Anda di halaman 1dari 15

I

PENDAHULUAN

A. latar Belakang

Dibidang pelayanan kesehatan, sudah menjadi tuntutan masyarakat


terhadap akses pelayanan kesehatan yang bermutu dan terstandar,
sehingga sudah menjadi kelajimam apabila sebagian masyarakat mencari
pelayanan kesehatan secara lintas negara ataupun lintas benua untuk
dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terstandar
tidak cukup hanya dengan penyedian sarana dan prasarana kesehatan
yang lengkap dan modern. Satu hal yang paling rumit justru berupa
penyedian sumber daya manusian-nya sebagia penyenggara pelayanan
kesehatan tersebut. Oleh karena itu dalam menghadapapi globalisasi ini,
perlu dipersiapkan tenaga kesehatn yang betul-betul profesional dengan
kompetensi berstandar internasional. Dalam rangka meningkatkan
profesionalisme tenaga kesehatan, harus dimulai dengan pemberdayaan
organisasi profesi, karena organisasi profesi memiliki fungsi dan
tanggung jawab penuh baik terhadap perkembangan ilmu dan teknologi
dalam bidang profesinya, maupun terhadap pembinaan profesionalisme
anggotanya

Eksistensi Profesi Perawat Anestesi di Indonesia sudah berjalan cukup


lama dan mendapat pengakuan dari masyararakat. Ikatan Perawat
Anestesi Indonesia sebagai wadah profesi perawat anestesi dalam
menghadapi berbagai issue profesi baik dalam lingkungan internal dan
eksternal maupun dalam skala lokal dan global memerlukan legislasi
profesi yang bertujuan melindungi profesi dan masyarakat dari pelayanan
kesehatan yang substandar. Legislasi profesi kesehatan hanya dapat
diberikan kepada profesi yang telah memiliki standar profesi yang
disahkan oleh Menteri Kesehatan.

1
B. Tujuan
1. Menetapkan dasar umum bagi para praktisi terutama mutu
kompetensinya untuk digunakan dalam koordinasi pelayanan dan
menyatukan usahanya dalam perkembangan dari suatu praktek yang
berkualitas.
2. Membantu organisasi profesi dalam melakukan penilaian terhadap
kualitas pelayanan yang diberikan oleh anngotanya.
3. Membantu masyarakat untuk memahami apa yang diharapkan dari
praktisi anestesi
4. Membantu dan melindungi hak-hak dasar pasien.

C. Pengertian
Menurut PP No 32 tahun 1996 dalam pasal 21 standar profesi kesehatan
adalah pedoman yang harus dipergunakan oleh tenaga kesehatan
sebagai petunjuk dalam menjalankan profesinya secara baik. Selain itu
menurut Barber pengertian profesi mengandung esensi sebagai berikut :
1. Memiliki ilmu pengetahuan yang sistematis
2. Orientasi primer lebih cenderung untuk kepentingan
umum/masyarakat dari pada kepentingan pribadi.

Definisi Profesional.
Perawat anestesi adalah perawat yang telah diberi pendidikan formal secara
teoritis dan praktek dalam bidang anestesi dan berkompetensi untuk melakukan
pelayanan dalam pelayanan anestesi.
Perawat mahir anestesi adalah perawat yang telah mendapat pelatihan
anestesi atau berpengalaman dan bekerja dalam bidang anestesi.

Definisi Organisasi.
Ikatan Perawat Anestesi Indonesia adalah organisasi profesi perawat anestesi
yang bebas pajak, dibentuk atas keinginan perawat anestesi sebagai wadah
untuk mengelola kepentingan untuk anggotanya atau sebagai mandataris dari
perawat anestesi di seluruh Indonesia.

2
Kualifikasi anggota biasa :
- Lulus dari program pendidikan perawat anestesi seperti Akademi Anestesi,
Program DIII Keperawatan Anestesi, Program Ahli Madya Perawat Anestesi.
- Mentaati semua peraturan, pedoman, standar-standar atau kualifikasi
lainnya sesuai anggaran rumah tangga organisasi.

Kualifikasi anggota luar biasa :


- Telah mendapat pelatihan anestesi atau berpengalaman dan bekerja dalam
bidang anestesi
- Mentaati semua peraturan, pedoman, standar-atandar atau kualifikasi
lainnya sesuai anggaran dasar dan rumah tangga organisasi.

Batasan dan Ruang Lingkup Profesi Perawat Anestesi Indonesia.

Organisasi Ikatan Perawat Anestesi Indonesia (IPAI) merupakan organisasi


yang profesional sebagai sarana untuk mengembangkan kepentingan
anngotanya, bergaul dengan masyarakat, menjaga hubungan dengan bagian-
bagian di luar pelayanan kesehatan.

Organisasi IPAI direncanakan dan didirikan oleh para anggota untuk mencari
tujuan bersama yang dapat memenuhi kebutuhan dan bermanfaat bagi diri
mereka sendiri. Organisasi IPAI akan membantu dan menjalankan mandat dari
para anggota, oleh karena itu, tujuan organisasi harus didasarkan pada prinsip-
prinsip dasar, filosofi, dan nilai-nilai keanggotaan.

Organisasi IPAI, tidak terpisah dari struktur pokok dari norma-norma dan nilai-
nilai yang berlaku di masyarakat, seperti dinyatakan oleh para ahli, bahwa
profesi itu ada hanya karena ada pengakuan dari masyarakat, artinya hak-hak
untuk berpraktek dan hak-hak istimewa yang diberikan kepada profesi itu
karena masyarakat masih mengakuinya. Maka dalam melaksanakan tugasnya
organisasi IPAI harus mencerminkan keseimbangan antara kepentingan

3
anggota dan kepentingan masyarakat. Untuk kedua hal inilah organisasi profesi
IPAI bekerja dengan rasa percaya diri yang kuat.

Kualifikasi Pendidikan
Perawat anestesi dipersiapkan untuk mampu berpartisipasi dalam
pelayanan anestesi disamping melaksanakan peran dan fungsinya dalam
melaksanakan perawatan anestesi, perawatan pernapasan, tindakan
resusitasi jantung paru dan penanggulangan keadaan darurat lainnya.
Standar pendidikan ini diharapkan dapat memberikan pedoman dalam
penyelenggaran pendidikan perawat anestesi di Indonesia sehingga
Lulusan perawat anestesi yang ada di Indonesia memiliki kemampuan
berpartisifasi dalam layanan anestesi sesuai dengan standar pelayanan
anestesi dan reanimasi di rumah sakit yang telah ditetapkan.

Kualifikasi Pendidikan Profesi Perawat Anestesi Indonesia meliputi :


1. Lulusan Akademi Anestesi
2. Lulusan D-III Keperawatan Anestesi ditambah pendidikan
tambahan anestesi selama 6 bulan.
3. Lulusan D-IV Keperawatan Anestesi dan Reanimasi

D. Dasar Hukum
1. Standar Profesi Perawat Anestesi Indonesia di sahkan melalui Musyawarah
Nasional Luar Biasa Ikatan Perawat anestesi Indonesia dan ditetapkan
dengan suatu Surat Keputusan Nomor : 10/MUNAS IV/IPAI/6/2006, tanggal
11 Juni 2006 tentang Pengesahan Standar Profesi perawat Anestesi
Indonesia tahun 2006. Pengesahan dilakukan dihadapan 600 orang anggota
yang hadir dalam Munas IV Ikatan Perawat Anestesi Indonesia.

2. Pengesahan kedua dilakukan setelah diterbitkan Keputusan Menteri


Kesehatan Nomor 779/Menkes/SK/VIII/2008, melalui Musyawarah Kerja
Nasional Ikatan Perawat Anestesi Indonesia yang dihadiri oleh 300 orang
anggota.

4
E. Profil Organisasi Profesi

Visi Organsasi IPAI.


Menjadi organisasi profesi perawat anestesi yang diakui oleh masyarakat dan
profesi lain baik dalam bidang pelayanan kesehatan maupun di luar bidang ini,
baik secara nasional maupun internasional, yang mampu mengemban tugas
dan melaksanakan tujuan organisasi untuk kepentingan masyarakat dalam
bidang pelayanan kesehatan, khususnya melalui pelayanan anestesi yang
berkualitas dan aman, serta memberikan tuntunan dan kesejahteraan bagi
anggotanya.

Misi Organisasi IPAI.


Atas nama seluruh anggota IPAI, melaksanakan tugas dan tujuan organisasi,
memelihara dan meningkatkan kualitas pelayanan dari perawat anestesi demi
kepentingan masyarakat dengan menetapkan berbagai pernyataan posisi,
pedoman praktek dan standar praktek serta Kode Etik Profesi Anestesi dan
ketentuan-ketentuan lain yang berhubungan dengan itu, termasuk pendidikan
untuk perawat anestesi, serta berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan secara nasional maupun internasional khsusnya
dalam pelayanan anestesi oleh perawat anestesi.

Tujuan organisasi :
1. Meningkatkan kualitas yang tinggi dari pelayanan pasien secara terus-
menerus, khususnya dalam pelayanan anestesi.
2. Memajukan ilmu pengetahuan dan seni anestisialogi.
3. Mengembangkan dan meningkatkan standar pendidikan dalam bidang
perawat anestesi.
4. Mengembangkan dan meningkatkan standar praktek dalam bidang perawat
anetesi.
5. Menciptakan kerjasama yang efektif antara perawat anestesi, dokter ahli
anestesi, dan anggota-anggota lain dari profesi medis, profesi keperawatan,

5
rumah sakit, dan pihak lain yang mewakili kepentingan masyarakat terhadap
perawat anestesi.
6. menerbitkan jurnal ilmu pengetahuan, bulletin, dan penerbitan lain mengenai
hal yang berhubungan dengan organisasi.
7. Memelihara data-data informasi dan statistik untuk referensi dan bantuan
dalam dal berkenaan dengan profesi atau pekerjaan profesi.
8. Memberikan kesempatan untuk pendidikan lanjutan dalam anestesi.
9. Memberikan petunjuk kepada para anggota berkenaan dengan
kebijaksanaan pemerintah dan legislasi.
10. Memperjuangkan kesejahteraan bagi para anggotanya.

Gambaran Singkat Ikatan Perawat Anestesi Indonesia :


Organisasi Perawat Anestesi Indonesia awalnya bernama IKLUM AKNES yang
merupakan singkatan dari Ikatan Alumni Akademi Anestesi, dibentuk atas
prakarsa Bapak Amien Yussuf B Sc An ( Alm ) bersama dengan Bapak Drs I.
Ketut Sangke, B Sc An, SH pada tahun 1980 sebagai wadah para alumnus
Akademi Anestesi Dep. Kes. R.I. Jakarta yang tersebar diseluruh Indonesia.

Namun, akibat dari terjadinya perubahan nama program pendidikan dan juga
kurikulum pendidikan Perawat Anestesi pada tahun 1985, dari Akademi
Anestesi menjadi Akademi Keperawatan Anestesi, maka Dewan Pengurus
Pusat IKLUM AKNES mengambil inisiatif untuk mengadakan Musyawarah
Nasional guna merubah nama organisasi yang dapat menjadi wadah seluruh
alumni program Pendidikan Perawat Anestesi, karena IKLUM AKNES itu hanya
menjadi wadah Alumni Akademi Anestesi, sedangkan alumni program Akademi
Keperawatan Anestesi tidak terakomodasi dalam organisasi ini.
Maka pada tanggal 01 Oktober 1986 organisasi IKLUM AKNES dirubah
namanya menjadi IKATAN PERAWAT ANESTESI INDONESIA ( IPAI ).

