Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI PENYAKIT PENYERTA

DENGAN GANGGUAN KARDIOMIOPATI

OLEH KELOMPOK 10

I KETUT YOGA SUPUTRA 17D10075


KADEK ARY KUMARA RATIH 17D10077
MUTIA FATIKHA 17D10080
PUTU DENEIRA ANGGITHA IRAWAN 17D10107

DIV KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI B


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
2019
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI
( PENGKAJIAN DOROTHEA OREM )
DENGAN GANGGUAN KARDIOMIOPATI
RUANG.....................RS.....................

A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku Bangsa :
Status perkawinan` :
Golongan darah :
Alamat :
No. CM :
Diagnosa medis : Kardiomiopati
Tindakan medis :
Tanggal masuk :
Tanggal pengkajian :

2) Identitas Penanggung Jawab


Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku Bangsa :
Hubungan dg Klien :
Alamat :

b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama :
Pasien yang akan dilakukan operasi, dengan keluahan sesak napas, nyeri dada,
dan napas pendek

2) Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien akan melakukan operasi dengan penyakit penyerta kardiomiopati. Dengan
keluhan cepat lelah, sesak napas, nyeri dada, dan ada penyakit katup jantung

3) Riwayat Penyakit Dahulu


1. Riwayat merokok
2. Riwayat Diabetes Melitus, hipertensi, gagal jantung kongestif
3. Riwayat penyakit katup jantung
4. Riwayat penyakit pernapasan kronis
5. Stroke
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit sistemik (diabetes melitus, hipertensi, kardiovaskuler)

5) Riwayat Kesehatan
- Adakah penyakit keturunan? Ada. Hipertensi dan kardiovaskuler
- Sebelumnya pernah masuk Rumah Sakit? Jika iya, menderita penyakit apa?
- Bagaimana pengobatannya, tuntas atau tidak? Tuntas
- Obat apa saja yang pernah digunakan?
Beta-blocker (bisoprolol 5-10mg, atau atenolol 50-100mg, atau metoprolol
50-100 mg), calcium channel blocker (verapamil 40-80mg, diltiazem)

- Riwayat anestesi dan operasi sebelumnya.


- Kebiasaan-kebiasaan pasien (perokok berat, pemakai alkohol atau obat-
obatan)
- Riwayat alergi

c. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)


1) Udara atau oksigenasi :
- Gangguan pernafasan : Ada sesak
- Alat bantu pernafasan :-
- Sirkulasi udara : Bersih
- Letak tempat tinggal : Dataran rendah

2) Air
a) Sebelum sakit :
- Konsumsi air : 8 gelas/hari
- Kondisi air : Bersih
- Skala mandi : 2x/hari
b) Saat sakit :
Minum air
- Frekuensi : Sedang
- Jenis : Air kemasan
- Cara : Oral
- Keluhan :-

3) Nutrisi/ makanan
a) Sebelum sakit :
- Frekuensi : 3x sehari
- Jenis : Nasi
- Porsi : kecil
- Diet khusus :-
- Makanan yang disukai :-
- Pantangan :-
- Napsu makan : Baik
b) Saat sakit :
- Frekuensi : 1-2 x/hari
- Jenis : Bubur
- Porsi : kecil
- Diet khusus : Rendah lemak
- Makanan yang disukai :-
- Pantangan :-
- Napsu makan : Menurun
4) Eliminasi
a) BAB
- Sebelum sakit :
 Frekuensi : 1x sehari
 Konsistensi : Padat
 Warna : Kuning kecoklatan
 Bau : khas feses
 Cara : mandiri
 Keluhan : tidak ada
- Saat Sakit
 Frekuensi : 1x sehari
 Konsistensi : Padat
 Warna : Kuning kecoklatan
 Bau : khas feses
 Cara : dibantu sebagian
 Keluhan : tidak ada

b) BAK
- Sebelum sakit :
 Frekuensi : 5-6x/hari
 Konsistensi : Cair
 Warna : Kuning
 Bau : Khas urin
 Cara : Mandiri
 Keluhan : tidak ada
- Saat sakit :
 Frekuensi : 2-3x/hari
 Konsistensi : Cair
 Warna : Kuning
 Bau : Khas urin
 Cara : Dibantu sebagian
 Keluhan : susah kencing (oliguri)

