m. Alkohol 70%
n. Formalin cair 10%
o. Kasa dan tissue secukupnya
p. Objek glass
q. Pengaman gigi (mouth piece)
3) Obat-obat emergency
a. Pethidin
b. Adrenalin
c. Kalmetason
d. Midazolam
e. Aminophylin
f. Valium
g. Transamin
h. Epidrin
i. Alupent
j. Transfusi set
k. Surflo
l. Cairan infus
4) Alat-alat penunjang lain
a. Pulse oxymeter
b. Oksigen
c. Suction set
d. 2 buah mangkok berisi larutan tepol dan aquades (untuk mencuci alat
bronkhoskopi)
Persiapan pasien
a) Mengucapkan salam
b) Menyebut/menanyakan nama pasien
c) Mengenalkan diri dan instansi
d) Menjelaskan prosedur dan tujuan dilakukannya
e) tindakan
f) Meminta klien untuk menandatangani informed concent.
Pelaksanaan :
A. Tahap I
Diberikan motivasi tentang tujuan dan akibat yang mungkin timbul dari
tindakan bronkhoskopi, diharapkan penderita kooperatif agar tindakan ini
berhasil secara maksimal.
Menandatangani surat persetujuan tindakan, baik oleh penderita maupun
keluarganya
Ukur gejala cardinal ( tekanan darah, nadi)
B. Tahap II
Test lidocain 2% 0.1 cc intracutan dan dibaca setelah 15 menit
Diberikan dipenhydramin 1 cc (10 mg) dan sulfas atropine 2 amp (0.5 mg)
intramuscular dan ditunggu selama 30 menit
Lepas gigi palsu kalau ada (agar tidak tertelan saat penderita batuk, selama
dilakukan tindakan bronkhoskopi)
Sesudah 30 menit dilakukan lokal anestesi dengan pemberian xylocain spray
10% pada pangkal lidah dengan dosis tidak boleh lebih dari 20 kali semprotan
Instilasi lidocain 2% sebanyak 4-6 cc pada plika vokalis dan trakea.
Pemakaian lidocain tidak boleh lebih dari 400 mg
Penderita ditidurkan dimeja operasi dengan posisi terlentang dan mata ditutup
dengan mitella
Dipasang oxymeter untuk memonitor nadi dan saturasi oksigen
Diberikan oksigen 2 lpm melalui nasal kanul
Mouth piece (pengaman gigi) dipasang, selanjutnya operator memasukkan
ujung bronkhoskop yang sudah diolesi jelly (lubricating gel) kedalam mulut
melalui mouth piece
Posisi perawat berdiri disebelah kiri penderita dan dokter untuk memudahkan
membantu pelaksanaan tindakan tersebut
Skop masuk melalui plika vokalis, trakea, karina utama, bronkhus dan
cabang-cabangnya
Pada cabang bronkhus yang diduga ada kelainan dilakukan pengambilan
specimen dengan cara :
a) Aspirasi Biopsi
b) Biopsi Forcep
c) Bronkhial Brushing
d) Bronkhial Washing
Ekspedisikan sampel untuk pemeriksaan laboratorium
Perawatan post FOB
a) Observasi gejala cardinal
b) Observasi pernapasan dan perdarahan
c) Penderita puasa minimal 2 jam sesudah tindakan bronkhoskopi.
harus adakerja sama klinis dengan patologis, dan akurasinya lebih rendah diband-ingkan
dengan biopsy.(Jamie,2003)
Alat dan Bahan
1. A syringe holder atau syringe pistol
2. Disposeable 10ml plastic syringes
3. Disposeable 25/27 gauge needles 1 inchies long
4. Glass slides 1.0 mm thin
5. Alcohol untuk fiksasi sementara hasil apusan
6. Sarung tangan
7. Tabung pengiriman
8. Lidocaine 1% lindocaine local anastesi (disediakan untuk pasien yang
membutuhkan biopsy local anastesi)
Prosedur
a. Sebelum dilakukan FNAB, pasien harus mendapatkan penjelasan secara lengkap
tujuan dilakukannya FNAB agar pasien dapat bersikap kooperatif
b. Lalu, dilakukanya palpasi pada lesi dengan hati-hati
c. FNAB dilakukan dengan pasien dalam posisi terlentang
d. Pasien diminta untuk tidak menelan, berbicara atau bergerak selamadilakukannya
prosedur FNAB
e. Aspirasi dilakukan 2-4 kali dengan menggunakan jarum halus
f. Melakukan fiksasi
Sediaan kering (Air dry Smear) Sediaan diwarnai dengan pewarnaan MGG, Jenner
Giemsa,pewarenaan Wright atau cliff quick. Pewarnaan ini sederhana, lebih praktis
dancepat, dalam waktu 3-5 menit pewarnaan bisa selesai
Sediaan basah (Wet Smear)Sediaan segera dimasukkannya ke dalam fiksasi alkohol
70 -90% dan diwarnai dengan metode papanicoalaou atauHematoxyilin Eosin
Pengiriman
Kaca objek disiapkan untuk pengiriman ke laboratorium sitologi disertai
dengan formulir permintaan yang memuat diagnosis sementara, riwayat
pengobatan
dengan anti mikroba, informasi klinis seperti umur, jenis kelamin,
riwayat serta diagram spesimen dan gambaran klinis lesi (ukuran, tempat,
warna,
konsistensi, dan mobilitas).