Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI

PASIEN An. S DILAKUKAN TINDAKAN REPOSISI GIPS DENGAN


GENERAL ANESTESI INHALASI TEKHNIK VIMA
DI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH TEGAL
PADA TANGGAL 14 AGUSTUS 2021

I. PENGKAJIAN
1) Pengumpulan Data
1. Anamnesis
A. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : An. S
Umur : 6 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
Suku Bangsa : Jawa
Status perkawinan` : Belum Menikah
Golongan darah : B rhesus +
Alamat : Mangkukusuman 08/03 Tegal Timur, Tegal
No. CM : 1003080
Diagnosa medis : Close fraktur supra condiler humeri dextra
Tindakan Operasi : Reposisi Gips
Tanggal MRS : 14 Agustus 2021 Jam 08.30 WIB
Tanggal pengkajian : 14 Agustus 2021 Jam : 08.30 WIB
Jaminan : Umum

2) Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. W
Umur : 29 tahun
Jeniskelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Suku Bangsa : Jawa
Hubungan dg Klien : Ibu kandung
Alamat : Mangkukusuman 08/03 Tegal Timur, Tegal

B. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
a. Saat Masuk Rumah Sakit
Pasien An. S mengatakan nyeri pada siku tangan kanan.
b. Saat Pengkajian
Pasien An. S mengatakan nyeri pada siku tangan kanan
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien An. S datang ke IBS RS kardinah bersama dengan ibunya pd 14
Agustus 2021jam 08.30 WIB dengan pasien mengatakan nyeri pada siku
tangan kanan karena jatuh dari sepeda pada tanggal 13 Agustus 2021jam
06.00 WIB. Kemudian klien pada hari itu juga berobat ke poliklinik
Orthopedi RS Kardinah Tegal dan direkmendasikan untuk mendapatkan
tindakan Reposisi Gips dengan General Anestesi.

3) Riwayat Penyakit Dahulu


Klien belum pernah dirawat di rumah sakit karena penyakit yang diderita.
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit yang sama dengan yang
diderita oleh klien saat ini.
5) Riwayat Kesehatan
- Sebelumnya pernah masuk Rumah Sakit?
tidak
- Riwayat operasi sebelumnya : tidak ada
- Riwayat anestesi sebelumnya : tidak ada
- Apakah pasien pernah mendapatkan transfusi darah? :
tidak
- Apakah pasien pernah didiagnosis penyakit menular? :
tidak
6) Riwayat pengobatan/konsumsi obat :
a) Obat yang pernah dikonsumsi : paracetamol syr
b) Obat yang sedang dikonsumsi : paracetamol syr 250 mg
7) Riwayat Alergi : tidak
8) Kebiasaan :
a) Merokok : tidak
b) Alkohol : tidak
c) Kopi/teh/soda : tidak

C. Pola Kebutuhan Dasar


1) Udara atau oksigenasi
Sebelum Sakit
- Gangguan pernafasan : tidak ada
- Alat bantu pernafasan : tidak ada
- Sirkulasi udara : clear
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya : tidak ada
Saat Ini
- Gangguan pernafasan : tidak ada
- Alat bantu pernafasan : tidak ada
- Sirkulasi udara : tidak ada
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya : tidak ada

2) Air /
Minum
Sebelum
Sakit
- Frekuensi : 400ml – 500ml
- Jenis : air putih
- Cara : dengan gelas
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya : tidak ada
Saat Ini
- Frekuensi : puasa
- Minum Terakhir : jam 03.00 WIB (14/08/2021)
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya : tidak ada

3) Nutrisi/
makanan
Sebelum
Sakit
- Frekuensi : 2-3X/hr
- Jenis : nasi putih dan lauk
- Porsi : separuh piring
- Diet khusus : tidak ada
- Makanan yang disukai : ayam
- Napsu makan : kurang baik
- Puasa terakhir : 14/8/2021 jam 03.00 WIB
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya : tidak ada
Saat ini
- Frekuensi : 2-3X/hr
- Jenis : nasi putih dan lauk
- Porsi : separuh piring
- Diet khusus : tidak ada
- Makanan yang disukai : ayam
- Napsu makan : kurang baik
- Puasa terakhir : 14/8/2021 jam 03.00 WIB
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya : tidak ada

4) Eliminasi
a) BAB
Sebelum
sakit
- Frekuensi : 1X/hr
- Konsistensi : padat
- Warna : kuning
- Bau : khas
- Cara (spontan/dg alat) : spontan
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya : tidak ada

Saat ini
- Frekuensi : 1X/hr
- Konsistensi : padat
- Warna : kuning
- Bau : khas
- Cara (spontan/dg alat) : spontan
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya : tidak ada
b) BAK
Sebelum sakit
- Frekuensi : 3-4X/hari
- Konsistensi : cair
- Warna : kuning jernih
- Bau : khas
- Cara (spontan/dg alat) : spontan
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya : tidak ada
Saat ini
- Frekuensi : 4-5X/hari
- Konsistensi : cair
- Warna : kuning jernih
- Bau : khas
- Cara (spontan/dg alat) : spontan
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya : tidak ada
5)Pola aktivitas dan istirahat
a) Aktivitas
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan dan minum +
Mandi +
Toileting +
Berpakaian +
Berpindah +
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain
dan alat, 4: tergantung total

b) Istirahat Dan
Tidur
Sebelum sakit
- Apakah anda pernah mengalami insomnia? tidak
- Berapa jam anda tidur: malam 7-8 jam, siang tidak tidur
Saat ini
- Apakah anda pernah mengalami insomnia? ya
- Berapa jam anda tidur : malam 3-4 jam, siang 1 jam

6)Interaksi Sosial
Klien tinggal dirumah beserta kedua orangtuanya dan klien senang bermain dan
bergaul dengan teman sebayanya.

7)Pemeliharaan Kesehatan
- Rasa Aman : pasien mengatakan takut akan menjalani operasi
- Rasa Nyaman : pasien mengataan nyeri pada siku tangan kanan
- Pemanfaatan pelayanan kesehatan : klien segera berobat setelah jatuh dan
terasa sakit ke polilinik RS Kardinah.
8) Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok
sosial sesuai dengan potensinya.
- Konsumsi vitamin : klien tidak pernah mengkonsumsi vitamin
- Imunisasi : klien sudah divaksin lengkap.
- Olahraga : klien tidak pernah berolahraga
- Upaya keharmonisan keluarga: klien hidup dalam keluarga yang harmonis.
- Stres dan adaptasi : orang tua dan klien memasrahkan kondisinya saat
ini dan menganggap sebagai cobaan dari Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum
Kesadaran : komposmetis
GCS : Verbal : 5 Motorik : 6 Mata : 4
Penampilan : tampak sakit sedang
Tanda-tanda Vital : Nadi = 110 x/menit, Suhu =36 C,
RR = 22 x/menit, SpO2 : 99%, Skala Nyeri : 6
BB : 21 Kg, TB : 110 Cm,
BMI = Berat badan (kilogram):Height (meter2)
= 20 : (1,10 X 1,10)
= 65 : 1,21
= 16,5 (berat badan kurang)
Lainnya : tidak ada

