan makalah ini, metode yang penulis gunakan yaitu tinjauan
pustaka dan media internet. Penulis mencari sumber dari berbagai media
tersebut sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar EKG


A. Definisi
Elektrokardiogram terdiri dari 3 bagian kata yang berbeda, yaitu
elektro, karena berkaitan dengan elektronika, kardio, kata Yunani untuk
jantung, gram, sebuah akar Yunani yang berarti "menulis".
Elektrokardiogram (EKG) atau electrocardiogram (ECG) adalah sebuah
alat medis yang digunakan untuk mendeteksi kelainan jantung dengan
mengukur aktivitas listrik yang dihasilkan oleh jantung dalam waktu
tertentu. Hasil pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) ditampilkan dalam
bentuk grafik yang ditulis (tercetak) diatas kertas khusus. Analisis
sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi
menghasilkan informasi diagnostik yang penting.
a. Merupakan standar emas untuk diagnosis aritmia jantung.
b. EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang
dicurigai ada infark otot jantung akut.
c. EKG membantu menemukan gangguan elektrolit (mis.
hiperkalemia dan hipokalemia).
d. EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (mis.
blok cabang berkas kanan dan kiri).
e. EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik
selama uji stres jantung.
f. EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit
bukan jantung (mis. emboli paru atau hipotermia).
Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara
langsung. Namun, EKG dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-
turunnya suatu kontraktilitas.

3
B. Fungsi EKG

Fungsi dari alat EKG itu sendiri adalah untuk merekam segala
aktivitas jantung, baik itu aktivitas normal atau pun tidak normal, lalu
mendeteksi ada nya penyakit jantung, gangguan elekrolit seperti
hiperkalemia atau hipokalemia dan juga dapat juga mendeteksi penyakit
bukan jantung seperti contoh nya hipotermia. semua itu dapat terdeteksi
oleh alat ekg, dengan cara menggunakan ekg ke pasien lalu mulai jalankan
mesin ekg biarkan alat itu bekerja beberapa menit lalu print hasil rekaman
aktifitas jantung pasien, dan dokter spesialis jantung pun langsung
membaca grafik pada kertas tersebut dan menjelaskan ke pasien
bagaimana kondisi jantung nya.

Fungsi EKG jantung diantaranya adalah sebagai berikut:


1. Mengetahui denyut dan irama jantung yang bisa mengindikasikan
adanya kelainan jantung.
2. Mengetahui posisi jantung dalam rongga dada. Posisi normal
jantung seseorang berada di area dada kiri, dipeluk oleh paru-paru
sebelah kiri.
3. Mengetahui ada atau tidaknya penebalan otot jantung atau
hipertrofi. Hipertrofi juga dikenal sebagai kondisi massa otot
jantung yang bertambah, sehingga juga terjadi penebalan atau
pembengkakan. Hal ini akan membuat jantung meningkatkan
curah.
4. EKG jantung utamanya bisa berfungsi dalam mengindikasikan
adanya pola aktivitas listrik jantung yang mungkin menyebabkan
gangguan irama atau aritmia.
5. Mendeteksi sedini mungkin penyakit Jantung Ischema. Jantung
Ischema adalah kondisi tidak tercukupinya supply darah ke
jaringan dan organ-organ tubuh akibat permasalahan pada
pembuluh darah, terutama di area jantung. Masalah penyebabnya
bisa jadi karena penumpukan kolesterol pada pembuluh darah.

