Anda di halaman 1dari 32

YAYASAN MEDIKA GEREJA MASEHI INJILI di MINAHASA

TENTANG
PERATURAN KEPEGAWAIAN DAN BIAYA HIDUP
DILINGKUP YAYASAN MEDIKA GEREJA MASEHI INJILI DI MINAHASA

Menimbang :
a. Bahwa Yayasan Medika GMIM menyadari sepenuhnya akan kepentingan Unit - Unit
Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM yang dalam kegiatan sehari-harinya
menggunakan pegawai yang cukup dan menyadari pula akan pentingnya
pembinaan hubungan kepegawaian dan hubungan kerja yang baik antara pimpinan
unit kesehatan dengan segenap pegawainya.
b. Bahwa Yayasan Medika GMIM berkewajiban untuk membuat dan menyusun
peraturan tentang persyaratan kerja dan biaya hidup bagi pegawai dalam lingkup
Yayasan Medika GMIM.

Mengingat :
1. Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian.
4. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
5. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu (PKWT), Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK)
7. Surat Keputusan Badan Pekerja Majelis Sinode GMIM Nomor 82 A tahun 2012
tentang Pembentukan Yayasan Medika GMIM dan Penetapan Personalia Organ-
organ Yayasan Medika GMIM.
8. Tata Gereja GMIM Tahun 2021.
9. Akta Yayasan Medika GMIM, Keputusan Menteri Hukum Dan HAM RI, Nomor :
AHU-AH 01.06.0019600 Tanggal 21 Agustus Tahun 2020
MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERATURAN KEPEGAWAIAN DAN BIAYA HIDUP


YAYASAN MEDIKA GEREJA MASEHI INJILI di MINAHASA

BAB I
Pengertian
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Yayasan adalah : Yayasan Medika Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM).
2. Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM adalah :
- RSU GMIM Bethesda Tomohon
- RSU GMIM Kalooran Amurang
- RSU GMIM Pancaran Kasih Manado
- RSU GMIM Siloam Sonder
- RSU GMIM Tonsea Airmadidi
- Klinik GMIM Lidia Tondano
- Klinik GMIM Kaupusan Langowan
- Klinik GMIM Syalom Tompasobaru
- Klinik GMIM Kaeluden Girian
3. Pimpinan adalah Direktur, Wakil Direktur Rumah Sakit dan Penanggung Jawab
Klinik.
4. Pegawai, adalah: tenaga kesehatan dan non kesehatan yang bekerja di Unit - Unit
Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM.
5. Peraturan, adalah: tentang persyaratan kerja dan biaya hidup bagi tenaga
kesehatan dan non kesehatan yang bekerja di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan
Yayasan Medika GMIM.
6. Gereja adalah: Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM).
7. Sinode atau BPMS, adalah: Sinode GMIM atau Badan Pekerja Majelis Sinode
GMIM.

Maksud dan Tujuan


Pasal 2
1. Peraturan ini mengatur tentang pelaksanaan persyaratan kerja, tata tertib dan hal-
hal lainnya berdasarkan ketentuan perundang-undangan dan Tata Gereja GMIM
untuk :
a. Membina suatu hubungan kepegawaian dan hubungan kerja yang baik dan
harmonis.
b. Mewujudkan suatu perlindungan, ketentraman dan ketenangan kerja.
c. Mencapai peningkatan mutu pelayanan yang optimal kepada masyarakat dan
kesejahteraan pegawai.
2. Peraturan ini dimaksud sebagai petunjuk dan bimbingan persyaratan kerja dalam
hubungan kerja antara Pengurus, Pimpinan Unit-unit dan segenap pegawai
Yayasan Medika GMIM di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM
dalam melaksanakan tugas.
3. Persyaratan kerja, tata tertib kerja dan ketentuan-ketentuan lain yang pada
pokoknya merupakan ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban secara timbal
balik antara pimpinan Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM dan
pegawai, harus diketahui dan dilaksanakan oleh kedua belah pihak.
BAB II
Hubungan Kerja
Pasal 3

Pegawai ialah setiap orang yang terikat hubungan kerja dengan Yayasan Medika GMIM di Unit
- Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM yang menurut statusnya dapat dibagi,
sebagai berikut :
1. Calon Pegawai Tetap :
adalah pegawai yang berdasarkan Surat Keputusan Yayasan Medika GMIM,
diangkat sebagai calon pegawai tetap untuk jangka waktu 3 (tiga) bulan sebagai
masa percobaan.

2. Pegawai Tetap :
adalah pegawai yang berdasarkan Surat Keputusan Yayasan Medika GMIM,
diangkat sebagai pegawai tetap untuk jangka waktu tidak tertentu dan memenuhi
persyaratan penerimaan pegawai yang telah ditetapkan.

3. Tenaga Kontrak :
adalah tenaga tidak tetap yang diangkat berdasarkan Kontrak / Perjanjian Kerja
dengan Yayasan Medika GMIM untuk pekerjaan yang diperkirakan
penyelesaiannya dalam waktu tertentu.

4. Tenaga Konsultan :
adalah tenaga yang mempunyai keahlian khusus yang diusulkan oleh Unit
Kesehatan yang membutuhkan dengan uraian tugas yang jelas sebagai tenaga
konsultan untuk bidang tertentu, dengan jangka waktu 1 tahun, dan akan
ditetapkan oleh Yayasan Medika GMIM.
BAB III
Penerimaan Calon Pegawai Tetap

Pasal 4
Penerimaan pegawai dilakukan oleh Yayasan Medika GMIM berdasarkan permintaan
dan kebutuhan Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM, dilakukan
setelah bakal calon pegawai memenuhi persyaratan yang dibutuhkan, yakni :
1. Warga Negara Indonesia.
2. Berusia serendah-rendahnya 19 tahun dan setinggi-tingginya 38 sesuai akte
kelahiran pada saat rekrutmen.
3. Memasukkan lamaran kerja yang ditulis tangan sendiri dan ditanda tangani diatas
meterai sepuluh ribu, yang ditujukan kepada Badan Pengurus Yayasan Medika
GMIM, dengan melampirkan:
a. Surat keterangan sehat dari dokter Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika
GMIM.
b. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).
c. Surat Rekomendasi dari Badan Pekerja Majelis Jemaat GMIM sesuai domisili.
d. Pas foto berwarna; ukuran 3 cm x 4 cm (2 lembar), ukuran 4 cm x 6 cm (2
lembar).
e. Fotokopi KTP.
f. Fotokopi Ijazah SD, SMP, SMA sederajat dan pendidikan terakhir yang
dilegalisir.
g. Fotokopi Akte kelahiran, Surat Baptisan, Surat Sidi dan Kartu keluarga.
h. Fotokopi Akte nikah bagi yang sudah menikah dan Akte Kelahiran
i. Surat Tanda Registrasi yang masih berlaku bagi tenaga kesehatan
j. Surat persetujuan untuk bekerja dari suami, bagi calon pegawai wanita yang
sudah menikah.
k. Mengisi formulir daftar riwayat hidup.

Pasal 5
Bagi calon pegawai tenaga ahli/spesialis, berusia maksimal 40 tahun, dan dibutuhkan
oleh Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM dapat dipertimbangkan
untuk diangkat sebagai pegawai tetap.

Pasal 6
a. Setiap pelamar yang diterima, menjadi calon pegawai wajib menjalani masa
percobaan sesuai bidang tugasnya selama 3 (tiga) bulan pertama.
b. Bagi tenaga kesehatan yang telah diterima harus memiliki Surat Ijin Praktek,
sebelum melaksanakan tugas.
c. Masa percobaan dimaksud adalah penyesuaian dan untuk mengetahui
perkembangan sikap dan kemampuan calon pegawai dalam menjalankan tugas
yang diberikan.
d. Selama masa percobaan masing-masing pihak bebas melakukan pemutusan
hubungan kerja sewaktu-waktu tanpa syarat apapun.
e. Masa kerja selama dalam masa percobaan dihitung penuh sebagai masa kerja pada
Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM.
Pengangkatan Pegawai Tetap

Pasal 7
Setelah masa calon pegawai selama 1 (satu) tahun, dan telah mengikuti Pendidikan
dan Latihan yang diselenggarakan oleh Yayasan Medika GMIM, yang bersangkutan
diangkat dan ditetapkan sebagai pegawai tetap.
1. Syarat diangkat sebagai pegawai tetap :
a. Menandatangani Pakta Integritas
b. Surat Keputusan Calon Pegawai Tetap (CPT 80 %)
c. Sertifikat Diklat
d. Penilaian Sasaran Kinerja Pegawai
e. Surat Permohonan Pengusulan dari Direktur
2. Pangkat, Golongan dan Ruang, yang dapat diberikan untuk pengangkatan
pertama, adalah :
a. Pengatur Muda, Golongan IIa, bagi mereka yang sekurang-kurangnya memiliki
Ijazah SLTA dan atau Sederajat.
b. Pengatur Muda Tingkat I, Golongan IIb, bagi mereka yang sekurang-kurangnya
memiliki Ijazah D2.
c. Pengatur II c, bagi mereka yang sekurang-kurangnya memiliki Ijazah D3
d. Penata Muda, Golongan IIIa, bagi mereka yang sekurang-kurangnya memiliki
Ijazah S1, D4, SKM.
e. Penata Muda Tingkat I, Golongan IIIb, bagi mereka yang sekurang-kurangnya
memiliki Ijazah Dokter, Dokter Gigi, Apoteker, S1 Ners, S2 Kesehatan.
f. Penata, Golongan IIIc, bagi mereka yang sekurang-kurangnya memiliki Ijazah
Dokter Spesialis.
3. Ijazah/Gelar sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 adalah yang ditetapkan
sederajat oleh Menteri Pendidikan Nasional.

