Anda di halaman 1dari 7

KULWHAP UJI KOMPETENSI KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

1. Seorang laki - laki berusia 45 tahun di rawat di ruang ICU dengan diagnosis STEMI. Hasil
pengkajian : nyeri dada kiri menjalar ke punggung dan tangan kiri, tiba - tiba EKG monitor
menunjukan gambaran seperti dibawah ini :

Apakah interpretasi dari gambaran EKG pada pasien tersebut ?


A. Sinus aritmia
B. Sinus takikardi
C. Sinus bradikardi
D. Ventrikel fibrilasi
E. Ventrikel takikardi

Pembahasan :
Ventrikel Takikardia (VT) terjadi karena inisiasi impuls berasal bukan dari peacemaker alama
yaitu SA node tapi berasal dari ventrikel dengan jalur konduksi yang lebih panjang sehingga
akan menyebabkan pelebaran pada gelombang QRS (> dari 0.11 detik) atau biasa disebut
dengan QRS lebar. Pada kasus VT, sinyal listrik dikirimkan terlalu cepat sehingga jantung
berkontraksi lebih cepat dari normal, penyebabnya diantaranya kardiomiopati, PJK, gagal
jantung atau miokarditis. Gejala yang menyertai selain gambaran EKG di atas adalah
palpitasi, sesak napas dan denyut nadi melemah atau tidak teraba.
Strategi :
Cara mudah untuk mengenali gambaran VT adalah dengan melihat QRS yang lebar dengan
voltage yang konstan (bedanya dengan ventrikel fibrilasi adalah voltage nya yang naik turun).
karakteristik VT adalah tidak terdapat gelombang p dan gelombang QRS komplek melebar,
nadi dapat teraba ataupun tidak teraba dan gelombang tampak teratur.

Jawaban : E

2. Seorang laki - laki berusia 38 tahun mengalami kecelakaan. Hasil pengkajian : membuka
mata ketika diberikan rangsang suara yang keras, melakukan gerakan menarik dari sumber
rangsang nyeri dan mengucapkan suara yang tidak jelas dan tanpa mengandung arti.
Berapakan nilai pemeriksaan GCS yang tepat pada kasus tersebut?
A. E2V2M2
B. E2V2M3
C. E3V3M4
D. E3V3M3
E. E3V3M2

Pembahasan :
EYE MOTORIK
4 Spontan 6 Menurut perintah
3 Membuka dengan perintah 5 Melokalisisr nyeri
2 Membuka dengan rangsang nyeri 4 Reaksi menghindar
1 Tidak ada respon 3 Gerakan fleksi abnormal
2 Gerakan ekstensi abnormal
1 tidak ada gerakan
VERBAL
5 Orientasi penuh
4 Bicara kacau/disorientasi
3 Kata - kata tidak tepat
2 Mengerang
1 Tak berespon

Strategi :
Terdapat 3 indikator untuk menentukan nilai GCS yaitu eye (respon membuka mata),
motorik, dan verbal (normalnya E4V5M6). Pada kasus ini menunjukan 3 indikator tersebut
berupa motorik : membuka mata dengan suara (disimpulkan 3), verbal kata - kata yang keluar
tidak jelas (disimpulkan 3) dan reaksi menghindar dari rangsang nyeri (disimpulkan 4).

Jawaban : C

3. Seorang perempuan berusia 37 tahun diantas ke UGD karena mengalami luka bakar akibat
tersiram air panas. Hasil pengkajian : pasien mengeluh nyeri, skala nyeri 8, histeria, area luka
bakar di seluruh area kepala dan dada. TD 120/70 mmHg, frekuensi nadi 110 x/menit dan
frekuensi nafas 26x/menit. Berapakan persen luas luka bakar pada pasien tersebut?
A. 18%
B. 27%
C. 36%
D. 45%
E. 54%

Pembahasan :
Pada luka bakar fokus dewasa, semua area dihitung dengan “rule of nine” kecuali di area
genilatia (perineum : 1%).
Strategi :
Pada kasus tersebut luka bakar mengenai : seluruh area kepala (9%), dan area dada (9%)
Jawaban : A

