Anda di halaman 1dari 4

Nama : Bagas Kara Alfaridzi

NIM : 200106031

Prodi : D4 Keperawatan Anestesiologi

Kelas :C

Mata Kuliah : Konsep Dasar Keperawatan Anestesiologi 1

Dosen Pengampu : Made Suandika, M.Kep., RN., Ph.D

Trend dan Issue Penata Anestesi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu anestesi memberikan pertimbangan dalam pemberian jenis


anestesi yang digunakan. Secara umum anestesi berarti suatu tindakan menghilangkan rasa
sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa
sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada
tahun 1846.

1.2 Tujuan

Mengidentifikasi trend dan issue mengenai profesi penata anestesi di Indonesia.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana trend dan issue mengenai profesi penata anestesi di Indonesia ?


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Trend dan Issue

Trend adalah suatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta.

Issue adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang namun belum jelas
faktanya atau buktinya.

2.2 Contoh Trend dan Issue

Kebutuhan Penata Anestesi yang Sangat Banyak.

Satu dokter spesialis anestesi harus didampingi 2 orang penata anestesi, namun data 
menyebutkan, jumlah Penata Anestesi di Indonesia saat ini masih  sangat minim. Demikian
diungkapkan Ketua DPP Ikatan Penata Anestasi Indonesia IPAI,  Dorce Tandung dalam
Seminar Penguatan Keberadaan Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan Anestesiologi
(Jumat 26/4/2019)

Dikatakan, selain jumlahnya yang belum sebanding, penyebarannya juga tidak


merata, 70 persennya ada di Jawa dan 30 persen tersebar di Rumah Sakit seluruh Indonesia,
itupun hanya ada di Ibukota Propinsi, belum menjangkau Kota kecil.

Hal sama disampaikan Ketua Panitia Seminar sekaligus Ketua Panitia Konggres
Nasional Asosiasi  Institusi Pendidikan Keperawatan Anestesiologi Indonesia AIPKANI,
Anis Prabowo. Menurutnya, kebutuhan  Penata Anestesi di Indonesia cukup tinggi , namun
hingga saat ini belum banyak Perguruan Tinggi Kesehatan yang memiliki Program Studi
Sarjana Terapan Keperawatan Anestesiologi.

Selama ini  petugas kesehatan yang membantu dokter spesialis anestesi, merupakan
Perawat yang dilatih Anestesi, padahal saat ini Pemerintah mewajibkan Penata Anestesi
merupakan lulusan Pendidikan Formal ," kebutuhan Penata Anestesi sangat tinggi,   yang ada
sekarang ini baru produk-produk pelatihan, dan itu jumlahnya juga belum banyak , baru
sebatas perawat yang dilatih, lulusan D3 Perawat dilatih selama 6 bulan anestesi, dan
sekarang oleh Pemerintah polanya harus dari pendidikan formal, mulailah didirikan Prodi
sarjana terapan D4 Keperawatan Anestesiologi."

Anis Prabowo yang juga Ketua Lembaga Penjaminan Mutu Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta menjelaskan, Program Studi Sarjana
Terapan Keperawatan Anestesiologi, belum sebanding dengan  kebutuhan Penata Anestesi
yang mencapai lebih dari 21 ribu, sedangkan yang tersedia hanya sekitar 6 ribu orang.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Didasarkan kebutuhan akan tenaga penata anestesi yang sangat banyak maka
dibutukannya program dari pemerintah dan institusi pendidikan dengan menciptakan program
studi D4 Keperawatan Anestesiologi di lingkungan perguruan tinggi.

3.2 Saran

Selain dengan mendirikan prodi D4 Keperawatan Anestesiologi di lingkungan


perguruan tinggi juga dibutuhkan kuantitas serta kualitas dari para pendidik dan juga alat lab
agar kedepannya muncul para penata anestesi yang berkualitas dan terampil.

3.3 Pendapat

Jadi yang menjadi trend sekarang ialah kebutuhan akan penata anestesi yang sangat
banyak, untuk mengatasi hal tersebut Pemerintah mewajibkan Penata Anestesi merupakan
lulusan Pendidikan Formal dan mulai dibukanya Prodi sarjana terapan D4 Keperawatan
Anestesiologi di 7 perguruan tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

https://rri.co.id/surakarta/pendidikan/665759/prodi-keperawatan-anestesiologi-masih-sangat-
minim

Anda mungkin juga menyukai