Anda di halaman 1dari 8

RESUME UJIAN KASUS INDIVIDU

ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI PADA PASIEN Nn. P

DENGAN IMPAKSI GIGI MOLAR KE 3 MANDIBULA DILAKUKAN


TINDAKAN ODONTEKTOMY DENGAN GENERAL ANESTESI

DI RUANG KAMAR OPERASI RSUD CEMPAKA PUTIH

OLEH:
PIPIN TAJUDIN
2214301207

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN
ANESTESIOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI DAN
KESEHATAN BALI
2022/2023
RESUME UJIAN KASUS INDIVIDU

ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI PADA PASIEN Nn. P

DENGAN IMPAKSI GIGI MOLAR KE 3 MANDIBULA DILAKUKAN


TINDAKAN ODONTEKTOMY DENGAN GENERAL ANESTESI

DI RUANG KAMAR OPERASI RSUD CEMPAKA PUTIH


TANGGAL 06 DESEMBER 2022

1. Pengkajian Resume Kasus


Pasien Nn. P 23 tahun dating ke poliklinik gigi dan mulut mengeluhkan adanya
sedikit benjolan pada pipi sebelah kanan namun tanpa disertai rasa sakit. Benjolan
dirasakan mulai muncul dalam satu tahun terakhir. Dilakukan pemeriksaan fisik
menunjukan normal yaitu dengan TD: 120/80 mmhg, TN: 60x/m, RR: 16x/m , GCS:
15 serta hasil pemeriksaan radiografik menunjukkan gigi molar ketiga mandibula
kanan berada pada sudut angulus mandibula disertai adanya gambaran radiolusen
pada mahkotanya didiagnosa sebagai impaksi ektopik gigi molar ketiga mandibula
kanan disertai kista dentigerous. Dokter menjadwalkan untuk dilakukan tindakan
operasi Odontektomy dengan General Anestesi pada tanggal 06 Desember 2022.
Pasien tiba di Kamar Operasi RSUD Cempaka Putih jam 08.00 diantar oleh perawat
ruang telah dilakukan persiapan puasa selama 6 jam pre-op dan pemberian antibiotik
ceftriaxone 2 gr.
2. Masalah Kesehatan Anestesi Prioritas utama pada kasus di atas:
RK. Disfungsi Kardiovaskular
3. Rencana Intervensi, Implementasi dan Evaluasi dari masalah Kesehatan pada kasus diatas:

Nama : Nn. P No. CM : 3489xx


Umur : 23 Tahun Diagnosa : Impaksi Molar 3 Madibula
Jenis Kelamin : Perempuan Ruang : OK

No Problem Rencana Intervensi Nama


(Masalah) Tujuan Intervensi Waktu Implementasi Evaluasi &
Paraf
RK. Setelah dilakukan 1. Lakukan 08.00 1. Melakukan pengkajian S: - Pipin
Disfungsi asuhan kepenataan pengkajian intra intra anestesi dengan O:
Kardiovask anestesi selama 1x60 anestesi meliputi menanyakan pasien terkait 1. Pasien tampak
ular menit, diharapkan pemeriksaan : riwayat riwayat penyakit penyerta, tertidur tenang selama
tidak terjadi penyakit jantung, riwayat alergi, puasa, proses pembedahan
disfungsi penyakit hipertensi, penggunaan gigi palsu dengan alat bantu napas
kardiovaskular riwayat alergi, 08.10 2. Memindahkan pasien ETT
dengan kriteria hasil: kelainan sistem ke meja operasi dan 2. Akral pasien hangat
1. Pasien tenang pembekuan darah. meposisikan pasien supine 3. Irama EKG sinus
terjaga 2. Persiapkan 08.15 3. Memasang bedside rhythm/normal
2. Akral hangat bedside monitor 08.20 monitor 4. TTV pasien
3. EKG irama 3. Lakukan 4. Memberikan pasien TD: 110/68 mmhg
sinus normal/tidak ada rehidrasi cairan 1000- premedikasi ondansentron 4 MAP: 82
disritmia yang 1500 cc sesuai mg, midazolam 2 mg N: 76 x/menit
mengancam nyawa dengan program 5. Melakukan SpO2: 100%
4. TTV dalam kolaboratif dengan pelaksanaan general anestesi RR: 16x/menit
batas normal, dokter anestesi 08.25 : 5. Pasien tidak
TD: 100 – 120 / 80 – 4. Lakukan 08.27 a.Melakukan preoksigenasi memiliki riwayat penyakit
90 mmhg monitoring intra 100% dengan face mask penyerta, alergi obat dan
MAP:60-120 anestesi, meliputi: 08.28 b. Memberikan fentanyl tidak menggunakan gigi
Nadi: 60–100 x/menit a.Monitoring 75mcg/iv palsu
SpO2: 95-100% kardiovaskular 08.30 c.Memberikan agen induksi 6. Premedikasi
RR:16– 20 x/menit (tekanan darah, (propofol 200 mg) ondansentron 4 mg,
irama dan frekuensi d. Memberikan pelumpuh dexametason 5 mg dan
nadi, MAP) otot atracurium 30 mg midazolam 2 mg
b. Monitoring lead 7. Jumlah cairan RL
yang diberikan sebanyak
EKG 08.33 d. Memberikan 1500 cc
c. Monitoring balance
oksigenasi hingga 8. Reverse agent
cairan
pasien mencapai neostigmine 1 mg dan
5. Melakukan tindakan
kolaborasi : stadium anestesi sulfas atropine 0,5 mg
a.Kolaborasi
yang diinginkan masuk melalui melalui
pemberian cairan
atau darah 08.35 e. Mengamankan jalan bolus intravena
b. Ko
napas dengan 9. Diberikan analgetik
laborasi
pemberian obat melakukan intubasi ketorolac 30 mg dan
vassopresor
dan pemasangan ETT paracetamoal 1 gr/iv
c.Kolaborasi
pemberian obat non kinkin no. 6.0 A: Masalah Risiko
koagulasi
intra nasal Komplikasi Disfungsi
f. Mempertahankan Kardiovaskuler tidak
08.37
ventilasi (bag and terjadi.
mask) sambil P: Pertahankan kondisi
memeriksa pasien sampai tindakan
kedalaman anetesi operasi selesai
dan melakukan
fiksasi
08.40 g. Mengubah settingan
mesin anestesi
dengan settingan
Volume mode 350
RR 16 x/menit PEEP
5 FiO2 40 I: E 1:2
Sevofluran 2,0% dan
N2O:O2 = 50%:50%
08.45-10.00 6. Melakukan monitoring
dan dokumentasi pada
lembar intra anestesi
meliputi TTV (Tekanan
darah, MAP, nadi, SpO2),
balance cairan, akral dan
EKG setiap 15 menit
7. Melakukan kolaborasi
09.45
pemberian analgetik
ketorolac 30 mg dan
paracetamol 1gr/iv
8. Mengubah settingan
09.45
mesin ke Pressure mode
dengan PS 9 RR 14
9. Melakukan kolaborasi
09.5
pemberian reverse agent
(neostigmine 1 mg dan
sulfas atropine 0,5 mg)
melalui intravena
10. Melakukan tindakan
09.55
suction, lalu melakukan
ekstubasi pada stadium
anestesi, selanjutnya
hentikan aliran obat
anestesi dan berikan
oksigenasi 100%.
10.10 11. Mengantar pasien
keruang pemulihan.

Jakarta, 06/12/2022

Pipin Tajudin

Anda mungkin juga menyukai