Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI PENYAKIT PENYERTA

DISUSUN OLEH :

NAMA ANGGOTA

1. 1914320054 Alhada Azofit Alma


2. 1914320055 Ana Lizetia Afonso Victor
3. 1914320056 A.A. Ayu Komang Trisna Dewi
4. 1914320057 Anita Khairunisa
5. 1914320058 Benjamin Zeth Tuhurima
6. 1914320059 Carystal Manda Supa
7. 1914320060 D. P Eka Noviani
8. 1914320061 Deonizio Amaral
9. 1914320062 Dewa Agung Raka Aditya
10. 1914320063 Dewa Nyoman Wira Senha
11. 1914320064 Fenilia Putri
12. 1914320065 Fita Kurniati
13. 1914320066 Gabriela Mariana Mamuaya
14. 1914320068 I Gst. Ag. Bgs Ary Shadewa
15. 1914320069 I Gusti Made Ary Diva Darma
16. 1914320070 I Made Dwi Cipta Darmawan
17. 1914320071 Kadek Mitha Farishta

PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

TAHUN AJARAN 2019/2020


 Case study
Seorang pasien laki-laki, umur 38 tahun, diantar polisi ke IGD karena
kecelakaan lalu lintas. Pasien mengalami fraktur femur terbuka dan pasien tidak
sadar. TD 80/50mmhg, Nadi lemah frekuensi 134x/mnt, pernapasan dyspneu,
SpO2 85%, didapatkan sisa muntahan didalam mulut, terdapat jejas pada daerah
perut, dari tetangga korban yg kebebetulan ketemu di IGD korban juga
menderita epilepsi,hasil LAB, hb 8 gr%, Leucocit 8.400/mm3, Ht 37 %
Thrombocit 199.000/mm3 Ro Thoraks: Normal Chest ECG sinus Rythm, BB
diperkiakan 70 kg.

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Nama: Tn. S
b. Kelamin: laki-laki
c. Umur: 38 tahun
2. Data dasar :
a. Pasien tidak sadar.
b. TD 80/50mmhg,
c. Nadi lemah frekuensi 134x/mnt,
d. Pernapasan dyspneu,
e. SpO2 85%,
f. BB 70 kg
3. Riwayat kesehatan saat ini :
Pasien mengalami kecelakaan lalu lintas dan dibawa ke IGD oleh polisi dan
didiagnosa mengalami fraktur femur terbuka. Terdapat sisa muntahan
didalam mulut pasien dan terdapat jejas pada daerah perut.
4. Riwayat penyakit :
Epilepsi
5. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) hb 8 gr%,
2) Leucocit 8.400/mm3,
3) Ht 37 %
4) Thrombocit 199.000/mm3
b. Pemeriksaan radiologi
1) Ro Thoraks: Normal
2) Chest ECG sinus Rhythm

6. Rumusan Masalah Post Anestesi :


a. PK disfungsi pernapasan
b. Nyeri post op
c. Hambatan mobilitas
d. Rk disfungsi termoregulasi
e. Resiko infeksi
B. INTERVENSI
Rencana Intervensi
No Masalah
Tujuan Intervensi
1 PK Disfungsi Pernapasan Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Monitoring tanda-tanda vital
anestesi, keefektifan fungsi pernapasan 2. Lakukan pengkajian post anestesi meliputi
tetap terjaga, dengan kriteria hasil; :pemeriksaan jalan napas, suara napas, penggunaan
1. Irama dan Frekuensi napas 16-20 otot bantu napas, pernapasan cuping hidung, irama
kali/menit dan frekuensi napas
2. Saturasi oksigen >95% 3. Persiapkan alat dan obat emergensi
3. Tidak ada tanda-tanda sianosis 4. Lakukan monitoring pernapasan (prekuensi, irama
4. Tidak ada pernapasan cuping hidung pernapasan, saturasi oksigen)
atau penggunaan otot bantu napas 5. Lakukan manajemen jalan napas (head tilt, chinlift,
5. Tidak ada suara napas tambahan jawtrust)
(gargling, stridor, snoring, wizing) 6. Gunakan airway divice untuk membuka jalan napas
7. Lakukan sucsion jika tidak ada kontra indikasi
8. Penilaian aldrete skoring
9. Kolaborasi:
a. Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
b. Pemberian reverse sesuai dosis
2 Nyeri Post Operasi Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Observasi monitoring TTV selama 30 menit
anestesi, keefektifan fungsi pernapasan 2. Monitoring KU pasien
tetap terjaga, dengan kriteria hasil; 3. Kaji skala nyeri menggunakan metode PQRST
1. Pasien terlihat lebih tenang dan tidak 4. Ajarkan penggunaan teknik manajemen nyeri
lemas (Latihan napas dalam)
2. skala nyeri pasien berkurang menjadi 5. Delegatif pemberian analgetic sesuai indikasi
1-3 dengan NRS
3. Tanda – tanda vital dalam batas
normal
a. TD : 110-130/80-90 mmHg
b. Nadi : 60-100x/menit
c. -RR : 16-20x/menit
d. - Suhu : 36’C-37’C
3 Hambatan Mobilitas Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Observasi tanda-tanda vital pasien
anestesi, keefektifan fungsi pernapasan 2. Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktivitas
tetap terjaga, dengan kriteria hasil; 3. Berikan posisi nyaman bagi pasien
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal 4. Ajarkan pasien teknik mobilisasi yang benar
a. TD : 120/90 mmHg 5. Konsultasikan dengan dr. SpAn apabila kondisi
b. N : 60-100 x/menit memburuk
c. S : 36,6 ºC
2. Aktivitas mndiri pasien meningkat
3. Meningkatnya kekuatan dan fungsi
bagian tubuh pasien
4. Peningkatan mobilitas fisik
4 RK. Disfungsi Setelah dilakukan tindakan kepenataan 1. Monitoring TTV pasien
Termoregulasi anestesi, diharapkan masalah hipotermi 2. Berikan selimut hangat
(Hiportemi) dapat diatasi dengan Kriteria hasil : 3. Naikan suhu ruangan
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan
1. Suhu tubuh pasien dalam rentang
hangat
normal (S: 36,50C -37,50C)