B. Pemeriksaan 6 B
1) B1 (BREATH
- Wajah : normal
- Dagu : normal
- Gigi palsu : tidak ada
- Gigi goyang : tidak ada
- Gigi maju : tidak ada
- Kumis/jenggot: bersih
- Hilangnya gigi: tidak ada
- Kemampuan membuka mulut < 3 cm : Tidak
- Jarak Thyro - Mental < 6 cm : Tidak
- Cuping hidung : Tidak
- Mallampati Skor : II
- Tonsil : T2
- Kelenjar tiroid : ukuran tidak teraba
- Obstruksi Jalan Napas : Tidak ditemukan
- Bentuk Leher : Simetris
 Mobilitas Leher : maksimal
 Leher pendek : Tidak
 Dapatkah pasien menggerakkan rahang ke depan? Ya
 Dapatkah pasien melakukan ekstensi leher dan kepala? Ya
 Apakah pasien menggunakan collar? Ya
- Thorax:
 Bentuk thorax : simetris
 Pola napas : normopnea
 Retraksi otot bantu napas : tidak ada
 Perkusi paru : sonor
 Suara napas : vesikuler
 RO Thorax : Apex tenang, corakan bronchovaskuler normal.
KESAN : COR Pulmo dalam batas normal

2) B2 ( BLOOD )
- Konjungtiva : ananemis
- Vena jugularis : tidak ada pembesaran
- BJ I : tunggal
- BJ II : tunggal
- Bunyi jantung tambahan : tidak ada

3) B3 ( BRAIN )
- Kesadaran : composmentis
- GCS : Verbal 5 Motorik : 6 Mata : 4
- Reflek fisiologis
a. Reflek bisep ( + )
b. Reflek trisep ( + )
c. Reflek brachiradialis ( + )

d. Reflek patella ( + )
e. Reflek achiles ( + )
- Reflek Pathologis
a. Reflek babinski ( - )
b. Reflek chaddok ( - )
c. Reflek schaeffer ( - )
d. Reflek oppenheim (- )
e. Reflek gordon ( -)

4) B4 ( BOWEL )
- Frekuensi peristaltic usus : tidak terkaji
- Titik Mc. Burney : tidak ada nyeri tekan
- Borborygmi : Tidak
- Pembesaran hepar : Tidak
- Distensi : Tidak
- Asites : tidak

5) B4 ( BLADDER)
- Buang air kecil : Spontan
- Terpasang kateter : Tidak
- Gagal ginjal : Tidak
- Infeksi saluran kemih : Tidak
- Produksi urine : 200-300cc/hari
- Retensi urine : Tidak

6) B6 ( BONE )
a) Pemeriksaan Tulang Belakang :
- Kelainan tulang belakang: Kyposis (-), Scoliosis (-), Lordosis (-), Perlukaan
(-), infeksi (-), mobilitas (leluasa), Fibrosis (-), HNP (-)
- Lainnya : -

b) Pemeriksaan Ekstremitas
- Ekstremitas Atas
 Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas (-)
Fraktur (+), lokasi fraktur : supra condiler humeri dextra
Jenis fraktur : close fraktur
terpasang gips ( - ), Traksi ( - ), atropi otot ( - )
IV line : tidak terpasang
ROM : aktif kecuali tangan kanan.
Lainnya : tidak ada

 Palpasi
Perfusi : normal
CRT : < 2detik
Edema : tidak ada
Lakukan uji kekuatan otat : ( 5 )
Lainnya : tidak ada

- Ekstremitas Bawah :
 Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas ( -)
Fraktur (-) terpasang gips (-),
Traksi ( - ), atropi otot ( -)
ROM : aktif
Lainny : tidak ada

 Palpasi Perfusi :normal CRT : <2detik

Edema : tidak ada

Kekuatan otot : ( 5 )

Lainnya: tidak ada


Kesimpulan palpasi ekstermitas :

- Edema : - -

- -

- uji kekuatan otot : 0 5


5 5

3. Data Penunjang Diagnostik


A. Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN HASIL NILAI
RUJUKAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin 8,2 g/dl 13,7-17,7
Lekosit 7,6 10’3/ul 4,4-11,3
Hematokrit 38 42-52
Trombosit 366 10’3/ul 150-521
Erikosit 5,24 10’3/ul 4,5-5,9
RDN 13,6 11,5-14,5
MCV L 71,6 u 80-96
MCH L 26,3 pcg 28-33
MCHC H 36,8 g/dl 33-36
Sero Immunologi
HIV 3 TEST
HIV (Rapid test) ONCOFROSE Non reaktif Non reaktif
Anti HCV Negatif Negatif
HbsAg Negatif Negatif
SARS-COV 2
Swab antigen Negatif Negatif