5) Pola aktivitas dan istirahat


a) Aktivitas
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan dan minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan
alat, 4: tergantung total

b) Istirahat Dan Tidur


 Sebelum sakit
- Apakah frekuensi waktu anda beraktivitas lebih banyak dari pada
waktu anda beristirahat? Ya
-
Apakah anda pernah mengalami insomnia? Tidak
-
Berapa jam anda tidur: malam 6-7 jam, siang 1-2 jam
 Saat sakit
- Apakah anda pernah mengalami insomnia? Ya
- Berapa jam anda tidur: malam 3- 4 jam, siang 1 jam
6) Interaksi sosial
- Kegiatan Lingkungan : Baik
- Interaksi Sosial : Ada (dengan keluarga)
- Keterlibatan Kegiatan Sosial : Baik

7) Pemeliharaan kesehatan
- Konsumsi vitamin : Ya
- Imunisasi : Ya
- Olahraga : Jarang
- Upaya keharmonisan keluarga : Ya
- Sters dan adaptasi :-

8) Kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia


- Hubungan dengan lingkungan masyarakat, keluarga, kelompok, teman : Baik
- Pemanfaatan pelayanan kesehatan : Ya

A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran : komposmetis
GCS : verbal : 5 Psikomotor: 6 Mata : 4
Penampilan : tampak sakit ringan
Tanda-tanda Vital : Nadi = >100x/menit (N : 80-100 x/menit), Suhu = 36,50 C, TD
=120/80 mmHg, RR =>20x/menit (N : 16-20 x/menit)

2. Pemeriksaan Kepala
 Inspeksi :
Bentuk kepala : (bulat), kesimetrisan (+), Hidrochepalus (-), Luka (-), darah (-),
trepanasi ( - )
 Palpasi : Nyeri tekan ( - )

3. Pemeriksaan Wajah :
Inspeksi : Perhatikan ekspresi wajah : tegang, Warna dan kondisi wajah: pucat,
Kelumpuhan otot-otot fasialis (-)

4. Pemeriksaan Mata
 Inspeksi :
a. Kelengkapan dan kesimetrisan mata ( + )
b. Ekssoftalmus ( - ), Endofthalmus ( - )
c. Kelopak mata / palpebra : oedem ( - ), ptosis ( - ),
peradangan ( - ) luka ( - ), benjolan ( - )
d. Bulu mata : tidak rontok
e. Konjunctiva dan sclera : ada perubahan warna (pucat)
f. Warna iris : coklat
g. Reaksi pupil terhadap cahaya : ( miosis ) isokor ( + )
h. Kornea : bening
i. Nigtasmus ( - ), Strabismus (-
j. Pemeriksaan Visus
Dengan Snelen Card : -
Tanpa Snelen Card : Ketajaman Penglihatan ( Baik )
k. Pemeriksaan lapang pandang : normal
 Palpasi
Pemeriksaan tekanan bola mata dengan palpasi taraba normal

5. Pemeriksaan Telinga
 Inspeksi dan palpasi
a. Amati bagian telinga luar : bentuk simetris. Ukuran sama. lesi (-), nyeri tekan
(-), peradangan (-), penumpukan serumen (-).
b. Dengan otoskop periksa membran tympany amati, warna bening, transparansi
normal, perdarahan ( - ), perforasi ( - ).
c. Uji kemampuan kepekaan telinga :
- Tes bisik : normal
- Dengan arloji : normal
- Uji weber : seimbang
- Uji rinne : sama dibanding dengan hantaran udara
- Uji swabach : sama

