Anda di halaman 1dari 3

R S PARUPROVINSI

JAWA BARAT BRONKHOSKOPI

NO. Dokumen No Revisi Halaman :


--------- 3/3

Ditetapkan Oleh
Tanggal Terbit :
Direktur RSP Provinsi Jawa Barat
1 Juni 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Rr. Endang Noersita Daim, MPH


NIP 19590525 199002 2001

PENGERTIAN Bronkoskopi adalah pemeriksaan secara visual pada bronkus


dan percabangannya yang dilakukan oleh dokter
menggunakan bronkoskope dengan tujuan diagnostik dan
terapeutik.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
TUJUAN
Bronkoskopi
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat
Nomor ……. Tentang pemberlakuan Pedoman Pelayanan
Tindakan Medis paru di Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa
Barat

PROSEDUR Persiapan alat :


1. Meja anestesi dan premedikasi
a. Lampu kepala (head lamp)
b. Kaca tenggorok (keel spiegel)
c. Xylocain spray 10%
b. Lampu spiritus
c. Disp spuit 5 cc
d. Tong spatel
e. Spuit instilasi
f. Cucing berisi lidocain 2%
g. Kasa dan tissue secukupnya
h. Obat-obat sulfas atropine dan dipenhydramin

2. Meja instrument
a. Disp Spuit 50 cc
b. Disp Spuit 10 cc
c. Disp Spuit 5 cc
d. Cucing berisi PZ
e. Cucing berisi lidocain 2%
f. Hand schoon
g. Botol penampung washing
h. Alat untuk aspirasi biopsi
R S PARUPROVINSI
JAWA BARAT BRONKHOSKOPI

NO. Dokumen No Revisi Halaman :


--------- 3/3

i. Alat untuk forcep biopsi


j. Alat untuk brushing
k. Alat bronkhoskopi (fiber optic)
l. Alkohol 90%
m. Alkohol 70%
n. Formalin cair 10%
o. Kasa dan tissue secukupnya
p. Objek glass
q. Pengaman gigi (mouth piece)
3. obat-obat emergency
a. Pethidin
b. Adrenalin
c. Kalmetason
d. Midazolam
e. Aminophylin
f. Valium
g. Transamin
h. Epidrin
i. Alupent
j. Transfusi set
k. Surflo
l. Cairan infuse
4. Alat-alat penunjang lain
a. Oxymeter
b. Oksigen
c. Suction
d. 2 buah mangkok berisi larutan tepol dan aquades
(untuk mencuci alat bronkhoskopi)

Pelaksanaan :

1. Tahap I
a. Diberikan motivasi tentang tujuan dan akibat yang
mungkin timbul dari tindakan bronkhoskopi, diharapkan
penderita kooperatif agar tindakan ini berhasil secara
maksimal
b. Menandatangani surat persetujuan tindakan, baik oleh
penderita maupun keluarganya
c. Ukur gejala cardinal ( tekanan darah, nadi)

2. Tahap II
a. Test lidocain 2% 0.1 cc intracutan dan dibaca setelah
15 menit
b. Diberikan dipenhydramin 1 cc (10 mg) dan sulfas
R S PARUPROVINSI
JAWA BARAT BRONKHOSKOPI

NO. Dokumen No Revisi Halaman :


--------- 3/3

atropine 2 amp (0.5 mg) intramuscular dan ditunggu


selama 30 menit
c. Lepas gigi palsu kalau ada (agar tidak tertelan saat
penderita batuk, selama dilakukan tindakan
bronkhoskopi)
d. Sesudah 30 menit dilakukan lokal anestesi dengan
pemberian xylocain spray 10% pada pangkal lidah
dengan dosis tidak boleh lebih dari 20 kali semprotan
e. Instilasi lidocain 2% sebanyak 4-6 cc pada plika vokalis
dan trakea. Pemakaian lidocain tidak boleh lebih dari
400 mg
f. Penderita ditidurkan dimeja operasi dengan posisi
terlentang dan mata ditutup dengan mitella
g. Dipasang oxymeter untuk memonitor nadi dan saturasi
oksigen
h. Diberikan oksigen 2 lpm melalui nasal kanul
i. Mouth piece (pengaman gigi) dipasang, selanjutnya
operator memasukkan ujung bronkhoskop yang sudah
diolesi jelly (lubricating gel) kedalam mulut melalui
mouth piece
j. Posisi perawat berdiri disebelah kiri penderita dan
dokter untuk memudahkan membantu pelaksanaan
tindakan tersebut
k. Skop masuk melalui plika vokalis, trakea, karina
utama, bronkhus dan cabang-cabangnya
l. Pada cabang bronkhus yang diduga ada kelainan
dilakukan pengambilan specimen dengan cara :
1) Aspirasi Biopsi
2) Biopsi Forcep
3) Bronkhial Brushing
4) Bronkhial Washing
PERAWATAN PASCA BRONKHOSKOPI
1. Observasi gejala cardinal
2. Observasi pernapasan dan perdarahan
3. Penderita puasa minimal 2 jam sesudah tindakan
bronkhoskopi.

UNIT TERKAIT Seluruh Tenaga Medis dan Paramedis di Lingkungan RS


Paru Provinsi Jawa Barat

Anda mungkin juga menyukai