Anda di halaman 1dari 2

SOP

SPIROMETRI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


………………. ……………
……………….

Spirometri adalah pemeriksaan fisiologi guna mengukur volume


udara inspirasi dan ekspirasi seseorang dalam waktu tertentu.
Pengertian
Tujuan utama untuk membedakan penyakit paru obstruksi dan
restriksi.

Indikasi:
1. Evaluasi keluhan respirasi seperti batuk atau sesak.
2. Menentukan dan monitor tingkat keparahan dan progresifitas
penyakit.
3. Menilai resiko pre operasi.
Tujuan 4. Monitor toksisitas obat ke paru.
5. Monitor paparan gas yang berbahaya.
6. Survey epidemiologi.
Kontra Indikasi (relatif):
Nyeri, mual, subjek tidak kooperatif seperti perubahan status
mental.

Semua penderita yang dipandang perlu dilakukan pengukuran


Kebijakan
fungsi paru dengan menggunakan spirometri.

Prosedur
Alat:
Alat spirometer yang telah dikalibrasi.
Persiapan Subjek:
1. Memakai pakaian yang nyaman.
2. Hindari latihan berat sebelum dilakukan tes.
3. Hindari makan terlalu kenyang sebelum tes.
4. Obat seperti bronkodilator dihentikan atau diteruskan
sesuai petunjuk dokter yang meminta tes ini.
5. Posisi subjek dapat duduk atau berdiri.
6. Menanyakan riwayat merokok dan riwayat penyakit diparu
maupun diluar paru.
Cara Kerja:
Memasukkan data umur, tinggi dan berat badan, jenis kelamin,
dan ras.
Memberi instruksi dan memperagakan tes kepada pasien.
 Postur yang benar dengan kepala sedikit terangkat.
 Tempatkan mouth-piece dalam mulut dan bibir menutup.
 Tarik nafas teratur dan komplit dengan interval kurang dari
1 detik.
Mengukur Kapasitas Vital (KV)
KV adalah jumlah udara dalam liter yang bisa diekspirasikan
maksimal setelah inspirasi maksimal.
Tehnik :
SOP
SPIROMETRI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


………………. ……………
……………….

1. Memastikan pasien dalam postur yang benar.


2. Memasang klip untuk hidung.
3. Subjek diperintahkan melakukan inspirasi maksimal dan
ekspirasi selama mungkin sampai tidak ada udara yang
bisa dikeluarkan lagi.
4. Mengulangi instruksi dengan penuh semangat bila
dianggap perlu.
5. Ulangi minimal dengan tiga kali manuver, biasanya tidak
boleh lebih dari delapan kali.
6. Periksa reproducsible test dan lakukan manuver-manuver
lagi bila diperlukan.
Mengukur Kapasitas Vital Paksa (KVP)
KVP adalah jumlah udara dalam liter yang bisa diekspirasikan
secara paksa dan cepat setelah inspirasi maksimal.
Tehnik:
1. Memastikan pasien dalam postur yang benar.
2. Memasang klip untuk hidung.
3. Subjek diperintahkan melakukan inspirasi maksimal dan
ekspirasi cepat dan sekuat-kuatnya pada corong
spirometer selama mungkin sampai tidak ada udara yang
bisa dikeluarkan lagi.
4. Mengulangi instruksi dengan benar, bila dianggap perlu.
5. Ulangi minimal dengan tiga kali manuver, biasanya tidak
boleh lebih dari delapan kali.
6. Periksa reproduksibel test dan lakukan manuver-manuver
lagi bila diperlukan.
Mengukur Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1)
VEP1 adalah jumlah udara dalam liter yang dapat diekspirasi
maksimal secara paksa pada detik pertama setelah inspirasi
maksimal.
Tehnik:
VEP1 dapat diukur setelah pasien melakukan perasat KVP.

Unit Terkait Unit lain di dalam paru maupun SMF diluar paru.

1. American Thoracic Society/ European Respiratory


Society Task Force : Standarisation of Lung Function
Testing Number 2 in this series, April 05 2005 p 319-338,
Referensi Chest: Spirometri: Don’t Blow it! 2009; 136; 608 – 614
2. Prosedur Tindakan Bidang Paru dan Pernafasan,
Diagnostik dan Terapi, Bagian Pulmonologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 2001.

Anda mungkin juga menyukai