4
6. Mendeteksi sedini mungkin penyakit Myocardiac Infraction.
Myocardiac Infraction dikenal dengan nama lain serangan jantung,
yaitu sebuah kondisi terhentinya aliran darah meskipun hanya
sesaat dari jaringan ke seluruh tubuh, sehingga mengakibatkan
sebagian sel jantung mati. Penyebab yang kerap kali dituding
sebagai biang kerok Myocardiac Infraction adalah penyumbatan
pembuluh darah.
7. Mendeteksi adanya efek obat-obatan yang dikonsumsi seseorang.
EKG berfungsi menemukan adanya kelainan yang mungkin terjadi
dari konsumsi obat-obatan tertentu yang berpengaruh pada kinerja
jantung.
C. Jenis - Jenis Keracunan
EKG dibedakan dalam beberapa jenis sesuai pada prosedur yang
berlaku. Secara umum, ada 3 jenis EKG yaitu:
a. Resting ECG 
Resting ECG dalah tipe EKG dengan pasien berbaring. Selama
pemeriksaan EKG berlangsung, pasien tidak diperkenankan bergerak
sama sekali. Gerakan yang dilakukan pasien bisa membuat atau
menghasilkan impuls listrik selain jantung, sehingga dokter pemeriksa
bisa kesulitan melakukan pemeriksaan terhadap jantung. Proses
Resting ECG atau EKG Istirahat ini tergolong yang paling mudah dan
cepat karena hanya dilakukan sekitar 10 menit saja.
b. Ambulatory ECG
Ambulatory ECG adalah tipe pemeriksaan EKG yang menggunakan
perekam portable. Tipe pemeriksaan ini lebih lama dibandingkan EKG
istirahat, yaitu selama 24 jam. Akan tetapi, pasien memiliki kebebasan
untuk bergerak normal meskipun terhubung pada monitor sepanjang
24 jam tersebut. Tipe EKG ini akan digunakan pada pasien dengan
gejala intermiten yang mungkin tidak akan terdeteksi jika
menggunakan tipe EKG Istirahat yang hanya 10 menit. Tipe EKG
ambulatori ini biasanya digunakan pada pasien serangan jantung untuk
dapat dimonitor ketepatan fungsi jantungnya.

5
c. Tes Stres Jantung
Test Stres Jantung adalah alternatif ketiga dalam prosedur EKG untuk
merekam EKG pasien ketika menggunakan alat treadmill. Tidak cukup
lama untuk tipe prosedur EKG ketiga ini, hanya butuh sekitar 15
sampai 30 menit sesuai dengan kondisi pasien masing-masing. Fungsi
dari tipe prosedur EKG ini adalah untuk menilai seberapa baik kinerja
jantung dalam merespon tekanan dari luar tubuh.
Selain tujuan utama tersebut, tes ini diharapkan bisa
menghasilkan penilaian apakah obat yang sedang dikonsumsi pasien
sudah berfungsi dengan baik, menilai apakah kondisi jantung sudah
efektif, mendeteksi kemungkinan kelainan irama jantung, sampai
dengan sebagai tahap untuk menentukan apakah pasien memerlukan
tes serupa lainnya.

D. Indikasi dan Kontraindikasi EKG


a. Indikasi dari penggunaan EKG
Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara
langsung. Namun, EKG dapat memberikan indikasi menyeluruh atas
naik-turunnya suatu kontraktilitas. Analisis sejumlah gelombang dan
vektor normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi
diagnostik yang penting.
1. Merupakan standar emas untuk diagnosis aritmia jantung
2. EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien
yang dicurigai ada infark otot jantung akut
3. EKG membantu menemukan gangguan elektrolit (mis.
hiperkalemia dan hipokalemia)
4. EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi
(mis. blok cabang berkas kanan dan kiri)
5. EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik
selama uji stres jantung
6. EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit
bukan jantung (mis. emboli paru atau hipotermia)

