ANESTESI
WILIS SUKMANINGTYAS, SST., S.KEP,NS., M.KES
Definisi Anestesi
Anestesi/pembiusan, berasal dari Bahasa Yunani
• An = "tidak, tanpa" dan
• aesthētos = "persepsi, kemampuan untuk merasa")
secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan
pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun
1846.
• Anestesi menurut arti kata adalah hilangnya kesadaran rasa sakit,
namun obat anestasi umum tidak hanya menghilangkan rasa sakit
akan tetapi juga menghilangkan kesadaran.
• Pada operasi-operasi daerah tertentu seperti perut, maka selain
hilangnya rasa sakit dan kesadaran, dibutuhkan juga relaksasi otot
yang optimal agar operasi dapat berjalan dengan lancar (Ibrahim,
2000)
SEJARAH ANESTESI DUNIA
William T.G. Morton (dr gigi) - 16 Oktober 1846
• Pada tahun 1914 telah ada 4 buah pendidikan formal Perawat Anestesi, yang
pertama di Portland, kemudian di St John’s di Springfild, lalu New York Post
Graduate Hospital dan selanjutnya pendidikan Perawat Anestesi pindah ke dalam
rumah sakit Universitas serta rumah sakit umum yang besar di seluruh negeri.
• Tahun 1922 di Yale Medical School, Alice Hunt seorang Perawat anestesi
menerima posisi akademik menjadi Asisten Profesor Anestesi.
• Hal ini menunjukkan pengakuan berkembangnya profesi Perawat Anestesi ke
dalam program pasca sarjana, penerimaan masyarakat terhadap Perawat
Anestesi, baik sebagai pendidik maupun klinisi.
• Pelayanan anestesi menjadi aman dan mudah tersedia tenaganya apabila yang
diberi tugas ini adalah Perawat Anestesi dan telah dibuktikan bahwa Perawat
Anestesi adalah pembius yang handal.
• Sepanjang abad ke 20, Dokter Anestesi terus menentang hak Perawat Anestesi
untuk melakukan anestesi dengan anggapan bahwa anestesi itu hak milik
pribadi mereka. Mereka mengklaim bahwa ilmu pengetahuan anestesi hanya
disediakan untuk mereka yang sekolah kedokteran.
• Pada tahun 1930 dalam konvensi Asosiasi Perawat Amerika (ANA), Hodgins
mempresentasikan makalahnya dan berharap dapat menjadi seminat dalam
ANA (American Nurses Association) tetapi ditolak.
• Hodgins tidak putus asa, bahkan lebih bersemangat dan akhirnya mendirikan
NANA (National Association of Nurses Anesthetist) pada tanggal 17 Juni 1931.
• Hanya ada 40 Perawat Anestesi yang mewakili 12 negara bagian bertemu di
ruang kuliah di Lakeside Hospital di Cleveland. Mereka menanda-tangani
naskah, memilih pengurus dan Presiden dan menyusun AD / ART.
• Agatha Hodgins terpilih sebagai Presiden NANA yang pertama. Pada saat yang
sama, diseluruh negara bagian terbentuk asosiasi Perawat Anestesi.
• Satu persatu mereka bergabung menjadi organisasi nasional Perawat Anestesi.
Sekarang ini, nama organisasi ini adalah AANA (American Association of Nurse
Anesthetist).
SEJARAH PERAWAT dan PENDIDIKAN
ANESTESI DI INDONESIA
• Akhir abad ke19 dan awal abad ke 20 saat Pemerintah Belanda masih berkuasa di
Indonesia mulai mendidik orang pribumi untuk menjadi tenaga kesehatan yang
disebut “Juru Rawat” dan “Mantri Verpleiger” pada awal abad ke 20.
• Di pulau Jawa beberapa “Mantri Verpleiger” ini yang dianggap cakap diberi
kesempatan untuk dilatih menjadi “Tukang Bius”. Ini dapat dianggap sebagai
“Perawat Anestesi” yang mendapat training secara individual, tanpa sertifikat,
namun bekerja sebagai “Anesthetist” dibawah supervisi dari Ahli Bedah.
• Perkembangan dari tenaga sejenis ini tidak terlalu pesat jika dilihat dari segi
jumlahnya, namun cukup banyak untuk ukuran orang pribumi yang tidak mudah
untuk menempuh pendidikan dibidang pelayanan kesehatan.
Tahun 1954
• dr. Mohamad Kellan, adalah dokter ahli anestesi yang pertama di Indonesia yang
pertama terjun dalam bidang anestesi, setelah belajar di USA.
• Pada tahun 1962, program pendidikan Penata Anestesi pertama dibawah
naungan Departemen Kesehatan R.I., meniru program pendidikan Perawat
Anestesi di Amerika Serikat.
• Kegiatan perkuliahan diselenggarakan di RSUP CM. Jakarta
• Waktu Program Pendidikan penata anestesi awalnya adalah 1 (satu) tahun,
kemudian berubah menjadi 2 (dua) tahun dan kemudian ditingkatkan menjadi
Akademi Anestesi yang lama pendidikannya adalah 3 (tiga) tahun.
• Tenaga Penata Anestesi banyak dibutuhkan terutama daerah → mengirimkan
Perawat untuk masuk ke Sekolah Penata di Jakarta
• Depkes meningkatkan Status sekolah Penata Anestesi menjadi Akademi
Anestesi Depkes-RI dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
92/Pend/1966 dikeluarkan di Jakarta tanggal 5 Nopember 1966, lulusannya
disebut Penata Anestesi
• Penata anestesi masuk dalam rumpun keteknisian medis dan kemudian
dikukuhkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI dengan Nomor
37/1966 pada tahun yang sama, serta ditambah juga Surat Keputusan
Mandikbud Nomor 5945/UU, Tentang Persamaan ijazah Pengatur Rawat
DEPKES-RI sama dengan Sekolah menengah Atas Negeri, dikeluarkan di Jakarta
tertanggal 10 Agustus 1966.
• 1985 – 2003 → dibuka program pendidikan Perawat Anestesi di Jakarta, Bandung,
Surabaya dan Semarang
• 2004 - “DITUTUP” tidak menerima Mahasiswa baru lagi
• 2007 – 2012 → dibuka Diploma IV Keperawatan Anestesi dan Reanimasi di
Poltekkes Jogjakarta (KeputusanMenteri Kesehatan No. OT.01.0114006361 Tanggal
20 Maret 2008 tentangpembentukan Diploma IV Keperawatan Anestesi Reanimasi
Poltekkes Yogyakarta)
• Munaslub IPAI dibali dengan IKATAN PENATA ANESTESI INDONESIA berpedoman
pada Permenkes 18 tahun 2016, sehingga tidak ada lagi Perawat Anestesi dan
menjadi Penata Anestesi Indonesia.
• Pada tahun 2011 dan 2012 Ikatan Perawat Anestesi Indonesia mendapat
perintah dari Pusdiknakes untuk menyelenggarakan Pelatihan Ilmu Anestesi
kepada Alumni Program studi Keperawatan Anestesi dan dilaksanakan secara
marathon terus menerus selama 3 (tiga) bulan baik Teori maupun Praktek
• Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor
448/KPT/I/2016 tentang Pembukaan Program Studi Keperawatan Anestesiologi
Program Diploma Empat pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali
Surat penghentian penerbitas STR baru dengan
sertifikat pelatihan