Anda di halaman 1dari 26

ASKAN ILEUS DENGAN

TINDAKAN LAPARATOMI

NAMA KELOMPOK
1.Gusti Ayu Esa Tiara P.J (18D10010)
2.Ida Dayu Marssuni (18D10018)
3.Niluh Dewi Murdiyani A (18D10039)
4.Putu Feby Mariska Dewi (18D10044)
5.Putu Viona Aryantini (18D10046)
Pengertian

 Ileus adalah kondisi berhentinya gerakan usus yang menyebabkan


komponen makanan tersumbat di dalam usus.
 Pada kondisi normal, otot-otot usus akan berkontraksi untuk
mendorong makanan. Namun ketika ileus terjadi, komponen
makanan tidak dapat keluar dari saluran pencernaan dan
menimbulkan ketidaknyamanan pada perut.
Etiologi

Berdasarkan penyebabnya, ileus bisa dikelompokkan dalam dua jenis


di bawah ini:
Ileus mekanik atau obstruksi
Jenis ileus ini disebabkan oleh adanya sumbatan seperti tumor,
volvulus, dan hernia.
Ileus paralitik
Kondisi ini disebabkan oleh infeksi abdomen, menggunakan obat-
obatan opioid, antiparkinson, dan antikolinergik, serta riwayat
operasi abdomen yang menyebabkan usus tidak dapat berkontraksi
alias lumpuh sehingga memperlambat jalannya makanan melalui
usus.
Patofisiologis

 Obstruksi Usus  Akumulasi gas dan cairan di dalam lumen


sebelah proksimal dari letak obstruksi  terjadi distensi pada usus
pembuluh darah tertekan sehingga suplai darah berkurang
(iskemia dinding usus) kehilangan cairan menuju ruang
peritoneum
 Distensi  proliferasi bakteri yang berlangsung cepat
pelepasan bakteri dan toksin dari usus yang nekrotik ke dalam
peritonium dan sirkulasi sistemik peritonitis septikemia
Manifestasi klinis

 Perut membengkak
 Sakit perut yang tidak kunjung hilang
 Sulit buang air besar atau kentut
 Mual atau muntah
 Perut terasa penuh atau begah setelah makan maupun minum
dengan jumlah sedikit
 Demam dengan suhu 38ºC atau lebih
 Perdarahan dari anus
 Feses berwarna hitam
Komplikasi

 Perforasi usus peritonitis septikemia


 Kematian sel atau jaringan (nekrosis) usus
Penatalaksaan Medis

 Laparatomi
 Antibiotik dan cairan intravena diberikan sampai pembedahan
dilakukan
 Analgesik diberikan setelah diagnosa ditegakkan.
Pengkajian

1. Manifestasi Klinis 2. Pem. Penunjang


 Gejala awal adalah
nyeri di abdomen
 Perut membengkak •Rontgen toraks :
 Sakit perut yang tidak diafragma
kunjung hilang
 Sulit buang air besar meninggi akibat
atau kentut distensi abdomen
 Mual atau muntah •Rontgen Abdomen
 Perut terasa penuh
atau begah setelah dalam posisi
makan maupun
minum dengan jumlah Terlentang :
sedikit Mencari penyebab
 Demam dengan suhu
38ºC atau lebih
(batu empedu,
 Perdarahan dari anus volvulus, hernia)
 Feses berwarna hitam
Pengkajian Anestesi

 Riwayat anestesi dan operasi sebelumnya.


 Riwayat penyakit sistemik (diabetes melitus,
hipertensi, kardiovaskuler, tb, asma)
 Pemakaian obat tertentu, seperti anti diabetik,
antikoagulan, kortikosteroid, antihipertensi secara
teratur.
 Riwayat diet (kapan makan atau minum terakhir.
Jelaskan perlunya puasa sebelum operasi)
 Kebiasaan-kebiasaan pasien (perokok berat,
pemakai alkohol atau obat-obatan)
 Riwayat alergi
 Kehilangan cairan saat dikaji (perdarahan, muntah,
diare)
 Tanggal mensturasi terakhir
 Riwayat penyakit keluarga
Status Kesehatan Saat ini :
 Pingsan
 Hilangnya gigi
 Kejang
 Masalah leher pendek
 Stroke
 Batuk
 Sedang hamil
 Sesak napas  Kelainan tulang belakang
 Gangguan saluran napas  Obesitas
atas  Tingkat kecemasan:
 Nyeri dada
 Nyeri
 Denyut jantung tidak
normal
 Muntah
Pertimbangan Anestesi

 GA , jika perlu intubasi ETT


Masalah Kesehatan
Anestesi Yang Sering
Muncul

Masalah kes Anest berdastkan Starkomnas PA:


A. Pre Anestesi :
1. Kecemasan
2. Nyeri
3. Risiko Agen Anestesi
B. Intra Anestesi :
Masalah Intra Anestesi diperoleh Monitoring
Catatan
Perkembangan Intra Anestesi

1. Risiko Trauma Pembedahan


2. Risiko Disfungsi Respirasi ( hipoksia, bronkospasme, edema laring)
3. Tidak efektif fungsi respirasi ( obstruksi jln napas, tidak efektif pola napas,
aspirasi, napas, henti napas )
4. Risiko Disfungsi KVS ( Penurunan CO, hipotensi, hipertensi,
disritmia/aritmia, cardiac arest )
5. Risiko ketidakseimbangan cairan ( kekurangan, kelebihan )
6. Predarahan
7. Syok
8. Risiko disfungsi termoregulasi ( hipotermi, hipertermi)
9. Risiko disfungsi Neuromuskuler ( Peningkatan TIK, Peningkatan TIO,
kompresi medulla spinalis, kejang, keruskan saraf perifer, tangan dan
kaki )
10.Risko hipersensitifitas agen anestesi
11.Tersadar intra operasi
C. Pasca Anestesi
Masalah Pasca Anest diperoleh
Monitoring Catan Perkembangan
Pasca Anest
1. Risiko Disfungsi Respirasi ( hipoksia, bronkospasme, edema laring)
2. Tidak efektif fungsi respirasi ( obstruksi jln napas, tidak efektif pola
napas, aspirasi, napas, henti napas )
3. Risiko Disfungsi KVS ( Penurunan CO, hipotensi, hipertensi,
disritmia/aritmia, cardiac arest )
4. Risiko ketidakseimbangan cairan ( kekurangan, kelebihan )
5. Predarahan
6. Syok
7. Risiko disfungsi termoregulasi ( hipotermi, hipertermi)
8. Risiko disfungsi
9. Nyeri pasca bedah
10.Risiko terlambatnya pemulihan
Intervensi

A. PRA ANESTESI :
 Memberikan dukungan agar pasien tidak mengalami
cemas
 Terapi non farmakologis nyeri dan analgetik
 Persiapan Pre operasi :
- Kaji kebutuhan cairan
- Puasakan pasien selama 8 jam
- Kosongkan kandung kemih
- Kaji mallampati
- Kaji ASA pasien
- Lepaskan asesoris yang ada di tubuh pasien : gigi palsu,
perhiasan, cat kuku
- KIE pasien tentang prosedur operasi beserta resiko operasi
- Cek personal hygiene (cat kuku,anting,gigi palsu,lipstik)
- Premedikasi
B. INTRA ANESTESI :
 GA
 Dampingi atau delegasi tindakan anestesi :
 Pre oksigenasi
 Induksi
 Intubasi
 Rumatan anestesi : anestesi imbang, dengan pemasangan pipa
endotrakea dan napas kendali
 Monitoring : terhadap respirasi, kardiovaskuler, persarafan,
renal, cairan dan eletrolit, fungsi hati dan termoregulasi,
setiap 5 – 10 menit
 Monitoring cairan dan elektrolit.
- Monitoring terhadap intake dan haluran
cairan
- Pembedahan akan menyebabkan cairan
berpindah ke ruang ketiga, ke ruang
peritoneum, ke luar tubuh.
- Pelepasan cairan intra operasi
- Bedah besar : 6 – 8 ml/kgBB
- Bedah sedang : 4 – 6 ml/kgBB
- Bedah kecil : 2 – 4 ml/kgBB
 Monitoring ginjal
Mengetahui sirkulasi ginjal, dengan
 Monitoring Blokade Monitoring Blokade
Mengetahui relaksasi otot dan stelah anestesi apakah tonus
otot sudah kembali normal
• Monitoring sistem saraf
Monitoring refleks pupil, respon relaksasi otot cukupatu
tidak, respon
 Mengatasi penyulit yang timbul
 Pemeliharaan jalan napas
 Pemasangan alat ventilasi mekanik
 Pemasangan alat nebulisasi
 Pengakhiran tindakan anestesi : reverse
dan ekstubasi
C. PASCA ANESTESI
 Mempertahankan jalan nafas
Mengatur posisi, suctioning dan pemasangan mayo/gudel
 Mempertahankan ventilasi/oksigenasi
Ventilasi dan oksigenasi dapat dipertahankan bantuan nafas
melalui ventilator mekanik atau nasal kanul, tensi, nadi, dan
respirasi diukur secara rutin 5 – 10 menit atau sampai stabil
 Mempertahankan sirkulasi darah
Pemantauan akan balance cairan, pemantauan
tekanan darah dan denyut nadi, pemberian cairan
plasma ekspander, tensi, nadi, dan respirasi diukur
secara rutin setiap 5 - 15 menit atau sampai stabil
 Pantau Jumlah perdarahan
Amati kondisi luka dan jahitannya, pastikan luka tidak
mengalami perdarahan abnormal, Amati jumlah
perdarahan yang terjadi akan menentukan transfusi
yang diberikan.
 Observasi keadaan umum, observasi
vomitus dan drainase
Keadaan umum dari pasien harus diobsevasi
untuk mengetahui keadaan pasien
 Mempertahankan kestabilan termoregulasi
Pantau suhu, suhu lingkungan yang stabil,
tubuh dikompres es atau alkohol, dan
berikan selimut ekstra
Mempertahankan toleransi nyeri
Kolaborasi dengan medis terkait dengan
agen pemblok nyerinya
Mencegah resiko jatuh
Pasien post anastesi mengalami
disorientasi dan beresiko besar untuk
jatuh, maka tempatkan pasien pada
tempat tidur yang nyaman dan pasang
side rail.
Evaluasi

 Mengevaluasi akan masalah yang telah diatasi antara lain :


 Patensi jalan nafas tidak efektif
 Ventilasi spontan
 Tidak terjadi aspirasi
 Sirkulasi spontan
 Termoregulasi efektif
 Hidrasi cairan terpenuhi
 Tidak terjadi perdarahan
 Nyeri ditoleransi
 Tidak terjadi alergi
 Tidak terjadinya bahaya jatuh

Anda mungkin juga menyukai