4. Seorang laki - laki berusia 34 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian
didapatkan jejas diantara dada dan abdomen di ICS 4-5, pasien meringis kesakitan, defans
muskular (+), CRT 4 detik, pucat, akral dingin, TD 80/60 mmHg, frekuensi nadi 125 x/menit,
frekuensi napas 24 x/menit dan suhu 37 0C. Apakah masalah keperawatan yang tepat pada
kasus tersebut?
A. Nyeri akut
B. Resiko infeksi
C. Gangguan perfusi
D. Defisit volume cairan
E. Perubahan pola nafas

Pembahasan :
Trauma abdomen dapat menyebabkan pecahnya (ruptura) organ dalam seperti hati dan lymph
dan menimbulkan perdarahan yang ditandai gejala klinis berupa : tampak pucat, akral dingin,
frekuensi nadi > 120 x/menit, tekanan darah sistolik ≤ 90 mmHg, dan ditemukan CRT > 2
detik, kondisi ini sudah berada pada fase shock hipovolemik derajat 2 - 3 yang
mengindikasikan adanya masalah kekurangan volume cairan.
Strategi :
Perhatikan tanda - tanda dari shock hipovolemik, dikaitkan dengan kasus, data yang paling
menonjol adalah peningkatan nadi 9125 x/menit), waktu pengisian kapiler memanjang (CRT
4 detik, normalnya < 2 detik), disertai penurunan TD 80/60 mmHg dengan akral pucat dan
dingin. Semua data menunjukan bahwa pasien mengalami kondisi shock hipovolemik dimana
volume darah berkurang dan cardiac output menurun sehingga perlu segera ditangani dengan
penggantian/resusitasi cairan.
Jawaban : D

5. Lima orang pasien secara bersamaan diantar ke UGD dengan kondisi :


Pasien A: seorang laki - laki berusia 45 tahun, riwayat penyakit jantung dan saat ini mengeluh
nyeri dada
Pasien B : seorang perempuan berusia 27 tahun mengalami serangan asma
Pasien C: laki - laki berusia 38 tahun tidak sadarkan diri dan tidak berespon terhadap nyeri
Pasien D : seorang laki - laki berusia 32 tahun mengalamu fraktur tertutup di daerah tibia
fibula
Pasien E : seorang perempuan berusia 54 tahun terdapat luka di bagian dahinya
Manakah pasien yang harus mendapatkan prioritas penanganan segera ?
A. Pasien A
B. Pasien B
C. Pasien C
D. Pasien D
E. Pasien E

Pembahasan :
Pada pasien dengan kondisi tidak sadarkan diri, berpotensi menimbulkan obstruksi/sumbatan
jalan napas akibat lidah jatuh ke belakang dan bila penangannnya terlambat dapat
menyebabkan kematian.
Strategi :
Metode pendekatan penanganan pada keadaan gawat darurat yaitu berdasarkan primary
survey, dengan prinsip airway, breathing, circulation, disability dan ezposure sebagai
indikator kegawatdaruratan. Semua pasien sadar sedangkan pada pasien C mengalami
penurunan kesadaran yang menyebabkan lidah jatuh kebelakang dan menutupi (obstruksi)
jalan nafas. Obstruksi jalan napas adalah tingkat kegawatan pernapasan yang dapat
menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan segera.
Jawaban : C

6. Seorang laki - laki berusia 38 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian
tampak jejas pada daerah dada, bunyi jantung menjauh dan JVP meningkat. TD 85/50 mmHg,
frekuensi nadi 116 x/menit, dan frekuensi napas 28 x/menit. Apakah label warna triage pada
kasus tersebut?
A. Merah
B. Kuning
C. Hijau
D. Orange
E. Hitam
Pembahasan :
Trauma yang mengenai dada regio sebelah kiri bawah bisa menyebabkan injury di bagian
epikardium sehingga terjadi perdarahan yang menumpuk di area pericardium, hal ini akan
menyebabkan berkurangnya relaksasi ventrikel sehingga ventrikel filling tidak optimal. Jika
volume terus bertambah, pada fase akut akan terjadi kompensasi berupa peningkatan heart
rate dan selanjutnya akan mengalami bradikardi hingga terjadinya hentu jantung.
Strategi :
Pada kasus tersebut pasien dikategorikan merah (most urgent/prioritas pertama) dikarenakan
tamponade jantung dengan melihat tanda klinisnya berupa : bunyi jantung menjauh, JVP
meningkat disertai hipotensi dan bila tidak ditangani segera (< 10 menit) akan menyebabkan
kematian. Prioritas pasien ditentukan oleh label triage berdasarkan tanda klinins yang
mengancam nyawa dan prinsip ABCDE.
Jawaban : A