B. Pemeriksaan Radiologi :
RO Thorax :
Apex tenang, corakan bronchovaskuler normal,
KESAN : Cor dan pulmo dalam batas bnormal
c. Lain-lain :
RO Humerus dextra : Fraktur supra condiler

4. Therapi Saat ini :


-
5. Kesimpulan status fisik (ASA):
ASA II
6. Pertimbangan Anestesi
a. Faktor penyulit :
- Pediatrik, malampati score : II, Tonsil T2.
b. Jenis Anestesi : General anestesi
Indikasi : tindakan area tubuh bagian atas dan tindakan cepat serta direncanakan
One Day Service.
c. Teknik Anestesi : VIMA
Indikasi :
Klien pediatrik dan tindakan operasi minimal serta prinsip atraumatik care.
7) Analisa Data
No Symptom Etiologi Problem
I. PRE ANESTESI
1. DS : klien mengatakan nyeri pada siku tangan kanan. Gangguan Nyeri akut
DO: muskuloskeletal
a. Klien tampak mengerutkan dahi menahan sakit fraktur
b. Klien tampak melindungi area yang sakit
c. Vital signs
N : 110X/mnt, RR : 22X/mnt, S : 36 C, SpO2 : 99%
2 DS : klien mengatakan takut dipasang gips. Prosedur Ketakutan
DO : tindakan
a. Klien tampak berpegangan kepada ibunya selama
pengkajian
b. Klien tampak menangis
c. N : 110X/mnt, RR : 22X/mnt, S : 36 C
3. DS : - Efek obat Resiko
DO : anestesi komplikasi
a. Direncanakan tindakan reposisi gips dengan General disfungsi
Anestesi inhalasi VIMA, volatyl agen sevoflurane pernafasan
b. N : 110 X/menit, RR : 22 X/mnt, SpO2 : 99%, S : 36C
II. INTRA ANESTESI

No Symptom Etiologi Problem


1 DS :- Efek obat Resiko komplikasi
DO : anestesi disfungsi

a. Klien tampak tidur setelah diinduksi menggunakan pernafasan

sevoflurane 5% dan maintenance menggunakan


facemask nomor 2 yang terhubung dengan circuit
mesin anestesi dengan agen inhalasi sevoflurane :
2%, O2 : 3L/mnt, N2O : 2L/mnt, ketoprofen
suppositoria 50mg.
b. Tampak nafas spontan dan nadi radalis teraba kuat,
CR<2detik.
c. Pada monitor tampak nilai vital sign klien sebagai
berikut :
- N : 100 X/menit
- RR : 20
- SpO2 : 99%
2 DS :- Anestesia Resiko aspirasi
DO :
a. Maintenance inhalasi anestesi menggunakan
facemask nomor 2
b. Klien pediatrik jadi harus lebih waspada terkait
ketaatan puasa.
II. PASCA ANESTESI

No Symptom Etiologi Problem

1 DS:- Pengaruh obat Ketidakefektifan


DO: anestesia pola nafas

a. Tampak klien belum sadar dan bernafas


menggunakan bantuan otot perut
b. Terpasang canul oksigen 3L/mnt
c. Vita signs :
- N : 120 X/menit
- RR : 22 X/mnt
- SpO2 : 99%
- S : 36C
DS:- Penumpukan Ketidakefektifan
lendir/sekret bersihan jalan
DO: nafas

