TENTANG
PERATURAN KEPEGAWAIAN DAN BIAYA HIDUP
DILINGKUP YAYASAN MEDIKA GEREJA MASEHI INJILI DI MINAHASA
Menimbang :
a. Bahwa Yayasan Medika GMIM menyadari sepenuhnya akan kepentingan Unit - Unit
Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM yang dalam kegiatan sehari-harinya
menggunakan pegawai yang cukup dan menyadari pula akan pentingnya
pembinaan hubungan kepegawaian dan hubungan kerja yang baik antara pimpinan
unit kesehatan dengan segenap pegawainya.
b. Bahwa Yayasan Medika GMIM berkewajiban untuk membuat dan menyusun
peraturan tentang persyaratan kerja dan biaya hidup bagi pegawai dalam lingkup
Yayasan Medika GMIM.
Mengingat :
1. Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian.
4. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
5. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu (PKWT), Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK)
7. Surat Keputusan Badan Pekerja Majelis Sinode GMIM Nomor 82 A tahun 2012
tentang Pembentukan Yayasan Medika GMIM dan Penetapan Personalia Organ-
organ Yayasan Medika GMIM.
8. Tata Gereja GMIM Tahun 2021.
9. Akta Yayasan Medika GMIM, Keputusan Menteri Hukum Dan HAM RI, Nomor :
AHU-AH 01.06.0019600 Tanggal 21 Agustus Tahun 2020
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
BAB I
Pengertian
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Yayasan adalah : Yayasan Medika Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM).
2. Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM adalah :
- RSU GMIM Bethesda Tomohon
- RSU GMIM Kalooran Amurang
- RSU GMIM Pancaran Kasih Manado
- RSU GMIM Siloam Sonder
- RSU GMIM Tonsea Airmadidi
- Klinik GMIM Lidia Tondano
- Klinik GMIM Kaupusan Langowan
- Klinik GMIM Syalom Tompasobaru
- Klinik GMIM Kaeluden Girian
3. Pimpinan adalah Direktur, Wakil Direktur Rumah Sakit dan Penanggung Jawab
Klinik.
4. Pegawai, adalah: tenaga kesehatan dan non kesehatan yang bekerja di Unit - Unit
Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM.
5. Peraturan, adalah: tentang persyaratan kerja dan biaya hidup bagi tenaga
kesehatan dan non kesehatan yang bekerja di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan
Yayasan Medika GMIM.
6. Gereja adalah: Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM).
7. Sinode atau BPMS, adalah: Sinode GMIM atau Badan Pekerja Majelis Sinode
GMIM.
Pegawai ialah setiap orang yang terikat hubungan kerja dengan Yayasan Medika GMIM di Unit
- Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM yang menurut statusnya dapat dibagi,
sebagai berikut :
1. Calon Pegawai Tetap :
adalah pegawai yang berdasarkan Surat Keputusan Yayasan Medika GMIM,
diangkat sebagai calon pegawai tetap untuk jangka waktu 3 (tiga) bulan sebagai
masa percobaan.
2. Pegawai Tetap :
adalah pegawai yang berdasarkan Surat Keputusan Yayasan Medika GMIM,
diangkat sebagai pegawai tetap untuk jangka waktu tidak tertentu dan memenuhi
persyaratan penerimaan pegawai yang telah ditetapkan.
3. Tenaga Kontrak :
adalah tenaga tidak tetap yang diangkat berdasarkan Kontrak / Perjanjian Kerja
dengan Yayasan Medika GMIM untuk pekerjaan yang diperkirakan
penyelesaiannya dalam waktu tertentu.
4. Tenaga Konsultan :
adalah tenaga yang mempunyai keahlian khusus yang diusulkan oleh Unit
Kesehatan yang membutuhkan dengan uraian tugas yang jelas sebagai tenaga
konsultan untuk bidang tertentu, dengan jangka waktu 1 tahun, dan akan
ditetapkan oleh Yayasan Medika GMIM.
BAB III
Penerimaan Calon Pegawai Tetap
Pasal 4
Penerimaan pegawai dilakukan oleh Yayasan Medika GMIM berdasarkan permintaan
dan kebutuhan Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM, dilakukan
setelah bakal calon pegawai memenuhi persyaratan yang dibutuhkan, yakni :
1. Warga Negara Indonesia.
2. Berusia serendah-rendahnya 19 tahun dan setinggi-tingginya 38 sesuai akte
kelahiran pada saat rekrutmen.
3. Memasukkan lamaran kerja yang ditulis tangan sendiri dan ditanda tangani diatas
meterai sepuluh ribu, yang ditujukan kepada Badan Pengurus Yayasan Medika
GMIM, dengan melampirkan:
a. Surat keterangan sehat dari dokter Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika
GMIM.
b. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).
c. Surat Rekomendasi dari Badan Pekerja Majelis Jemaat GMIM sesuai domisili.
d. Pas foto berwarna; ukuran 3 cm x 4 cm (2 lembar), ukuran 4 cm x 6 cm (2
lembar).
e. Fotokopi KTP.
f. Fotokopi Ijazah SD, SMP, SMA sederajat dan pendidikan terakhir yang
dilegalisir.
g. Fotokopi Akte kelahiran, Surat Baptisan, Surat Sidi dan Kartu keluarga.
h. Fotokopi Akte nikah bagi yang sudah menikah dan Akte Kelahiran
i. Surat Tanda Registrasi yang masih berlaku bagi tenaga kesehatan
j. Surat persetujuan untuk bekerja dari suami, bagi calon pegawai wanita yang
sudah menikah.
k. Mengisi formulir daftar riwayat hidup.
Pasal 5
Bagi calon pegawai tenaga ahli/spesialis, berusia maksimal 40 tahun, dan dibutuhkan
oleh Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM dapat dipertimbangkan
untuk diangkat sebagai pegawai tetap.
Pasal 6
a. Setiap pelamar yang diterima, menjadi calon pegawai wajib menjalani masa
percobaan sesuai bidang tugasnya selama 3 (tiga) bulan pertama.
b. Bagi tenaga kesehatan yang telah diterima harus memiliki Surat Ijin Praktek,
sebelum melaksanakan tugas.
c. Masa percobaan dimaksud adalah penyesuaian dan untuk mengetahui
perkembangan sikap dan kemampuan calon pegawai dalam menjalankan tugas
yang diberikan.
d. Selama masa percobaan masing-masing pihak bebas melakukan pemutusan
hubungan kerja sewaktu-waktu tanpa syarat apapun.
e. Masa kerja selama dalam masa percobaan dihitung penuh sebagai masa kerja pada
Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM.
Pengangkatan Pegawai Tetap
Pasal 7
Setelah masa calon pegawai selama 1 (satu) tahun, dan telah mengikuti Pendidikan
dan Latihan yang diselenggarakan oleh Yayasan Medika GMIM, yang bersangkutan
diangkat dan ditetapkan sebagai pegawai tetap.
1. Syarat diangkat sebagai pegawai tetap :
a. Menandatangani Pakta Integritas
b. Surat Keputusan Calon Pegawai Tetap (CPT 80 %)
c. Sertifikat Diklat
d. Penilaian Sasaran Kinerja Pegawai
e. Surat Permohonan Pengusulan dari Direktur
2. Pangkat, Golongan dan Ruang, yang dapat diberikan untuk pengangkatan
pertama, adalah :
a. Pengatur Muda, Golongan IIa, bagi mereka yang sekurang-kurangnya memiliki
Ijazah SLTA dan atau Sederajat.
b. Pengatur Muda Tingkat I, Golongan IIb, bagi mereka yang sekurang-kurangnya
memiliki Ijazah D2.
c. Pengatur II c, bagi mereka yang sekurang-kurangnya memiliki Ijazah D3
d. Penata Muda, Golongan IIIa, bagi mereka yang sekurang-kurangnya memiliki
Ijazah S1, D4, SKM.
e. Penata Muda Tingkat I, Golongan IIIb, bagi mereka yang sekurang-kurangnya
memiliki Ijazah Dokter, Dokter Gigi, Apoteker, S1 Ners, S2 Kesehatan.
f. Penata, Golongan IIIc, bagi mereka yang sekurang-kurangnya memiliki Ijazah
Dokter Spesialis.
