Anda di halaman 1dari 2

PEREMINTAN OTOPSI (BEDAH MAYAT)

No. Dokumen
RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Revisi

Halaman

00

1/1

Ditetapkan, ................................
Direktur,

Prof. Dr. dr. Djanggan Sargowo, Sp.PD., Sp. JP.


NIP. 194709211976031001
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Otopsi adalah : Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara


pembedahan terhadap mayat
Untuk mengetahui dengan pasti penyakit atau kelainan
yang menjadi penyebab kematian.
SK Direktur Universitas Brawijaya
Pengelolaan Kamar Jenazah

No.xxxxx

tentang

pelayanan

1. Keluarga meminta pemeriksaan otopsi (bedah mayat) ke polisi


dengan membuat surat pernyataan tertulis dengan diberi materai
Rp.6000.
2. Polisi menghubungi pihak RS BRAWIJAYA untuk kelanjutan
permintaan otopsi.
3. Pihak RS BRAWIJAYA memberi informasi tentang biayanya.
4. Setelah mendapat persetujuan dari keluarga korban tentang biaya
dan administrasi , maka pemeriksaan otopsi akan dilaksanakan di
instalasi pemulasan jenazah.
5. Petugas Instalasi Pemulasan Jenazah menghubungi dokter Forensik
Fakultas Kedokteran.
6. Setelah dokter Forensif Fakultas Kedokteran melakukan pemeriksaan
otopsi, hasil otopsi dikeluarkan oleh dokter foresif fakultas kedokteran.
7. Hasil pemeriksaan forensik selesai dalam waktu 7 hari (Tujuh hari)
8. Polisi menjemput hasil otopsi pada hari yang dijanjikan.
9. Tidak dibenarkan bagi keluarga korban menjemput hasil permintaan
otopsi dari RS BRAWIJAYA, karena hasil otopsi merupakan bukti
dipengadilan dan hanya dapat diambil oleh pihak kepolisian.

1. Instalasi Rekam Medis


2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Pemulasan Jenazah
5. Pihak Kepolisian

PEREMINTAN OTOPSI (BEDAH MAYAT)


No. Dokumen
RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA

No. Revisi

Halaman

00

2/1

Anda mungkin juga menyukai