6
b. Indikasi pemeriksaan EKG pada kondisi berikut:
1. Pasien yang dicurigai sindroma koroner akut.
2. Pasien dengan aritmia.
3. Pasien dengan gangguan konduksi jantung.
4. Pasien dengan gangguan elektrolit, terutama kalium.
5. Pasien dengan kecurigaan keracunan obat.
6. Evaluasi pasien yang terpasang implan defibrillator dan pacu
jantung
7. Sebagai monitoring pada sindroma koroner akut, aritmia dan
gangguan elektrolit paska terapi.
c. Kontraindikasi EKG
Tidak ada kontraindikasi absolut pada tindakan pemeriksaan EKG.
Satu-satunya alasan untuk tidak melakukan pemeriksaan EKG adalah
bila pasien menolak. Pada kondisi yang lebih jarang, dapat terjadi
alergi pada pasien akibat penggunaan elektroda yang melekat di kulit.
Namun, pada saat ini sudah banyak alat EKG dengan elektroda
berbahan hipoalergik.

2.2 Pemantauan EKG


A. Sistem Konduksi Jantung

Konduksi jantung adalah tingkat dimana jantung melakukan impuls


listrik. System konduksi jantung adalah hambatan impuls-impuls yang
memungkinkan pengaturan irama jantung, sistem memodifikasi dari otot
jantung yang disertai tenanga ritmik spontan dan serabut syaraf tertentu.
Dalam jatung terdapat kumpulan sel-sel jantung yang mempunyai sifat yan
dapat menimbulkan potensial aksi sendiri tanpa adanya stimulus dari luar.
Sifat sel-sel ini disebut sistem otomatis. Sel-sel ini tekumpul daam suatu
sistem yang disebut sistem konduksi jantung yang terdiri dari:

1) SA Node (Sino-Atrial Node)


SA node merupakan kepingan berbentuk sabit yang mengalami
spesialisasi dengn lebar kira-kira 3mm-1mm dan panjang 15 mm,
simpul ini terletak pada dinding posterior atrium masing-masing

7
berdiamter 3-5 mikro. Tetapi serabut SA Node berhubungan
langsung dengan atrium shingga setiap potensial aksi yang mulai
pada simpul S-A segera menyebar ke atrium.
Serabut SA node sedikit berbeda dari sebgian besar serabut otot
jantung lainnya, yaitu hanya mempunyai potensia membrane
istirahat dari -55 milivolt sampai -60 milivolt, dibandingkan dengan -
85 milivolt sampai -95 milivolt pada sebgian besar serabut lainnya.
Potensial istirahat yang rendah in disebabkan oleh sifat membrane
yang mudah ditembus ion natrium. Kebocoran natrium ini
menyebabkan eksitasi sendiri dari serabut SA Node.
Nodus sino-atrial (SA) adalah pencetus aliran listrik pada jantung
(pacu jantung, pacemaker). Letaknya dekat puncak krista terminalis,
dibawah pintu vena kava superior menuju atrium kanan. Impus yang
dibuat oleh Nodus SA dikonduksikan sepanjang otot-otot atrium
untuk menghasilkan kontraksi atrium yang sinkron. Nodus SA
mengatur ritme jantung (60-100 kali/menit) dengan mempertahankan
kecepatan depolarisasi sert mengawali siklus jantung ditandai
dengan sistol atrium. Impuls dari Nodus SA menyebar pertama
sekali ke atrium kanan lalu ke atrium kiri (melalui berkas Bachman)
yang selanjutnya diteruskan ke Nodus AV melalui traktus
intermodal.
2) AV Node (Atrio-Ventricular Node)
Ujung serabut impuls SA node bersatu serabut otot atrium yang ada
disekitarnya, dan potensial yang berasal dari simpul SA berjalan
keluar-masuk tersebut. Dengan jalan ini, potensial aksi menyebar ke
seluruh masa otot dan akhirnya juga ke simpul AV. Kecepatan
penghantar dalam otot atium sekitar 0,3 mter per detik. Tetapi,
penghantar dalam otot atrium, sebagia diantaranya sedikit lebih cepat
dlam beberapa berkas kecil serabut otot atrium sebagian diantaranya
berjalan langsung dari simpul SA ke simpul AV dan mengantarkan
impuls jantung dengan kecepatn sekitar 0,45 sampai 0,6 meter per
detik, lintasan ii yang dinamakan lintasan intermodal.

8
Sel-sel dalam AV Node dapat juga mengelurkan impuls dengan
frekuenzi lebih rendah dan pada SA Node yaitu: 40-60 kali per
menit. Oleh karena AV Node mengeluarkan impuls lebih rendah,
maka maka dikuasai oleh SA Node yang mempunyai impuls lebih
tinggi. Bila SA Node rusak, maka impuls akan dikeluarkan oleh AV
Node.
AV Node terleta dekat dengan septum interatrial bagian bawah,
diatas sinus koronarius dan dibelakang katup tricuspid yang
berfungsi memperlambat kecepatan konduksi sehingga memberi
kesempatan atrium mengisi ventrikel sebelum sistol ventrikel serta
melindungi ventrikel dari stimulasi berlebihan atrium seperti pada
vibrilasi atrial. Impuls dari AV Node akan diteruskan ke berkas his.
3) Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan bercabang dua yaitu, cabang
berkas kanan (Right Bundle Branch) yang mengirim impuls ke otot
jantung ventrcle kanan. Dan cabang berkas kiri (Left Bandle Branch)
yang terbagi dua yaitu: Left Posterior Fasikulus ( LPF)
mengantarkan impuls listrik ke ventrikel kiri bagian posterior dan
inferior. Dan Left Anterior Fasilkus (LAF) menghantarkan impuls
listrik ke ventrikel kiri bagian anterior dan superior.
Berkas-berkas tersebut bercabang menjadi cabang-cabang kecil atau
serbut purkinje yang tersebar melalui dari septum interventrikel
sampai ke muskulus papilaris dan menghasilkan impuls 20-40
kali/menit dengan kecepatan konduksi 4 meter/ detik. Impuls listrik
menyebar mulai dari endocardium ke miokardium dan terakhir
mencapai epikardium, yang selanjutnya otot jantung akan bergerak
(twisting) dan memompa darah keluar dari ruang ventrikel ke
pembuluh darah arteri.
4) Serabut purkinje
Serabut perkinje ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel
ventrikel. Dari sel-sel ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang
terdekat sehingga seluruh sel akan dirangsang. Di ventrikel juga

9
tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang secara otomatis
mengeluarkan impuls dengan frekuenzi 20-40 kali/menit.

Cara pengaturan kerja jantung dapat diuraikan sebagai berikut. Simpul


SA membangkitkan impuls dengan rate normal sekitar 70 bpm (beat per
menit). Impuls ini melalui bachmann’s bundle disebarkan ke seluruh dinding
atrium, sehingga membuat sel-sel dalam dinding atrium mengalami
depolarisasi. Depolarisasi pada atrium ini kemudian diikuti oleh kontraksi
atrium.

Dari atrium, impuls diteruskan ke Simpul AV melalui internodal fiber.


Di dalam Simpul AV, impuls mengalami penundaan sekitar 100 ms yang
fungsinya memberikan waktu kepada atrium untuk menyelesaikan
kontraksinya sebelum ventrikel mulai berkontraksi. Dari Simpul AV,
impuls diteruskan ke Bundle of His, ke Left dan Right Bundle branches,
dan menyebar ke seluruh dinding ventrikel melalui Purkinje fibers.
Menyebarnya impuls ke seluruh dinding ventrikel membuat ventrikel
mengalami depolarisasi yang kemudian diikuti dengan kontraksi ventrikel.
Setelah itu proses berulang kembali dimulai dari Simpul SA.

B. Interpretasi EKG

Untuk membaca EKG perlu kita ketahui standar dalam pembacaan.


Kecepatan perekaman standar yaitu 25 mm/detik.