Pengangkatan Pegawai Lainnya


Pasal 8
Pegawai lainnya yang memiliki kompetensi pada bidangnya dapat dipekerjakan
dilingkungan Yayasan Medika GMIM dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Sesuai kebutuhan masing-masing unit.
2. Mendapatkan persetujuan/ijin dari lembaga tempat bekerja.
3. Hanya mendapatkan tunjangan sesuai ketentuan unit pelayanan tempat kerja.
4. Bersedia mematuhi semua ketentuan yang berlaku di lingkup Unit - Unit Pelayanan
Kesehatan Yayasan Medika GMIM.
5. Surat keterangan sehat dari dokter Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan
Medika GMIM.
6. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).
7. Pas foto berwarna; ukuran 3 x 4 (2 lembar), ukuran 4 x 6 (2 lembar).
8. Fotokopi KTP.
9. Fotokopi Ijazah pendidikan terakhir yang dilegalisir.
10. Fotokopi Akte Kelahiran, Kartu keluarga.
11. Fotokopi Akte Nikah bagi yang sudah menikah dan Akte Kelahiran
12. Fotokopi Akte Cerai/Akte Kematian.
13. Surat Tanda Registrasi yang masih berlaku bagi tenaga kesehatan
14. Surat persetujuan untuk bekerja dari suami/isteri yang sudah menikah.
15. Mengisi formulir daftar riwayat hidup.
16. Menandatangani Perjanjian Kerja Sama.
Kenaikan Pangkat
Pasal 9
1. Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan
pengabdiannya.
2. Penilaian prestasi kerja berdasarkan Sasaran Kinerja Pegawai 2 tahun terakhir.
3. Kenaikan pangkat dilaksanakan berdasarkan sistem:
a. Kenaikan pangkat reguler
b. Kenaikan pangkat pilihan
4. Kenaikan pangkat reguler, diberikan apabila telah memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan tanpa memperhatikan jabatan yang dipangkunya.
5. Kenaikan pangkat pilihan, adalah kenaikan pangkat yang diberikan karena:
menduduki jabatan struktural yang menunjukkan prestasi kerja sesuai kebijakan
pimpinan unit kesehatan.
6. Di samping kenaikan pangkat tersebut di atas, dapat juga diberikan:
a. Kenaikan pangkat Anumerta, apabila pegawai meninggal sementara
menunaikan tugas kewajibannya.
b. Kenaikan pangkat Pengabdian, meninggal dunia atau akan diberhentikan
dengan hormat karena mencapai batas usia pensiun.
7. Surat Keputusan Kenaikan pangkat pegawai Yayasan Medika GMIM di Unit - Unit
Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM diusulkan oleh Unit - Unit Pelayanan
Kesehatan Yayasan Medika GMIM dan dikeluarkan oleh Badan Pengurus Yayasan
Medika GMIM terhitung sejak Surat Keputusan Kenaikan pangkat terakhir.
8. Surat Keputusan kenaikan berkala dikeluarkan oleh Unit - Unit Pelayanan
Kesehatan Yayasan Medika GMIM.

Kenaikan Golongan Atas Pangkat/Promosi Jabatan


Pasal 10
1. Promosi adalah peningkatan status kepangkatan pegawai, gaji/upah untuk
memangku jabatan lebih tinggi yang didasarkan hasil evaluasi sesuai Sasaran
Kinerja Pegawai.
2. Pegawai yang diangkat untuk jabatan baru yang lebih tinggi dari pangkatnya,
dikenakan masa percobaan selama 6 bulan dengan Surat Penugasan
Direktur/Kepala Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM.
3. Selama dalam masa percobaan seperti tersebut pada ayat 2, yang bersangkutan
diberikan tunjangan jabatan ditambah upah lama.
4. Selesai masa percobaan, diadakan evaluasi berdasarkan Sasaran Kinerja Pegawai.

Kenaikan Pangkat Reguler Maximum


Pasal 11
1. Kenaikan pangkat reguler maximum adalah kenaikan pangkat yang diberikan
kepada pegawai Yayasan Medika GMIM di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan
Yayasan Medika GMIM yang memenuhi syarat-syarat ditentukan tanpa
memperhatikan jabatan yang dipangkunya.
2. Kenaikan pangkat reguler maximum bagi pegawai Yayasan Medika GMIM di Unit -
Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM yang memiliki :
a. Ijazah SD, sampai dengan Pengatur Muda /Golongan IIa.
b. Ijazah SLTP adalah sampai pangkat Pengatur /Golongan IIc.
c. Ijazah SLTA/SMK sederajat sampai dengan pangkat Penata Muda Tingkat I/
Golongan IIIb.
d. Ijazah D III, sampai dengan pangkat Penata, golongan IIIc.
e. Ijazah D IV, S1, sampai dengan pangkat Penata Tingkat I, Golongan IIId.
f. Ijazah Dokter /Dokter Gigi, Apoteker, dan Ners, sampai dengan pangkat
Pembina/ Golongan IVa.
g. Ijazah Dokter Spesialis, S2 Kesehatan sampai dengan pangkat Pembina Tingkat
I/ Golongan IVb.
h. Ijazah S3 (linier) Golongan /IVc.

Pasal 12
Kenaikan pangkat reguler dapat diberikan setiap kali setingkat lebih tinggi apabila
pegawai unit kesehatan yang bersangkutan:
a. Telah 4 tahun dalam pangkat yang dimilikinya dan setiap unsur penilaian
pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya bernilai “baik”
b. Telah 5 tahun dalam pangkat yang dimilikinya dan setiap unsur penilaian
pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya bernilai “cukup”
c. Telah 6 tahun dalam pangkat yang dimiliknya, bagi pegawai yang pernah diskors
atau penilaian pelaksanaan pekerjaan bernilai “kurang”

Kenaikan Pangkat Dalam Tugas Belajar


Pasal 13
Kepada pegawai Yayasan Medika GMIM di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan
Medika GMIM yang ditugaskan mengikuti pendidikan atau latihan jabatan, selama
dalam pendidikan atau latihan jabatan itu, dapat diberikan kenaikan pangkat
berdasarkan Index Prestasi minimal 3 dalam 2 semester terakhir, sesuai lamanya
program pendidikan dan latihan yang ditentukan.

Kenaikan Pangkat Sebagai Penyesuaian Ijazah


Pasal 14
1. Pegawai Yayasan Medika GMIM di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan
Medika GMIM yang telah selesai tugas dan ijin belajar dan memperoleh Ijazah dapat
dinaikkan pangkatnya menjadi :
a. Pangkat IIc bagi yang memperoleh Ijazah Sarjana Muda/Akademi
b. Pangkat IIIa bagi yang memperoleh Ijazah Sarjana
c. Pangkat IIIb bagi yang memperoleh Ijazah Dokter / Dokter Gigi, Ners, Apoteker.
d. Pangkat IIIc bagi yang memperoleh Ijazah Dokter Spesialis, S2 Kesehatan.
e. Pangkat IIId bagi yang memperoleh Ijazah S3 Linier.
2. Kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dapat diberikan apabila:
a. Yang bersangkutan diberi jabatan/tugas yang memerlukan pengetahuan dan
keahlian yang diperolehnya dalam pendidikan itu.
b. Sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dalam pangkat yang dimilikinya.
3. Kenaikan pangkat bagi yang Ijin belajar sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dalam
pangkat yang dimilikinya.

Pangkat Terendah/Golongan Untuk Suatu Jabatan


Pasal 15
1. Jabatan Direktur RS Kelas C, pangkat terendah Penata Tingkat I/IIId (Masa Kerja 8
Tahun).
2. Jabatan Wakil Direktur RS Kelas C, pangkat terendah Penata/IIIc (Masa Kerja 4
Tahun).
3. Jabatan Direktur RS Kelas D, pangkat terendah Penata/IIIc (Masa Kerja 4 Tahun).
4. Jabatan Penanggungjawab Klinik, Penata/IIIc.
5. Jabatan Kepala Bagian / Kepala Instalasi, Penata Muda/IIIa.
6. Jabatan Kepala Sub Bagian/Kepala Ruangan, Pengatur Tingkat I/IId.
Kenaikan Pangkat Pilihan
Pasal 16
1. Kenaikan pangkat pilihan adalah kenaikan pangkat yang diberikan kepada pegawai
Yayasan Medika GMIM di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM
yang memangku Jabatan Struktural dan telah memenuhi syarat-syarat tertentu.
2. Kenaikan pangkat pilihan dalam batas-batas jenjang pangkat yang ditentukan untuk
jabatan yang bersangkutan.