5 Resiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan kepenataan 1. Monitor tanda dan gejalainfeksi
anestesi, diharapkan masalah hipotermi 2. Monitor tanda-tanda vital (suhu)
dapat diatasi dengan Kriteria hasil : 3. Lakukanperawatanlukadengan Teknik septik dan
1. Tandagejalainfeksitidakterjadi (kalor, aseptic
dolor, rubor, tumor, fungsiolesa) 4. Ajarkan pasien untuk menjaga lukanya agar tetap
2. lukabersihtidaklembab dan tidakkotor bersih
3. Suhutubuhpasiendalambatas normal 5. Kolaborasidalampemberiananitibiotiksesuaiindikasi
S : 36,5-37,5oC)
4. Hasil pemeriksaan lab post
operasidalambatas normal
5. WBC 3.0-11.0
6. HCT 35-55%
7. Trombosit 150.000–400.000/mL

C. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


1 PK Disfungsi Pernafasan 1. Mengobservasi keefektifan jalan nafas S : pasien mengatakan tidak sulit menelan
2. Memonitoring tanda-tanda vital O:
3. Melakukan pengkajian post anestesi meliputi : 1. Pernapasan pasien adekuat
a. memeriksaan jalan napas 2. TTV :
b. mendengarkan suara nafas a. TD : 120/80 mmHg
c. penggunaan otot bantu nafas b. N : 88 x/mnt
d. pernapasan cuping hidung c. RR: 20 x/mnt
e. mengidentifikasi irama dan frekuensi d. SpO2 : 99%
nafas 3. tidak ada suara napas snoring
4. Mepersiapkan alat dan obat emergensi 4. pernapasan cuping hidung
5. melakukan monitoring pernafasan (prekuensi, 5. irama pernapasan normal dan tidak
irama pernafasan, saturasi oksigen) ada suara napas tambahan
6. Melakukan manajemen jalan napas (head tilt, 6. frekuensi pernapasan 16-20
chinlift, jaw trust) kali/mnt
7. Menggunakan airway device untuk membuka 7. Ventilasi pasien spontan, tidak
jalan napas terjadi aspirasi dan sirkulasi
8. Melakukan sucsion jika ada secret atau cairan spontan
yang mengganggu jalan nafas, dilakukan jika
tidak ada kontra indikasi A: Masalah Teratasi
9. Menilaian aldrete skoring P: Pertahankan Kondisi Pasien
10. Berkolaborasi dengan dokter anestesi tentang :
- Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
Pemberian reverse sesuai dosis
2 Nyeri post operasi 1. Mengobservasi monitoring TTV selama 30 menit S: pasien mengatakan nyeri sudah
2. Memonitoring KU pasien berkurang
3. Mengkaji skala nyeri menggunakan metode O:
PQRST 1. TTV: TD: 120/70 mmHg, Nadi: 80
4. Mengajarkan penggunaan teknik manajemen x/menit, Suhu: 36,5 C, RR: 18
nyeri (Latihan napas dalam) x/menit
5. Delegatif dalam pemberian analgetic sesuai 2. Skala nyeri 3
indikasi 3. Pasien tampak tenang
A: Masalah teratasi
P:
pertahankan intervensi dengan
mengajarkan teknik distraksi dan
relaksasi

3 Hambatan Mobilitas 1. Mengobservasi tanda-tanda vital pasien S:


Fisik 2. Mengkaji kemampuan klien dalam melakukan 1. Pasien mengatakan nyaman
aktivitas 2. Pasien mengatakan sudah mampu
3. Memberikan posisi nyaman bagi pasien 3. mobilisasi ringan secara bertahap
4. Mengajarkan pasien teknik mobilisasi yang benar O:
5. Melakukan konsultasikan dengan dr. SpAn 1. TD 120/90 mmHg
apabila kondisi memburuk 2. Nadi: 90x/menit
3. RR: 20x/menit
4. Suhu 36,6 C
A: Masalah teratasi
P: Hentikan Intervensi
4 RK Disfungsi 1. Monitoring suhu tubuh pasien secara rutin ( Suhu S : -
Termoregulasi tubuh pasien dalam rentang normal : 36,50C) O:
2. Memberikan warm blanket 1. Pasien tampak tidak sadar
3. Mengecek akral pasien 2. Pernapasan dyspneu
4. Melakukan KIE penyebab kedinginan 3. Nadi 134x/menit
4. TD 80/50 mmHg
5. SpO2 85%
A : Masalah belum teratasi
P : Pertahankan intervensi
Resiko Infeksi 1. Memonitoring tanda dan gejala infeksi S:
2. Memonitoring tanda-tanda vital pasien pasien mengatakan tidak lagi merasakan
3. Melakukan perawatan septik dan aseptik sakit pada luka tanda infeksi.
4. Mengajarkan pasien untuk menjaga lukanya agar
tetap bersih O:
5. mengolaborasi dalam pemberian antibiotik sesuai 1. masalah risiko infeksi tidak aktual
indikasi 2. TTV pasien:
a. TD:120/70mmHg
b. Nadi: 88×/menit
c. Suhu:37,5
d. RR:20×/menit
e. Spo2:99%.

A: Masalah Teratasi.
P: Pertahankan Kondisi Pasien.

Anda mungkin juga menyukai