10
Interpretasi EKG dapat mudah dilakukan secara sistematis dengan
menyebutkan komponen-komponen sebagai berikut:
 Ritme
 Laju
 Morfologi gelombang P
 Interval PR
 Kompleks QRS

11
 Segmen ST
 Gelombang T
 Interval Qt
 Kelainan yang ada: misal infark, LVH, RVH, RBBB, LBBB, dll.

Penjelasan dari komponen tersebut adalah:


1. Ritme: liat Lead II panjang
 reguler dan ireguler, lihat interval P-P atau R-R, bila sama berarti
regular. Gunakan kertas kosong untuk menandai interval P-P
atau R-R.
 reguler: interval konsisten
 regularly irreguler: terdapat pola iregular yang berulang
 ireguler: tidak ada pola sama sekali
2. Laju: liat Lead II panjang. Ada 3 metode:
 300 dibagi jumlah kotak besar R-R
 1500 dibagi jumlah kotak kecil antara R-R
 Hitung jumlah gelombang QRS dalam 6 detik (1 detik ada 5 kotak
besar), kemudian dikalikan 10 (metode ini untuk sinus aritmia
saja). Atau jika memungkinkan hitung R-R dalam 60 detik.
 rate normal 60–100 denyut per menit
 bradikardia itu <60 denyut per menit
 takikardia itu >100 denyut per menit
3. Morfologi Gelombang P: liat Lead II panjang, gelombang P selalu
positif (menghadap atas)
 normal /\
 berlekuk /\/\ = dilatasi atrium kiri
 runcing tinggi /\ = dilatasi atrium kanan
 inversi \/ = dilatasi atrium kiri
 jika tidak ada gelombang P, artinya irama junctional atau
ventricular
4. Interval PR: liat Lead II
 normal: 0,12–0,20 detik (3–5 kotak kecil) dan konstan

12
5. Kompleks QRS: liat Lead I, aVF, dan Lead II
 Axis: liat Lead I dan lead aVF, tentukan resultan “arah gaya”-nya,
normal bila -300 sampai +1100 namun bila sudah Lead I dan aVF
positif sudah pasti normo axis
 Durasi: liat Lead II
kurang dari 0,10 detik (kecuali bila ada gangguan konduksi
intraventrikel)
6. Interval QT: Jarak dari awal QRS ke akhir gelombang T. Jika ada
maka liat aja dari bacaan analisis EKG, normalnya 0.3–0.44 detik,
atau kurang dari setengah interval R-R. QTc interval yaitu QT/akar
dari R-R interval.
7. Kelainan Pada EKG:
 Infark: liat segment ST, gelombang Q, dan gelombang T
 Segmen ST: liat lead yang berdekatan
- Elevasi bermakna bila:
elevasi ≥ 1 kotak kecil pada sadapan ekstremitas
elevasi ≥ 2 kotak kecil pada sadapan prekordial di dua atau
lebih sadapan yang menghadap daerah anatomi jantung yang
sama
- Lokasi Infark, ada beberapa yaitu:
1. Anterior = V3, V4
2. Anteroseptal = V1, V2, V3, V4
3. Anterior ekstensif = I, aVL, V2-V6
4. Anterolateral = I, aVL, V3, V4, V5, V6
5. Inferior = II, III, aVF
6. Lateral = I, aVL, V5, V6
7. Septum = V1, V2
8. Posterior = V7, V8, V9
9. Ventrikel Kanan = V3R, V4R
 Gelombang Q patologis: menunjukkan adanya infark lama
- Gelombang Q berdurasi 0.04 detik