Pasal 17
3. Pegawai Yayasan Medika GMIM di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan
Medika GMIM yang memangku jabatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 14
tetapi pangkatnya masih di bawah pangkat terendah yang ditentukan untuk jabatan
itu, dapat dinaikkan pangkatnya setiap kali setingkat lebih tinggi apabila:
a. sekurang-kurangnya telah 2 tahun dalam pangkat yang dimilikinya, sekurang-
kurangnya telah 1 tahun memangku jabatan yang bersangkutan dan setiap unsur
penilaian pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya bernilai BAIK dalam 2
tahun terakhir, atau
b. sekurang-kurangnya telah 3 tahun dalam pangkat yang dimilikinya, sekurang-
kurangnya telah 1 tahun memangku jabatan yang bersangkutan dan penilaian
pelaksanaan pekerjaan rata-rata bernilai CUKUP dalam 2 tahun terakhir, dengan
ketentuan tidak ada unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan yang bernilai
KURANG.

Kenaikan Pangkat Pengabdian


Pasal 18
Pegawai Yayasan Medika GMIM di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika
GMIM yang telah mencapai batas usia pensiun yang akan berhenti dengan hormat
dengan hak pensiun, dapat dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi apabila
sekurang-kurangnya telah 2 tahun dalam pangkat yang dimilikinya dan diberikan 1
bulan sebelum pensiun.

Demosi/Penurunan Pangkat
Pasal 19
1. Demosi adalah penurunan pangkat/jabatan pegawai ketingkat yang lebih rendah.
2. Pelaksanaan demosi dipertimbangkan sedemikian rupa dengan pengertian bahwa
terjadinya dikarenakan pegawai yang bersangkutan melakukan kesalahan yang
tidak bisa dikenakan peringatan lagi atau diberhentikan.

Mutasi/Pemindahan Pegawai
Pasal 20
1. Mutasi adalah suatu pemindahan pegawai dari suatu bagian ke bagian lain dalam
satu unit atau antara unit dalam lingkup Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan
Medika GMIM.
2. Pimpinan Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM dapat
melakukan tindakan administratif terhadap pegawai yang menolak mutasi :
a. Penundaan kenaikan pangkat/golongan dan berkala minimal 1 tahun dan
maksimal 3 tahun.
b. Demosi
Ujian Dinas/Kompetensi
Pasal 21
1. Kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika
GMIM, maka pegawai Yayasan Medika GMIM di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan
Yayasan Medika GMIM berpangkat Id, IId, IIId, untuk dapat dinaikkan pangkatnya
setingkat lebih tinggi, disamping harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
harus pula lulus ujian dinas atau uji kompetensi.
2. Ujian dinas sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dibagi dalam 3 tingkat, yaitu :
a. Ujian dinas tingkat I untuk kenaikan pangkat dari golongan Id menjadi IIa.
b. Ujian dinas tingkat II untuk kenaikan pangkat dari golongan IId menjadi IIIa.
c. Ujian dinas tingkat III untuk kenaikan pangkat dari golongan IIId menjadi IVa.

Pasal 22
Ujian dinas dan uji kompetensi sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 dilakukan oleh
Yayasan Medika GMIM berdasarkan usulan dari Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan
Medika GMIM
BAB IV
PERATURAN TATA TERTIB DAN DISIPLIN KERJA
Peraturan Kerja
Pasal 23
1. Waktu Kerja.
a. Waktu dan Jam Kerja adalah waktu yang ditetapkan, yang harus ditaati oleh
setiap pegawai untuk melaksanakan tugas-tugas di Unit - Unit Pelayanan
Kesehatan Yayasan Medika GMIM.
b. Jadwal waktu dan jam kerja, baik umum maupun khusus sesuai dengan tugas
Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM yang harus melayani
masyarakat selama 24 jam terus menerus.
c. Jumlah jam kerja maximum dalam 1 minggu adalah 40/8 jam kerja yakni 5 (lima)
hari kerja jam 08.00 - 16.00.
d. Untuk pegawai yang jam kerjanya bergilir (shift), maka jam kerja diatur sesuai
kebutuhan Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM, misalnya
sebagai berikut :
- Pagi : 07.00 s/d 14.00
- Sore : 14.00 s/d 21.00
- Malam : 21.00 s/d 07.00

2. Mangkir.
a. Pegawai yang tidak masuk kerja tanpa ada pemberitahuan/ijin pada hari dan
jam-jam kerja.
b. Tanpa ijin dari atasan/pimpinan dan atau alasan-alasan yang dapat diterima Unit
Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM, keterlambatan datang atau
pulang lebih cepat dari jadwal waktu kerja atau pelanggaran penggunaan waktu
kerja, dianggap pelanggaran peraturan tata tertib dan disiplin kerja.
c. Pegawai yang mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa
keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah
dipanggil 2 (dua) kali secara patut dan tertulis dapat diputus hubungan kerjanya
karena di kualifikasikan mengundurkan diri.

Peraturan Disiplin
Pasal 24
1. Setiap pegawai berkewajiban:
a. Melakukan tugas kewajiban sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab.
b. Mematuhi peraturan dan tunduk kepada perintah/instruksi yang layak dalam
rangka pelaksanaan tugas dan kewajiban yang diberikan oleh atasannya.
c. Untuk setiap wewenang yang diberikan, pegawai diwajibkan menggunakan
wewenang yang diberikan kepadanya, sesuai dengan maksud dan tujuan
pelimpahannya serta bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan.
d. Memelihara suasana kerja yang harmonis.
e. Memegang teguh rahasia Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika
GMIM yang diketahuinya.
f. Menggunakan dan memelihara milik Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan
Medika GMIM yang dipercayakan kepadanya sebagai alat kerja/fasilitas dengan
sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggung jawab serta wajib mengembalikan
fasilitas yang di maksud ke Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika
GMIM setelah berakhirnya masa tugas.
g. Pegawai yang tidak masuk kerja karena alasan tertentu wajib mengajukan
permohonan ijin kepada atasannya.

2. Kehadiran dan Disiplin Kerja


a. Setiap Pegawai wajib datang ke tempat kerja dan masuk kerja sebelum waktu
kerja yang telah ditetapkan;
b. Setiap pegawai wajib melaksanakan tugas yang diberikan dengan tetap
mencurahkan perhatian penuh dan selalu mengikuti petunjuk atau instruksi
dengan baik untuk memastikan bahwa produk atau layanan yang dihasilkan
berkualitas;
c. Setiap pegawai wajib mengikuti dan mematuhi seluruh prosedur dan/atau
petunjuk/instruksi yang diberikan oleh atasannya, manajemen atau pemimpin
perusahaan yang memiliki kewenangan untuk memberikan petunjuk atau
instruksi;
d. Setiap pegawai wajib menunjukkan sikap dan kelakuan yang baik guna membina
ketertiban, kelancaran, dan kegairahan kerja;
e. Setiap pegawai wajib memberikan tingkah laku yang baik dan benar dengan
tujuan memberikan kepuasan, kepercayaan, dan citra positif kepada pelanggan;
f. Setiap pegawai tidak dibenarkan keluar halaman perusahaan waktu jam kerja,
kecuali dinas kantor/proyek dengan izin atasannya;
g. Pulang pada waktu jam kerja dapat diizinkan apabila pegawai yang
bersangkutan sakit, anggota keluarga dari pegawai bersangkutan sakit,
mendapat panggilan dari instansi pemerintah, atau urusan yang sangat
penting/mendesak yang dapat diterima atasannya;
h. Apabila pegawai tidak masuk berkerja, pegawai yang bersangkutan diwajibkan
memberitahukan secara tertulis (surat keterangan dari instansi yang berwenang,
misal: rumah sakit atau dokter) kepada atasannya pada hari itu;
i. Setiap pegawai harus selalu mengenakan seragam kerja yang dikeluarkan oleh
perusahaan selama bekerja dan berada di dalam lingkungan perusahaan;
j. Ketentuan pemakaian seragam diatur sebagai berikut:
UKP/Unit Operasi
Senin & Selasa : pria (kemeja panjang putih – celana abu-abu)
wanita (blazer abu-abu – kemeja putih – celana abu-
abu)
Rabu & Kamis : pria (kemeja panjang putih – celana biru)
wanita (blazer biru – kemeja putih – celana putih)
Jumat : pakaian Batik dengan bawahan bukan berbahan
jeans
Proyek
Senin s.d. Sabtu : seragam projek dan seragam lain sesuai ketentuan
yang berlaku.
k. Apabila kelalaian sebagaimana ayat (4) dan (5) Pasal ini melebihi 3 (tiga) kali
dalam 1 bulan atau 8 (delapan) kali dalam 6 (enam) bulan, Pegawai dikenakan
sanksi oleh Perusahaan.