a. Tampak klien belum sadar dan tampak keluar


lendir banyak dari mulut klien.
b. Vita signs :
- N : 120 X/menit
- RR : 22 X/mnt
- SpO2 : 99%
- S : 36C
II. Problem ( Masalah )
a. PRE ANESTESI
1. Ketakutan berhubungan dengan prosedur tindakan.
2. Nyeri akut berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal fraktur.
3. Resiko komplikasi disfungsi pernafasan berhubungan dengan efek obat anestesi
Alasan prioritas:
Pada klien pediatrik dengan kasus non emergency yang akan menjalani prosedur
tindakan anestesi, kelancaran prinsip atraumatik care diawali dengan keberhasilan
meyakinkan klien sehingga klien merasa aman tanpa rasa takut yang berlebihan. Oleh
karena itu, masalah kepenataan ketakutan pada anak dengan kasus non emergency
menurut saya prioitas utama karena menentukan kelangsungan proses selanjutnya.
b. INTRA ANESTESI

1. Resiko komplikasi disfungsi pernafasan berhubungan dengan efek obat anestesi

2. Resiko aspirasi berhubungan dengan anestesia

Alasan prioritas :

Komplikasi anestesi berupa spasme laring yang membahayakan keselamatan rawan


terjadi pada klien pediatrik saat dilakukan pembiusan sehingga menurut saya hal ini
harus diwaspadai dan diantisipasi supaya tidak terjadi.
c. PASCA ANESTESI

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan lendir


sekret

2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pengaruh obat anestesia


Alasan prioritas:

Bersihan jalan nafas menjadi prioritas karena airway pada klien post op harus terjamin
kepatenannya. Penumpukan lendir/sekret dapat menjadi sesuatu hal yang berbahaya apabila
menyumbat jalan nafas dan klien tidak mampu mengontrolnya karena reflek menelan,
reflek batuk dan meludah belum bai. Hal ini akan mengakibatkan klien dapat mengalami
desaturasi bahkan meninggal.
III.Rencana Intervensi, Implementasi dan Evaluasi
1) Pra Anestesi
Nama : An. S No. CM : 1003080
Umur : 6 tahun Dx : Close fraktur supra condiler humeri dextra
Jenis kelamin : Perempuan Ruang : ODS
No Problem(Masalah) Rencana Intervensi Implementasi Evaluasi Nama &
Tujuan Intervensi
Paraf
1. Ketakutan berhubungan Setelah dilakukan a. Bina hubungan saling a. Membina hubungan saling S : klien mengatakan sudah
dengan prosedur tindakan. tindakan selama pre percaya percaya tidak terlalu takut akan di
. anestesi masala b. Libatkan orang tua b. Melibatkan orang tua gips
hketakutan teratasi selama tindakan pre selama tindakan pre
O:
dengan kriteria hasil : anestesi anestesi
a. Klien tampak lebih
a. Pasien tenang dan c. Orientasikan klien pada c. Mengorientasikan klien
tenang dan tidak
kooperatif. lingkungan dengan pada lingkungan dengan
menangis.
b. TTV dalam batas bahasa yang mudah bahasa yang mudah
normal: dipahami dan diselingi dipahami dan diselingi b. Klien tampak jalan Erul
N : 80-100X/mnt dengan pujian untuk dengan pujian untuk klien. sendiri didampingi
RR : 12-20X/mnt klien. d. Menciptakan suasana yang petugas menuju kamar
d. Ciptakan suasana yang tidak mengancam secara operasi.
tidak mengancam secara emosional.
c. TTV :
emosional. e. Memberikan kesempatan
N : 110 X/menit
e. Berikan kesempatan kepada klien dan orangtua
kepada klien dan untuk bertanya terkait
RR : 20 X/mnt
orangtua untuk bertanya prosedur tindakan.
S : 36C
terkait prosedur
tindakan. A:masalah teratasi