Saat ini IPAI merupakan satu-satunya organisasi profesi Perawat Anestesi yang
sah dan berbadan hukum di Indonesia, yang memiliki 5 ( lima ) Dewan
Pimpinan Wilayah yaitu :

6
Wilayah I : Pulau Sumatera.
Wilayah II : Pulau Jawa.
Wilayah III : Pulau Bali, NTB dan NTT.
Wilayah IV : Pulau Kalimantan.
Wilayah V : Pulau Sulawesi, Maluku dan Papua Barat.

Secara nasional IPAI memiliki 30 ( tiga puluh ) Dewan Pimpinan Daerah yang
merepresentasikan 30 ( tiga puluh ) Propinsi diseluruh Indonesia dengan jumlah
anggota kurang-lebih 1700 orang.

IPAI dibentuk sebagai organisasi Perawat Anestesi yang anggotanya memiliki


komitmen terhadap peningkatan standar pendidikan dan standar praktik
Perawat Anestsesi di Indonesia guna peningkatan kwalitas pelayanan terhadap
masyarakat serta keanggotaannya tidak membedakan warna kulit, suku
bangsa, agama, jenis kelamin dan status sosial.
Dewan Pimpinan Pusat Organisasi berdomisili di Ibukota Negara, dengan
alamat : Unit Bedah Sentral RSAB. Harapan Kita, Jalan Letjen S. Parman
Kav. 87 Jakarta Barat 11420, (021)-5668284 psw. 1319. Fax.(021)-
54213046; HP. 0817711860, dan sejak bulan Juni 2006 secara resmi menjadi
anggota ke 34 dari IFNA ( International Federation of Nurse Anesthetists ).

7
BAB II
STANDAR KOMPETENSI

2.1. Pengantar
Rumusan Standar Kompetensi Perawat Anestesi di Indonesia telah
disusun oleh anggota Ikatan Perawat Anestesi yang berasal dari berbagai
institusi Rumah Sakit di seluruh Indonesia baik swasta maupun rumah Sakit
Pemerintah melalui hasil kajian berdasarkan kebutuhan wilayah diseluruh
Indonesia baik pada tatanan Pusat maupun daerah.
Berdasarkan pertemuan pengurus baik ditingkat Pusat maupun ditingkat
regional dalam bentuk Musyawarah Nasional maupun Musyawarah Kerja
Regional disepakati bahwa Standar Kompetensi ini merupakan kemampuan
minimal yang dimiliki oleh seorang Perawat Anestesi dalam menjalankan
tugas pokok dan fungsinya sebagai praktisi anestesi. Standar Kompetensi
ini disesuaikan dengan Sistim Kesehatan Nasional, Pedoman Penyusunan
Standar Profesi Depkes, dengan mempertimbangkan Standar Pelayanan
Anestesi dan Reanimasi di Rumah Sakit yang ditetapkan oleh Departemen
Kesehatan.
Standar Kompetensi Perawat Anestesi Indonesia di sahkan melalui
Musyawarah Nasional Luar Biasa Ikatan Perawat Anestesi Indonesia dan
ditetapkan dengan suatu Surat Keputusan Nomor : 10/MUNAS
IV/IPAI/6/2006, tanggal 11 Juni 2006 tentang Pengesahan Standar Profesi
Perawat Anestesi Indonesia tahun 2006.
Tugas pelayanan anestesi yang dilaksanakan oleh Perawat Anestesi
didasarkan kepada ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang anestesi
dalam upaya pengobatan penyakit, pemulihan kesehatan secara
menyeluruh. Tugas pelayanan anestesi hanya dapat dilakukan oleh praktisi
anestesi yang memiliki keahlian dan kewenangan berdasarkan pada
Standar Profesi yang telah ditetapkan yang akan terus dijadikan pedoman
dalam pelaksanaan pelayanan anestesi diinstitusi rumah sakit di seluruh
Indonesia.