6. Pemeriksaan Hidung
 Inspeksi dan palpasi
- Amati bentuk tulang hidung dan posisi septum nasi (tidak ada pembengkakan )
- Amati meatus : perdarahan (-), Kotoran (-), Pembengkakan ( - ), pembesaran /
polip (- )
5. Pemeriksaan Mulut dan Faring
a. Inspeksi dan Palpasi
- Amati bibir : Kelainan konginetal (-), warna bibir pucat, lesi (-), Bibir pecah
(-),
- Amati gigi ,gusi, dan lidah:Caries (-), Kotoran (-), Gigi palsu (-), Gingivitis (-)
- Lidah : Warna lidah : merah muda, Perdarahan ( - ), Abses (-).
- Orofaring atau rongga mulut : Bau mulut : normal uvula ( simetris), Benda
asing : ( tidak )
- Tonsil : Adakah pembesaran tonsil, T 0
- Perhatikan suara klien : (tidak berubah )
6. Pemeriksaan Leher
 Inspeksi dan palpasi amati dan rasakan :
a. Bentuk leher (simetris), peradangan (-), jaringan parut ( - ), perubahan
warna ( - ), massa ( - )
b. Kelenjar tiroid, pembesaran ( - )
c. Vena jugularis : pembesaran ( + )
d. Pembesaran kelenjar limfe ( - ), kelenjar tiroid ( - ), posisi trakea (simetris)

7. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak


 Inspeksi
- Ukuran payudara normal, bentuk (simetris), pembengkakan (- ).
- Kulit payudara : warna coklat, lesi ( - ), Areola : perubahan warna ( - )
- Putting : cairan yang keluar ( - ), ulkus ( - ), pembengkakan ( - )
 Palpasi
- Nyeri tekan ( - ), dan kekenyalan (kenyal), benjolan massa ( - )

8. Pemeriksaan Torak
a. Pemeriksaan Thorak dan Paru
 Inspeksi
- Bentuk torak (Normal chest), susunan ruas tulang belakang (normal), bentuk
dada (simetris ), keadaan kulit normal
- Retrasksi otot bantu pernafasan : Retraksi intercosta (+), retraksi
suprasternal ( - ), Sternomastoid ( - ), pernafasan cuping hidung ( + ).
- Pola nafas : Takipneu
- Amati : cianosis ( - ), batuk (-).
 Palpasi

Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba
(sama).
 Perkusi
Area paru : ( sonor)
 Auskultasi
- Suara nafas
 Area Vesikuler : ( halus ) , Area Bronchial : ( halus )
 Area Bronkovesikuler ( kasar )
- Suara Ucapan
 Terdengar : Bronkophoni ( - ), Egophoni ( - ), Pectoriloqy ( - )
- Suara tambahan
 Terdengar : Rales (-), Ronchi ( - ), Wheezing ( + ), Pleural fricion
rub ( - )
b. Pemeriksaan Jantung
 Inspeksi
Ictus cordis ( - ), pelebaran (-)
 Palpasi
Pulsasi pada dinding torak teraba : ( lemah )
 Perkusi
Batas-batas jantung normal adalah :
Batas atas : ( N = ICS II )
Batas bawah : ( N = ICS V)
Batas Kiri : ( N = ICS V Mid Clavikula Sinistra)
Batas Kanan : ( N = ICS IV Mid Sternalis Dextra)
 Auskultasi
BJ I terdengar ( tunggal ), ( lemah ), ( reguler )
BJ II terdengar ( tunggal ), (lemah ), ( reguler )
Bunyi jantung tambahan : BJ III ( + ), Gallop Rhythm (+), Murmur (+)
9. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : (datar )
- Massa/Benjolan ( - ), Kesimetrisan ( + ),
- Bayangan pembuluh darah vena (+)
b. Auskultasi
Frekuensi peristaltic usus 5-35 x/menit
c. Palpasi
- Palpasi Hepar :
Nyeri tekan ( - ), pembesaran ( - ), perabaan (keras / lunak), permukaan (halus /
berbenjol-benjol), tepi hepar (tumpul / tajam) . ( N = hepar tidak teraba).
- Palpasi Lien :
Pembesaran lien : ( - )
- Palpasi Appendik :
 Titik Mc. Burney . nyeri tekan ( - ), nyeri lepas ( - ), nyeri menjalar
kontralateral ( - ).
 Acites atau tidak : Shiffing Dullnes ( - ) Undulasi ( - )
- Palpasi Ginjal :
Nyeri tekan( - ), pembesaran ( - ). (N = ginjal tidak teraba).

