Anda di halaman 1dari 42

SPIROMETRI

APRINA ADHA WIDIASTINI


1718012149

Pembimbing:
dr. Nina Marlina, Sp.P., FISR

SMF ILMU PENYAKIT DALAM


RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
2019
Spirometri
Suatu metode untuk menilai
fungsi paru dengan mengukur
volume udara yg dpt dikeluarkan
dari paru-paru setelah inspirasi
maksimal.

Merupakan metode yg cukup


akurat untuk membedakan
penyakit paru obstruktif dan
restriktif
DATA SPIROMETRI
Nama
Umur
Tinggi Badan
Berat Badan
Gender
Merokok atau tidak beserta kuantitas dan berapa lama sudah merokok
(Jika diperlukan)
TUJUAN PEMERIKSAAN
SPIROMETRI
Menilai status faal paru
(normal, restriksi, obstruksi, campuran)
Menilai manfaat pengobatan
Memantau perjalanan penyakit
Menentukan prognosis
Menentukan toleransi tindakan bedah
SYARAT PEMERIKSAAN
Sedang tidak menderita penyakit akut terkait pernafasan
Tidak merokok dalam 2 jam terakhir
Tidak menggunakan obat hirup dalam 1 jam terakhir (cth:
bronkodilator)
Tidak makan dalam waktu 1 jam terakhir
INDIKASI PEMERIKSAAN
1. Diagnostik :
Evaluasi keluhan dan gejala (deformitas rongga dada, sianosis, penurunan
suara napas, perlambatan udara ekspirasi, ronki yang tidak dapat dijelaskan)
Evaluasi hasil laboratorium abnormal (foto toraks abnormal, hiperkapnia,
hipoksemia,polisitemia)
Menilai pengaruh penyakit pada fungsi paru
Deteksi dini seseorang yang memiliki risiko menderita penyakit paru
(perokok, pekerja yang terpajan substansi tertentu)
Pemeriksaan rutin (risiko pra-pembedahan, menilai prognosis, menilai status
kesehatan)
INDIKASI PEMERIKSAAN
2. Monitoring :
Menilai efek terapi (terapi bronkodilator, terapi steroid)
monitoring individu yang terpajan agen berisiko terhadap fungsi paru
Menggambarkan perjalanan penyakit (penyakit paru, interstitial lung disease
(ILD), gagal jantung kronik, penyakit neuromuskuler, sindrom Guillain-Barre)
Efek samping obat pada paru
INDIKASI PEMERIKSAAN
3. Evaluasi kecacatan/kelumpuhan :
menentukan pasien yang membutuhkan program rehabilitasi,
kepentingan asuransi dan hukum.
INDIKASI PEMERIKSAAN
4. Kesehatan masyarakat : survei epidemiologis (skrining penyakit obstruktif
dan restriktif) menetapkan standar nilai normal dan penelitian klinis.
KONTRAINDIKASI
PEMERIKSAAN
1. Kontraindikasi absolut 2. Kontraindikasi relatif antara lain:
meliputi:
hemoptisis yang tidak diketahui
Peningkatan tekanan intrakranial, penyebabnya,
space occupying lesion (SOL) pada pneumotoraks,
otak,
angina pektoris tidak stabil,
ablasio retina, dan lain-lain.
hernia skrotalis,
hernia inguinalis,
HASIL YANG DAPAT
DITERIMA
Permulaan uji harus baik
Pemeriksaan selesai
Waktu ekspirasi minimal 3 detik
Grafik flow – volume mempunyai puncak
PEMERIKSAAN YANG
TIDAK BAIK
Permulaan ekspirasi ragu-ragu/ lambat
Batuk selama ekspirasi
Manuver valsava
Ekspirasi tidak selesai
Terdapat kebocoran
Mouth piece tersumbat
Meniup lebih dari 1 kali
INTERPRETASI
a. Fungsi Paru Normal
Hasil spirometri normal menunjukkan FEV1 >80% dan FVC >80%
FEV1 / FVC > 75%
INTERPRETASI
b. Obstruksi Paru
Hasil spirometri menunjukkan FEV1 < 80% nilai prediksi
FEV1 / FVC < 75%
Contoh keadaan : PPOK, Asma
INTERPRETASI
c. Restriksi Paru
FVC < 80% nilai prediksi
FEV1 / FVC > 90%
Contoh : Fibrotik lung disease, Pasca infeksi TB, gangguan pleura
INTERPRETASI
Tes Fungsi Paru
Volume Paru  Σ udara yg dpt keluar masuk sal nafas
1. Volume TIDAL (TV) : Σ udara dari inspirasi & ekspirasi pd
pernafasan normal (500 ml)
2. Volume INSPIRASI RESERVE (IRV) : Σ udara yg dpt masuk pd
inspirasi maksimal (3000 ml)
3. Volume EKSPIRASI RESERVE (ERV) : Σ udara yg dikeluarkan pd
ekspirasi maks stlh pernafasan biasa (1100 ml)
4. Volume RESIDUAL (RV) : Σ udara yg masih tersisa didlm paru stlh
ekspirasi maksimal (1200 ml)
Kapasitas Paru  kemampuan paru untuk mengisi udara
 gabungan dari 2 vol paru atau lebih
1. Kapasitas INSPIRASI (IC) : Σ (TV + IRV)  3500 ml
2. Kapasitas RESIDUAL FUNGSIONAL (FRC) :
Σ (ERV + RV)  2300 ml
3. Kapasitas VITAL (VC) : Σ (IRV + TV + ERV )  4600 ml
4. Kapasitas TOTAL PARU (TLC) : Σ udara dlm inspirasi maksimal 
5800 ml
Volume Paru & Kapasitas Paru
Normal vs. Obstructive vs. Restrictive