8
Pelayanan anestesiologi dan reanimasi yang dilakukan oleh Perawat
Anestesi merupakan pelimpahan wewenang dari Dokter Spesialis
Anestesiologi atau dokter yang melakukan tindakan pembedahan/tindakan
medis lain.

Perawat Anestesi harus memiliki kompetensi, sebagai berikut:

Kode Judul Unit Kompetensi

PA.TM.A A. ASUHAN KEPERAWATAN PRE ANESTESI


PA.TM.A.01 1. Mampu melakukan anamnesa riwayat kesehatan klien.
PA.TM.A.02 2. Melakukan pemeriksaan dan penilaian status fisik klien.
PA.TM.A.03 3. Melakukan pengecekan persiapan administrasi klien
PA.TM.A.04 4. Melakukan analisa hasil pengkajian dan merumuskan masalah /
diagnosa keperawatan.
PA.TM.A.05 5. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan pre anestesi.
PA.TM.A.06 6. Mampu melaksanakan tindakan perawatan pre anestesi.
7. Mampu berkolaborasi dalam melakukan tindakan perawatan pre
anestesi
PA.TM.A.08 8. Mempersiapkan klien dan keluarga dalam pelaksanaan
pendidikan kesehatan

PA.TL.B B. TINDAKAN INTRA ANESTESI


PA.TL.B.01 1. Mampu membuat perencanaan teknik anestesi .
PA.TL.B.02 2. Mampu melaksanakan teknik anestesi .
PA.TL.B.03 3. Mampu melakukan pemasangan alat monitoring invasif dan non-
invasif
PA.TL.B.04 4. Mampu melakukan intubasi.
PA.TL.B.05 5. Mampu melakukan pemberian obat anestesi .
PA.TL.B.06 6. Mampu melakukan pemberian obat tambahan dan cairan sesuai
kebutuhan klien .
PA.TL.B.07 7. Mampu mengidentifikasi kebutuhan posisi fisiologis normal
selama tindakan pembedahan.

9
PA.TL.B.08 8. Mampu mengatasi gangguan yang timbul akibat anestesi dan
atau pembedahan .
PA.TL.B.09 9. Mampu melakukan pemeliharaan jalan nafas selama masa intra
anestesi
PA.TL.B.10 10. Mampu melakukan pemasangan alat ventilasi mekanik
PA.TM.B.11 11. Mampu melakukan pemasangan alat nebulizer
PA.TL.B.12 12. Mampu melaksanakan tindakan untuk mengatasi kondisi gawat
darurat di meja operasi.
PA.TL.B.13 13. Mampu melaksanakan tindakan pengakhiran anestesi.
PA.TL.B.14 14. Mampu melakukan pencegahan komplikasi pengakhiran
anestesi.
PA.TL.B.15 15. Mampu mengatasi komplikasi pengakhiran anestesi
PA.TM.B.16 16. Mampu berkolaborasi dalam melakukan tindakan intra anestesi.

PA.TM.C. C. ASUHAN KEPERAWATAN PASCA ANESTESI


PA.TM.C.01 1. Mampu menentukan kebutuhan perawatan lanjutan pasca
anestesi regional.
PA.TM.C.02 2. Mampu menentukan kebutuhan perawatan lanjutan pasca
anestesi umum
PA.TM.C.03 3. Mampu melakukan kolaborasi pada tindakan manajemen nyeri.
PA.TM.C.04 4. Mampu melaksanakan tindakan untuk mengatasi kondisi gawat
darurat di ruang pemulihan (Rocovery Room)
PA.TM.C.05 5. Mampu melakukan perawatan pasca anestesi pada klien
dengan tindakan anestesi regional
PA.TM.C.06 6. Mampu melakukan perawatan anestesi pada klien dengan
pasca tindakan anestesi umum.
PA.TM.C.07 7. Mampu menentukan kondisi klien pasca anestesi untuk pindah
ke ruang perawatan
PA.TM.C.08 8. Mampu berkolaborasi dalam melakukan asuhan keperawatan
pasca anestesi.
PA.TM.C.09 9. Mampu mendokumentasikan tindakan keperawatan yang
dilakukan.