10. Pemeriksaan Genetalia


a. Genetalia Pria
 Inspeksi :

Rambut pubis (bersih ), lesi ( - ), benjolan ( - )


Lubang uretra : penyumbatan ( - ), Hipospadia ( - ), Epispadia ( - )
 Palpasi
Penis : nyeri tekan ( - ), benjolan ( - )
Scrotum dan testis : beniolan ( - ), nyeri tekan ( - ),
Kelainan-kelainan yang tampak pada scrotum :
Hidrochele ( - ), Scrotal Hernia ( - ), Spermatochele ( - ) Epididimal
Mass/Nodularyti ( - ) Epididimitis ( - ), Torsi pada saluran sperma ( - ), Tumor
testiscular ( - )
 Inspeksi dan palpasi Hernia :
Inguinal hernia ( - ), femoral hernia ( - ), pembengkakan ( - )
b. Pada Wanita
Inspeksi
Kebersihan rambut pubis (bersih ), lesi ( - ),eritema ( - ), keputihan ( - ),
peradangan ( - ).Lubang uretra : stenosis /sumbatan ( - )
11. Pemeriksaan Anus
 Inspeksi

Atresia ani ( - ), tumor ( - ), haemorroid ( - ), perdarahan ( - )


Perineum : jahitan ( - ), benjolan ( - )
 Palpasi
Nyeri tekan pada daerah anus ( - )

12. Pemeriksaan Ekstremitas


a. Ekstremitas Atas
- Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas (-), fraktur (-)
- Palpasi
Edema : tidak ada
Lakukan uji kekuatan otat : ( 1 – 5 )

b. Ekstremitas Bawah :
Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas (-), fraktur (-)

c. Palpasi
Edema : Tidak ada
Lakukan uji kekuatan otot : ( 1 – 5 )

Kesimpulan palpasi ekstermitas :

- Edema :

- uji kekuatan otot :


555 555
555 555

13. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS


a. Menguji tingkat kesadaran secara kuantitaif dengan GCS ( Glasgow Coma
Scale )
1. Menilai respon membuka mata ( 1 – 4 ) = 4
2. Menilai respon Verbal ( 1 – 5 ) = 5
3. Menilai respon motorik ( 1 – 6 ) = 6
Pemeriksaan tingkat kesadaran secara kualitatif : (Compos mentis)

b. Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak


Penigkatan suhu tubuh (-), nyeri kepala (-), kaku kuduk (-), mual –muntah (-)
kejang (-) penurunan tingkat kesadaran (-)
c. Memeriksa nervus cranialis
Nervus I , Olfaktorius (pembau) : membedakan bau (kopi, alkohol)
Nervus II, Opticus (penglihatan) : lapang pandang (dapat melihat dengan jelas
benda disekitar)
Nervus III, Ocumulatorius : putaran bola mata, refleks pupil kiri/kanan (+)
Nervus IV, Throclearis : tatapan mata keatas dan kebawah (+)
Nervus V, Thrigeminus : - Cabang optalmicus : sentuhan halus kornea (+)
- Cabang maxilaris : kemampuan mengatupkan gigi
- Cabang Mandibularis : kemampuan mengatupkan gigi
(+)
Nervus VI, Abdusen : pandangan mata ke lateral/samping (+)
Nervus VII, Facialis : senyum, mengerutkan dahi, mengangkat alis (+) dan
simetris
Nervus VIII, Auditorius : Tes Webber, Tes Rinne, Tes Swabach (+)
Nervus IX, Glosopharingeal : lidah ditekan kemudian mengucapkan a-a panjang
(+)
Nervus X, Vagus : Refleks menelan (+)
Nervus XI, Accessorius : melawan tahanan dan mengangkat bahu(+)
Nervus XII, Hypoglosal : mampu menjulurkan lidah ke berbagai posisi dan
menggabungkan pipi kemudian ditekan dari luar (+)
d. Memeriksa fungsi motorik
Ukuran otot (simetris), atropi ( -) kekuatan otot :
e. Memeriksa fungsi sensorik
Kepekaan saraf perifer : benda tumpul (+), benda tajam (+) Menguji sensasi panas
/ dingin (+) kapas halus (+) minyak wangi (+)
f. Memeriksa reflek kedalaman tendon
1. Reflek fisiologis
a. Reflek bisep ( + )
b. Reflek trisep ( + )
c. Reflek brachiradialis ( + )
d. Reflek patella ( + )
e. Reflek achiles ( + )
2. Reflek Pathologis
Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-kasus tertentu.
a. Reflek babinski (-)
b. Reflek chaddok (-)
c. Reflek schaeffer (-)
d. Reflek oppenheim (-)
e. Reflek gordon (-)