(Hyatt,
2003)
Persiapan Pemeriksaan
Spirometri

Alat dan Bahan Pasien

Fasiliti dan
Pemeriksa
Ruangan
Alat dan Bahan
Cek kalibrasi setiap hari
Kalibrasi alat spirometer sekali dalam
seminggu
Mouth piece
Pasien
Bebas rokok 2 (dua) jam sebelum pemeriksaan
Tidak boleh makan terlalu kenyang
Tidak boleh berpakaian terlalu ketat
Penggunaan bronkodilator terakhir minimal 8 jam untuk bronkodilator aksi
singkat dan 24 jam untuk bronkodilator aksi panjang
Mengerti tujuan pemeriksaan spirometri
Pemeriksa
Terlatih
Mengerti tujuan pemeriksaan spirometri
Dapat menilai hasil
Ruang dan Fasiliti
Ruangan dengan sistem ventilasi yang baik
Suhu udara tempat pemeriksaan min 17˚C atau max
40˚C
Pemeriksaan terhadap pasien penyakit infeksi saluran
napas dilakukan terakhir dan setelah itu harus
dilakukan tindakan antiseptik
Prosedur Tindakan
Dilakukan pengukuran tinggi badan
Tentukan nilai dugaan/prediksi (Pneumobile Project Indonesia)  jenis
kelamin, usia, suku/ras, tinggi badan
Posisi duduk pada kursi (ada sandaran tangan) tidak beroda.
Jika posisi berdiri sebaiknya pada hasil diberi catatan khusus.
Kapasiti Vital Paksa (KVP) dan
Volume Ekspirasi Paksa detik
pertama (VEP1)

KVP adalah volume maksimal udara yang dikeluarkan


pada ekshalasi paksa maksimal dari inspirasi maksimal.

