Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INSTRUMENTASI MEDIS

Nama : Reno Kamalia Janur Patalikrama


Nim : 151511613013
Prodi : Otomasi sitem Instrumentasi
Mata Kuliah : Instrumentasi Medis

SPIROMETER , SROTOMETER / ROTAMETER PADA


INSTRUMENTASI MEDIS

SPIROMETRI / SPIROMETER

Spirometri adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur secara obyektif kapasitas/fungsi
paru (ventilasi) pada pasien dengan indikasi medis. Alat yang digunakan disebut spirometer.
Tujuan
1. mengukur volume paru secara statis dan dinamik
2. menilai perubahan atau gangguan pada faal paru

Prinsip spirometri adalah mengukur kecepatan perubahan volume udara di paru-paru selama
pernafasan yang dipaksakan atau disebut forced volume capacity (FVC). Prosedur yang paling
umum digunakan adalah subyek menarik nafas secara maksimal dan menghembuskannya
secepat dan selengkap mungkin Nilai FVC dibandingkan terhadap nilai normal dan nilai prediksi
berdasarkan usia, tinggi badan dan jenis kelamin.
Sebelum dilakukan spirometri, terhadap pasien dilakukan anamnesa, pengukuran tinggi badan
dan berat badan. Pada spirometer terdapat nilai prediksi untuk orang Asia berdasarkan umur dan
tinggi badan. Bila nilai prediksi tidak sesuai dengan standar Indonesia, maka dilakukan
penyesuaian nilai prediksi menggunakan standar Indonesia. Volume udara yang dihasilkan akan
dibuat prosentase pencapaian terhadap angka prediksi.
Spirometri dapat dilakukan dalam bentuk social vital capacity (SVC) atau forced vital capacity
(FVC). Pada SCV, pasien diminta bernafas secara normal 3 kali (mouthpiece sudah terpasang di
mulut) sebelum menarik nafas dalam-dalam dan dihembuskan secara maksimal. Pada FVC,
pasien diminta menarik nafas dalam-dalam sebelum mouth piece dimasukkan ke mulut dan
dihembuskan secara maksimal.
Pengukuran fungsi paru yang dilaporkan :
1. Forced vital capacity (FVC) adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara paksa
setelah inspirasi secara maksimal, diukur dalam liter.
2. Forced Expiratory volume in one second (FEV1) adalah jumlah udara yang dapat
dikeluarkan dalam waktu 1 detik, diukur dalam liter. Bersama dengan FVC merupakan
indikator utama fungsi paru-paru
3. FEV1/FVC merupakan rasio FEV1/FVC. Pada orang dewasa sehat nilainya sekitar 75% 80%
4. FEF 25-75% (forced expiratory flow), optional
5. Peak Expiratory Flow (PEF), merupakan kecepatan pergerakan udara keluar dari paruparu pada awal ekspirasi, diukur dalam liter/detik.
6. FEF 50% dan FEF 75%, optional, merupakan rata-rata aliran (kecepatan) udara keluar
dari paru-paru selama pertengahan pernafasan (sering disebut juga sebagai
MMEF(maximal mid-expiratory flow
Klasifikasi gangguan ventilasi(% nilai prediksi) :
Gangguan restriksi : Vital Capacity (VC) < 80% nilai prediksi; FVC < 80% nilai prediksi
Gangguan obstruksi : FEV1 < 80% nilai prediksi; FEV1/FVC < 75% nilai prediksi
Gangguan restriksi dan obstruksi : FVC < 80% nilai prediksi; FEV1/FVC < 75% nilai prediksi.

Bentuk spirogram adalah hasil dari spirometri. Beberapa hal yang menyebabkan spirogram tidak
memenuhi syarat :
1. Terburu-buru atau penarikan nafas yang salah
2. Batuk
3. Terminasi lebih awal
4. Tertutupnya glottis
5. Ekspirasi yang bervariasi
6. Kebocoran
Setiap pengukuran sebaiknya dilakukan minimal 3 kali. Kriteria hasil spirogram yang
reprodusibel (setelah 3 kali ekspirasi) adalah dua nilai FVC dan FEV1 dari 3 ekspirasi yang
dilakukan menunjukkan variasi/perbedaan yang minimal (perbedaan kurang dari 5% atau 100
mL)
( referensi : http://www.prodia.co.id/ProdukLayanan/PenunjangDiagnostik/spirometri/
)