d. Data Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 12,9 12,0 – 14,0 g/Dl
Hematokrit 39,5 40 – 50 %
WBC Leukosit 16.300 5,0 – 10,0 (103/µl)
Trombosit 210.000 150.000 - 400.000
Ureum 26 11,8 mg/dl
Kreatinin 1,2 0,5-1,1 mg/dl
SGOT 38 3-45 u/L
SGPT 16 <21 U/L
Glukosa darah GDS 123 mg/dl <140mg/dl
Albumin 2,9gr/ dl 3,5 – 5,0 g/Dl
PH 7,346 7,35-7,45
PcO2 35mmhg 35-45 mmHg
PO2 83 mmhg 75-100 mmHg
Hco3 19,2 22-28 mEq/L
SaO2 95,7 % 95-100 %

2) Pemeriksaan Radiologi :
Pemeriksaan Dilatasi Restriktif Hipertrofi
Rontgen Pemeriksaan jantungRingan. Ringan sampai sedang
sedang-besar (kar-Hipertensi vena pul-terutama pembesaran
diomegali) terutamamonal. atrium kiri.
ventrikel kiri
Hipertensi vena pul-
monal.
EKG Kelainan ST-T Voltase rendah. Kelainan ST-T, hiper-
Sinus takikardia Defek konduksi trofi ventrikel kiri, Q
Aritmia atrial dan abnormal.
ventrikel.
Echokardio- Hipertrofi septal-Penebalan dindingHipetrofi septum asi-
gram asimetrik dilatasi dalamventrikel kiri sistolikmetris (ASH)
dan disfungsi ventrikelnormal. Gerakan katup mitral ke
kiri. muka saat sistolik (SAM)
Radio nuklir Dilatasi dan dis-Fungsi sistolik nor-malFungsi sistolik kuat
fungsi ventrikel kiri(RVG) (RVG, ASH, (RVG atau
(RVG) Infiltrasi otot jan-tung T1)) ventrikel kiri ingeal
atau normal.
Kateterisasi Dilatasi dan dis-fungsiFungsi sistolik nor-malFungsi sistolik
ventrikel kiri. atau peningka-tanObstr. Saluran / aliran
Elevasi tekanan ven-trikeltekanan pengi-sianventrikel kiri.
kanan dan kiri. kanan dan kiri. Elevasi tekanan ven-
Curang jantung me-nurun. trikel kanan dan kiri.
1. EKG
Pada EKG ditemukan adanya hipertrofi ventrikel kiri. Beberapa
abnormalitas lainnya antara lain adalah :
a) Adanya voltase QRS yang tinggi karena hipertrofi
b) Perubahan segmen ST dan gelombang T
c) Gelombang Q yang abnormal yang dapat ditemukan pada pasien dengan
miokard infark
d) Pelebaran atrium kiri
2. Echocardiography
Ditemukan adanya hipertrofi myocardium. Fraksi ejeksi umumnya
lebih dari 80%, menggambarkan kondisi hiperkontraktilitas dari jantung.
Selain itu echo juga dapat menilai fungsi katup mitral dan keberadaan
pergerakan segmen anterior dari katup mitral dalam keadaan sistolik, dan
dapat mengevaluasi fungsi diastolic.
3. Kateterisasi jantung
Pada katerisasi jantung, dapat dilakukan pengukuran secara langsung
dari peningkatan tekanan end-diastolic dari ventricle kiri dan gradien
tekanan antara ventrikel kiri dengan aorta. Beberapa manuver dapat juga
dilakukan untuk melihat adanya obstruksi LVOT.
4. Biopsy
Pemeriksaan definitive untuk penegakan diagnosis Hipertrofi
Cardiomyopathy adalah biopsy jaringan jantung disertai analisis DNA.