3. Ijazah/Gelar sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 adalah yang ditetapkan
sederajat oleh Menteri Pendidikan Nasional.
Pasal 12
Kenaikan pangkat reguler dapat diberikan setiap kali setingkat lebih tinggi apabila
pegawai unit kesehatan yang bersangkutan:
a. Telah 4 tahun dalam pangkat yang dimilikinya dan setiap unsur penilaian
pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya bernilai “baik”
b. Telah 5 tahun dalam pangkat yang dimilikinya dan setiap unsur penilaian
pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya bernilai “cukup”
c. Telah 6 tahun dalam pangkat yang dimiliknya, bagi pegawai yang pernah diskors
atau penilaian pelaksanaan pekerjaan bernilai “kurang”
Pasal 17
3. Pegawai Yayasan Medika GMIM di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan
Medika GMIM yang memangku jabatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 14
tetapi pangkatnya masih di bawah pangkat terendah yang ditentukan untuk jabatan
itu, dapat dinaikkan pangkatnya setiap kali setingkat lebih tinggi apabila:
a. sekurang-kurangnya telah 2 tahun dalam pangkat yang dimilikinya, sekurang-
kurangnya telah 1 tahun memangku jabatan yang bersangkutan dan setiap unsur
penilaian pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya bernilai BAIK dalam 2
tahun terakhir, atau
b. sekurang-kurangnya telah 3 tahun dalam pangkat yang dimilikinya, sekurang-
kurangnya telah 1 tahun memangku jabatan yang bersangkutan dan penilaian
pelaksanaan pekerjaan rata-rata bernilai CUKUP dalam 2 tahun terakhir, dengan
ketentuan tidak ada unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan yang bernilai
KURANG.
Demosi/Penurunan Pangkat
Pasal 19
1. Demosi adalah penurunan pangkat/jabatan pegawai ketingkat yang lebih rendah.
2. Pelaksanaan demosi dipertimbangkan sedemikian rupa dengan pengertian bahwa
terjadinya dikarenakan pegawai yang bersangkutan melakukan kesalahan yang
tidak bisa dikenakan peringatan lagi atau diberhentikan.
Mutasi/Pemindahan Pegawai
Pasal 20
1. Mutasi adalah suatu pemindahan pegawai dari suatu bagian ke bagian lain dalam
satu unit atau antara unit dalam lingkup Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan
Medika GMIM.
2. Pimpinan Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM dapat
melakukan tindakan administratif terhadap pegawai yang menolak mutasi :
a. Penundaan kenaikan pangkat/golongan dan berkala minimal 1 tahun dan
maksimal 3 tahun.
b. Demosi
Ujian Dinas/Kompetensi
Pasal 21
1. Kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika
GMIM, maka pegawai Yayasan Medika GMIM di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan
Yayasan Medika GMIM berpangkat Id, IId, IIId, untuk dapat dinaikkan pangkatnya
setingkat lebih tinggi, disamping harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
harus pula lulus ujian dinas atau uji kompetensi.
2. Ujian dinas sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dibagi dalam 3 tingkat, yaitu :
a. Ujian dinas tingkat I untuk kenaikan pangkat dari golongan Id menjadi IIa.
b. Ujian dinas tingkat II untuk kenaikan pangkat dari golongan IId menjadi IIIa.
c. Ujian dinas tingkat III untuk kenaikan pangkat dari golongan IIId menjadi IVa.
Pasal 22
Ujian dinas dan uji kompetensi sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 dilakukan oleh
Yayasan Medika GMIM berdasarkan usulan dari Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan
Medika GMIM
BAB IV
PERATURAN TATA TERTIB DAN DISIPLIN KERJA
Peraturan Kerja
Pasal 23
1. Waktu Kerja.
a. Waktu dan Jam Kerja adalah waktu yang ditetapkan, yang harus ditaati oleh
setiap pegawai untuk melaksanakan tugas-tugas di Unit - Unit Pelayanan
Kesehatan Yayasan Medika GMIM.
b. Jadwal waktu dan jam kerja, baik umum maupun khusus sesuai dengan tugas
Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM yang harus melayani
masyarakat selama 24 jam terus menerus.