P: Lanjutkan intervensi
kepenataan anestesi

2. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan a. Identifikasi lokasi, a. Mengidentifikasi lokasi,


dengan gangguan tindakan selama karakteristik, durasi, karakteristik, durasi, S : klien mengatakan nyeri
muskuloskeletal fraktur 1X5menit masalah nyeri frekuensi, kualitas, frekuensi, kualitas, pada siku kanannya nyaman
berkurang dengan intensitas nyeri. intensitas nyeri. dengan posisi digendong.
kriteria hasil : b. Identifikasi skala nyeri. b. Mengidentifikasi skala Erul
O:
a. Pasien nyaman c. Berikan tindakan nyeri.
a. Klien tampak
b. TTV dalam batas nonfarmakologis untuk c. Memberikan tindakan
menggendong tangan
normal: mengurangi rasa nyeri nonfarmakologis untuk
kanannya dengan
N : 80-100X/mnt dengan teknik imajinasi mengurangi rasa nyeri
selendang
R : 12-20X/mnt terbimbing dan posisi dengan teknik imajinasi
nyaman. terbimbing dan posisi b. TTV :
nyaman. N : 110 X/menit

RR : 20 X/mnt

3. Resiko komplikasi Setelah dilakukan a. Periksaa ketersedian gas a. Memeriksaa ketersedian S : 36C
disfungsi pernafasan tindakan selama pada indikator gas gas pada indikator gas
S:-
berhubungan dengan efek 1X10menit masalah sentral didepan kamar sentral didepan kamar
O:
obat anestesi resiko komplikasi operasi operasi Erul
disfungsi pernafasan b. Periksa dan siapkan b. Memeriksa ketersediaan a. Gas oksigen dan
dapat diantisipasi obat-obatan emergency dan menyiapkan obat- nitrogen tersedia cukup
dengan kriteria hasil : di meja anestesi obatan emergency di meja (lebih dari 20ribu liter)
a. Tersedianya anestesi
b. Obat-obatan emergency
oksigen dalam c. Check mesin dengan c. Mengecheck mesin dengan
tersedia lengkap
jumlah yang cukup kalibrasi, volatyl agen kalibrasi, memeriksa
c. Volatyl agent
selama tindakan sevoflurane tersedia volatyl agen sevoflurane
sevoflurane tersedia
anestesi dan cukup, kemudian dalam jumlah cukup
lebih dari separuh
pemulihan pasca periksa kelengkapan kemudian memeriksa
indikator.
anestesi mesin dan kelengkapan kelengkapan mesin dan
b. Tersedianya obat- peralatan intubasi kelengkapan peralatan d. Mesin siap digunakan,
obatan emergency STATICS intubasi set STATICS tidak ada kebocoran, dan
dimeja anestesi. set STATICS pediatrik
c. Mesin anestesi lengkap.
berfungsi dengan A : masalah teratasi
baik dan siap
P : lanjutkan intervensi
digunakan dengan
kepenataan intra anestesi
aman.
d. STATICS pediatrik
tersedia lengkap.
e. Vaporizer berisi
volatyl agen
sevoflurane lebih
dari separuh
indikator.

ASSESMEN PRA INDUKSI/ RE - ASSESMEN


Tanggal : 10 Agustus 2021
Kesadaran : composmentis Pemasangan IV line : -
Nadi : 100x/mnt. Kesiapan mesin anestesi : Siap/baik
RR : 20 x/mnt Suhu : 360C Kesiapan Sumber gas medik : Siap/baik
Saturasi O2 : 99% Kesiapan volatile agent : Siap/baik
Kesiapan obat anestesi parenteral : Siap/baik
Kesiapan obat emergensi : Siap/baik
Penyakit yang diderita : tidak ada
Penggunaan obat sebelumnya: Ada, paracetamol syr 250mg
Gigi palsu : Tidak ada
Alergi :Tidak ada
Kontak lensa : Tidak ada.
Asesoris: Tidak ada
CATATAN LAINNYA : -
2) Intra Anestesi
Nama : An. S No. CM : 1003080
Umur : 6 tahun Dx : Close fraktur supra condiler humeri dextra
Jenis kelamin : Perempuan Ruang : ODS
No Problem (Masalah) Rencana Intervensi Implementasi Evaluasi Nama
Tujuan Intervensi
& Paraf
1. Resiko komplikasi Setelah dilakukan tindakan a. Lakukan tindakan a. Melakukan tindakan S:-
disfungsi kepenataan anestesi selama kolaborasi dengan DPJP kolaborasi dengan DPJP O:
pernafasan intra anestesi, masalah anestesi untuk tindakan anestesi untuk tindakan a. Klien bernafas spontan,
berhubungan resiko komplikasi disfungsi induksi tekhnik VIMA induksi tekhnik VIMA
b. Maintenance dengan
dengan efek obat pernafasan teratasi dengan dengan agen sevofluran dengan agen sevofluran 5%.
tekhnik facemask nomor
anestesi kriteria hasil : 5%. b. Melakukan kolaborasi
2, terhubung kesirkuit
a. Tidak terjadi spasme b. Lakukan kolaborasi dengan DPJP Anestesi untuk
semiclose mesin anestesi
laring atau kegawatan dengan DPJP Anestesi maintenance dengan tekhnik
dengan konsentrasi gas
nafas lainnya. untuk maintenance facemask nomor 2,
anestesi sevoflurane 2%,
b. Klien dapat bernafas dengan tekhnik terhubung kesirkuit
O2 : 3L/m. N2O : 2L/mnt
dengan spontan facemask nomor 2, semiclose mesin anestesi
c. TTV: RR : 20x/mnt
c. Tanda-tanda vital terhubung kesirkuit dengan konsentrasi gas Erul
dalam batas normal semiclose mesin anestesi sevoflurane 2%, O2 SpO2 : 99%
RR : 12-20X/mnt anestesi dengan : 3L/m. N2O : 2L/mnt N: 60X/mnt
SpO2 : 95-99% konsentrasi gas anestesi c. Mengganjal bahu klien
CR : <2detik
N : 80-100X/mnt sevoflurane 2%, O2 : dengan plabot infus 500ml
CR <2detik 3L/m. N2O : 2L/mnt untuk mendapatkan airway A: masalah teratasi
c. Ganjal bahu klien yang lebih bebas.
dengan plabot infus d. Memonitor vital sign.
P: pertahankan intervensi
500ml untuk
mendapatkan airway
yang lebih bebas.
d. Monitor vital sign

2. Resiko aspirasi Setelah dilakukan tindakan a. Posisikan klien dengan a. Memposisikan klien dengan
berhubungan kepenataan anestesi selama posisi kepala lebih posisi kepala lebih tinggi.
S:-
dengan anestesia intra anestesi, masalah tinggi. b. Menghindari bantuan O: mulut bersih, tidak ada
resiko aspirasi teratasi b. Hindari bantuan ventilasi berlebihan suara nafas tambahan
dengan kriteria hasil tidak ventilasi berlebihan c. Membersihkan sekresi/lendir
A: masalah teratasi
terjadi aspirasi. c. Bersihkan sekresi/lendir menggunakan kassa lembab. Erul
menggunakan kassa d. Menyiapkan electric suction P: pertahankan intervensi
lembab. didekat meja tindakan yang kepenataan selama intra
d. Siapkan electric suction mudah dijangkau dan siap anestesi
didekat meja tindakan digunakan.
yang mudah dijangkau
dan siap digunakan.

3) Pasca Anestesi
Nama : An. S No. CM : 1003080
Umur : 6 tahun Dx : Close fraktur supra condiler humeri dextra
Jenis kelamin : Perempuan Ruang : ODS
No Problem(Masal Rencana Intervensi Implementasi Evaluasi Nama &
Tujuan Intervensi
ah) Paraf
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan a. Berikan bantuan a. Memberikan bantuan S: klien mengatakan tenggorokannya

bersihan jalan kepenataan anestesi diruang nafas O2 canul nafas O2 canul 3L/mnt terasa kering dan ingin minum