10
Catatan : Kompetensi dengan nomor kode PA.TL.01 s/d PA.TL.08
merupakan tugas pelimpahan dari Dokter Anestesi sesuai
dengan Standar Pelayanan Anestesi dan Reanimasi
Kepmenkes No. 779 Tahun 2008 Tentang Standar Umum
Pelayanan Anestesiologi dan Reanimasi di Rumah Sakit

11
BAB III

KODE ETIK

Tanggung jawab utama perawat anestesi dan reanimasi adalah


memberikan dan berpartiisipasi dalam penyediaan jasa pelayanan anestesi
dan perawatan lanjutan khusus terhadap klien yang membutuhkan anestesi,
perawatan sistem pernapasan, resusitasi jantung paru, perawatan intensif,
perawatan terapi nyeri, perawatan gawat darurat di rumah sakit dan
dilapangan.
Pelayanan anestesi dan reanimasi memadukan ilmu perilaku dan ilmu
biologi dalam praktik pada saat berhubungan dengan klien dan keluarga.
Isi paktik perawat anestesi adalah penghormatan asas kehidupan. Martabat
dan hak-hak manusia, tidak dibatasi oleh pertimbangan kewarganegaraan,
ras , agama, warna kulit, usia, jenis kelamin, politik dan status sosial.
Tujuan kode etik adalah untuk mengetahui kesepakatan profesi
tentang tanggung jawab dan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat
dan memahami kebutuhan bangsa Indoensia dalam kode etik ini.
Kode Etik Perawat Anestesi Indonesia terbentuk dari dalil bahwa
sebagai tenaga kesehatan yang professional perawat anestesi dan
reanimasi harus berjuang secara perorangan atau organisasi untuik
mengikuti standar etika yang sangat tinggi.

A. Konsep Etika
I. Perawat Anestesi Reanimasi dan Masyarakat
a. Tanggung jawab utama perawat anestesi reanimasi terhadap
masyarakat yang membutuhkan pengobatan dan perawatan
anestesi reanimasi dalam meningkatkan kesehatan masyarakat
Indonesia, yang mana nilai tradisi dan keyakinan spiritual
seseorang sangat dihormati.
b. Perawat anestesi reanimasi melindungi hak privasi klien dengan
menjaga rahasia pribadi klien dari orang-orang yang tidak berhak

12
mengetahui, kecuali karena sesuatu hal diperlukan oleh
pengadilan.
c. Perawat anestesi reanimasi menjaga integritas pribadi, bertindak
untuk melindungi pasien dari tindakan yang tidak etis atau illegal
dari seseorang, dan perawat anestesi reanimasi mempunyai
kebebasan berbicara pada saat berhubungan dengan klien dan
semua anggota tim dalam perawatan pasien.

II. Perawat Anestesi Reanimasi dan Praktek


a. Perawat Anestesi reanimasi memberikan pelayanan
menurut martabat manusia dan keunikan klien, yang tidak dibatasi
oleh pertumbuhan sosial ekonomi, status, sifat pribadi dan
problem kesehatan yang mendasar.
b. Perawat anestesi reanimasi secara berkesinambungan
menunjukan tingkat kemampuan yang tinggi. Kemampuan
merupakan gabungan penilaian pengetahuan profesional,
kemampuan teknologi dan kemampuan antar pribadi yang dimiliki
seseorang.
c. Perawat anestesi reanimasi bertanggung jawab atas keputusan
dan tindakan profesi seseorang dan mendukung hak-hak klien.