3. Setiap pegawai dilarang :


a. Memberikan keterangan palsu mengenai Riwayat hidupnya, Pendidikan, dan lain-lain
dalam hubungan kerja dengan perusahaan.
b. Membuat keputusan di luar batas wewenang sesuai job description-nya.
c. Berada di luar selain di tempat kerja di waktu/jam kerja tanpa izin dari atasan yang
bersangkutan.
d. Tanpa seijin pimpinan menjalin ikatan kerja dengan pihak/instansi lainnya.
e. Meminta atau menerima hadiah atau barang dari siapapun sebagai imbalan jasa
dalam bentuk apapun.
f. Menggunakan milik Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM
secara tidak sah demi kepentingan pribadi.
g. Melakukan penggelapan, pencurian manipulasi, menerima uang suap, komisi karena
jabatannya atau korupsi, penipuan, dan bermain judi.
h. Menggunakan jabatan/posisi untuk kepentingan pribadi ataupun pihak lainnya seperti
keluarga, teman, dan lain-lain yang dapat mengganggu dan/atau kepentingan
perusahaan.
i. Menyimpan, mengeluarkan dengan tujuan untuk memperdagangkan barang apapun juga,
mengedarkan daftar sumbangan, mengumpulkan uang, dan menempelkan atau
mengedarkan poster-poster di lingkungan perusahaan, kecuali dengan izin tertulis dari
perusahaan.
j. Melakukan perbuatan-perbuatan yang membahayakan Unit - Unit Pelayanan
Kesehatan Yayasan Medika GMIM atau terhadap penderita dan teman sekerja.
k. Mempengaruhi pimpinan, keluarga pimpinan dan atau teman sekerja, berbuat
sesuatu yang melanggar hukum atau kesusilaan.
l. Mengkonsumsi minuman yang memabukan, berjudi, mengkonsumsi narkoba,
psikotropika dan zat adiktif lainnya, dan merokok di lingkungan kerja.
m. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan baik di media cetak maupun
media sosial yang merugikan nama baik Yayasan Medika GMIM.
n. Menyerang dan mengancam pimpinan, keluarga, teman sekerja, pasien dan atau
keluarga pasien baik secara tulisan, lisan maupun fisik.
o. Membuka rahasia Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM dan
Membuka rahasia pasien.
p. Menganiaya, menghina secara kasar, atau mengancam pihak pengusaha atau anggota
keluarganya atau pegawai lain dan anggota keluarganya, para pelanggan (customer) dan
tamu perusahaan.
q. Merusak/menghilangkan barang/data-data milik perusahaan atau menempatkan barang
milik perusahaan secara sembarangan dalam posisi yang mudah terbakar dan/atau
terancam bahaya.
r. Melakukan perbuatan melanggar kesusilaan berupa:
1. Hamil atau menghamili orang lain di luar nikah.
2. Hidup bersama pasangan yang bukan suami atau istri yang sah.
3. Pelecehan/penyimpangan seksual.
s. Melakukan hal-hal lain yang bertentangan dengan peraturan perusahaan dan perundang-
undangan yang berlaku.

Tindakan Disiplin
Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin
Pasal 25
1. Setiap perbuatan pegawai berupa pelanggaran terhadap peraturan Yayasan Medika
GMIM, seperti tata tertib dan disiplin kerja akan dikenakan tindakan disiplin.
2. Tingkat Hukuman Disiplin terdiri dari :
a. hukuman disiplin ringan ;
b. hukuman disiplin sedang; dan
c. hukuman disiplin berat.
3. Jenis hukuman disiplin ringan sebagaimana dimaksud pada poin 2 huruf a adalah :
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis dan ;
c. pernyataan tidak puas secara tertulis
4. Jenis hukuman disiplin sedang sebagaimana dimaksud pada poin 2 huruf b terdiri
dari ;
a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 tahun ;
b. penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun ; dan
c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun
5. Jenis hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud pada poin 2.huruf c terdiri
dari :
a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun ;
b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah ;
c. pembebasan dari jabatan ;
d. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai pegawai
tetap dan ;
e. pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Tetap Yayasan Medika
GMIM.
JENIS HUKUMAN DISIPLIN
(Pelanggaran Terhadap Kewajiban)
Pasal 26
1. Hukuman Disiplin Ringan
a. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-undang Dasar, Negara
Kesatuan Indonesia dan Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM)
b. Menaati segala peraturan yang ada dan yang tertuang dalam Tata Gereja
GMIM serta Peraturan Kepegawaian Yayasan Medika GMIM.
c. Melaksanakan tugas dan Tanggungjawab yang dipercayakan dengan penuh
pengabdian dan kesadaran. akan tanggungjawab yang diemban.
d. Menjunjung tinggi kehormatan Yayasan Medika terlebih Gereja Masehi Injili di
Minahasa.
e. Mengutamakan Kepentingan Gereja Masehi Injili di Minahasa, Yayasan
Medika GMIM daripada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau golongan.
f. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah
harus dirahasiakan.
g. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan
Gereja Masehi Injili di Minahasa dan Yayasan Medika GMIM.
h. Melaporkan segera kepada atasan apabila mengetahui ada hal yang
dapat membahayakan atau merugikan terutama dibidang keamanan ,
keuangan, dan materiil.
i. Memelihara serta mempergunakan barang–barang milik Unit Kerja dengan
sebaik baiknya dengan bertanggunjawab.
j. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya sesuai tugas dan tanggungjawab.
k. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas .
l. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karir.
m. Menaati Tata Gereja GMIM dan Peraturan Kepegawaian Yayasan
Medika GMIM.

2. Hukuman Disiplin Sedang


a. Melihat pasal 26 ayat 1 a s/d m
b. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja ;
1. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu ) tahun bagi pegawai
tetap yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 16
(enam belas) sampai dengan 20 (duapuluh) hari kerja;
2. Penundaan kenaikkan pangkat selama 1 (satu ) tahun bagi pegawai
tetap yang tidak masuk kerja tanpa alas an yang sah selama 21 (dua
puluh satu) dampai dengan 25 (dua puluh lima) hari kerja;
3. Penurunan pangat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun bagi
pegawai tetap yang tidak masuk kerja tanpa alas an yang sah selama
26 (dua puluh enam) sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kerja;

3. Hukuman Disiplin Berat


a. Melihat pasal 26 ayat 1 a s/d m
b. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja ;
1. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun bagi
pegawai tetap yang tidak masuk kerja tanpa alasann yang sah selama
31 (tiga puluh satu) sampai dengan 35 (tiga puluh lima) hari kerja:
2. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah bagi
pegawai tetap yang menduduki jabatan structural atau fungsional tertentu
yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 41 (empat puluh satu)
sampai dengan 45 (empat puluh lima) hari kerja; dan
3. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau
pemberhentian tidak dengan hormat sebagai pegawai tetap bagi pegawai
tetap yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 46 (empat puluh
enam) hari kerja atau lebih;

Pelanggaran Terhadap Larangan


Pasal 27
1. Hukuman Disiplin Ringan
a. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan atau
orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk
keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak
langsung merugikan Unit Kerja dan Yayasan Medika GMIM;
b. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
c. Melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu
pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani ;
d. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan, dan secara langsung ataupun tidak
langsung merugikan Unit Kerja dan Yayasan Medika GMIM;

2. Hukuman Disiplin Sedang


a. Melihat Pasal 27 ayat 1 a s/d d
b. Terlibat dalam kegiatan keormasan yang terlarang (tidak sah) dengan
mempergunakan atribut Unit Kerja atau pun Yayasan Medika GMIM;

3. Hukuman Disiplin Berat


a. Menyalahgunakan wewenang yang ada;
b. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, meminjamkan dan
menghilangkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumem atau
surat berharga milik Unit Kerja atau Yayasan Medika GMIM secara tidak sah;
c. Menjadi perantara untuk mendapat keuntungan pribadi dan / atau orang lain
dengan mengunakan kewenangan orang lain;
d. Tanpa ijin pimpinan menjadi pegawai atau bekerja di tempat lain dan / atau
lembaga atau organisasi ;
e. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik
secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat
dalam jabatan;
f. Menerima hadiah atau sesuatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang
berhubungan dengan jabatan dan / atau pekerjaannya;
g. Dalam kesalahan besar / kejahatan, tindakan disiplin dapat diambil tanpa
didahului peringatan;
h. Apabila pegawai telah menyebabkan kerugian di Unit Pelayanan Kesehatan
Yayasan Medika GMIM, selain mendapat tindakan disiplin ia juga akan dituntut
untuk membayar ganti rugi bila disebabkan oleh itikad buruk dan sebesar 50%
bila disebabkan oleh kelalaian.

