Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN PRAKTEK KLINIS

PROSEDUR TINDAKAN
SMF: NEUROLOGI
RSUD EMBUNG FATIMAH BATAM
2016-2017
MIELOGRAFI (ICD-9-CM : 87.21)

1. Pengertian Pemeriksaan Mielografi adalah suatu pemeriksaan penunjang


dengan cara menyuntikkan suatu bahan (gas, zat kontras) ke dalam
kanalis spinalis melalui tindakan pungsi lumbal, kemudian
dilakukan pemotretan dengan sinar X untuk memperoleh gambaran
tentang kanais spinalis.
2. Indikasi Untuk mengetahui adanya kelainan dalam kanalis spinalis, terutama
proses yang berpengaruh terhadap jalannya liquor misalnya: HNP,
tumor dalam kanalis vertebralis, araknoid adhesive, trauma medulla
spinalis yang telah sebuh (bukan fase akut trauma medulla spinalis)
3. Kontra Indikasi 1. Ada infeksi dalam kanalis atau dalam liquor, antara lain
meningitis, myelitis
2. Hipersensitif terhadap bahan kontras
4. Persiapan Alat dan bahan
1. Seperti persiapan untuk lumbal pungsi (LP)
2. Spuit steril 10cc 1 (satu) buah
3. Spuit steril 5cc 1 (satu) buah
4. Spuit steril 2cc 1 (satu) buah
5. Jarum Pungsi Lumbal dengan klap/kran
6. Zat kontras 1 buah (Omnipaque 300 U20 cc)
7. Adrenaline inj 1 ampul, Dexametason inj 2 ampul (persiapan
jika terjadi shock anafilaktik)
8. Suntikan bahan kontras missal iopamiro 300-370 mg% 1 botol
(tergantug lokasi lesi):
 Servikal ± 20 ml
 Torakal ± 20 ml
 Lumbal ± 10 ml
9. Bantal tipis: 2 (dua) buah

Persiapan Penderita
1. Klinis mempunyai indikasi utuk myelografi
2. Telah dilakukan LP sebelumnya (minimal 7-10 hari yang lalu)
tidak selalu bila kasus cito operasi bila langsung
3. Ada tanda-tanda gangguan aliran liquor
4. Fungsi ginjal baik, tidak ada kontraindikasi LP
5. Beri pengertian pada keluarga dan/atau penderita
6. Harus dijelaskan maksudnya kepada keluarga dan/ atau
penderita resiko bahanya dan bahwa ini bukan operasi
7. Perlu persetujuan tindakan medik (informed consent) dari
keluarga dan/atau penderita
8. Konsul ke bagian Radiologi, minta kesediaan serta tanggal dan
jamnya.
9. Myelografi dilaksanakan di ruang radiologi
10. Dilakukan oleh dokter spesialis/ residen dengan bi,bingan
spesialis diabntu oleh radiolog/ radiografer
11. Alat dan obat emergensi harus disiapkan.

5. Prosedur Tindakan 1. Sebelum pemeriksaan penderita diberi logol 3 kali 10 tetes


selama 3 hari berturut-turut atau dengan sensitiviti test kontras
yang hendak dipakai di test di daerah volar dengan pengenceran
1 : 10 sebnayak 1 cc
2. Bila tidak ada reaksi aergi pemeriksaan myelografi dapat
dilakukan
3. Setelah penderita, ruangan radiologi, dan alat siap, penderita
dibaringkan dengan letak tergantung pada letak lesi (pada sesi
tinggi torakal/ servikal kepala diujung meja yang dapat
dimiringkan paling rendah, sebaliknya pada lesi rendah)
4. Dilakukan LP seperti biasa, jaga sterilitas
5. Setelah LP berhasil, liquor dikeluarkan sebanyak berapa banyak
kontras yang hendak dimasukkan kemudian kontras dimasukan
(iopamiro/ ultravist/ omnipaque) yang telah disiapkan dibuka.
6. Masukkan konttas 10-20 cc dengan spuit 20 cc (LUmbal 10cc,
torakal 15 cc, servikal 20 cc) dengan pemompaan terfiksir.
7. Tarik mandarin dan ditutup dengan kasa steril.
8. Selanjutnya dilakukan fluoroskopi dan foto sambil mengubah
posisi/ sudut meja sesuai keperluan
9. Setelah pemeriksaan dilakukan pasien harus berbaring selama
24jam.
6. Pasca Prosedur Tutup tempat pungsi dengan kasa steril atay occlusive dressing
Tindakan Bed-rest setelah lumbal pungsi untuk mncegah nyeri kepala.
7. Tingkat Evidens I/II/III/IV
8. Tingkat Rekomendasi A/B/C/D
9. Penelaah Kritis
10. Indikator Medis Pasien pulang tanpa deficit neurologi terkait myelografi
11. Kepustakaan 1. Buku pedoman standar pelayanan medis (SPM) dan standar
prosedur operasional (SOP) PERDOSSI2006

Anda mungkin juga menyukai