TINDAKAN LAPARATOMI
NAMA KELOMPOK
1.Gusti Ayu Esa Tiara P.J (18D10010)
2.Ida Dayu Marssuni (18D10018)
3.Niluh Dewi Murdiyani A (18D10039)
4.Putu Feby Mariska Dewi (18D10044)
5.Putu Viona Aryantini (18D10046)
Pengertian
Perut membengkak
Sakit perut yang tidak kunjung hilang
Sulit buang air besar atau kentut
Mual atau muntah
Perut terasa penuh atau begah setelah makan maupun minum
dengan jumlah sedikit
Demam dengan suhu 38ºC atau lebih
Perdarahan dari anus
Feses berwarna hitam
Komplikasi
Laparatomi
Antibiotik dan cairan intravena diberikan sampai pembedahan
dilakukan
Analgesik diberikan setelah diagnosa ditegakkan.
Pengkajian
A. PRA ANESTESI :
Memberikan dukungan agar pasien tidak mengalami
cemas
Terapi non farmakologis nyeri dan analgetik
Persiapan Pre operasi :
- Kaji kebutuhan cairan
- Puasakan pasien selama 8 jam
- Kosongkan kandung kemih
- Kaji mallampati
- Kaji ASA pasien
- Lepaskan asesoris yang ada di tubuh pasien : gigi palsu,
perhiasan, cat kuku
- KIE pasien tentang prosedur operasi beserta resiko operasi
- Cek personal hygiene (cat kuku,anting,gigi palsu,lipstik)
- Premedikasi
B. INTRA ANESTESI :
GA
Dampingi atau delegasi tindakan anestesi :
Pre oksigenasi
Induksi
Intubasi
Rumatan anestesi : anestesi imbang, dengan pemasangan pipa
endotrakea dan napas kendali
Monitoring : terhadap respirasi, kardiovaskuler, persarafan,
renal, cairan dan eletrolit, fungsi hati dan termoregulasi,
setiap 5 – 10 menit
Monitoring cairan dan elektrolit.
- Monitoring terhadap intake dan haluran
cairan
- Pembedahan akan menyebabkan cairan
berpindah ke ruang ketiga, ke ruang
peritoneum, ke luar tubuh.
- Pelepasan cairan intra operasi
- Bedah besar : 6 – 8 ml/kgBB
- Bedah sedang : 4 – 6 ml/kgBB
- Bedah kecil : 2 – 4 ml/kgBB
Monitoring ginjal
Mengetahui sirkulasi ginjal, dengan
Monitoring Blokade Monitoring Blokade
Mengetahui relaksasi otot dan stelah anestesi apakah tonus
otot sudah kembali normal
• Monitoring sistem saraf
Monitoring refleks pupil, respon relaksasi otot cukupatu
tidak, respon
Mengatasi penyulit yang timbul
Pemeliharaan jalan napas
Pemasangan alat ventilasi mekanik
Pemasangan alat nebulisasi
Pengakhiran tindakan anestesi : reverse
dan ekstubasi
C. PASCA ANESTESI
Mempertahankan jalan nafas
Mengatur posisi, suctioning dan pemasangan mayo/gudel
Mempertahankan ventilasi/oksigenasi
Ventilasi dan oksigenasi dapat dipertahankan bantuan nafas
melalui ventilator mekanik atau nasal kanul, tensi, nadi, dan
respirasi diukur secara rutin 5 – 10 menit atau sampai stabil
Mempertahankan sirkulasi darah
Pemantauan akan balance cairan, pemantauan
tekanan darah dan denyut nadi, pemberian cairan
plasma ekspander, tensi, nadi, dan respirasi diukur
secara rutin setiap 5 - 15 menit atau sampai stabil
Pantau Jumlah perdarahan
Amati kondisi luka dan jahitannya, pastikan luka tidak
mengalami perdarahan abnormal, Amati jumlah
perdarahan yang terjadi akan menentukan transfusi
yang diberikan.
Observasi keadaan umum, observasi
vomitus dan drainase
Keadaan umum dari pasien harus diobsevasi
untuk mengetahui keadaan pasien
Mempertahankan kestabilan termoregulasi
Pantau suhu, suhu lingkungan yang stabil,
tubuh dikompres es atau alkohol, dan
berikan selimut ekstra
Mempertahankan toleransi nyeri
Kolaborasi dengan medis terkait dengan
agen pemblok nyerinya
Mencegah resiko jatuh
Pasien post anastesi mengalami
disorientasi dan beresiko besar untuk
jatuh, maka tempatkan pasien pada
tempat tidur yang nyaman dan pasang
side rail.
Evaluasi