Pemutusan Hubungan Kerja


Pasal 28
1. Pemutusan hubungan kerja terhadap pegawai dilaksanakan sesuai ketentuan
Perundang-undangan yang berlaku, karena :
a. Kesehatan tidak mengijinkan lagi untuk bekerja, sesuai surat keterangan dokter
Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM.
b. Telah mencapai batas usia pensiun.
c. Pegawai yang kurang mampu dalam bekerja atau konduite buruk terus menerus,
dan sebagai tindakan disiplin setelah diberikan peringatan secara tertulis sampai
tiga kali.
d. Pegawai yang melakukan kesalahan berat yang dibuktikan dengan keputusan
Pengadilan (Inkrah).
2. Bagi karyawan yang akan mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal mulai mengundurkan diri
dan apabila kurang dari 30 (tiga puluh) hari, akan diberikan Surat Keterangan
Pengalaman Bekerja 3 (tiga) bulan Kemudian.

Pelaksanaan Pemutusan Hubungan Kerja


Pasal 29
1. Pengusaha, Pekerja/buruh, Serikat Pekerja/Serikat Buruh dan Pemerintah dengan
segala upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan hubungan kerja.
2. Dalam hal segala upaya telah dilakukan, tetapi pumutusan hubungan kerja tidak
dapat dihindari, maka maksud pemutusan hubungan kerja wajib dirundingkan oleh
pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh atau dengan pekerja/buruh apabila
pekerja/buruh yang bersangkutan tidak menjadi anggota anggota serikat pekerja/
serikat buruh.
3. Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) benar-benar tidak
menghasilkan persetujuan, pengusaha hanya dapat memutuskan hubungan kerja
dengan pekerja/buruh setelah memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial.
4. Pelaksanaan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) diusulkan oleh Pimpinan Unit
Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM. Berdasarkan usulan tersebut,
Yayasan Medika GMIM akan mengeluarkan Surat Keputusan tentang PHK.

Pasal 30
Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang
pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang pengantian hak sesuai
dengan Peraturan Perundangan yang berlaku.

Tata Cara Penyelesaian Perselisihan


Pasal 31
1. Antara Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM dengan Pegawai,
diselesaikan sebagai berikut:
a. Musyawarah antara Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM
dan pegawai yang bersangkutan.
b. Setelah maksimal 3 (tiga) kali pembicaraan/pertemuan dalam kurun waktu 2
(dua) minggu tidak berhasil, maka persoalan perselisihan tersebut diteruskan ke
Pengurus Yayasan Medika GMIM.
c. Apabila dalam kurun waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan persoalan
perselisihan belum juga selesai dalam penanganan Yayasan Medika GMIM,
maka persoalan perselisihan tersebut diteruskan ke Dinas Tenaga Kerja.
BAB V
Pengupahan
Pasal 32
1. Standar gaji pokok pegawai Yayasan Medika GMIM di Unit - Unit Pelayanan
Kesehatan Yayasan Medika GMIM mengacu pada tabel skala gaji pokok Pegawai
Negeri Sipil Republik Indonesia yang berlaku sesuai Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2019 tentang Penyesuaian Gaji Pokok.
2. Upah adalah gaji pokok ditambah dengan tunjangan-tunjangan.
3. Tunjangan adalah :
a. Tunjangan Struktural
b. Tunjangan Fungsional
c. Tunjangan Keluarga
d. Tunjangan Beras
e. Tunjangan lain-lain
4. Besar tunjangan diatur melalui Surat Keputusan Yayasan Medika GMIM (lampiran
3).
5. Upah dibayar tiap akhir bulan.
6. Sistem pengupahan pegawai diatur berdasarkan Pangkat, Golongan dan Ruang.

Kenaikan Upah
Pasal 33
1. Penetapan kenaikan upah berupa, kenaikan pangkat/golongan, berdasarkan Surat
Keputusan Yayasan Medika GMIM.
2. Penetapan kenaikan upah berupa, kenaikan berkala berdasarkan Surat Keputusan
Pengurus Yayasan Medika GMIM.
3. Penetapan perubahan upah secara menyeluruh di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan
Yayasan Medika GMIM, dalam rangka penyesuaian nilai upah (upah riil) akibat
kenaikan harga kebutuhan hidup sehari-hari, berdasarkan keputusan Yayasan
Medika GMIM.

Lembur
Pasal 34
1. Pegawai yang bekerja melebihi jam kerja karena ditugaskan oleh atasan/pimpinan
Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM, untuk menyelesaikan
pekerjaan/tugas yang penting dan mendesak untuk kepentingan Unit Pelayanan
Kesehatan Yayasan Medika GMIM, diberikan upah lembur.
2. Upah 1 (satu) jam kerja untuk perhitungan lembur adalah : 1/173 x upah 1 bulan. (1
hari maksimal 3 jam kerja lembur, 1 minggu maksimal 14 jam kerja)

Tunjangan Hari Raya


Pasal 35
1. Tunjangan Hari Raya Keagamaan (Natal) diberikan sekali selama setahun.
2. Besarnya Tunjangan Hari Raya Keagamaan (Natal) ditentukan sebagai berikut :
a. Pegawai yang mempunyai masa kerja 12 (dua belas) bulan secara terus
menerus atau lebih sebesar 1 (satu) bulan upah.
b. Pegawai yang mempunyai masa kerja 1 (satu) bulan atau lebih tetapi kurang
dari 12 (dua belas) bulan, diberikan secara proporsional.
3. Pembayaran Tunjangan Hari Raya Keagamaan di lakukan 7 (tujuh) hari sebelum
Hari Raya Keagamaan (Natal).
Tunjangan Struktural
Pasal 36
1. Kepada pegawai Yayasan Medika GMIM di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan
Yayasan Medika GMIM yang memegang jabatan tertentu diberikan Tunjangan
Jabatan.
2. Jabatan yang dimaksud pada ayat 1, yaitu :
a. Direktur/Kepala
b. Wakil Direktur
c. Kepala Bagian/Kepala Bidang/Kepala Instalasi
d. Kepala Sub Bagian/Kepala Ruangan
e. Kepala Seksi/Urusan.

Tunjangan Fungsional
Pasal 37
Kepada pegawai Yayasan Medika GMIM di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan
Medika GMIM yang disamping mempunyai pendidikan kejuruan juga memiliki keahlian
khusus di bidang itu dan telah bekerja minimal 1 tahun diberikan tunjangan fungsional.
1. Tenaga Kesehatan:
a. Tenaga Medis.
b. Tenaga Keperawatan.
c. Tenaga Kefarmasian.
d. Tenaga Gizi.
e. Tenaga Ketehnisian Medis.
f. Tenaga Kesehatan Masyarakat.
g. Tenaga Keterapian Fisik.
2. Tenaga Non Kesehatan :
a. Sarjana
b. Sarjana Muda/DIII
c. Tenaga Sekolah Menengah Tingkat Atas dan sederajat.
d. Tenaga SMTP/SD dan SD kebawa

Tunjangan Keluarga
Pasal 38
1. Kepada pegawai Yayasan Medika GMIM di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan
Yayasan Medika GMIM yang beristri/suami diberikan tunjangan istri/suami sebesar
10% dari gaji pokok. Apabila suami/istri kedua-duanya berstatus sebagai pegawai
Yayasan Medika GMIM di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM
yang sama, maka tunjangan ini hanya diberikan kepada yang mempunyai gaji
pokok lebih tinggi.
2. Kepada pegawai Yayasan Medika GMIM di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan
Yayasan Medika GMIM yang mempunyai anak secara biologis atau anak angkat
yang sah secara hukum dan berumur kurang dari 25 tahun, belum pernah menikah,
tidak mempunyai penghasilan sendiri, dan nyata menjadi tanggungannya, diberikan
tunjangan anak sebesar 3% dari gaji pokok untuk tiap-tiap anak.
3. Tunjangan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 diberikan sampai pada anak
ke 3.
4. Tunjangan untuk istri/suami diberikan setelah memasukkan Akte Nikah.
5. Tunjangan untuk anak diberikan setelah dengan memasukkan Akte Kelahiran.
Tunjangan Beras
Pasal 39
Kepada pegawai Yayasan Medika GMIM di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan
Medika GMIM beserta keluarganya diberikan tunjangan beras sebanyak 10 (sepuluh)
kg setiap bulan per orang sesuai harga.

Tunjangan Duka
Pasal 40
1. Bila yang meninggal pegawai aktif atau pensiunan, mendapat tunjangan duka dari
dana rutin unit yang bersangkutan, berupa; peti jenazah, dan 3 (tiga) bulan upah.
2. Bila yang meninggal suami/istri/anak/orang tua/orang tua mantu dari pegawai,
mendapat Dana Duka dari unit yang bersangkutan.

Musibah/Bencana Alam
Pasal 41
Bila pegawai atau pensiunan mengalami musibah kebakaran rumah atau bencana
alam, akan diberikan bantuan berupa uang tunai dari dana rutin unit yang bersangkutan
yang jumlahnya ditentukan sesuai keputusan rapat pimpinan unit.

Hadiah Pernikahan
Pasal 42
Bagi pegawai yang telah bekerja minimal 2 (dua) tahun dan akan menikah pertama
kali, kepadanya diberikan hadiah yang diatur tersendiri oleh Pimpinan Unit Pelayanan
Kesehatan Yayasan Medika GMIM.