ASA
ASA KASIFIKASI
I Pasien dalam kondisi sehat
II Pasien dengan kelainan sistemik ringan – sedang yang tidak berhubungan
dengan pembedahan, dan pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-
hari.
III Pasien dengan gangguan sistemik berat sehingga aktivitas rutin terbatas
IV Pasien dengan kelainan sistemik berat tidak dapat melakukan aktivitas
rutin dan penyakitnya merupakan ancaman kehidupannya setiap saat
(mengancam jiwa dengan atau tanpa pembedahan).
V Pasien tidak diharapkan hidup setelah 24 jam walaupun dioperasi atau
tidak.
VI brain-dead
Jika akan dilakukan operasi darurat dapat mencantumkan tanda darurat E

1. Therapi
Beta-blocker (bisoprolol 5-10mg, atau atenolol 50-100mg, atau metoprolol 50-
100 mg), calcium channel blocker (verapamil 40-80mg, diltiazem), dan diuretic
(Namun karena adanya disfungsi diastole dan kebutuhan tekanan pada pengisian
ventrikel yang relatif tinggi untuk memenuhi cardiac output yang adekuat,
pemberian diuretic harus dalam pemantauan yang ketat), amiodarone. Warfarin
atau coumarine (bila disertai fibrilasi atrium)

PERTIMBANGAN ANESTESI
a. Pre Anestesi
Pasien yang sudah pernah didiagnosis dengan HCM harus memiliki
pemeriksaan jantung yang terbaru sebelum operasi elektif. Salah satunya melalui
pemeriksaan 12-lead EKG dan pemeriksaan echocardiographic. Pasien yang
mengkonsumsi beta-bloker atau Ca-channel bloker harus tetap mengkonsumsi
obatnya selama masa perioperative. Pengobatan preoperative untuk mencegah
ansietas dan aktivasi dari system saraf simpatis dianjurkan. Ekspansi dari volume
intravascular selama periode preoperative dapat berguna untuk mencegah obstruksi
LVOT dan meminimalisir efek samping dari positive-pressure ventilation pada
volume darah sentral.
b. Intra Anestesi
Pemberian obat anestesi inhalasi atau beta-adrenerfic antagonis sebelum
laryngoskopi dapat mengurangi respon system saraf simpatik yang secara langsung
dipicu oleh intubasi trakea. Pemeliharaan anestesi dianjurkan dengan pemberian
obat-obatan yang menghasilkan depresi pada kontraktilitas jantung yang sedang dan
memiliki efek minimal pada preload dan afterload. Pemberian anestesi inhalasi
dengan dosis ratarata umum digunakan untuk tujuan ini.
Hipotensi dapat terjadi sebagai dampak dari penurunan preload atau
afterload,harus ditangani dengan pemberian alfaadrenergik agonis seperti
phenylephrine. Obat-obatan dengan aktivitas beta-adrenergik agonis, seperti
ephedrine, dopamine dan dobutamine, merupakan kontraindikasi dalam mengobati
hipotensi pada pasien ini karena menyebabkan peningkatan kontraktilitas dan laju
nadi yang meningkatkan obstruksi LVOT. Penggantian darah yang segera dan
pemberian cairan melalui intravena merupakan hal yang penting untuk menjaga
preload dan tekanan darah.
c. Post Anestesi
Pasien dengan HCM harus dimonitor secara teliti pada ruang pemulihan
atau ICU pada masa post-operatif. Semua factor yang dapat memicu aktifitas
simpatik seperti nyeri, menggigil, ansietas, hipoksia, hiperkarbia harus dihilangkan.
Pada ruang operasi, pemeliharaan keadaan euvolemi dan perbaikan hipotensi adalah
hal yang krusial
5. Analisa Data

No Symptom Etiologi Problem


PRE ANESTESI

1 DS : Kurang pengetahuan mengenai Ansietas


- Pasien mengatakan prosedur anestesi dan
takut sebelum pembedahan
dilakukan operasi
- Pasien menanyakan
tentang tindakan yang
akan dilakukan

DO :
- Nadi : >100 x/menit
- RR : >20 x/menit
- Pasien berkeringat dingin
- Pasien gelisah
2 DS : Penurunan Ekspansi Paru/ Pola napas
Pasien mengatakan sesak pengembangan paru tidak tidak efektif
nafas, dan nyeri dada optimal

DO :
- Pasien terlihat sesak
- Retraksi intercostal
- Pernapasan cuping
hidung
- RR : >20 x/menit
INTRA ANESTESI