13
- Dalamnya minimal 1/3 tinggi gelombang R pada kompleks
QRS yang sama
 Gelombang T: normalnya <5 mm pada lead ekstremitas atau <10
mm pada lead prekordial. Curigai adanya infark akut bila ada tall-T
(infark fase hiperakut) atau T wave inverted (infark fase akut
lanjutan).
Pembesaran Atrium Kiri:
- Durasi P > 11 detik
- Gelombang P berlekuk/notched di lead I, II, avl, disebut P
mitral
- Gelombang P bifasik di lead V1 dengan inversi lebih
dominan
Pembesaran Atrium Kanan:
- Gelombang P tinggi > 2.5 mm di lead II, III, avf, disebut P
pulmonal
- Gelombang P bifasik di lead V1 dan dominan defleksi positif
 Hipertrofi Ventrikel
- Hipertrofi Ventrikel Kiri: tinggi gelombang R di aVL ≥ 11
mm, atau tinggi gelombang R di V5 atau V6 > 27 mm, atau
dalamnya gelombang S di V1 + tinggi gelombang R di V5
atau V6 > 35 mm
- Hipertrofi Ventrikel Kanan: deviasi aksis ke kanan,
gelombang R tinggi disertai depresi segment ST dan T
terbalik di lead II, III, aVF, atau gelombang R tinggi di lead
V1, rasio R/S > 1 atau durasi R > 0.03 detik
 Blok Berkas Cabang
- Right Bundle Branch Block (RBBB): pola rSR’ di lead aVR
dan V1 = kuping kelinci, gelombang S lebar (durasi ≥ 0.04
detik) dan tumpul (slurred) di lead I, aVL, V5, dan V6, durasi
kompleks QRS > 0.12 detik (blok komplit) atau antara 0.10–
0.12 detik (blok tidak komplit)

14
- Left Bundle Branch Block (LBBB): kompleks QRS lebar dan
bertakik (berbentuk huruf M) di lead I, aVL, V5, dan V6,
tidak dijumpai gelombang Q di lead I, V5, dan V6, kadang
disertai depresi segment ST dan gelombang T inversi di
sadapan I, aVL, V5, dan V6, durasi kompleks QRS > 0.12
detik (blok komplit) atau antara 0.10–0.12 detik (blok tidak
komplit
 Sindrom Long/Short QT:
- Long QT: interval Qtc (corrected QT) >0.44 dianggap
abnormal
- Short QT: interval Qtc (corrected QT) ≤ 0.30 dianggap
abnormal

 Ventricular Extra Systole (VES) atau Premature Ventricular


Complex (PVC):
- Uniformis atau multiformis
- R on T: gelombang R dari PVC jatuh pada gelombang T
denyutan sebelumnya
- Berpasangan (couplet)
- Bigeminal: 1 PVC di antara 2 kompleks QRS
- Trigeminal: 1 PVC di antara 3 kompleks QRS
- Quadrigeminal: 1 PVC di antara 4 kompleks QRS
 Blok AV (kuncinya lihat interval PR)
- Derajat 1: interval PR >0.20 detik namun konstan/tetap
- Derajat 2:
Tipe 1: interval PR semakin lama makin panjang sampai
suatu saat ada P yang tidak diikuti QRS. Pada tipe ini blok
terjadi di nodus AV
Tipe 2: interval PR konstan namun tidak diikuti QRS. Pada
tipe ini blok terjadi pada berkas cabang

15
- Derajat 3: interval P-P konstan namun QRS jalan sendiri.
Pada tipe ini tidak ada hantaran sama sekali dari atrium ke
ventrikel

C. Teknik Monitoring EKG

Ada beberapa teknik monitoring EKG yang sering digunakan :

