Anda di halaman 1dari 3

PEMERIKSAAN HYSTERO SALPHINGO GRAPHY (HSG)

Ditetapkan,
No. Dokumen : Halaman : Penanggung Jawab Klinik
034-00/SPO/RAD/2020 1 dari 3

Tanggal : Revisi :
30 Desember 2020 00 dr. Shandra Lupita T

1. Pengertian Adalah pemeriksaan imejing Radiodiagnostik menggunakan media


kontraspada Uterus, Tuba Fallopiiberikut organ sekitarnya (Salphynx)
2. Tujuan Mendiagnosa / melihat semua dugaan yang terkait dengan kelainan
pada pada Uterus, Tuba Fallopiiberikut organ sekitarnya (Salphynx)
3. Kebijakan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1041/Menkes/ SK/XI/2008
tentang Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan
Kesehatan
4. Referensi -
5. Prosedur 1. Persiapan
 Spekulum cocor bebek
 Tenakulum
 Sonde uterus.
 Unit peralatan HSG (aplikator, conus dengan ukuran small, medium
dan large, catheherdll)
 Jelly
 Sarung tangan disposable.
 Kassa sterile (deeperes).
 Doek Steril Berlubang..
 Peralatan yang tidak harus steril :
 Bengkok.
 Klem
 Lampu penerang atau Head lamp.
 Bahan kontras : jenis yang larut dalam air (ionic ataunon ionic).
 Bahan – bahan untuk desinfeksi kulit (cairan betadine)
2. Teknis pemeriksaan
 Pasien supine dengan posisi lithotomi
 Daerah perineal dan sekitar labia mayor, moon veneris, dilakukan
desinfeksi.
 Dengan teknik aseptic dilakukan :
 Desinfeksi pada liang vagina dan fornix.
 Pemasangan kanula aplikator dan conus yang ukurannya
sesuai melalui orificium cervix uteri externa. Ukuran panjang
kanula aplikator disesuaikan dengan ukuran leher rahim.
 Dilakukan fiksasi aplikator.
 Pasien diposisikan pada lapangan pemotretan, dengan digeser
secara perlahan, kedua kaki pasien diluruskan.
 Pemasukan media kontras dapat dilakukan dengan atau tanpa
kontrol fluoroskopi.
 Setting kondisi expose :
 Luas lapangan pemotretan daerah
 pelvis, CP diatassymphisis pubis : kV 60-70; mAs 30-40.
 Pemotretan dilakukan setelah media kontras dimasukkan secara
perlahan dengan jumlah/volume sebagai berikut :
 Tahap pertama, volume 4-6 ml, dilakukan pemotretan AP.
Tahap kedua, volume kontras yang masuk ditambah
sehingga mencapai kurang lebih 8 ml, dilakukan
pemotretan pada proyeksi antero posterior(AP), Oblique
kanan atau Oblique kiri. Apabila sudah didapat spill-over
pada daerah sekitar fimbrie, pemeriksaaan dapat
dianggap selesai.
 Apabila spill-over belum diperoleh dapat dilakukan
penambahan volume kontras hingga mencapai lebih
kurang 10-12 ml, dan dilakukan pemotretan additional
(tambahan).
 Additional film posisi lateral dan pasca pelepasan kanula
aplikator dapat dilakukan apabila dipandang perlu.
3. Pasca tindakan
 Setelah kanule aplikator dilepas,
 Dilakukan perawatan untuk menghentikan kemungkinan
terjadinya perdarahan.
 Pasien diberikan penjelasan tentang kemungkinan adanya spot
bleeding pervagina dan tata cara penanganannya, Apabila ada
komplikasi yang muncul, pasien harus segera menghubungi
dokter yang melakukan pemeriksaan
4. Kemungkinan komplikasi
 Sehubungan dengan pengguanaan media kontras :
 Allergi (delayed reaction).
 Rasa mual akibat rangsangan peritoneum.
 Sehubungandenganteknikpemeriksaan:
 Infeksi
 Perdarahanpervaginam
Rasa nyeri pada daerah pelvic

6. BaganAlir -
7. Hal-hal yang perlu -
diperhatikan
8. Unit terkait - Unit Rawat Jalan
- Unit Rawat Inap
9. Dokumen terkait -

10. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai


perubahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai