Spirometri adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur secara obyektif kapasitas/fungsi paru (ventilasi) pada pasien dengan indikasi medis. Alat yang digunakan disebut spirometer.
Tujuan : - mengukur volume paru secara statis dan dinamik - menilai perubahan atau gangguan pada faal paru
Prinsip spirometri adalah mengukur kecepatan perubahan volume udara di paru-paru selama pernafasan yang dipaksakan atau disebut forced volume capacity (FVC). Prosedur yang paling umum digunakan adalah subyek menarik nafas secara maksimal dan menghembuskannya secepat dan selengkap mungkin Nilai FVC dibandingkan terhadap nilai normal dan nilai prediksi berdasarkan usia, tinggi badan dan jenis kelamin.
Sebelum dilakukan spirometri, terhadap pasien dilakukan anamnesa, pengukuran tinggi badan dan berat badan. Pada spirometer terdapat nilai prediksi untuk orang Asia berdasarkan umur dan tinggi badan. Bila nilai prediksi tidak sesuai dengan standar Indonesia, maka dilakukan penyesuaian nilai prediksi menggunakan standar Indonesia. Volume udara yang dihasilkan akan dibuat prosentase pencapaian terhadap angka prediksi.
Spirometri dapat dilakukan dalam bentuk social vital capacity (SVC) atau forced vital capacity (FVC). Pada SCV, pasien diminta bernafas secara normal 3 kali (mouthpiece sudah terpasang di mulut) sebelum menarik nafas dalam-dalam dan dihembuskan secara maksimal. Pada FVC, pasien diminta menarik nafas dalam-dalam sebelum mouth piece dimasukkan ke mulut dan dihembuskan secara maksimal.
Pengukuran fungsi paru yang dilaporkan : 1. Forced vital capacity (FVC) adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara paksa setelah inspirasi secara maksimal, diukur dalam liter. 2. Forced Expiratory volume in one second (FEV1) adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan dalam waktu 1 detik, diukur dalam liter. Bersama dengan FVC merupakan indikator utama fungsi paru-paru. [Type text]
3. FEV1/FVC merupakan rasio FEV1/FVC. Pada orang dewasa sehat nilainya sekitar 75% - 80% 4. FEF 25-75% (forced expiratory flow), optional 5. Peak Expiratory Flow (PEF), merupakan kecepatan pergerakan udara keluar dari paru-paru pada awal ekspirasi, diukur dalam liter/detik. 6. FEF 50% dan FEF 75%, optional, merupakan rata-rata aliran (kecepatan) udara keluar dari paru-paru selama pertengahan pernafasan (sering disebut juga sebagai MMEF(maximal mid- expiratory flow)
Klasifikasi gangguan ventilasi (% nilai prediksi) : Gangguan restriksi : Vital Capacity (VC) < 80% nilai prediksi; FVC < 80% nilai prediksi Gangguan obstruksi : FEV1 < 80% nilai prediksi; FEV1/FVC < 75% nilai prediksi Gangguan restriksi dan obstruksi : FVC < 80% nilai prediksi; FEV1/FVC < 75% nilai prediksi.
Bentuk spirogram adalah hasil dari spirometri. Beberapa hal yang menyebabkan spirogram tidak memenuhi syarat : 1. Terburu-buru atau penarikan nafas yang salah 2. Batuk 3. Terminasi lebih awal 4. Tertutupnya glottis 5. Ekspirasi yang bervariasi 6. Kebocoran
Setiap pengukuran sebaiknya dilakukan minimal 3 kali. Kriteria hasil spirogram yang reprodusibel (setelah 3 kali ekspirasi) adalah dua nilai FVC dan FEV1 dari 3 ekspirasi yang dilakukan menunjukkan variasi/perbedaan yang minimal (perbedaan kurang dari 5% atau 100 mL)
[Type text]
TES SPIROMETRI
A. Alat dan Bahan 1. Spirometri 2. Tissue 3. Tinta spirometri 4. Mouth piece dispossable 5. Penjepit hidung
B. Cara Kerja Pemeriksaan Kapasitas Vital paru 1. Siapkan alat pencatat atau spirometri 2. Jelaskan tujuan dan cara kerja pemeriksaan kepada pasien, posisi pasien menghadap alat. 3. Nyalakan alat (power on). Masukkan/atur data pasien berupa nama dan umur. 4. Hubungkan pasien dengan alat dengan cara menyuruh pasien memasukkan mouth piece ke dalam mulutnya dan tutuplah hidung pasien dengan penjepit hidung. 5. Intruksikan pasien untuk bernafas tenang terlebih dahulu untuk beradaptasi dengan alat. 6. Tekan tombol start alat spirometri untuk memulai pengukuran. 7. Mulai dengan pernafasan tenang sampai timbul perintah dari alat untuk ekspirasi maksimal (tidak terputus). Bila dilakukan secara benar akan keluar datan dan kurva di layar spirometri. 8. Bila perlu tanpa melepas mouth piece, ulangi pengukuran dengan inspirasi dalam dan ekspirasi yang maksimal. 9. Setelah selesai lepaskan mouth piece, periksa data dan kurva dilanjutkan dengan mencetak hasil perekaman (tekan tombol print).
C. Hasil Tes Spirometri 1. Data Pasien : Nama : Matamin Umur : Berat Badan : Tinggi Badan : Tanggal Pemeriksaan : Jumat, 28 Februari 2014 2. Hasil Tes Spirometri [Type text]
Pengukuran Hasil FEV1.0 4.00 FVC 4.28 %FVC 105.9 FEV1.0% 93.4
D. Pembahasan Pada percobaan ini mula-mula pasien memberikan informasi berupa umur, jenis kelamin, tinggi badan, dan berat badan. Kemudian mouth piece dipasangkan ke alat dan masukan mouth piece ke dalam mulut pasien dan pasien menutup hidungnya sendiri. Lalu alat mulai dinyalakan, setelah dinyalakan pasien mulai bernapas normal sampai timbul perintah dari alat untuk ekspirasi dan inspirasi secara maksimal. FEV1 atau Forced Expiratory volume in one second adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan dalam waktu 1 detik, nilai normalnya adalah 3,2 liter. Sedangkan FVC atau Forced Vital Capacity adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara paksa setelah inspirasi secara maksimal, umumnya dicapai dalam 3 detik dan nilai normalnya adalah 4 liter. Data spirogram menunjukkan bahwa nilai FEV1 Pak Matamin adalah 4,00, atau jika dalam persen menunjukkan angka 93,4%. Menurut angka acuan yang telah disebutkan diatas, nilai FEV1 Pak Matamin menunjukkan angka yang normal yaitu diatas 3,2 liter. Sedangkan nilai FVC Pak Matamin menunjukkan angka 4,28 dan dalam persennya menunjukkan angka 105,9%. Hal ini juga menunjukkan bahwa nilai FVC Pak Matamin menujukkan angka yang normal yaitu diatas 4,00.