a. teknik monitoring standar ekstremitas (meode Einthoven) atau


standard limb leads. Dalam menggunakan teknik ini dilakukan 3 tempat
monitoring EKG yaitu :
1. Lead I dibentuk dengan membuat lengan kiri (LA-left arm)
elektroda positif dan lengan kanan (RA- right arm) elektroda
negatif. Sudut orientasi 00
2. Lead II dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda
positif dan lengan kanan (RA- right arm) elektroda negatif. Sudut
orientasi 600
3. Lead III dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg)
elektroda positif dan lengan kiri (LA- left arm) elektroda negatif.
Sudut orientasi 1200
b. Teknik monitoring tambahan atau augmented limb leads Dalam
menggunakan teknik ini, dilakukan 3 tempat monitoring EKG yakni :
1. aVL dibentuk dengan membuat lengan kiri (LA-left arm) elektroda
positif dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif.
Sudut orientasi -300
2. aVR dibentuk dengan membuat lengan kanan (RA- right arm)
elektroda positif dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda
negatif. Sudut orientasi -1500
3. aVF dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda
positif dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif.
Sudut orientasi +900 monitoring EKG prekordial/ dada atau
standard chest leads monitoring EKG

16
D. Karakteristik dan Parameter EKG
Sinyal EKG terdiri dari gelombang P, kompleks QRS, dan gelombang
T yang digunakan untuk mendeteksi kelainan jantung atau aritmia
(arrythmia).

Karakteristik Elektrokardiogram, antara lain :


Defleksi Deskripsi
Gelombang P Gelombang yang timbul karena depolarisasi atrium dari
nodus sinoatrial ke nodus atrioventrikular
Gelombang Q Defleksi negatif pertama sesudah gelombang P dan yang
mendahului defleksi R, dibangkitkan oleh depolarisasi
permulaan ventrikel
Gelombang R Defleksi positif pertama sesuadah gelombang P dan
yang ditimbulkan oleh depolarisasi utama ventrikel.
Gelombang S Defleksi negatif sesudah defleksi R. Keseluruhan
depolarisasi ventrikel ini membangkitkan gelombang
QRS kompleks.
Gelombang T Gelombang yang timbul oleh repolarisasi ventrikel.

Fase depolarisasi merupakan kondisi dimana terjadi proses penyebaran


impuls/sinyal pada jantung. Fase repolarisasi merupakan kondisi dimana
otot-otot jantung tidak melakukan aktifitas sementara (istirahat). Fase
defleksi merupakan penyebaran proses depolarisasi. Sebuah sinyal yang
didapat dari elektrokardiogram normal memiliki ciri-ciri, seperti berikut
(Ekananda. 2008) :
Gelombang Amplitudo Interval EKG Durasi

17
EKG
P < 0.3 mV P-R 0.12 – 0.20 detik
R 1.6 – 3 mV Q-T 0.35 – 0.44 detik
Q 25 % dari R S-T 0.05 – 0.15 detik
T 0.1 – 0.5 mV Q-R-S 0.06 – 0.10 detik

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan ada kritik dan saran yang dapat
membangun sehingga kami dapat menyempurnakan makalah kami.

19
DAFTAR PUSTAKA

Darma,Surya. 2009.Sistematika Interpertasi EKG Pedoman Praktis . Jakarta EGC

Didik Nurkantoro, 2014, diakses pada


https://www.slideshare.net/didiknur68/makalah-ekg, pada jam 16.00 wita.

Kasron, 2011. Anatomi Fisiologi Kardiovaskuler.Yogyakarta Nuha Medika

Rahayu Herlusiatri. Tahun 2017. 7 fungsi EKG jantung, jenis, prosedur dan
biaya. Diakses dari https://drjantung.com/fungsi-ekg-jantung. Pada 12
oktober 2020

Rahim. (2017). Gambaran Elektrokardiogram Berdasarkan Klasifikasi Tekanan


Darah. Tersedia pada http://digilib.unila.ac.id/11269/4/Bab%202.pdf.
Diakses pada Senin, 12 Oktober 2020

Sundana K. 2008. Interpretasi EKG, Pedoman Untuk Perawat. Jakarta : EGC


Wulunggono. 2019. Cara Mudah Intepretasi EKG. Tersedia pada
https://medium.com/@wulunggono/interpretasi-ekg-part-1-b9fbee2756d1.
Diakses pada Senin, 12 Oktober 2020 pukul 18.15 WITA.

20

Anda mungkin juga menyukai