c. Jumlah jam kerja maximum dalam 1 minggu adalah 40/8 jam kerja yakni 5 (lima)
hari kerja jam 08.00 - 16.00.
d. Untuk pegawai yang jam kerjanya bergilir (shift), maka jam kerja diatur sesuai
kebutuhan Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM, misalnya
sebagai berikut :
- Pagi : 07.00 s/d 14.00
- Sore : 14.00 s/d 21.00
- Malam : 21.00 s/d 07.00
2. Mangkir.
a. Pegawai yang tidak masuk kerja tanpa ada pemberitahuan/ijin pada hari dan
jam-jam kerja.
b. Tanpa ijin dari atasan/pimpinan dan atau alasan-alasan yang dapat diterima Unit
Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM, keterlambatan datang atau
pulang lebih cepat dari jadwal waktu kerja atau pelanggaran penggunaan waktu
kerja, dianggap pelanggaran peraturan tata tertib dan disiplin kerja.
c. Pegawai yang mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa
keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah
dipanggil 2 (dua) kali secara patut dan tertulis dapat diputus hubungan kerjanya
karena di kualifikasikan mengundurkan diri.
Peraturan Disiplin
Pasal 24
1. Setiap pegawai berkewajiban:
a. Melakukan tugas kewajiban sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab.
b. Mematuhi peraturan dan tunduk kepada perintah/instruksi yang layak dalam
rangka pelaksanaan tugas dan kewajiban yang diberikan oleh atasannya.
c. Untuk setiap wewenang yang diberikan, pegawai diwajibkan menggunakan
wewenang yang diberikan kepadanya, sesuai dengan maksud dan tujuan
pelimpahannya serta bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan.
d. Memelihara suasana kerja yang harmonis.
e. Memegang teguh rahasia Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika
GMIM yang diketahuinya.
f. Menggunakan dan memelihara milik Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan
Medika GMIM yang dipercayakan kepadanya sebagai alat kerja/fasilitas dengan
sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggung jawab serta wajib mengembalikan
fasilitas yang di maksud ke Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika
GMIM setelah berakhirnya masa tugas.
g. Pegawai yang tidak masuk kerja karena alasan tertentu wajib mengajukan
permohonan ijin kepada atasannya.
Tindakan Disiplin
Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin
Pasal 25
1. Setiap perbuatan pegawai berupa pelanggaran terhadap peraturan Yayasan Medika
GMIM, seperti tata tertib dan disiplin kerja akan dikenakan tindakan disiplin.
2. Tingkat Hukuman Disiplin terdiri dari :
a. hukuman disiplin ringan ;
b. hukuman disiplin sedang; dan
c. hukuman disiplin berat.
3. Jenis hukuman disiplin ringan sebagaimana dimaksud pada poin 2 huruf a adalah :
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis dan ;
c. pernyataan tidak puas secara tertulis
4. Jenis hukuman disiplin sedang sebagaimana dimaksud pada poin 2 huruf b terdiri
dari ;
a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 tahun ;
b. penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun ; dan
c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun
5. Jenis hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud pada poin 2.huruf c terdiri
dari :
a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun ;
b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah ;
c. pembebasan dari jabatan ;
d. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai pegawai
tetap dan ;
e. pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Tetap Yayasan Medika
GMIM.
JENIS HUKUMAN DISIPLIN
(Pelanggaran Terhadap Kewajiban)
Pasal 26
1. Hukuman Disiplin Ringan
a. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-undang Dasar, Negara
Kesatuan Indonesia dan Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM)
b. Menaati segala peraturan yang ada dan yang tertuang dalam Tata Gereja
GMIM serta Peraturan Kepegawaian Yayasan Medika GMIM.
c. Melaksanakan tugas dan Tanggungjawab yang dipercayakan dengan penuh
pengabdian dan kesadaran. akan tanggungjawab yang diemban.
d. Menjunjung tinggi kehormatan Yayasan Medika terlebih Gereja Masehi Injili di
Minahasa.
e. Mengutamakan Kepentingan Gereja Masehi Injili di Minahasa, Yayasan
Medika GMIM daripada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau golongan.
f. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah
harus dirahasiakan.
g. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan
Gereja Masehi Injili di Minahasa dan Yayasan Medika GMIM.
h. Melaporkan segera kepada atasan apabila mengetahui ada hal yang
dapat membahayakan atau merugikan terutama dibidang keamanan ,
keuangan, dan materiil.
i. Memelihara serta mempergunakan barang–barang milik Unit Kerja dengan
sebaik baiknya dengan bertanggunjawab.
j. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya sesuai tugas dan tanggungjawab.
k. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas .
l. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karir.
m. Menaati Tata Gereja GMIM dan Peraturan Kepegawaian Yayasan
Medika GMIM.