III. Perawat Anestesi Reanimasi dan Lembaga Sosial & Masyarakat


a. Perawat anestesi reanimasi memiliki dualisme, kewajiban terhadap
lembaga sosial & masyarakat. Sebagai tenaga profesional yang
memiliki izin untuk memberikan pelayanan perawatan kesehatan
khusus dan sebagai anggota lembaga sosial & masyarakat
ditempat tinggalnya.
a. Perawat anestesi reanimasi berpartisipasi dalam upaya profesi
untuk melindungi masyarakat umum dari kesalahan informasi dan
kebohongan serta menjaga integritas profesi.

13
b. Perawat anestesi reanimasi bekerja sama dengan tim kesehatan
lain dan warga masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf
kesehatan nasional.

IV. Perawat Anestesi Reanimasi dan Mitra Kerja


a. Perawat anestesi reanimasi membina hubungan kerjasama antar
perawat anestesi, dokter anestesi dan tenaga profesi lain yang
terkait.
b. Perawat anestesi reanimasi melayani rekan dan teman kerja
dengan kejujuran, konsisten, saling percaya, saling asah, saling
asuh dan dalam kesederhanaan.

V. Perawat Anestesi Reanimasi dan Profesi


a. Perawat anestesi reanimasi memainkan peranan penting dalam
menentukan dan melaksanakan standar yang di inginkan pada
praktik dan pendidikan perawat anestesi reanimasi.
a. Perawat anestesi reanimasi berpartisipasi dalam kegiatan yang
mendukung kesinambungan pengembangan bidang pengetahuan
profesi.
b. Perawat anestesi reanimasi melindungi hak-hak pasien, binatang
yang dipakai dalam proyek penelitian dan melakukan proyek sesuai
dengan standar penelitian, etika dan pelaporan umum.
c. Perawat anestesi reanimasi berpartisipasi dalam upaya profesi
untuk menetapkan dan menjaga kondisi kerja yang kondusif
terhadap perawat anestesi reanimasi yang bermutu.

B. Penerapan Kode Etik


Kode etik ini merupakan pedoman tindakan yang didasarkan pada nilai
dan kebutuhan masyarakat. Tujuan kode etik ini akan tercapai apabila
dipahami, diinternalisasikan, dan digunakan dalam setiap aspek
pekerjaan para perawat anestesi.

14
BAB IV
PENUTUP

Dengan telah disusunnya Standar Profesi Perawat Anestesi Indonesia


sebagai sarana untuk mensosialisasikan kebedaan Organisasi Profesi
Perawat Anestesi baik dalam menjalankan tugas maupun tanggung jawab
profesi secara baik, maka diharapkan penyelenggaraan pemberian layanan
anestesi bagi seluruh masyarakat Indonesia dapat berjalan secara baik dan
aman, sehingga akan mendukung dalam pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan dan pengembangan tenaga kesehatan khususnya perawat
anestesi dimasa yang akan datang.

Keberhasilan pelayanan anestesi oleh perawat anestesi sangat


ditentukan dari pencapaian kualitas standar profesi meliputi standar
kompetensi dan kode etik profes yang telah ditetapkan, oleh karena itu
pemahaman isi standar profesi bagi seluruh anggota profesi Ikatan Perawat
Anestesi Indonesia menjadi suatu keharusan yang perlu ditaati.

Evaluasi dalam rangka penilaian terhadap substansi dan pelaksanaan


bagi seluruh perawat anestesi Indonesia, akan senantiasa ditinjau dan
dilakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam jangka waktu sesuai
dengan yang dibutuhkan, dimana penyempurnaannya akan terus
disesuaikan dengan perubahan yang terjadi terhadap perkembangan ilmu
dan teknologi di bidang anestesiologi.

15

Anda mungkin juga menyukai