nafas pemulihan selama 15menit , 3L/mnt b. Memeriksa airway klien


O:
berhubungan masalah ketidakefektifan b. Periksa airway klien c. Membersihkan
a. klien tampak sudah sadar dan sudah
dengan bersihan jalan nafas teratasi c. Bersihkan lendir/secret klien
mampu batuk ataupun menelan ludah
penumpukan dengan kriteria hasil : lendir/secret klien menggunakan kassa

lendir sekret a. Tidak tampak menggunakan kassa d. Memiringkan klien dan b. tidak tampak lendir/sekret pada mulut Erul
lendir/sekret pada mulut d. Miringkan klien dan memastikan posisinya klien
kliet dan airway clear. pastikan posisinya aman.
A: masalah teratasi
b. Tidak terdengar bunyi aman. e. Merangsang klien supaya
P:
suara nafas tambahan. e. Berikan rangsang segera sadar.
suara kepada klien a. Klien boleh coba minum setelah sadar
supaya segera sadar. penuh dan tidak mual/muntah.

b. Klien boleh pindah ke ruang istirahat


One Day Service sampai dengan benar-
benar stabil dan diperbolehkan pulang
oleh petugas jaga ruang tersebut

S : klien mengatakan sudah lega nafasnya


2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan a. Monitor tanda-tanda a. Memonitor tanda-tanda Erul

pola nafas kepenataan anestesi selama vital vital O:


berhubungan anestesi, masalah b. Ajarkan teknik b. Mengajarkan teknik
a. Klien tampak bernafas dengan teratur
dengan pengaruh Ketidakefektifan pola nafas bernafas dan bernafas dan relaksasi
dan tampak tenang
obat anestesia teratasi dengan kriteria hasil : relaksasi yang benar yang benar
b. Klien lebih nyaman bernafas tanpa o2
a. Klien dapat bernafas c. Monitor respirasi dan c. Memonitor respirasi dan
canul
dengan normal status oksigenasi status oksigenasi
b. Tanda-tanda vital dalam c. TTV:
batas normal
RR : 20x/mnt
RR : 12-20X/mnt
SpO2 : 99%
SpO2 : 95-99% tanpa
oksigen dengan canul N: 120X/mnt
N : 80-100X/mnt
CR : <2detik
CR : <2detik
A : masalah teratasi

P : Klien boleh pindah ke ruang istirahat


One Day Service sampai dengan benar-
benar stabil dan diperbolehkan pulang oleh
petugas jaga ruang tersebut.
IV. Hand Over recovery Room ke Ruang Rawat Inap
Nama : An. S
No. CM : 1003080
Umur : 6 tahun
Dx : Close fraktur supra condiler humeri dextra
Jenis kelamin : Perempuan Ruang : ODS
S (Situation)
Klien An.S umur 6tahun, dengan diagnosa Close fraktur supra condiler
humeri dextra. Tanda-tanda vital : RR : 20x/mnt, SpO2 : 99%, S: 36C, CR :
<2detik

B (Background) Klien An. S pasca reposisi GIPS dengan anestesi general tekhnik VIMA.
Kondisi klinis pasien baik, sadar penuh, bernafas spontan, tidak ada
mual/muntah, reflek batuk (+), coba minum (+).

A Menurut saya, klien dapat dipindahkan ke ruang istirahat one day service
(Assestment/Analisa) supaya lebih nyaman dan dapat dipulangan setelah betul-betul stabil serta
mampu jalan mandiri dengan baik.

R a. Awasi tanda-tanda vital klien setiap 15 menit sampai dengan stabil


(Recommendation) penuh.
b. Boleh mulai makan jika tidak mual/muntah.
c. Boleh mobilisasi jalan setelah dicoba duduk dan berdiri tidak pusng.

Nama dan Paraf yang Nama : Khaerul Amin Trisetyo Paraf


menyerahkan pasien

Nama dan paraf yang Nama : Paraf


menerima pasien

Anda mungkin juga menyukai