Pasal 30
Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang
pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang pengantian hak sesuai
dengan Peraturan Perundangan yang berlaku.
Kenaikan Upah
Pasal 33
1. Penetapan kenaikan upah berupa, kenaikan pangkat/golongan, berdasarkan Surat
Keputusan Yayasan Medika GMIM.
2. Penetapan kenaikan upah berupa, kenaikan berkala berdasarkan Surat Keputusan
Pengurus Yayasan Medika GMIM.
3. Penetapan perubahan upah secara menyeluruh di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan
Yayasan Medika GMIM, dalam rangka penyesuaian nilai upah (upah riil) akibat
kenaikan harga kebutuhan hidup sehari-hari, berdasarkan keputusan Yayasan
Medika GMIM.
Lembur
Pasal 34
1. Pegawai yang bekerja melebihi jam kerja karena ditugaskan oleh atasan/pimpinan
Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM, untuk menyelesaikan
pekerjaan/tugas yang penting dan mendesak untuk kepentingan Unit Pelayanan
Kesehatan Yayasan Medika GMIM, diberikan upah lembur.
2. Upah 1 (satu) jam kerja untuk perhitungan lembur adalah : 1/173 x upah 1 bulan. (1
hari maksimal 3 jam kerja lembur, 1 minggu maksimal 14 jam kerja)
Tunjangan Fungsional
Pasal 37
Kepada pegawai Yayasan Medika GMIM di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan
Medika GMIM yang disamping mempunyai pendidikan kejuruan juga memiliki keahlian
khusus di bidang itu dan telah bekerja minimal 1 tahun diberikan tunjangan fungsional.
1. Tenaga Kesehatan:
a. Tenaga Medis.
b. Tenaga Keperawatan.
c. Tenaga Kefarmasian.
d. Tenaga Gizi.
e. Tenaga Ketehnisian Medis.
f. Tenaga Kesehatan Masyarakat.
g. Tenaga Keterapian Fisik.
2. Tenaga Non Kesehatan :
a. Sarjana
b. Sarjana Muda/DIII
c. Tenaga Sekolah Menengah Tingkat Atas dan sederajat.
d. Tenaga SMTP/SD dan SD kebawa
Tunjangan Keluarga
Pasal 38
1. Kepada pegawai Yayasan Medika GMIM di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan
Yayasan Medika GMIM yang beristri/suami diberikan tunjangan istri/suami sebesar
10% dari gaji pokok. Apabila suami/istri kedua-duanya berstatus sebagai pegawai
Yayasan Medika GMIM di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM
yang sama, maka tunjangan ini hanya diberikan kepada yang mempunyai gaji
pokok lebih tinggi.
2. Kepada pegawai Yayasan Medika GMIM di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan
Yayasan Medika GMIM yang mempunyai anak secara biologis atau anak angkat
yang sah secara hukum dan berumur kurang dari 25 tahun, belum pernah menikah,
tidak mempunyai penghasilan sendiri, dan nyata menjadi tanggungannya, diberikan
tunjangan anak sebesar 3% dari gaji pokok untuk tiap-tiap anak.
3. Tunjangan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 diberikan sampai pada anak
ke 3.
4. Tunjangan untuk istri/suami diberikan setelah memasukkan Akte Nikah.
5. Tunjangan untuk anak diberikan setelah dengan memasukkan Akte Kelahiran.
Tunjangan Beras
Pasal 39
Kepada pegawai Yayasan Medika GMIM di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan
Medika GMIM beserta keluarganya diberikan tunjangan beras sebanyak 10 (sepuluh)
kg setiap bulan per orang sesuai harga.