3 DS : - Faktor lingkungan (suhu ruang Hipotermi


DO : operasi)
- Akral dingin
- Pasien tampak pucat
- Suhu <36,50C
- CRT <3 detik

POST ANESTESI

4 DS : Penurunan curah jantung Gangguan


- Pasien mengatakan pertukaran gas
kepala pusing
- sesak nafas
- sakit kepala saat
bangun
- gelisah

DO :
- Pasien tampak pucat
- Pasien terlihat sesak
nafas
- RR : >20x/menit
- Saturasi O2 : <95%
DS : Obat anestesi Mual
- pasien mengatakan
mual
- pasien mengatakan
pusing

DO :
- pasien berbaring lemas
di tempat tidur
- pasien terlihat pucat
B. Problem ( Masalah Kesehatan Anestesi )

PRE ANESTESI
1. Ansietas
2. Pola napas tidak efektif
INTRA ANESTESI
1. Hipotermi
POST ANESTESI
1. Gangguan pertukaran gas
2. Mual
C. Metodologi Keperawatan Anestesi
Nama: No. CM :
Umur : Dx :
Jenis kelamin : Ruang

1. Intervensi
No Problem Perencanaan
(Masalah Tujuan Intervensi Rasional
Kesehatan
Anestesi)
Ansietas Setelah dilakukan 1. Kaji 1.
1. implementasi tingkat kecemasan pasien Mengetahui tingkat
selama 30 menit, 2. Beri kecemasan pasien
diharapkan cemas pemahaman mengenai 2.
pasien teratasi prosedur anestesi dan Pasien merasa paham
dengan KH : pembedahan mengenai tindakan
3. Pasie 3. Ajarkan yang akan dilakukan
n mengatakan teknik relaksasi 3.
4. Kaji Pasien mengetahui teknik
siap dan sudah
tanda – tanda vital relaksasi
mengetahui
4.
prosedur
Mengetahui perubahan
anestesi dan
tanda – tanda vital
pembedahan
4. Nadi pasien
: 80-100
x/menit
5. Pasie
n terlihat
tenang
2. Pola napas Setelah dilakukan 1. Lakukan pre oksigenasi 1. Memelihara
tidak efektif implementasi 2. Kaji tanda – tanda vital oksigenasi pasien
selama 30 menit, pasien 2. Mengetahui kondisi
diharapkan pola 3. Bersihkan sekret apabila vital pasien
pernapasan pasien menutupi jalan napas 3. Memelihara pola
efektif dengan KH : 4. Monitor aliran oksigen pernapasan pasien
1. RR : 16-20 5. Monitor ritme, irama, 4. Mengetahui aliran
x/menit kedalaman dan usaha oksigen
2. Ekspansi dada respirasi 5. Mengetahui ritme,
simetris irama, kedalaman dan
3. Bernapas usaha respirasi
mudah,tidak
ditemukan napas
pendek
4. Tidak sianosis

3. Hipotermi Setelah dilakukan 1. Berikan selimut hangat 1. Me


implementasi selama 2. Beri cairan infus hangat mpertahankan suhu
30 menit, diharapkan tubuh pasien agar
suhu tubuh pasien dalam batas normal
normal dengan KH :
1. Suhu
0
tubuh 36,5 C
2. Akral
hangat
3. CRT
<3 detik
4. Gangguan Setelah dilakukan 1. Cek AGD 1. Mengetahu
pertukaran implementasi selama 2. Beri oksigenasi i status asam basa
gas 1x24 jam, 3. Persiapkan pasien
diharapkan pasien untuk ventilasi 2. Memenuhi
pertukaran gas mekanis, bila perlu kebutuhan oksigenasi
respirasi efektif, pasien
dengan KH :
1. Pasie
n mengatakan
sesak berkurang
2. Pasie
n mengatakan
nyaman
3. RR :
16-20x/menit
4. Satura
si O2 : >95%
5 Mual Setelah dilakukan 1. Atur posisi 1. Untuk
implementasi selama pasien membuat pasien
30 menit, diharapkan
2. Meningkatkank nyaman
masalah mual pasien
eseimbangan cairan dan
teratasi dengan KH : pencegahan komplikasi 2. Agar
1. pasien pasien tidak
3. Pantau tanda-
mengatakan mual
tanda vital kekurangan cairan
berkurang
2. Pasie 4. Pantau gejala 3. Mengetah
n mengatakan mual ui keadaan umum
tidak ada muntah
5. Pantau jumlah klien
3. Pasie
muntah 4. Untuk
n mengatakan
nyaman 6. Pantau turgor mengetahui
4. Pasie kulit
terjadinya muntah
n tidak gelisah
7. Pantau masukan 5. Mengetah
5. TTV
dan keluaran cairan
dalam batas ui jumlah cairan yang
normal 8. Kolaborasi keluar
pemberian obat anti mual
6. Mengetah
ui suhu tubuh pasien
7. Mengetah
ui terjadinya
dehidrasi