7. Seorang laki - laki barusia 25 tahun dirawat di ICU dengan diagnosis gagal napas. Hasil
pengkajian : kesadaran compos mentis, terpasang ventilator mode CPAP, terdengar bunyi
gargling dan pasien akan dilakukan penghisapan lendir (suction). Apakah tindakan pertama
yang harus segera dilakukan pada kasus tersebut ?
A. Pasang cateter suction
B. Tingkatkan fraksi 02 100%
C. Penghisapan lendir dilakukan dengan cara berputar
D. Masukan cateter suction dengan posisi canula dibuka
E. Masukan caterter suction dengan posisi canula ditutup

Pembahasan :
Pasien yang dilakukan pemasangan ventilator mode CPAP akan menyebabkan penurunan
kemampuan fungsi silia dalam mengeluarkan sekret, sehingga berpotensi mengalami
akumulasi sekret di jalan napas. Kondisi tersebut akan menyebabkan obstruksi pada jalan
napas yang berdampak pada penurunan ventilasi dan akan bermuara pada penurunan
oksigenasi jaringan (SaO2), jika tidak segera ditangani akan menyebabkan kematian.
Strategi :
Pada tindakan suction, oksigen dari tubuh pasien dapat ikut terhisap sehingga dapat
menyebabkan saturasi O2 pasien menjadi turun. Oleh karena itu pada tahapan pertama
sebelum tindakan suction sebagai antisipasi penurunan saturasi oksigen adalah dengan
meningkatkan fraksi O2
Jawaban : B

8. Seorang laki - laki berusia 40 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian
terdapat luka tusuk di paru kiri, tampak sesak napas, VBS menurun, JVP meningkat, trakea
bergeser ke sebelah kanan. TD 80/50 mmHg, frekuensi nadi 116 x/menit, frekuensi napas 35
x/menit. Pasien terpasang oksigen NRM 10 l/menit. Pasien terpasang needle thorakosintesis.
Apakah tindakan selanjutnya yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Posisikan semi fowler
B. Pasang balut tekan
C. Pasang kassa 3 sisi
D. Perikardiosintesis
E. Pasang CTT

Pembahasan :
Tension pneumothoraks, terjadi kebocoran udara yang berasal dari paru - paru atau dari luar
melalui dinding dada, masuk kedalam rongga pleura dan tidak dapat keluar lagi (air
trap/udara terjebak di rongga pleura), terjadi peningkatan tekanan intra pleura sehingga paru -
paru menjadi kolaps, dan akhirnya menyebabkan mediastinum terdorong ke sisi yang sehat
(kontralateral) dan dapat menghambat pengembalian darah vena ke jantung.
Strategi :
Tanda dan gejala berupa sesak napas, VBS (Voice Breath Sound) menurun, JVP meningkat,
trakhea bergeser kesebelah kanan maka tindakan yang paling tepat untuk menangani hal
tersebut yaitu dengan melakukan kolaborasi pemasangan CTT (Catheter Chest Tube) untuk
pengeluaran udara dan mengembalikan tekanan intra pleura kembali pada tekanan normal.
Jawaban : E

9. Seorang laki - laki berusia 45 tahun, diantar ke UGD karena nyeri dada. Hasil pengkajian
nyeri di dada yang menjalar ke lengan kiri dan punggung, skala nyeri 8, ronchi positif, TD
100/60 mmHg, frekuensi nadi 70 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit dan suhu 35,8 0C.
gambaran EKG ada infark miokard luas dan pasien sudah diberikan NTG 10 mg sublingual.
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus tersebut?
A. Kolaborasi analgesik kuat (morphin)
B. Kolaborasi pemberian anti platelet
C. Kolaborasi pemberian oksigen
D. Kolaborasi obat digitalis
E. Kolaborasi nitrogliserin