Perjalanan Dinas/Tugas Luar


Pasal 43
1. Pegawai yang mengadakan perjalanan dinas, merupakan penugasan dari Unit
Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM.
2. Setiap perjalanan dinas/tugas luar wajib membawa Surat Perjalanan Dinas yang
ditandatangani oleh Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM.
3. Biaya dan persyaratan perjalanan dinas, lihat lampiran 4.

Upah Pegawai Yang di Tahan oleh yang Berwajib


Pasal 44
1. Bagi pegawai yang ditahan oleh yang berwajib, Unit - Unit Pelayanan Kesehatan
Yayasan Medika GMIM tidak berkewajiban membayar gaji dan tunjangan-
tunjangan lainnya selama pegawai tersebut ditahan.
2. Namun Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM akan memberikan
bantuan terhadap pegawai yang sudah berkeluarga sebagai berikut :
a. untuk 1 orang tanggungan : 25 % dari upah
b. untuk 2 orang tanggungan : 35 % dari upah
c. untuk 3 orang tanggungan : 45 % dari upah
d. untuk 4 orang tanggungan : 50 % dari upah
3. Dalam hal pegawai ditahan oleh pihak yang berwajib karena pengaduan Unit
Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM, dan selama ijin PHK belum
diberikan, maka Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM wajib
membayar upah.
Upah Selama Sakit
Pasal 45
1. Pegawai yang tidak dapat masuk kerja karena harus masuk rumah sakit atau
dalam perawatan dokter, maka atas dasar Surat Keterangan yang sah dari dokter
Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM atau diketahui pimpinan Unit
Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM, pegawai tersebut mendapat cuti
sakit dan mendapat upah dari Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika
GMIM dimana yang bersangkutan bekerja.
2. Selama pegawai tidak dapat bekerja karena sakit sebagaimana dimaksud dalam
ayat 1 di atas, ia akan menerima upah sebagai berikut :
a. Dalam 4 bulan pertama : 100% upah.
b. Dalam 4 bulan kedua : 75% upah.
c. Dalam 4 bulan ketiga ke atas : 50% upah
3. Pegawai yang terus menerus sakit lebih dari 12 bulan dan berdasarkan
pertimbangan dokter Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM tidak
mampu lagi bekerja, akan diputuskan hubungan kerjanya dengan Unit Pelayanan
Kesehatan Yayasan Medika GMIM sesuai dengan Peraturan Perundangan yang
berlaku.
BAB VI
Pendidikan
Pasal 46
1. Tugas Belajar :
Bila dipandang perlu oleh Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM
guna meningkatkan mutu dan ketrampilan pegawai dan untuk memberikan tugas
belajar kepada pegawai agar mendapatkan kenaikan tingkat, serta demi kemajuan
Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM, unit kesehatan memberikan
kesempatan kepada pegawai yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu
untuk mengikuti pendidikan sesuai dengan bidang tugas :
a. Harus memenuhi seleksi prestasi pendidikan, prestasi kerja, umur dan masa
kerja dengan melihat buku catatan konduite pegawai.
b. Pegawai yang boleh mengikuti pendidikan formal adalah pegawai yang telah
bekerja selama minimal 4 tahun. Bila ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang
berikutnya, setelah mengabdikan keahliannya minimal 4 tahun, kecuali ada hal-
hal tertentu atau sesuai kebutuhan.
c. Pegawai yang mengikuti pendidikan non formal diwajibkan untuk membuat
laporan tertulis dan mempresentasikannya.
d. Tetap menerima upah selama mengikuti pendidikan, kecuali tunjangan
struktural dan tunjangan fungsional bila ada.
e. Berhak atas kenaikan pangkat bila nilai hasil studi/Index Prestasi selama 2
semester terakhir bernilai sekurang-kurangnya 3 (tiga).
f. Masa selama mengikuti pendidikan dihitung sebagai masa kerja.
g. Pengaturan gaji menurut ijazah akan diatur berdasarkan bidang tugasnya
sesuai peraturan yang berlaku.
h. Pegawai yang telah selesai mengikuti pendidikan, diwajibkan menjalani
pengabdian selama 2 kali masa pendidikan.
i. Bagi pegawai yang mendapat bea siswa untuk mengikuti pendidikan dan tidak
dapat menyelesaikan pendidikan sesuai dengan proram pendidikan tersebut,
maka biaya pendidikan selanjutnya untuk menyelesaikan harus ditanggung
sendiri, dan gaji yang bersangkutan diberhentikan.
j. Apabila tidak dapat menyelesaikan pendidikannya, maka yang bersangkutan
harus mengganti seluruh biaya yang telah dikeluarkan.

2. Ijin Belajar :
Bila pegawai ingin mengikuti pendidikan tambahan dengan kehendak sendiri, dan
harus meninggalkan atau tidak melakukan pekerjaannya, maka :
a. Akan diberikan ijin belajar tanpa upah.
b. Masa selama pendidikan tidak dihitung sebagai masa kerja.
c. Pengaturan gaji menurut ijazah akan diatur berdasarkan bidang tugasnya
sesuai peraturan yang berlaku.
Bab VII

CUTI
Cuti Tahunan
Pasal 47
1. Diberikan 12 hari kerja dalam tahun yang berjalan, setelah bekerja penuh sebagai
pegawai tetap selama 1 tahun.
2. Cuti tahunan tidak dapat dikumpul.
3. Bila cuti tahunan sudah dilaksanakan pada tahun yang sama, berhak mendapat
cuti hamil/melahirkan. Tahun berikutnya tidak berhak mendapat cuti tahunan.
4. Cuti tahunan mulai diberikan tanggal 15 januari - tanggal 30 November tahun
berjalan.
5. Surat cuti diurus 1 (satu) minggu sebelumnya.
6. Cuti dijalankan penuh selama masa cuti berlangsung.

Cuti Besar
Pasal 48
1. Pegawai yang telah mempunyai masa kerja 6 tahun terus-menerus dan tidak
pernah mengambil cuti tahunan, dapat diberikan cuti besar selama 3 (tiga) bulan
dengan mendapat upah, tunjangan-tunjangan lainnya kecuali tunjangan fungsional
dan tunjangan struktural bila ada.
2. Cuti panjang sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan dan dilaksanakan pada tahun
ketujuh dan kedelapan masing-masing 1 (satu) bulan bagi pekerja yang telah
bekerja selama 6 tahun secara terus menerus pada Unit Pelayanan Kesehatan
Yayasan Medika GMIM dengan ketentuan pekerja tersebut tidak berhak lagi atas
cuti tahunan dalam 2 (dua) tahun berjalan dan selanjuntya berlaku setiap kelipatan
masa kerja 6 (enam) tahun.

Cuti Sakit
Pasal 49
1. Pegawai yang mendapat cuti sakit harus menyerahkan surat keterangan dari
dokter Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM dan mengikuti ketentuan
dari BPJS Kesehatan.
2. Apabila pegawai tidak masuk kerja melebihi cuti sakit yang ditentukan oleh dokter,
maka hari-hari tersebut pegawai dianggap mangkir.
3. Dalam hal pegawai terlalu sering sakit, Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan
Medika GMIM akan mewajibkan pegawai tersebut untuk memeriksakan diri pada
dokter yang ditunjuk oleh Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM
tersebut. Hasil dari pemeriksaan tersebut akan dijadikan dasar untuk menentukan
kebijakan lanjut dari Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM
terhadap pegawai yang bersangkutan.

Cuti Haid, Hamil, dan Melahirkan


Pasal 50
1. Cuti haid diberikan 2 hari yakni hari pertama dan hari kedua haid, yang dinyatakan
dengan surat keterangan dokter Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika
GMIM.
2. Cuti hamil dan melahirkan diberikan 12 minggu, dilaksanakan; 1,5 bulan sebelum
tanggal taksiran melahirkan dan 1,5 bulan minggu setelah melahirkan.
3. Untuk melahirkan prematur berlaku cuti selama 1,5 bulan sebelum melahirkan dan
2,5 bulan sesudah melahirkan.
4. Mengalami keguguran kandungan, berhak memperoleh cuti 1,5 bulan.
Libur
Pasal 51
1. Pada hari-hari yang ditetapkan sebagai hari libur, pegawai dibebaskan dari
kewajiban bekerja dengan mendapat upah, tunjangan fungsional dan tunjangan
lainnya bila ada.
2. Hari-hari yang ditetapkan sebagai hari libur adalah :
a. Hari Minggu.
b. Hari-hari raya/libur resmi yang ditetapkan oleh Pemerintah.
c. Hari libur termasuk: satu hari sebelum Natal, Natal II, Paskah II, satu hari
sebelum tahun baru, Tahun Baru II, dan Hari Pentakosta II.

