Anda di halaman 1dari 8

Nama: Bagas Kara Alfaridzi

Kelas : D4 Anestesiologi – C

NIM : 200106031

Mata Kuliah : Farmakologi

TUGAS INDIVIDU
Carilah jawaban dari soal berikut ini berdasarkan sumber literatur yang ada
1. Jelaskan bagaimana struktur kimia hormon tiroid
2. Jelaskan bagaimana mekanisme hormon tiroid
3. Jelaskan bagaimana indikasi hormon tiroid
4. Jelaskan bagaimana dosis hormon tiroid
5. Jelaskan bagaimana efek samping hormon tiroid
6. Jelaskan bagaimana struktur kimia hormon kortikosteroid
7. Jelaskan bagaimana mekanisme hormon kortikosteroid
8. Jelaskan bagaimana indikasi hormon kortikosteroid
9. Jelaskan bagaimana dosis hormon kortikosteroid
10. Jelaskan bagaimana efek samping hormon kortikosteroid
11. Jelaskan bagaimana struktur kimia hormon insulin
12. Jelaskan bagaimana mekanisme hormon insulin
13. Jelaskan bagaimana indikasi hormon insulin
14. Jelaskan bagaimana dosis hormon insulin
15. Jelaskan bagaimana efek samping hormon insulin
16. Jelaskan bagaimana struktur kimia hormon oksitosin
17. Jelaskan bagaimana mekanisme hormon oksitosin
18. Jelaskan bagaimana indikasi hormon oksitosin
19. Jelaskan bagaimana dosis hormon oksitosin
20. Jelaskan bagaimana efek samping hormon oksitosin
21. Jelaskan macam-macam elektrolit dalam tubuh
22. Jelaskan kegunaan elektrolit dalam tubuh
23. Jelaskan efek kekurangan elektrolit dalam tubuh
24. Jelaskan efek kelebihan elektrolit dalam tubuh
25. Jelaskan macam-macam vitamin dalam tubuh
26. Jelaskan kegunaan vitamin dalam tubuh
27. Jelaskan efek kekurangan vitamin dalam tubuh
28. Jelaskan efek kelebihan vitamin dalam tubuh

Jawaban :

1. Tri-iodotironina adalah salah satu hormon yang dikeluarkan


oleh kelenjar tiroid. T3 merupakan salah satu dari hormon tiroid
pleiotropik yang dibentuk oleh proses proteolisis intraselular dari tiroglobulin dengan berat
molekul sebesar 651.0 dan rumus bangun C₁₅H₁₂I₃NO₄

Tetra-iodotironina adalah salah satu hormon tiroid yang disekresi


oleh kelenjar tiroid. T4 merupakan prohormon yang disintesis
melalui proses iodinasi pada gugus fenil senyawa tirosina yang
teriris dari protein induknya yakni tiroglobulin. Proses iodinasi ini
terjadi oleh karena stimulasi hormon TSH

2. Mekanisme Kerja : T3 berinterkasi dengan reseptor pada membran plasama, mitokondria


dan nukleus. Interaksi hormon-reseptor tersebut menghasilkan berbagai efek meliputi
peningkatan sintesis protein dan metabolisme energi. Mekanisme kerjanya melalui inti sel ->
bekerja dengan memodulasi transkripsi gen dan sintesis protein

3. Indikasinya adalah untuk terapi pengganti hormon thyroxine pada pasien hipotiroid primer,
sekunder, dan tersier, baik kongenital maupun didapat. Hipotiroid primer jika kondisi
kekurangan hormon tiroid disebabkan gangguan  pada kelenjar tiroid, sekunder pada kelenjar
pituitari, sedangkan tersier pada hipotalamus

4. Dosis obat tiroid :

Propiltiourasil 100mg bekerja 6-8 jam

Metimazol dosis 30-40mg bekerja 24 jam

Sebaiknya diberikan selama 12 minggu, setelah itu dikurangi/dilihat perkembangannya,


pemberian tidak langsung dihentikan.

5. Hormon tiroid utama adalah T3 (triiodotironin, bentuk paling aktif) dan T4 (tiroksin).
Meskipun kelenjar tiroid tidak penting untuk kehidupan, sekresi yang tidak tepat dari hormon
tiroid (hipotiroidisme) menyebabkan braikardia, resistensi yang menurun terhadap flu, dan
perlambatan perkembangan mental dan fisik (pada anak–anak ini dapat menyebabkan
retardasi mental dan dwarfisme). Jika kelebihan hormon tiroid disekresi (hipertiroidisme),
takikardia dan aritmia jantung, kurus, gelisah, tremor, dan produksi panas berlebihan

6.
7. Kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis protein. Molekulhormon
memasuki jaringan melalui membran plasma secara difusi pasif di jaringan target,kemudian
bereaksi dengan reseptor steroid. Kompleks ini mengalami perubahan bentuk,lalu bergerak
menuju nukleus dan berikatan dengan kromatin. Ikatan ini menstimulasitranskripsi RNA dan
sintesis protein spesifik. Induksi sintesis protein ini merupakanperantara efek fisiologis
steroid. Pada beberapa jaringan, misalnya hepar, hormon steroidmerangsang transkripsi dan
sintesis protein spesifik; pada jaringan lain, misalnya sel limfoiddan fibroblas hormon steroid
merangsang sintesis protein yang sifatnya menghambat atautoksik terhadap sel-sel limfoid,
hal ini menimbulkan efek katabolik

8. Untuk mengobati beberapa penyakit kulit yang dapat diobati dengan injeksi KIL

9.

10.
11. Insulin memiliki struktur dipeptida, yang terdiri dari rantai A dan B. Kedua rantai ini
dihubungkan dengan jembatan sulfide yang menghubungkan struktur helix terminal N-C dari
rantai A dengan struktur central helix dari rantai B. Insulin mengandung 51 asam amino,
dengan berat molekul 5802. Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri dari 30
asam amino

12. MEKANISME KERJA INSULIN Dimulai dengan berikatnya insulin dengan reseptor
glikoprotein yang spesifik pada permukaan sel sasaran. Reseptor ini terdiri dari 2 subunit
yaitu:

 Subunit α yang besar dengan BM 130.000 yang meluas ekstraseluler terlibat pada pengikatan
molekul insulin
 Subunit β yang lebih kecil dengan BM 90.000 yang dominan di dalam sitoplasma
mengandung suatu kinase yang akan teraktivasi pada pengikatan insulin dengan akibat
fosforilasi terhadap subunit β itu sendiri (autofosforilasi).

Reseptor insulin yang sudah terfosforilasi melakukan reaksi fosforilasi terhadap substrat
reseptor insulin (IRS -1). IRS-1 yang terfosforilasi akan terikat dengan domain SH2 pada
sejumlah protein yang terlibat langsung dalam pengantara berbagai efek insulin yang
berbeda.

13. Pemberian insulin diindikasikan pada kondisi-kondisi seperti DM tipe 1, hipoglikemia


pada critically ill, infeksi berat: tuberculosis paru, kaki diabetik terinfeksi, berat badan
kurang, DM gestasional, dan kendali glukosa darah buruk.

14. Pemberian dosis insulin pada tiap orang berbeda tergantung penyakit yang diderita serta
umur pasien
insulin diberikan berdasarkan penghitungan total insulin harian dengan cara :

 Total insulin harian yang dibutuhkan = 0,5 unit x berat badan (kg)
contoh: berat badan 50 kg, total insulin harian = 25 unit
 Total insulin reguler prandial yang diperlukan = 60% dari total insulin harian
contoh: total insulin reguler prandial = 15 unit per hari
 Total insulin reguler prandial dibagi dalam frekuensi makan dalam sehari
contoh: 5 unit insulin reguler prandial setiap makan, bila frekuensi makan 3 kali sehari 
15. Kelainan reseptor insulin dalam jumlah afinitas ataupun keduanya akan berpengaruh
terhadap kerja insulin. Down Regulation adalah fenomena dimana jumlah ikatan reseptor
insulin jadi berkurang sebagai respon terhadap kadar insulin dalam sirkulasi yang meninggi
kronik, contohnya pada keadaan adany kortisol dalam jumlah berlebihan.

16. Oksitosin diturunkan dengan pemisahan


enzimatik dari prekursor peptida yang
dikodekan oleh gen OXT manusia.

17. Prinsip kerja hormon Oksitosin adalah dengan cara menstimulasikontraksi sel otot polos
pada rahim wanita hamil selama melahirkandan menstimulasi kontraksi sel-sel kontraktil dari
kelenjar susu agar mengeluarkan air susu. Oksitosin juga terlibat pada laktasi. Perangsangan
putting susu menghasilkan reflex neurohumoral. Berikutnya, oksitosin meyebabkan kontraksi
sel. Mioepitel dari duktus mamilaris dan pengeluaran susu. Sejumlah stimulus juga
merangsang pelepasan ADH seperti peningkatan osmolalitas plasma dan hipovolemia
menyebabkan sekresi oksitosin. Sejak aliran urin rendah-yang dapat mempengaruhi
pengaturan kesetimbangan natrium.

18. Indikasi pemberian oksitosin ialah pada ssat perdarahan post partum, induksi persalianan
dan abortus.

19. Contoh pemberian dosis pada post partum

Oxytocin digunakan dalam perdarahan post partum dengan dosis 10-40 unit dalam infus 1000
ml, diberikan dengan cara titrasi dosis terendah yang efektif untuk menimbulkan kontraksi
uterus pada atonia uteri

20. Bila oksitosin sintetik diberikan, kerja fisiologis hormon ini akan meningkat sehingga
dapat timbul efek samping yang berbahaya, efeksamping tersebut dapat dikelompokkan
menjadi:

a. Stimulasi berlebih pada uterus


b. Konstriksi pembuluh darah tali pusat
c. Kerja anti diuretika
d. Kerja pada pembuluh darah ( dilatasi )
e. Mual
f. Reaksi hipersensitif

21. Macam-macam elektrolit dalam tubuh :

Kation: Natrium, Kalium, Calsium, Magnesium

Anion: Chlorida, Bicarbonat, Fosfat, Sulfat

22. Fungsi elektrolit antara lain mempertahankan tekanan osmotik dan sebaran (distribusi) air
di berbagai ruang (kompartemen) cairan tubuh, mempertahankan pH dalam keadaan terbaik
(optimal), pengaturan (regulasi) fungsi jantung dan otot-otot lain terbaik (optimal), berperan
dalam reaksi oksidasi-reduksi (transfer ion), dan berperan sebagai kofaktor enzim dalam
proses katalisis.

23. Kekurangan elektrolit :

1. Hiponatremia (kekurangan natrium di dalam darah)


2. Hipokalsemia (kekurangan kalsium di dalam darah)
3. Hipofosfatemia (kekurangan fosfat di dalam darah)
4. Hipokalemia (kekurangan kalium di dalam darah)
5. Hipomagnesemia (kekurangan magnesium di dalam darah)
6. Hipokloremia (kekurangan klorida di dalam darah)

24. Kelebihan Elektrolit :

1. Hipernatremia (kelebihan natrium di dalam darah)


2. Hiperkalsemia (kelebihan kalsium di dalam darah)
3. Hiperfosfatemia (kelebihan fosfat di dalam darah)
4. Hiperkalemia (kelebihan kalium di dalam darah)
5. Hipermagnesemia (kelebihan magnesium di dalam darah)
6. Hiperkloremia (kelebihan klorida di dalam darah)

25. Vitamin adalah senyawa kimia yang sangat esensial yang walaupun tersedianya dalam
tubuh dalam jumlah demikian kecil, diperlukan sekali bagi kesehatan dan pertumbuhan
tubuh yang normal. Vitamin digolongkan menjadi 2 bagian, yaitu vitamin yang larut air
dan vitamin yang larut lemak. Vitamin yang larut air, yaitu Vitamin B dan C, sedangkan
Vitamin yang larut lemak, yaitu Vitamin A, D, E dan K

26. Fungsi vitamin sangat bervariasi. Banyak vitamin secara biologis tidak aktif, tetapi
membutuhkan pengubahan kimia dalam tubuh, misalnya proses fosforilasi (vitamin B1, B2,
B3, dan B6), fungsi metabolik vitamin dalam bentuk koenzim diantaranya, yaitu
a. Sebagai koenzim bagi enzim tertentu, misalnya vitamin dari kelompok B bekerja
sebagai koenzim, yang aktif pada proses metabolisme dan pembentukan energi.
b. Membantu regulasi zat lain, misalnya vitamin A bekerja untuk pigmen retina
rodopsin, yang esensial bagi proses penglihatan dalam keadaan gelap dan kurang
cahaya; vitamin K perlu untuk mengaktivasi komponen pembekuan darah; vitamin D
dalam bentuk aktifnya penting bagi regulasi kadar Ca dan P dalam jaringan tubuh.
Berperan penting dalam reaksi biokimia, misalnya vitamin C pada sistem
reduksioksidasi, B1 dan B6 dalam proses dekarboksilasi, asam folat dalam proses
transfer metil.

27. Kekurangan Vitamin :


Vitamin A
Bahaya kekurangan: Rentan terhadap penyakit-penyakit infeksi, gangguan penglihatan,
kekeringan pada selaput dan kornea mata, serta pecahnya biji mata dan kekeringan pada kulit
tubuh.
Vitamin B Kompleks
Bahaya kekurangan: Rentan terserang beri-beri dan mengalami penurunan daya tahan
tubuh. Kepekaan terhadap cahaya berkurang, sudut bibir pecah-pecah. Mengganggu system
saraf, kulit gampang rusak, lidah jadi licin, mudah terserang diare, temperamental (mudah
marah), atau sering bingung.
Vitamin C
Bahaya kekurangan: Sariawan di mulut maupun perut, kulit cenderung kasar, gusi nggak
sehat hingga gigi mudah goyah dan tanggal, menyebabkan rawan perdarahan di bawah kulit
(sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah, mudah mengalami depresi, gampang terkena
anemia pernisiosa dengan gejala-gejala kelelahan, sakit kepala, dan lekas marah.
Vitamin D
Bahaya kekurangan: Pertumbuhan lambat, tungkai bengkok, muncul tonjolan pada perut,
pembentukan gigi salah.
Vitamin E
Bahaya kekurangan : Menekan produksi antibodi dan merusak respon kekebalan, serta
memperlambat perkembangan saraf otot.

28. Kelebihan Vitamin :


Vitamin A
Bahaya kelebihan: “Keracunan” yang mengakibatkan tulang rapuh, menyebabkan nyeri
pada persendian, sakit kepala, kelelahan, kulit kering, bersisik dan berubah warna menjadi
kekuning-kuningan serta kerusakan/pembengkakan hati.
Vitamin B Kompleks
Bahaya kelebihan: Jika terjadi kelebihan, vitamin ini akan dibuang keluar tubuh bersama
urin. Namun, jika terjadi “kesalahan prosedur” hingga nggak bisa dibuang, kemungkinannya
akan terjadi gagal ginjal.
Vitamin C
Bahaya kelebihan: Diare, muntah, mual, nyeri ulu hati, kram dan sakit perut, insomnia, batu
ginjal serta sakit kepala. Pada ibu hamial, mengkonsumsi suplemen vitamin C terlalu banyak
dapat menyebabkan sakit perut dan meningkatkan risiko mengalami persalinan prematur.
Vitamin D
Bahaya kelebihan: Walau sangat jarang terjadi, kelebihan vitamin D bisa menyebabkan
Mual, muntah, kehilangan nafsu makan, sakit perut, sembelit, diare hingga gagal ginjal.
Vitamin E
Bahaya kelebihan: Meningkatkan risiko pendarahan dalam tubuh.

Anda mungkin juga menyukai