2. Tindakan Keperawatan

No Problem (Masalah Kesehatan Tindakan Evaluasi


Anestesi)
1. Ansietas 1. Mengkaji tingkat kecemasan pasien S : pasien mengatakan
2. Memberi siap di bius dan
pemahaman mengenai prosedur dilakukan tindakan
anestesi dan pembedahan operasi
3. Mengajarkan O : pasien Nampak
teknik relaksasi tenang dan kooperatif
4. Mengkaji tanda
TD : 120/80 mmhg
– tanda vital
N : 80 x/menit R :
16x/menit
A : Masalah teratasi
P : pertahankan
intervensi

2. Pola napas tidak efektif 1. Melakukan pre S:-


oksigenasi O : pola napas efektif
2. Mengkaji tanda N : 60-80 x/menit R :
– tanda vital pasien 16x/menit
3. Melakukan
intubasi A : tercapai sebagian
4. Membersihkan P : pertahankan
sekret yang menutupi jalan napas intervensi
5. Memonitor
aliran oksigen
6. Memonitor
ritme, irama, kedalaman dan usaha
respirasi
3 Hipotermi 1. Memberikan selimut S:-
hangat O : obsevasi TTV
2. Memberikan cairan Suhu terkontrol
infus hangat Pasien teraba hangat
A : masalah teratasi,
pertahankan kondisi
pasien
P : Pertahankan
intervensi

4 Gangguan pertukaran gas 1. Melakukan cek AGD S : pasien mengatakan


2. Memberi oksigenasi sesak berkurang
3. Mempersiapkan pasien O : pasien tampak
untuk ventilasi mekanis, bila perlulebih tenang dan
menggunakan O2
A : tercapai sebagian
P : Pertahankan
intervensi
5 Mual 1. Mengatur posisi pasien S : pasien mengatakan
mualnya sudah
2. Meningkatkan
berkurang
keseimbangan cairan dan
O : pasien tidak tampak
pencegahan komplikasi
lemas dan mualnya
3. Memantau tanda-tanda sudah berkurang
vital A : tercapai sebagian
P :pertahankan
4. Memantau gejala mual
intervensi
5. Memantau jumlah
muntah
6. Memantau turgor kulit
7. Memantau masukan dan
keluaran cairan
8. Memberikan obat anti
mual
3. Evaluasi Keperawatan

No Masalah Kesehatan Anestesi Evaluasi


1. Ansietas S : pasien mengatakan siap di bius dan dilakukan
tindakan operasi
O : pasien Nampak tenang dan kooperatif
TD : 120/80 mmhg
N : 60-80 x/menit R : 16-20 x/menit
A : Masalah teratasi
P : pertahankan intervensi

2. Pola napas tidak efektif S:-


O : pola napas efektif
TD : 120/80 mmhg
N : 60-80 x/menit R : 16-20x/menit
A : tercapai sebagian
P : pertahankan intervensi
3. Hipotermi S:-
O : obsevasi TTV
Suhu terkontrol
Pasien teraba hangat
A : masalah teratasi, pertahankan kondisi pasien
P : Pertahankan intervensi

4. Gangguan pertukaran gas S : pasien mengatakan sesak berkurang


O : pasien tampak lebih tenang dan
menggunakan O2
A : tercapai sebagian
P : Pertahankan intervensi
5. Mual S : pasien mengatakan mualnya sudah berkurang
O : pasien tidak tampak lemas dan mualnya
sudah berkurang
A : tercapai sebagian
P :pertahankan intervensi
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : No. CM :
Umur : Ruang :
Jenis Kelamin : Dx :

No Tanggal Masalah Catatan Perkembangan Pelaksana


Kesehatan
Anestesi
TTD

Anda mungkin juga menyukai