Pembahasan :
Acute Coronary Syndrom (ACS) terjadi karena adanya oklusi dimana terjadi penumpukan
plak pada area lebih dari 2 cabang arteri koroner, oklusi lebih dari 70% akan direspon tubuh
berupa sensasi nyeri pada area jantung ( di daerah dada bagian kiri), nyeri dada yang semakin
berat menggambarkan tingkat kerusakan yang terjadi pada area miokard.
Strategi :
Tatalaksana yang telah terstandarisasi sesuai SPO sesuadah NTG diberikan jika masih ada
keluhan nyeri adalah pemberian morphin, karena sensasi nyeri tersebut hanya bisa diturunkan
dengan pemberian analgetik dosis kuat (morphin).
Jawaban : A

10. Seorang laki - laki berusia 65 tahun diantar ke UGD karena tidak sadarkan diri. Hasil
pengkajian : riwayat jatuh dikamar mandi, GCS E2M4V3, tampak jejas diarea frontal, lemah
dan terdengar bunyi napas gargling. TD 150/100 mmHg, frekuensi nadi 64 x/menit, frekuensi
napas 26 x/menit, dan akral; teraba dingin. Hasil CT Scan : stroke infark hemisfer sinistra.
Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut ?
A. Melakukan penghisapan lendir
B. Mengatur posisi fowler
C. Memasang oksigen
D. Memasang ETT
E. Memasang OPA

Pembahasan :
Perdarahan intraserebral meliputi perdarahan jaringan atau ventrikel otak. Perdarahan
disebabkan karena pecahnya aneurisma yang menyebabkan edema luas disekitar area
perdarahan dan iskemik jaringan dimana ditandai dengan hilangnya kesadaran, pola napas
abnormal, dan fungsi motorik meurun termasuk terjadinya gangguan pada nervus vagus
sehingga mengalami penurunan fungsi menelan, hal ini akan mengakibatkan menumpuknya
sekret di jalan napas yang bisa didengar sebagai suara gurgling.
Strategi :
Pasien mengalami penurunan kesadaran namun GCS masih diatas 8 bisa diasumsikan jalan
nafas (airway) pasien masih paten, untuk itu pendekatan penanganan kegawatdaruratan pada
kasus diatas adalah pada gangguan fungsi pernapasan (airway dan breathing) karena adanya
penumpukan sekret (terdengar suara gurgling) yang berpotensi mengakibatkan kematian.
Tindakan yang dilakukan untuk menjaga fungsi jalan napas tetap adekuat adalah dengan
melakukan penghisapan lendir.
Jawaban : A

11. Seorang laki - laki berusia 27 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian
terdapat fraktur terbuka pada femur sinistra, perdarahan masif, tekanan darah 90/60 mmHg,
frekuensi nadi 110x/menit, frekuensi napas 24 x/menit. Apakah tindakan yang tepat dilakukan
pada kasus tersebut?
A. Berikan O2
B. Balut tekan
C. Pasang bidai
D. Pasang kateter
E. Rehidrasi cairan

Pembahasan :
Fraktur terbuka dimana patahan tulang menonjol keluar menyebabkan jaringan lunak
disekitar tulang rusak, diantaranya menyebabkan pembuluh darah rusak sehingga timbul
perdarahan, bila perdarahannya massif terus menerus maka volume darah berkurang yang
beresiko terjadinya shock hipovolemik. Hal ini terlihat dari gejala klinis yang ditimbulkan
yaitu peningkatan nadi, penurunan TD, perfusi perifer menurun dan CRT > 2 detik.
Strategi :
Gejala klinis yang ada seperti adanya perdarahan masif, tekanan darah 90/60 mmHg,
frekuensi nadi 110 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit menunjukan berada pada kondisi
preshock. Maka tindakan utama yang tepat pada pasien tersebut adalah dengan memberikan
rehidrasi cairan sesuai defisit yang terjadi.
Jawaban : E