VEP1 adalah volume maksimal udara yang dikeluarkan


pada detik pertama ekspirasi paksa dari inspirasi
maksimal.
Prosedur pemeriksaan
KVP dan VEP1
1. Periksa kalibrasi spirometer
2. Jelaskan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
3. Siapkan subjek
4. Tanyakan tentang merokok, penyakit yang diderita, penggunaan
obat-obat
5. Ukur berat badan dan tinggi badan tanpa sepatu
Prosedur pemeriksaan
KVP dan VEP1
6. Cuci tangan
7. Pandu dan demontrasikan pemeriksaan kepada subjek, termasuk
◦ Postur yang benar dengan kepala agak menengadah
◦ Menarik napas dengan cepat dan tuntas
◦ Posisi mouth piece harus rapat
◦ Menghembuskan napas dengan kekuatan maksimal
Prosedur pemeriksaan
KVP dan VEP1
8. Ulangi manuver hingga didapatkan minimal tiga manuver dan
umumnya tidak lebih dari delapan manuver.
9. Cek apakah nilai dapat diterima dan reprodusibel
10. Ulangi manuver bila diperlukan
Kapasiti Vital (KV) dan
Kapasiti Inspiratori (KI)
Kapasiti vital (KV) adalah jumlah udara yang dapat
diekspirasi maksimal setelah inspirasi maksimal.

Kapasiti inspiratori adalah jumlah udara yang dapat


dihirup pada inspirasi maksimal setelah ekspirasi
biasa.
Prosedur pemeriksaan
KV dan KI
Periksa kalibrasi spirometer
Jelaskan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
Siapkan subjek
Tanyakan tentang merokok, penyakit yang diderita, penggunaan obat-
obat
Ukur berat badan dan tinggi badan tanpa sepatu
Cuci tangan
Prosedur pemeriksaan
KV dan KI
Pandu dan demontrasikan pemeriksaan kepada subjek, termasuk
◦ Postur yang benar dengan kepala agak menengadah
◦ Menarik napas biasa tiga kali diikuti dengan menarik napas dalam dan tuntas
◦ Menghembuskan napas perlahan sampai tidak ada lagi udara yang bisa
dihembuskan, tanpa perasat paksa
◦ Posisi mouth piece dan hidung harus ditutup rapat
Prosedur pemeriksaan
KV dan KI
Ulangi manuver hingga didapatkan minimal tiga manuver dan umumnya
tidak lebih dari delapan manuver.
Cek apakah nilai dapat diterima dan reprodusibel
Ulangi manuver bila diperlukan
Arus Puncak
Ekspirasi (APE)
Arus puncak ekspirasi adalah nilai arus tertinggi yang didapat dari
ekspirasi maksimum paksa.
Nilai APE pada pemeriksaan menggunakan spirometer sekaligus bisa
didapatkan dengan manuver yang sama seperti manuver KVP.
Maximum Voluntary
Ventilation (MVV)
Maximum voluntary ventilation adalah volume udara terbanyak
yang dapat dihirup selama periode waktu tertentu.
Periode waktu yang biasa dipakai adalah selama 12 detik.
Prosedur pemeriksaan MVV sebaiknya dilakukan dengan posisi
duduk dan hidung ditutup.
Manuver MVV diawali dengan tiga kali pernapasan volume tidal dan
diikuti dengan pernapasan secepat mungkin dan sedalam mungkin.
Hasil yang dapat diterima
(acceptable)
Pemeriksaan dengan awal yang baik, yaitu volume ekstrapolasi kurang
dari 5% KVP atau 0,15 L
Pemeriksaan dilakukan sampai selesai, yaitu ekspirasi selama minimal 6
detik untuk dewasa dan 3 detik untuk anak-anak
Grafik flow-volume mempunyai puncak
Hasil yang dapat diterima
(acceptable)
Selama pemeriksaan tidak terdapat
◦ Batuk pada detik pertama ekspirasi
◦ Manuver valsava
◦ Permulaan ekspirasi yang ragu-ragu
◦ Pemeriksaan tidak selesai
◦ Terdapat kebocoran
◦ Mouth piece tersumbat
◦ Meniup lebih dari sekali
Hasil Spirometri
Normal
Jika nilai KVP > 80% nilai dugaan untuk semua usia
Dan
VEP1 > 80% nilai dugaan untuk usia < 40 tahun
VEP1 > 75% nilai dugaan untuk usia 40-60 tahun
VEP1 > 70% nilai dugaan untuk usia > 60 tahun
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai