PROGRAM STUDI
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI (STKA)
JUM’ AT, 27 MEI 2022
Konsep Anestesiologi
Pengertian Anestesi
Pengertian Anestesi merupakan suatu tindakan untuk menghilangkan rasa sakit
ketika dilakukan pembedahan dan berbagai prosedur lain yang menimbulkan rasa
sakit, dalam hal ini rasa takut perlu ikut dihilangkan untuk menciptakan kondisi
optimal bagi pelaksanaan pembedahan (Sabiston, 2011).
Tipe-tipe atau jenis anestesi yang akan diberikan kepada pasien tentunya sangat
tergantung pada area serta jenis pembedahan yang akan dilakukan, riwayat
kesehatan pasien, serta pilihan pribadi dari pasien dan anestesiologist sendiri.
Macam-Macam Anestesi
Ada 4 tipe anestesi yang bisa ditemukan, yaitu: Anestesi Umum, Anestesi Lokal,
Anestesi Regional, sedasi Anestesi.
Oleh karena itu dalam menghadapapi globalisasi ini, perlu dipersiapkan tenaga
kesehatan yang betul-betul profesional dengan kompetensi berstandar internasional.
Dalam rangka meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan, harus dimulai
dengan pemberdayaan organisasi profesi, karena organisasi profesi memiliki fungsi
dan tanggung jawab penuh baik terhadap perkembangan ilmu dan teknologi dalam
bidang profesinya, maupun terhadap pembinaan profesionalisme para anggotanya.
Eksistensi Profesi Penata Anestesi di Indonesia sudah berjalan cukup lama dan
mendapat pengakuan dari masyararakat. Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI)
sebagai wadah profesi perawat anestesi dalam menghadapi berbagai issue profesi
baik dalam lingkungan internal dan eksternal maupun dalam skala lokal dan global
memerlukan legislasi profesi yang bertujuan melindungi profesi dan masyarakat dari
pelayanan kesehatan yang substandar. Legislasi profesi kesehatan hanya dapat
diberikan kepada profesi yang telah memiliki standar profesi yang disahkan oleh
Menteri Kesehatan.
2. Tujuan
Profil Profesi Perawat Anestesi wajib dijadikan sebagai sarana untuk
mensosialisasikan eksistensi organisasi profesi perawat anestesi diseluruh Indonesia
dalam menjalankan tugas profesinya secara baik serta sebagai dasar dilakukannya
legislasi terhadap profesi perawat anestesi.
3. Pengertian
1.Definisi -Definisi :
a. Ikatan Penata Anestesi Indonesia adalah organisasi profesi penata anestesi
yang bebas pajak, dibentuk atas keinginan penata anestesi sebagai wadah untuk
mengelola kepentingan untuk anggotanya atau sebagai mandataris dari penata
anestesi di seluruh Indonesia.
b. Penata anestesi adalah penata yang telah diberi pendidikan formal secara teoritis
dan praktek dalam bidang anestesi dan berkompetensi untuk melakukan
pelayanan dalam pelayanan anestesi.
c. Anggota biasa adalah penata anestesi yang telah Lulus Program Pendidikan
Penata Anestesi seperti Akademi Anestesi, Program DIII Keperawatan Anestesi,
Program Ahli Madya Perawat Anestesi dan memenuhi semua peraturan,
pedoman, standar-standar atau kualifikasi lainnya sesuai dengan anggaran
dasar dan rumah tangga organisasi.
d. Anggota luar biasa adalah penata yang telah mendapat pelatihan anestesi atau
berpengalaman dan bekerja dalam bidang anestesi serta memenuhi semua
peraturan, pedoman, standar-atandar atau kualifikasi lainnya sesuai dengan
anggaran dasar dan rumah tangga organisasi.
2. Batasan dan Ruang Lingkup Praktik Penata Anestesi dan Reanimasi
C. Unit Emergensi.
1. “Resource Person” untuk tindakan Resusitasi Kardio-Pulmonal.
2. Berpartisipasi dalam tindakan gawat darurat yang lain.
3. Supervisi dalam tindakan perawatan emergensi.
4. Kualifikasi Pendidikan
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:
a. Semua nomenklatur Perawat Anestesi dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
519/Menkes/Per/III/2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Anestesiologi dan Terapi Intensif Di Rumah Sakit (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 224) harus dibaca dan dimaknai sebagai Penata Anestesi;
dan
b. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan Perawat Anestesi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
673) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
A. LATAR BELAKANG
Era globalisasi mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
di seluruh bidang kehidupan melaju dengan cepat dan pesat sehingga
menimbulkan diversifikasi menyeluruh, termasuk dalam bidang pelayanan
kesehatan.