Tunjangan Duka
Pasal 40
1. Bila yang meninggal pegawai aktif atau pensiunan, mendapat tunjangan duka dari
dana rutin unit yang bersangkutan, berupa; peti jenazah, dan 3 (tiga) bulan upah.
2. Bila yang meninggal suami/istri/anak/orang tua/orang tua mantu dari pegawai,
mendapat Dana Duka dari unit yang bersangkutan.
Musibah/Bencana Alam
Pasal 41
Bila pegawai atau pensiunan mengalami musibah kebakaran rumah atau bencana
alam, akan diberikan bantuan berupa uang tunai dari dana rutin unit yang bersangkutan
yang jumlahnya ditentukan sesuai keputusan rapat pimpinan unit.
Hadiah Pernikahan
Pasal 42
Bagi pegawai yang telah bekerja minimal 2 (dua) tahun dan akan menikah pertama
kali, kepadanya diberikan hadiah yang diatur tersendiri oleh Pimpinan Unit Pelayanan
Kesehatan Yayasan Medika GMIM.
2. Ijin Belajar :
Bila pegawai ingin mengikuti pendidikan tambahan dengan kehendak sendiri, dan
harus meninggalkan atau tidak melakukan pekerjaannya, maka :
a. Akan diberikan ijin belajar tanpa upah.
b. Masa selama pendidikan tidak dihitung sebagai masa kerja.
c. Pengaturan gaji menurut ijazah akan diatur berdasarkan bidang tugasnya
sesuai peraturan yang berlaku.
Bab VII
CUTI
Cuti Tahunan
Pasal 47
1. Diberikan 12 hari kerja dalam tahun yang berjalan, setelah bekerja penuh sebagai
pegawai tetap selama 1 tahun.
2. Cuti tahunan tidak dapat dikumpul.
3. Bila cuti tahunan sudah dilaksanakan pada tahun yang sama, berhak mendapat
cuti hamil/melahirkan. Tahun berikutnya tidak berhak mendapat cuti tahunan.
4. Cuti tahunan mulai diberikan tanggal 15 januari - tanggal 30 November tahun
berjalan.
5. Surat cuti diurus 1 (satu) minggu sebelumnya.
6. Cuti dijalankan penuh selama masa cuti berlangsung.
Cuti Besar
Pasal 48
1. Pegawai yang telah mempunyai masa kerja 6 tahun terus-menerus dan tidak
pernah mengambil cuti tahunan, dapat diberikan cuti besar selama 3 (tiga) bulan
dengan mendapat upah, tunjangan-tunjangan lainnya kecuali tunjangan fungsional
dan tunjangan struktural bila ada.
2. Cuti panjang sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan dan dilaksanakan pada tahun
ketujuh dan kedelapan masing-masing 1 (satu) bulan bagi pekerja yang telah
bekerja selama 6 tahun secara terus menerus pada Unit Pelayanan Kesehatan
Yayasan Medika GMIM dengan ketentuan pekerja tersebut tidak berhak lagi atas
cuti tahunan dalam 2 (dua) tahun berjalan dan selanjuntya berlaku setiap kelipatan
masa kerja 6 (enam) tahun.
Cuti Sakit
Pasal 49
1. Pegawai yang mendapat cuti sakit harus menyerahkan surat keterangan dari
dokter Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM dan mengikuti ketentuan
dari BPJS Kesehatan.
2. Apabila pegawai tidak masuk kerja melebihi cuti sakit yang ditentukan oleh dokter,
maka hari-hari tersebut pegawai dianggap mangkir.
3. Dalam hal pegawai terlalu sering sakit, Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan
Medika GMIM akan mewajibkan pegawai tersebut untuk memeriksakan diri pada
dokter yang ditunjuk oleh Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM
tersebut. Hasil dari pemeriksaan tersebut akan dijadikan dasar untuk menentukan
kebijakan lanjut dari Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM
terhadap pegawai yang bersangkutan.