INDIKASI SPIROMETRI
Diagnostik
- mengevaluasi hasil pemeriksaan yang abnormal
- mengukur efek penyakit terhadap fungsi paru
- menyaring individu dengan risiko penyakit paru
- menilai risiko prabedah
- menilai prognosis
- menilai status kesehatan sebelum masuk program dengan aktivitas fisik berat
Memantau
- Menilai hasil pengobatan
- Menjelaskan perjalanan penyakit yang mempengaruhi fungsi paru
- Memonitor individu yang pekerjaannya terpajan zat berbahaya
- Memonitor reaksi obat yang mempunyai efek toksis terhadap paru
Evaluasi gangguan / ketidakmampuan
- Menilai pasien sebagai bagian program rehabilitasi
- Menilai risiko sebagai bagian evaluasi asuransi
- Menilai individu untuk alasan legal
Kesehatan masyarakat
- Survey epidemiologi
- Penelitian klinis.
PERSIAPAN PEMERIKSAAN SPIROMETRI

Spirometri merupakan pemeriksaan yang relative mudah namun sering kali hasilnya tidak dapat
digunakan. Karena itu perlu beberapa persiapan sebagai berikut:
1. Operator, harus memiliki pengetahuan yang memadai , tahu tujuan pemeriksaan dan
mampu melakukan instruksi kepada subjek dengan manuver yang benar
2. Persiapan alat, spirometer harus telah dikalibrasi untuk volume dan arus udara
minimal 1 kali seminggu
3. Persiapan subjek, selama pemeriksaan subjek harus merasa nyaman. Sebelum
pemeriksaan subjek sudah tahu tentang tujuan pemeriksaan dan manuver yang akan
dilakukan. Subjek bebas rokok minimal 2 jam sebelumnya, tidak makan terlalu
kenyang, tidak berpakaian terlalu ketat, penggunaan obat pelega napas terakhir 8 jam
sebelumnya untuk aksi singkat dan 24 jam untuk aksi panjang.
4. Kondisi lingkungan, ruang pemeriksaan harus mempunyai sistem ventilasi yang baik
dan suhu udara berkisar antara 17 40 0C
MANUVER SPIROMETRI
Hasil spirometri berupa spirogram yaitu kurva volume paru terhadap waktu akibat manuver yang
dilakukan subjek. Usaha subjek diobservasi di layar monitor untuk meyakinkan bahwa usaha
yang dilakukan subjek benar dan maksimal.
1. Manuver KV, subjek menghirup udara sebanyak mungkin dan kemudian udara
dikeluarkan sebanyak mungkin tanpa manuver paksa.
2. Manuver KVP, subjek menghirup udara sebanyak mungkin dan kemudian udara
dikeluarkan dengan dihentakkan serta melanjutkannya sampai ekspirasi maksimal.
Apabila subjek merasa pusing maka manuver segera dihentikan karena dapat
menyebabkan subjek pingsan. Keadaan ini disebabkan oleh gangguan venous return
ke rongga dada.
3. Manuver VEP1 (volume ekspirasi paksa detik pertama). Nilai VEP1 adalah volume
udara yang dikeluarkan selama 1 detik pertama pemeriksaan KVP. Manuver VEP 1
seperti manuver KVP.
4. Manuver APE (arus puncak ekspirasi). APE adalah kecepatan arus ekpirasi maksimal
yang dapat dicapai saat ekspirasi paksa. Tarik napas semaksimal mungkin, hembuskan
dengan kekuatan maksimal segera setelah kedua bibir dirapatkan pada mouthpiece.
5. Manuver MVV (maximum voluntary ventilation). MVV adalah volume udara
maksimal yang dapat dihirup subjek. Subjek bernapas melalui spirometri dengan
sangat cepat, kuat dan sedalam mungkin selama minimal 10-15 detik
HASIL SPIROMETRI
Minimal terdapat 3 hasil acceptable

Inspirasi penuh sebelum pemeriksaan dimulai

Memenuhi syarat awal ekspirasi yaitu dengan usaha maksimal dan tidak ragu-ragu

Tidak batuk atau glottis menutup selama detik pertama

Memenuhi lama pemeriksaan yaitu minimal 6 detik atau sampai 15 detik pada subjek
dengan kelainan obstruksi

Tidak terjadi kebocoran

Tidak terjadi obstruksi pada mouthpiece

Hasil yang reproducible

Nilai KVP dan VEP1, diambil dua nilai terbesar dengan perbedaan diantaranya
kurang dari 5% atau 0,1 liter

Jika tidak memenuhi kriteria ulangi pemeriksaan

Jika tidak didapat setelah 8 kali pemeriksaan maka pemeriksaan dihentikan dan
interpretasi hasil yang didapat dengan menggunakan 3 hasil terbaik yang acceptable

Seleksi nilai untuk interpretasi

Pilih hasil yang acceptable dan reproducible

Pilih nilai KVP dan VEP1 yang terbesar tanpa memperhatikan pemeriksaan yang
digunakan

Untuk indeks rerata kecepatan aliran menggunakan nilai pemeriksaan dengan nilai
terbesar kombinasi KVP dan VEP1.

( referensi : http://www.klikparu.com/2013/01/spirometri.html )

Anda mungkin juga menyukai