Salah satu jenis pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan adalah tindakan
operatif. Tindakan operatif sangat kompleks karena membutuhkan keterlibatan
berbagai jenis tenaga kesehatan, termasuk tenaga kesehatan yang memberikan
Pelayanan Anestesi.
Pelayanan Anestesi merupakan salah satu pelayanan yang sangat vital pada
tindakan operatif. Pelayanan Anestesi merupakan tindakan medis yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memenuhi keahlian dan kewenangan di
bidang Pelayanan Anestesi yaitu dokter spesialis anestesiologi, yang
dalam pelaksanaannya dapat dibantu oleh tenaga kesehatan lainnya, dalam hal
ini tenaga kesehatan yang dimaksud tersebut adalah Penata Anestesi.
C. MANFAAT
1. Bagi Penata Anestesi
a. Pedoman dalam pelaksanaan praktik Penata Anestesi
b. Alat ukur kemampuan diri.
D. DAFTAR ISTILAH
1. Penata Anestesi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan bidang
keperawatan anestesi atau Penata Anestesi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Asuhan Kepenataan Anestesi adalah suatu rangkaian kegiatan secara
komprehensif kepada pasien yang tidak mampu menolong dirinya sendiri dalam
tindakan Pelayanan Anestesi pada pra, intra, pasca anestesi dengan pendekatan
metode kepenataan anestesi meliputi pengkajian, analisa dan penetapan
masalah, rencana intervensi, implementasi dan evaluasi.
3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau masyarakat.
4. Pelayanan Anestesi adalah tindakan medis yang dapat dilakukan secara tim oleh
tenaga kesehatan yang memenuhi keahlian dan kewenangan di bidang
Pelayanan Anestesi.
5. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.
6. Organisasi Profesi Penata Anestesi yang selanjutnya disebut Organisasi Profesi
adalah wadah untuk berhimpunnya para Penata Anestesi.
AREA KOMPETENSI.
Kompetensi Penata Anestesi dibangun dengan pondasi yang terdiri atas etik legal
dan keselamatan pasien, pengembangan diri dan profesionalisme, serta komunikasi
efektif, dan ditunjang oleh pilar berupa landasan ilmiah ilmu biomedik, anestesiologi,
dan instrumentasi, serta keterampilan klinis Oleh karena itu area kompetensi disusun
dengan urutan sebagai berikut:
1. Etik Legal dan Keselamatan Pasien
2. Pengembangan Diri dan Profesionalisme
3. Komunikasi Efektif
4. Landasan ilmiah ilmu biomedik, anestesiologi, dan instrumentasi
5. Keterampilan Klinis
Oleh karena itu, institusi pendidikan bidang keperawatan anestesi atau Penata
Anestesi perlu memastikan bahwa selama pendidikan, mahasiswa keperawatan
anestesiologi dipaparkan pada masalah-masalah tersebut dan diberi kesempatan
berlatih menanganinya.
Pendidikan ini terwujud atas usul dari para alumnus Penata Anestesi dengan alasan :
pendidikan yang lamanya 2 tahun itu tidak memberikan “civil efect” dalam sistem
penggajian maupun golongan kepegawaian bagi para lulusannya setelah mereka
kembali bekerja diinstansi mereka masing-masing.
Usul ini ditanggapi positif oleh Depkes. sehingga terjadi perubahan program
pendidikan yang dikenal dengan Program pendidikan Akademi Anestesi Depkes RI.
yang merupakan program pendidikan yang menerima calon mahasiswa yang berasal
dari lulusan Perawat yang telah berpengalaman kerja minimum 1 tahun. Kurikulum
teori dan praktik menyerupai kurikulum program pendidikan dokter spesialis
anestesi, dan lamanya program pendidikan ini adalah selama 3 (tiga) tahun.
Program ini dimulai sejak tahun 1966 s/d 1986 dan umumnya mahasiswa yang
masuk pendidikan ini adalah Perawat yang mendapat tugas belajar dari instansi
diseluruh Indonesia. Dalam periode ini juga masih banyak rumah sakit pemerintah
yang menyelenggarakan kursus Perawat Anestesi selama satu tahun untuk
memenuhi kebutuhan tenaga anestesi dirumah-sakit terutama didaerah diluar pulau
Jawa.
Program ini dimulai sejak tahun 1987 s/d 2006. Dalam program ini diberikan 8 SKS
teori anestesi dan program pelatihan / praktik anestesi selama 6 (enam) bulan.
Namun akibat terjadinya perubahan nama program pendidikan dan juga kurikulum
pendidikan Perawat Anestesi pada tahun 1985, dari Akademi Anestesi menjadi
Akademi Keperawatan Anestesi, maka Dewan Pengurus Pusat IKLUM AKNES
mengambil inisiatif untuk mengadakan Musyawarah Nasional guna merubah nama
organisasi yang dapat menjadi wadah seluruh alumni program Pendidikan Perawat
Anestesi, karena IKLUM AKNES itu hanya menjadi wadah Alumni Akademi Anestesi,
sedangkan alumni program Akademi Keperawatan Anestesi tidak terakomodasi
dalam organisasi ini. Maka pada tanggal 01 Oktober 1986 organisasi IKLUM AKNES
dirubah namanya
Dengan telah disusunnya Profil Profesi Perawat / Penata Anestesi Indonesia sebagai
sarana untuk mensosialisasikan kebedaan Organisasi Profesi Perawat/Penata
Anestesi baik dalam menjalankan tugas maupun tanggung jawab profesi secara
baik, maka diharapkan penyelenggaraan pemberian layanan anestesi bagi seluruh
masyarakat Indonesia dapat berjalan secara baik dan aman, sehingga akan
mendukung dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan dan pengembangan
tenaga kesehatan khususnya perawat anestesi dimasa yang akan datang.
Evaluasi dalam rangka penilaian terhadap substansi dan pelaksanaan dari bagi
seluruh perawat/Penata anestesi Indonesia, akan senantiasa ditinjau dan dilakukan
perbaikan dan penyempurnaan dalam jangka waktu sesuai dengan yang dibutuhkan,
dimana penyempurnaannya akan terus disesuaikan dengan perubahan yang terjadi
terhadap perkembangan ilmu dan teknologi di bidang anestesiologi.
Konsep Anestesiologi
Dalam dunia kedokteran, rasa sakit saat menjalani operasi atau prosedur kesehatan
lainnya dapat dihilangkan dengan pemberian anestesi. Anestesi sendiri berarti
hilangnya rasa atau sensasi di tubuh, dan jenisnya ada bermacam-macam.
Cara kerja anestesi adalah dengan menghentikan atau memblokir sinyal saraf dari
pusat rasa sakit yang akan dirasakan pasien selama operasi atau ketika menjalani
prosedur medis tertentu. Anestesi dapat diberikan dalam berbagai bentuk, seperti
salep, semprotan, suntikan, atau gas yang harus dihirup oleh pasien.
Risiko untuk mengalami efek samping anestesi akan semakin tinggi apabila pasien
memiliki penyakit atau kondisi kesehatan tertentu, misanya penyakit jantung atau
obesitas. Usia yang terlalu muda atau terlalu tua, kebiasaan merokok dan
mengonsumsi alkohol, serta konsumsi obat-obatan tertentu juga akan meningkatkan
risiko terjadinya efek samping anestesi.
Untuk mencegah munculnya efek samping, dokter atau perawat akan melakukan
pemeriksaan lengkap dan memberitahukan hal-hal apa saja yang boleh dan tidak
boleh dilakukan sebelum operasi berlangsung. Misalnya, kapan harus berhenti
makan dan minum, atau obat dan suplemen apa saja yang tidak boleh dikonsumsi
sebelum operasi.
Jika Anda akan melakukan operasi atau suatu tindakan medis, baik besar maupun
kecil, tanyakanlah dengan jelas kepada dokter anestesi yang akan menangani Anda,
terkait jenis dan efek samping anestesi yang akan digunakan.
Jenis anestesi
1. Anestesi umum
Anestesi umum atau sering juga disebut bius total dilakukan untuk membuat pasien
menjadi tidak sadar sepenuhnya selama proses pembedahan berlangsung, serta
tidak memiliki ingatan apapun mengenai proses pembedahan.
Anestesi umum ini dipergunakan pada jenis pembedahan seperti operasi jantung,
paru-paru, dan operasi lutut.
Selama proses operasi, kadar anestesi yang diberikan akan dikontrol dan disesuaikan
sesuai dengan kebutuhan. Setelah operasi selesai, anestesiologist akan membalikkan
efek anestesi untuk membangunkan pasien.
2. Anestesi lokal
Anestesi lokal atau sering juga disebut dengan istilan bius lokal merupakan upaya
untuk memblok sensasi dan rasa sakit pada bagian tubuh tertentu.
Jenis anestesi ini tidak mempengaruhi kesadaran pasien. Anestesi lokal dapat
dipergunakan untuk berbagai prosedur pembedahan, namun paling umum
dipergunakan untuk operasi mata, prosedur perawatan gigi, biopsi, vasektomi,
dalam proses menjahit luka kecil, dan berbagai operasi minor lainnya.
3. Anestesi regional
Anestesi regional merupakan upaya untuk memblok sensasi rasa sakit pada sebagian
besar anggota tubuh.
Jenis anestesi ini umumnya diberikan untuk prosedur yang lebih kompleks dan rumit
misalnya operasi kaki, operasi prostat, dan operasi caesar. Dalam prosedur seperti
ini, pasien akan tetap terjaga namun tidak mampu merasakan sebagian dari anggota
tubuhnya.
Anestesi epidural
Anestesi epidural merupakan prosedur dimana obat anestesi disuntikkan ke
dalam area epidural dengan menggunakan jarum suntik atau kateter. Anestesi
epidural dapat disuntikkan pada area yang berbeda mulai dari leher hingga
tulang ekor, sesuai dengan kebutuhan.
Nerve block
Nerve block merupakan prosedur dimana obat anestesi disuntikkan ke area sekitar
kumpulan urat syaraf tertentu untuk memblokir rasa sakit pada area tersebut.
Contoh penggunaan nerve block adalah adductor canal nerve block yang dilakukan
untuk operasi lutut dan supraclavicular nerve block untuk operasi lengan.
4. Sedation anesthesia
Sedation anesthesia atau anestesi dengan menggunakan obat penenang pada
umumnya dilakukan untuk melengkapi anestesi lokal dan regional dengan tujuan
agar pasien merasa lebih nyaman dan rileks.
EFEK SAMPING
Layaknya tindakan medis yang lain, pemberian anestesi ini bisa timbul resiko efek
samping. Efek samping yang timbul bisa saja ringan atau bahkan berat. Berikut ini
beberapa efk samping yang bisa muncul berdasar tipe anestesi yang didapat:
Efek samping anestesi lokal:
Rasa nyeri, ruam, serta pendarahan ringan di area suntikan.
Sakit kepala
Pusing.
Kelelahan
Mati rasa pada area yang disuntik.
Kedutan pada jaringan otot.
Penglihatan kabur
Risiko untuk mengalami efek samping anestesi akan semakin tinggi apabila pasien
memiliki penyakit atau kondisi kesehatan tertentu, misanya penyakit jantung atau
obesitas. Usia yang terlalu muda atau terlalu tua, kebiasaan merokok dan
mengonsumsi alkohol, serta konsumsi obat-obatan tertentu juga akan meningkatkan
risiko terjadinya efek samping anestesi.
Untuk mencegah munculnya efek samping, dokter atau perawat akan melakukan
pemeriksaan lengkap dan memberitahukan hal-hal apa saja yang boleh dan tidak
boleh dilakukan sebelum operasi berlangsung. Misalnya, kapan harus berhenti
makan dan minum, atau obat dan suplemen apa saja yang tidak boleh dikonsumsi
sebelum operasi.
Peran Dokter Anestesi
Secara garis besar, dokter spesialis anestesi memiliki peran dalam beberapa aspek
medis yaitu:
-Manajemen preoperasi, selama operasi, dan pasca operasi.
Dokter anestesi berperan penting dalam membantu dokter bedah dan bekerja sama
dengan perawat dalam mengerjakan persiapan preoperasi, memonitor kondisi
pasien dan melakukan pembiusan selama operasi, serta mengobservasi kondisi
pasien pascaoperasi. Dokter anestesi memastikan kondisi pasien tidak memburuk.
Secara teknis, peran dokter anestesi dimulai dengan memberikan obat anestesi.
Kemudian dokter anestesi akan melakukan intubasi. Intubasi adalah teknik yang
dilakukan untuk mempertahankan jalan napas dan memberikan oksigen, dengan
cara memasukkan tabung khusus (endotracheal tube/ETT) pada batang
tenggorokan melalui mulut.
Dokter anestesi juga akan memastikan pasien merasa nyaman dan tidak merasakan
sakit. Setelah operasi selesai, pemberian obat anestesi akan dihentikan dan pasien
dipindahkan ke ruang perawatan hingga sadar. Dokter anestesi kemudian
memonitor keadaan pasien hingga efek pembiusan hilang.
Dalam menangani pasien dengan kondisi kritis, dokter anestesi seringkali akan
berkolaborasi dengan dokter spesialis lain, seperti dokter penyakit dalam, dokter
bedah, dokter anak, dan dokter saraf, sesuai dengan diagnosis pasien dan cabang
spesialisasi yang terlibat.
selesai