Ijin
Pasal 52
1. Atas permintaan tertulis dari pegawai dan disertai keterangan-keterangan yang
dapat dibenarkan oleh atasan pegawai, kepada pegawai dapat diberikan ijin
meninggalkan pekerjaan dengan mendapat upah dan tunjangan lainnya apabila
ada, ijin diberikan untuk keperluan :
a. 6 (enam) hari pada waktu pernikahan pegawai sendiri
b. 2 (dua) hari pada waktu istri sah dari pegawai melahirkan
c. 6 (enam) hari bilamana orang tua, suami/istri atau anak meninggal dunia.
d. 2 (dua) hari bilamana orang yang menjadi tanggungan dan tinggal serumah
meninggal dunia.
e. 3 (tiga) hari bilamana kakek/nenek, saudara kandung dari suami atau istri
meninggal dunia.
f. 2 (dua) hari bilamana anak kandung di baptis
g. 4 (empat) hari bilamana anak kandung menikah.
2. Untuk hal-hal yang mendesak, misalnya: orangtua, suami/istri, anak atau saudara
kandung dalam keadaan sakit keras diberikan ijin maksimal 3 (tiga) hari dengan
surat keterangan.
3. Untuk ibu menyusui diberikan ijin selama 1 (satu) jam perhari untuk menyusui
anaknya.
(Bila melampaui batas waktu yang telah ditentukan, maka kelebihan hari tersebut
dianggap ijin tanpa upah, dan dikenakan sanksi pemotongan upah sebesar 1/30
kali upah untuk setiap satu-satu-hari.)
Ketentuan Umum
Pasal 54
Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM wajib mengikut sertakan seluruh
pegawai ke program BPJS Ketenagakerjaan
Pasal 55
1. Pegawai ialah : Pegawai yang diangkat dan ditetapkan dengan Surat
Keputusan oleh Yayasan Medika GMIM.
2. Penerima Pensiun ialah : Peserta yang menerima Pensiun sesuai aturan yang
berlaku.
3. Janda ialah : Isteri sah menurut hukum dari peserta/penerima
pensiun yang meninggal dunia.
4. Duda ialah : Suami sah menurut hukum dari peserta/penerima
pensiun yang meninggal dunia.
5. Anak ialah : Anak kandung yang sah atau anak lainnya yang
disahkan menurut hukum, dari peserta.
Pasal 56
1. Pendaftaran istri/suami dan anak-anak sebagai yang berhak menerima pensiun
janda/duda seperti yang dimaksud dalam pasal 55, harus dilakukan oleh
peserta/penerima pensiun yang bersangkutan menurut petunjuk-petunjuk Yayasan
Medika GMIM.
2. Jikalau hubungan pernikahan dengan istri/suami yang telah terdaftar putus, maka
terhitung mulai 1 (satu) bulan setelah hari perceraian berlaku sah, istri/suami
tersebut dihapus dari daftar istri/suami yang berhak menerima pensiun janda/duda.
3. Anak yang dapat didaftarkan sebagai anak yang berhak menerima pensiun
janda/duda ialah anak berdasarkan pasal 61.
4. Yang dianggap dilahirkan dari pernikahan yang sah, ialah anak yang dilahirkan
selama pernikahan itu, termasuk yang dilahirkan selambat-lambatnya 300 hari
sesudah pernikahan tersebut terputus.
5. Pendaftaran istri/suami serta anak sebagai yang berhak menerima pensiun
janda/duda dan anak harus dilakukan dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu)
bulan sesudah pernikahan/kelahiran.
6. Pensiun janda/duda tidak berhak lagi mendapat tunjangan suami/isteri jika telah
menikah ke dua kali.
Sifat Pensiun
Pasal 57
Pensiun pegawai dan atau janda/duda, diberikan sebagai penghargaan atas jasa-jasa
pegawai tersebut selama bekerja di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika
GMIM.
Peserta Dana Pensiun
Pasal 58
1. Setiap pegawai Yayasan Medika GMIM mulai menjadi peserta dana pensiun pada
saat ia diangkat.
2. Seorang Pegawai berhenti sebagai peserta dana pensiun pada saat ia meninggal
dunia, dipensiunkan atau diberhentikan dari jabatan/tugasnya pada Yayasan
Medika GMIM sesuai pasal 26
3. Surat Keputusan Pensiun dikeluarkan oleh Badan Pengurus Yayasan Medika
GMIM berdasarkan permohonan/usulan dari Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan
Medika GMIM.