12. Seorang laki - laki berusia 37 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian :
kesadaran komposmentis, terlihat lemah dan jejas di area antebrachii dextra. TD 110/80
mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit dan frekuensi napas 24 x/menit. Pasien didiagnosis fraktur
tertutup radius ulna 1/3 distal dextra. Telah dilakukan pemasangan bidai. Apakah langkah
selanjutnya yang harus dilakukan pada kasus tersebut ?
A. Mengevaluasi warna kulit
B. Mengevaluasi posisi bidai
C. Mengevaluasi tingkat nyeri
D. Mengevaluasi pulsasi distal
E. Mengevaluasi kesimetrisan lengan

Pembahsan:
Fraktur disertai dengan adanya kerusakan pada otot dan jaringan lain termasuk syaraf.
Fragmen fraktur tidak stabil dan setiap terjadi pergerakan akan menstimulasi nyeri yang
dihantarkan ke hipothalamus; ke cortex cerebri disampaikan ke syaraf motorik yang akan
diinterpretasikan nyeri sehingga terjadai keterbatasan gerak. Tatalaksana yang dilakukan
untuk menstabilisasi fragmen fraktur salah satunya adalah dengan pemasangan bidai.
Strategi menjawab :
Pada kasus diatas dengan adanya fraktur tertutup radius ulna 1/3 distal dextra dan sudah
dilakukan pemasangan bidai, selanjutnya harus dilakukan monitoring neurovaskular yaitu
mengevaluasi pulse, sensasi, motorik (PSM) di area distal fraktur.
Jawaban : D

13. Seorang laki - laki berusia 34 tahun diantar ke UGD karena luka bakar. Hasil pengkajian
luas luka bakar 36 %, derajat II, dengan BB pasien 50 Kg. Berapa kebutuhan cairan 8 jam
pertama pada kasus tersebut ?
A. 3600
B. 5800
C. 6200
D. 7200
E. 8100

Pembahasan :
Luka bakar menyebabkan terbukanya kulit sebagai barrier untuk mengurangi terjadinya
evaporasi, hal ini akan menyebabkan kehilangan cairan tubuh dan selanjutnya akan
menyebabkan kondisi syok hipovolemik bahkan resiko kematian jika tidak segera ditangani.
Strategi :
Penghitungan kebutuhan cairan pada kasus luka bakar adalah 1) menentukan dahulu luas luka
bakar, BB dan kemudian mencari kebutuhan cairannya. Adapun rumus yang digunakan
adalah 4cc x BB x Luas Luka Bakar
Dengan rincian hasil hitungan :
1/2 hitungan cairan --> diberikan 8 jam pertama
1/2 hitungan cairan --> diberikan 16 jam berikutnya
Luka bakar 36% dan BB pasien 50 Kg. Maka kebutuhan cairannya : 4 x 50 x 36 = 7.2000, 8
jam pertama diberikan 50% dari total kebutuhan cairan : 7200/2 = 3600
Jawaban : A

14. Seorang laki - laki berusia 60 tahun dirawat di ICU dengan acute kidney injury. Hasil
pengkajian suara napas ronchi di kedua lapang paru bawah, edema extremitas derajat 2,
ascites +, TD 110/70 mmHg, frekuensi nado 98 x/menit, dan frekuensi napas 30 x/menit.
Hasil laboratorium fungsi faal ginjal : ureum 178, kreatinin 4,6. pasien mendapat terapi
diuretik furosemid 3 x 3 ampul. Apakah yang perlu dievaluasi dari tindakan kolaboratif
tersebut ?
A. Urine output
B. Tekanan darah
C. Frekuensi napas
D. Kadar kalium darah
E. Kadar natrium darah

Pembahasan :
Diuretik bekerja di tubulus ginjal dengan menghambat proses absorbsi sehingga diharapkan
kelebihan elektrolit seperti kalium, natrium dan cairan dapat dikeluarkan yang dilihat dari
indikator meningkatnya urine output. Urine output adalah indikator penting untuk monitor
atau evaluasi fungsi ginjal.
Jawaban : A

Anda mungkin juga menyukai