Ijin
Pasal 52
1. Atas permintaan tertulis dari pegawai dan disertai keterangan-keterangan yang
dapat dibenarkan oleh atasan pegawai, kepada pegawai dapat diberikan ijin
meninggalkan pekerjaan dengan mendapat upah dan tunjangan lainnya apabila
ada, ijin diberikan untuk keperluan :
a. 6 (enam) hari pada waktu pernikahan pegawai sendiri
b. 2 (dua) hari pada waktu istri sah dari pegawai melahirkan
c. 6 (enam) hari bilamana orang tua, suami/istri atau anak meninggal dunia.
d. 2 (dua) hari bilamana orang yang menjadi tanggungan dan tinggal serumah
meninggal dunia.
e. 3 (tiga) hari bilamana kakek/nenek, saudara kandung dari suami atau istri
meninggal dunia.
f. 2 (dua) hari bilamana anak kandung di baptis
g. 4 (empat) hari bilamana anak kandung menikah.
2. Untuk hal-hal yang mendesak, misalnya: orangtua, suami/istri, anak atau saudara
kandung dalam keadaan sakit keras diberikan ijin maksimal 3 (tiga) hari dengan
surat keterangan.
3. Untuk ibu menyusui diberikan ijin selama 1 (satu) jam perhari untuk menyusui
anaknya.
(Bila melampaui batas waktu yang telah ditentukan, maka kelebihan hari tersebut
dianggap ijin tanpa upah, dan dikenakan sanksi pemotongan upah sebesar 1/30
kali upah untuk setiap satu-satu-hari.)

Ijin Tanpa Gaji


Pasal 53
Pimpinan akan mempertimbangkan dan akan memberikan ijin terhadap permintaan
pegawai untuk meninggalkan pekerjaan selama waktu tertentu, untuk mengerjakan atau
mengurus persoalan pribadi yang penting, tanpa menerima upah dan tunjangan-
tunjangan maksimal 3 (tiga) bulan, dengan ketentuan :
1. Tidak merupakan hak.
2. Dapat diberikan kepada pegawai dengan masa kerja minimal 5 tahun
3. Diberikan atas alasan yang mendasar dan atas pertimbangan Pimpinan Unit
Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM.
4. Hanya mendapat 1 (satu) kali dalam periode 5 tahun.
5. Ijin diajukan langsung kepada Direktur/Kepala Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan
Medika GMIM setelah diketahui oleh atasan langsung.
Bab VIII
Pensiun

Ketentuan Umum
Pasal 54
Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM wajib mengikut sertakan seluruh
pegawai ke program BPJS Ketenagakerjaan

Pasal 55
1. Pegawai ialah : Pegawai yang diangkat dan ditetapkan dengan Surat
Keputusan oleh Yayasan Medika GMIM.
2. Penerima Pensiun ialah : Peserta yang menerima Pensiun sesuai aturan yang
berlaku.
3. Janda ialah : Isteri sah menurut hukum dari peserta/penerima
pensiun yang meninggal dunia.
4. Duda ialah : Suami sah menurut hukum dari peserta/penerima
pensiun yang meninggal dunia.
5. Anak ialah : Anak kandung yang sah atau anak lainnya yang
disahkan menurut hukum, dari peserta.

Pendaftaran Istri/Suami dan Anak Sebagai Yang Berhak


Menerima Pensiun Janda/Duda

Pasal 56
1. Pendaftaran istri/suami dan anak-anak sebagai yang berhak menerima pensiun
janda/duda seperti yang dimaksud dalam pasal 55, harus dilakukan oleh
peserta/penerima pensiun yang bersangkutan menurut petunjuk-petunjuk Yayasan
Medika GMIM.
2. Jikalau hubungan pernikahan dengan istri/suami yang telah terdaftar putus, maka
terhitung mulai 1 (satu) bulan setelah hari perceraian berlaku sah, istri/suami
tersebut dihapus dari daftar istri/suami yang berhak menerima pensiun janda/duda.
3. Anak yang dapat didaftarkan sebagai anak yang berhak menerima pensiun
janda/duda ialah anak berdasarkan pasal 61.
4. Yang dianggap dilahirkan dari pernikahan yang sah, ialah anak yang dilahirkan
selama pernikahan itu, termasuk yang dilahirkan selambat-lambatnya 300 hari
sesudah pernikahan tersebut terputus.
5. Pendaftaran istri/suami serta anak sebagai yang berhak menerima pensiun
janda/duda dan anak harus dilakukan dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu)
bulan sesudah pernikahan/kelahiran.
6. Pensiun janda/duda tidak berhak lagi mendapat tunjangan suami/isteri jika telah
menikah ke dua kali.

Sifat Pensiun
Pasal 57
Pensiun pegawai dan atau janda/duda, diberikan sebagai penghargaan atas jasa-jasa
pegawai tersebut selama bekerja di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika
GMIM.
Peserta Dana Pensiun
Pasal 58
1. Setiap pegawai Yayasan Medika GMIM mulai menjadi peserta dana pensiun pada
saat ia diangkat.
2. Seorang Pegawai berhenti sebagai peserta dana pensiun pada saat ia meninggal
dunia, dipensiunkan atau diberhentikan dari jabatan/tugasnya pada Yayasan
Medika GMIM sesuai pasal 26
3. Surat Keputusan Pensiun dikeluarkan oleh Badan Pengurus Yayasan Medika
GMIM berdasarkan permohonan/usulan dari Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan
Medika GMIM.
4. Bagi Pegawai Negeri Sipil yang diperbantukan mendapat Tunjangan Hari Tua
(THT) yang diatur tersendiri.
5. Dana pensiun yang dimaksud dalam pasal 58 ini tidak berlaku bagi penerima
pensiun BPJS Ketenagakerjaan.

Batas Usia Pensiun


Pasal 59
1. Pegawai yang memasuki usia pensiun dengan batas umur maksimal untuk bekerja,
sebagai berikut :
a. SMK/lebih rendah, Tenaga Kesehatan D2, D3 dan S1 non kesehatan sampai
umur : 58 tahun.
b. S.Kep Ners, D4 Kesehatan, S1 Kesehatan lainnya/S1 sesuai bidang tugasnya
sampai umur 60 tahun.
c. Dokter, Dokter Gigi dan Dokter Spesialis, S2 Kesehatan, S3 Linier sampai
umur : 65 tahun.
2. Pejabat yang ditunjuk oleh Yayasan Medika GMIM, dinyatakan tidak dapat bekerja
lagi dalam jabatan apapun juga karena keadaan jasmani atau rohani, yang tidak
disebabkan oleh dan karena ia menjalankan kewajiban jabatannya.

Hak atas Pensiun Janda/Duda dan Anak


Pasal 60
3. Apabila seorang peserta/penerima pensiun meninggal dunia, maka
istri/suami/anaknya yang terdaftar pada dana pensiun berhak menerima pensiun
janda/duda/anak.
4. Apabila peserta/penerima pensiun meninggal dunia, sedangkan ia tidak
mempunyai istri/suami lagi yang berhak menerima pensiun janda/duda, maka
pensiun janda/duda diberikan kepada anaknya.
5. Anak yang berhak menerima pensiun janda/duda, ialah anak yang pada waktu
pegawai penerima pensiun meninggal dunia :
a. Belum mencapai usia 21 tahun, bagi yang masih kuliah harus ada surat
keterangan dari tempat kuliah sampai usia 25 tahun.
b. Belum menikah atau belum pernah menikah.
Besarnya Pensiun Janda/Duda dan Anak
Pasal 61
1. Besarnya pensiun janda/duda/anak sebulan adalah 2/3 dari pensiun pegawai (2/3 x
75% x gaji pokok).
2. Apabila perbedaan umur antara peserta/penerima pensiun dan istri/suaminya lebih
dari 20 tahun, maka besarnya pensiun janda/duda adalah 1/3 dari pensiun pegawai
(1/3 x 75% x gaji pokok).
3. Yang telah mengikuti program pensiun BPJS Ketenagakerjaan, sesuai peraturan
yang berlaku.

Mulai dan Berakhirnya Pensiun Pegawai


Pasal 62
1. Pensiun pegawai diberikan mulai bulan berikutnya peserta/penerima pensiun yang
bersangkutan diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai setelah selesai Masa
Persiapan Pensiun.
2. Hak pensiun pegawai berakhir pada penghabisan bulan setelah peserta/penerima
pensiun yang bersangkutan meninggal dunia.
3. Yang telah mengikuti program pensiun BPJS Ketenagakerjaan, sesuai peraturan
yang berlaku.

Mulai dan Berakhirnya Pensiun Janda/Duda dan Anak


Pasal 63
1. Pensiun Janda/Duda/Anak menurut peraturan ini, diberikan mulai bulan berikutnya
setelah peserta/penerima pensiun pegawai yang bersangkutan meninggal dunia
atau mulai bulan berikutnya hak atas pensiun janda/duda/anak yang terdaftar.
2. Bagi anak yang dilahirkan dalam batas waktu 300 hari setelah peserta/penerima
pensiun meninggal dunia, pensiun janda/duda/anak diberikan mulai bulan
berikutnya dari tanggal kelahiran anak itu.
3. Pemberian pensiun janda/duda/anak berakhir pada akhir bulan, jika :
a. Janda/duda yang bersangkutan meninggal dunia atau menikah lagi.
b. Tidak lagi terdapat anak yang memenuhi syarat untuk menerimanya.