4. Bagi Pegawai Negeri Sipil yang diperbantukan mendapat Tunjangan Hari Tua
(THT) yang diatur tersendiri.
5. Dana pensiun yang dimaksud dalam pasal 58 ini tidak berlaku bagi penerima
pensiun BPJS Ketenagakerjaan.
Iuran Pensiun
Pasal 67
1. Kewajiban membayar iuran oleh peserta berakhir mulai bulan berikutnya, karena :
a. Berhenti dari jabatan/pekerjaanya pada Unit - Unit Pelayanan Kesehatan
Yayasan Medika GMIM.
b. Meninggal dunia
2. Yang telah mengikuti program pensiun BPJS Ketenagakerjaan, sesuai peraturan
yang berlaku.
Pembayaran Pensiun
Pasal 69
1. Pembayaran pensiun berdasarkan skema BPJS Ketenagakerjaan dan Peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku.
Bab IX
Jaminan Kesehatan
Pasal 70
Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) ialah Sistem jaminan
kesehatan yang berlaku bagi pegawai dan keluarganya termasuk pensiunan.
Perlindungan Kerja
Pasal 72
5. Bila untuk menjalankan tugasnya dan karena jenis, tempat, dan lingkungan
pekerjaan, pegawai memerlukan perlindungan diri dan kesehatannya, akan
diberikan perlengkapan keselamatan kerja.
6. Selama menjalankan tugasnya, pegawai diwajibkan memakai perlengkapan
keselamatan kerja.
7. Pegawai yang dengan sengaja mengabaikan kewajiban memakai alat keselamatan
kerja, bertanggung jawab sepenuhnya bila timbul hal-hal yang menimpa dan
merugikan dirinya. Dalam hal ini, Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika
GMIM tidak berkewajiban memberi ganti rugi dalam bentuk apapun.
Perlengkapan Kerja
Pasal 73
1. Yayasan Medika GMIM akan menyediakan alat-alat perlengkapan kerja sesuai
jenis pekerjaan.
2. Setiap Pegawai diwajibkan memelihara perlengkapan kerja sebaik-baiknya.
3. Menghilangkan atau merusak alat-alat perlengkapan kerja dengan sengaja, akan
dikenakan sanksi/hukuman berupa permintaan penggantian biaya alat-alat kerja
tersebut.
Pakaian Kerja
Pasal 74
1. Pegawai yang mempunyai tugas-tugas khusus karena sifat pekerjaannya harus
menggunakan pakaian khusus yang disiapkan oleh Yayasan Medika GMIM akan
menyiapkannya.
2. Pegawai diwajibkan memakai dan memelihara pakaian kerja sewaktu menjalankan
tugas.
3. Penggunaan seragam di Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM
diatur oleh Yayasan Medika GMIM.
BAB X
Petunjuk Pelaksanaan Pengangkatan/Penetapan
Pimpinan Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM
Pasal 75
Pimpinan Unit - Unit Pelayanan Kesehatan Yayasan Medika GMIM diangkat dan
diberhentikan oleh Yayasan Medika GMIM.
1. Pimpinan Unit
Yang dapat untuk diangkat/ditetapkan sebagai Pimpinan Unit harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut ;
a. Warga Negara Indonesia.
b. Anggota Sidi jemaat GMIM.
c. Sehat Jasmani dan Rohani.
d. Surat Rekomendasi dari Badan Pekerja Majelis Jemaat.
e. Bersedia dan patuh pada Tata Gereja GMIM dan peraturan-peraturan lainnya
dari Yayasan Medika GMIM.
f. Memiliki surat Tanda Registrasi dan surat ijin praktek yang masih berlaku.
BAB XII
Penutup
Pasal 77
1. Peraturan Yayasan Medika GMIM ini berlaku mulai tanggal pengesahan oleh Dinas
Tenaga Kerja Propinsi Sulawesi Utara dan berlaku selama 2 (dua) tahun.
2. Dengan diberlakukannya peraturan ini, maka peraturan sebelumnya yang
bertentangan dengan peraturan ini dinyatakan ditarik kembali dan tidak berlaku lagi.
KETUA, SEKRETARIS,