Penetapan Umur/Tanggal Lahir


Pasal 64
1. Umur pegawai untuk penetapan hak atas pensiun, ditentukan atas dasar tanggal
kelahiran yang disebut pada pengangkatan pertama sebagai pegawai menurut
bukti-bukti yang sah.
2. Tanggal kelahiran atau umur istri/suami serta anak-anak dari peserta/penerima
pensiun yang mempunyai hak mendapat pensiun janda/duda/anak, ditentukan atas
dasar tanggal kelahiran yang disebutkan pada pendaftaran pertama menurut bukti-
bukti yang sah.
Pasal 65
1. Untuk penetapan tanggal pensiun dan besarnya jumlah pensiun, maka umur dan
masa kerja ditetapkan dalam bulanan yang bulat, dalam penetapan mana satu hari
atau lebih dibulatkan menjadi sebulan.
2. Jumlah pensiun dibayar dengan perhitungan rupiah yang bulat, pecahan rupiah
dibulatkan ke atas menjadi satu rupiah penuh.
3. Jumlah iuran pensiun dengan pecahan rupiah dibulatkan ke bawah menjadi satu
rupiah penuh.

Cara Pembayaran dan Penetapan Kembali Pensiun


Pasal 66
1. Pembayaran pensiun dilakukan tiap-tiap bulan menurut cara yang ditetapkan oleh
Yayasan Medika GMIM
2. Apabila penetapan pemberian pensiun pegawai atau pensiun janda/duda/dan anak
di kemudian hari ternyata keliru, maka penetapan tersebut harus diubah
sebagaimana mestinya dengan surat keputusan baru menurut alasan-alasan
perubahan itu.
3. Hak atas pensiun menurut peraturan ini tidak boleh dipindahkan.
4. Penerima pensiun tersebut tidak boleh menggadaikan atau dengan maksud itu
secara lain menguasakan haknya kepada siapapun juga.

Iuran Pensiun
Pasal 67
1. Kewajiban membayar iuran oleh peserta berakhir mulai bulan berikutnya, karena :
a. Berhenti dari jabatan/pekerjaanya pada Unit - Unit Pelayanan Kesehatan
Yayasan Medika GMIM.
b. Meninggal dunia
2. Yang telah mengikuti program pensiun BPJS Ketenagakerjaan, sesuai peraturan
yang berlaku.

Kewajiban dari Peserta dan Mereka yang Berkepentingan


Pasal 68
1. Mereka yang menurut ketentuan di dalam peraturan ini berhak atas sesuatu dan
ingin mempergunakan haknya, wajib memberikan keterangan, surat-surat atau
bukti-bukti yang diperlukan oleh Yayasan Medika GMIM.
2. Tiap peserta/penerima pensiun diwajibkan untuk memberitahukan kepada Yayasan
Medika GMIM/Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM tentang
perubahan susunan keluarganya, misalnya : kelahiran, kematian, pernikahan,
perceraian dan lain-lain dalam kurun waktu selambat-lambatnya satu bulan setelah
hal-hal itu terjadi.
3. Apabila yang bersangkutan di dalam hal-hal yang termaksud pada ayat 1 pasal ini,
setelah mendapat peringatan tertulis dari Yayasan Medika GMIM/Unit Pelayanan
Kesehatan Yayasan Medika GMIM, tidak memberikan keterangan-keterangan,
surat-surat dan atau bukti-bukti yang diminta, atau memberikan keterangan yang
tidak benar atau tidak lengkap, atau tidak memberitahukan apa yang dimaksud
pada ayat 2 pasal ini, maka Yayasan Medika GMIM/Unit - Unit Pelayanan
Kesehatan Yayasan Medika GMIM dapat menghapuskan hak-hak yang diberikan
kepadanya atau janda/duda serta anaknya, atau menunda hak-hak itu. Setelah
Yayasan Medika GMIM/Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM
mengambil keputusan tersebut, secepat mungkin memberitahukan dengan surat
kepada yang bersangkutan.
4. Yayasan Medika GMIM/Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM
tidak bertanggung jawab atas akibat-akibat yang terjadi karena yang bersangkutan
tidak memenuhi dengan tertib kewajiban-kewajiban yang tersebut pada pasal ini.

Pembayaran Pensiun
Pasal 69
1. Pembayaran pensiun berdasarkan skema BPJS Ketenagakerjaan dan Peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku.

Bab IX
Jaminan Kesehatan
Pasal 70
Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) ialah Sistem jaminan
kesehatan yang berlaku bagi pegawai dan keluarganya termasuk pensiunan.

Jaminan Kecelakaan Kerja


Pasal 71
Pegawai yang mendapat kecelakaan dalam menjalankan tugas atau menderita penyakit
akibat dari pekerjaannya, akan mendapat jaminan dan tunjangan dari BPJS
Ketenagakerjaan sesuai peraturan yang berlaku.

Perlindungan Kerja
Pasal 72
5. Bila untuk menjalankan tugasnya dan karena jenis, tempat, dan lingkungan
pekerjaan, pegawai memerlukan perlindungan diri dan kesehatannya, akan
diberikan perlengkapan keselamatan kerja.
6. Selama menjalankan tugasnya, pegawai diwajibkan memakai perlengkapan
keselamatan kerja.
7. Pegawai yang dengan sengaja mengabaikan kewajiban memakai alat keselamatan
kerja, bertanggung jawab sepenuhnya bila timbul hal-hal yang menimpa dan
merugikan dirinya. Dalam hal ini, Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika
GMIM tidak berkewajiban memberi ganti rugi dalam bentuk apapun.

Perlengkapan Kerja
Pasal 73
1. Yayasan Medika GMIM akan menyediakan alat-alat perlengkapan kerja sesuai
jenis pekerjaan.
2. Setiap Pegawai diwajibkan memelihara perlengkapan kerja sebaik-baiknya.
3. Menghilangkan atau merusak alat-alat perlengkapan kerja dengan sengaja, akan
dikenakan sanksi/hukuman berupa permintaan penggantian biaya alat-alat kerja
tersebut.

Pakaian Kerja
Pasal 74
1. Pegawai yang mempunyai tugas-tugas khusus karena sifat pekerjaannya harus
menggunakan pakaian khusus yang disiapkan oleh Yayasan Medika GMIM akan
menyiapkannya.
2. Pegawai diwajibkan memakai dan memelihara pakaian kerja sewaktu menjalankan
tugas.
3. Penggunaan seragam di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM
diatur oleh Yayasan Medika GMIM.
BAB X
Petunjuk Pelaksanaan Pengangkatan/Penetapan
Pimpinan Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM

Pasal 75
Pimpinan Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM diangkat dan
diberhentikan oleh Yayasan Medika GMIM.
1. Pimpinan Unit
Yang dapat untuk diangkat/ditetapkan sebagai Pimpinan Unit harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut ;
a. Warga Negara Indonesia.
b. Anggota Sidi jemaat GMIM.
c. Sehat Jasmani dan Rohani.
d. Surat Rekomendasi dari Badan Pekerja Majelis Jemaat.
e. Bersedia dan patuh pada Tata Gereja GMIM dan peraturan-peraturan lainnya
dari Yayasan Medika GMIM.
f. Memiliki surat Tanda Registrasi dan surat ijin praktek yang masih berlaku.

2. Pejabat Sementara Direktur, diatur sebagai berikut;


a. Apabila terjadi kelowongan yang karena satu dan lain hal Direktur yang
bersangkutan tidak dapat menjalankan/menyelesaikan tugasnya, maka Yayasan
Medika GMIM akan menunjuk pejabat sementara jabatan Direktur.
b. Jabatan sementara sebagaimana pada butir a di atas, paling lama 6 (enam)
bulan atau dapat diperpanjang sesuai kebutuhan.

3. Masa bertugas Direktur berlaku setelah;


a. Diterbitkannya Surat Keputusan dari Yayasan Medika GMIM tentang
Pengangkatan / Penetapan Direktur yang bersangkutan.
b. Dilantik dan di takhbiskan dalam satu ibadah.
c. Diadakan acara serah terima jabatan yang dilaksanakan oleh Yayasan Medika
GMIM.
BAB XI
Perubahan Peraturan
Pasal 76
Hal-hal lain yang belum diatur dalam peraturan ini, begitu pula karena satu dan lain hal
perlu diadakan perubahan, maka perubahan akan dilakukan oleh Yayasan Medika
GMIM sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.

BAB XII
Penutup
Pasal 77
1. Peraturan Yayasan Medika GMIM ini berlaku mulai tanggal pengesahan oleh Dinas
Tenaga Kerja Propinsi Sulawesi Utara dan berlaku selama 2 (dua) tahun.
2. Dengan diberlakukannya peraturan ini, maka peraturan sebelumnya yang
bertentangan dengan peraturan ini dinyatakan ditarik kembali dan tidak berlaku lagi.

Tomohon, 25 Maret 2022

PENGURUS YAYASAN MEDIKA


GEREJA MASEHI INJILI DI MINAHASA

KETUA, SEKRETARIS,

Dkn. WINDY Y. V. SOMPIE – LUCAS, A.Ma Pdt. JOHN F. SLAT, M.Th

Anda mungkin juga menyukai