PENDAHULUAN
A. latar Belakang
1
B. Tujuan
1. Menetapkan dasar umum bagi para praktisi terutama mutu
kompetensinya untuk digunakan dalam koordinasi pelayanan dan
menyatukan usahanya dalam perkembangan dari suatu praktek yang
berkualitas.
2. Membantu organisasi profesi dalam melakukan penilaian terhadap
kualitas pelayanan yang diberikan oleh anngotanya.
3. Membantu masyarakat untuk memahami apa yang diharapkan dari
praktisi anestesi
4. Membantu dan melindungi hak-hak dasar pasien.
C. Pengertian
Menurut PP No 32 tahun 1996 dalam pasal 21 standar profesi kesehatan
adalah pedoman yang harus dipergunakan oleh tenaga kesehatan
sebagai petunjuk dalam menjalankan profesinya secara baik. Selain itu
menurut Barber pengertian profesi mengandung esensi sebagai berikut :
1. Memiliki ilmu pengetahuan yang sistematis
2. Orientasi primer lebih cenderung untuk kepentingan
umum/masyarakat dari pada kepentingan pribadi.
Definisi Profesional.
Perawat anestesi adalah perawat yang telah diberi pendidikan formal secara
teoritis dan praktek dalam bidang anestesi dan berkompetensi untuk melakukan
pelayanan dalam pelayanan anestesi.
Perawat mahir anestesi adalah perawat yang telah mendapat pelatihan
anestesi atau berpengalaman dan bekerja dalam bidang anestesi.
Definisi Organisasi.
Ikatan Perawat Anestesi Indonesia adalah organisasi profesi perawat anestesi
yang bebas pajak, dibentuk atas keinginan perawat anestesi sebagai wadah
untuk mengelola kepentingan untuk anggotanya atau sebagai mandataris dari
perawat anestesi di seluruh Indonesia.
2
Kualifikasi anggota biasa :
- Lulus dari program pendidikan perawat anestesi seperti Akademi Anestesi,
Program DIII Keperawatan Anestesi, Program Ahli Madya Perawat Anestesi.
- Mentaati semua peraturan, pedoman, standar-standar atau kualifikasi
lainnya sesuai anggaran rumah tangga organisasi.
Organisasi IPAI direncanakan dan didirikan oleh para anggota untuk mencari
tujuan bersama yang dapat memenuhi kebutuhan dan bermanfaat bagi diri
mereka sendiri. Organisasi IPAI akan membantu dan menjalankan mandat dari
para anggota, oleh karena itu, tujuan organisasi harus didasarkan pada prinsip-
prinsip dasar, filosofi, dan nilai-nilai keanggotaan.
Organisasi IPAI, tidak terpisah dari struktur pokok dari norma-norma dan nilai-
nilai yang berlaku di masyarakat, seperti dinyatakan oleh para ahli, bahwa
profesi itu ada hanya karena ada pengakuan dari masyarakat, artinya hak-hak
untuk berpraktek dan hak-hak istimewa yang diberikan kepada profesi itu
karena masyarakat masih mengakuinya. Maka dalam melaksanakan tugasnya
organisasi IPAI harus mencerminkan keseimbangan antara kepentingan
3
anggota dan kepentingan masyarakat. Untuk kedua hal inilah organisasi profesi
IPAI bekerja dengan rasa percaya diri yang kuat.
Kualifikasi Pendidikan
Perawat anestesi dipersiapkan untuk mampu berpartisipasi dalam
pelayanan anestesi disamping melaksanakan peran dan fungsinya dalam
melaksanakan perawatan anestesi, perawatan pernapasan, tindakan
resusitasi jantung paru dan penanggulangan keadaan darurat lainnya.
Standar pendidikan ini diharapkan dapat memberikan pedoman dalam
penyelenggaran pendidikan perawat anestesi di Indonesia sehingga
Lulusan perawat anestesi yang ada di Indonesia memiliki kemampuan
berpartisifasi dalam layanan anestesi sesuai dengan standar pelayanan
anestesi dan reanimasi di rumah sakit yang telah ditetapkan.
D. Dasar Hukum
1. Standar Profesi Perawat Anestesi Indonesia di sahkan melalui Musyawarah
Nasional Luar Biasa Ikatan Perawat anestesi Indonesia dan ditetapkan
dengan suatu Surat Keputusan Nomor : 10/MUNAS IV/IPAI/6/2006, tanggal
11 Juni 2006 tentang Pengesahan Standar Profesi perawat Anestesi
Indonesia tahun 2006. Pengesahan dilakukan dihadapan 600 orang anggota
yang hadir dalam Munas IV Ikatan Perawat Anestesi Indonesia.
4
E. Profil Organisasi Profesi
Tujuan organisasi :
1. Meningkatkan kualitas yang tinggi dari pelayanan pasien secara terus-
menerus, khususnya dalam pelayanan anestesi.
2. Memajukan ilmu pengetahuan dan seni anestisialogi.
3. Mengembangkan dan meningkatkan standar pendidikan dalam bidang
perawat anestesi.
4. Mengembangkan dan meningkatkan standar praktek dalam bidang perawat
anetesi.
5. Menciptakan kerjasama yang efektif antara perawat anestesi, dokter ahli
anestesi, dan anggota-anggota lain dari profesi medis, profesi keperawatan,
5
rumah sakit, dan pihak lain yang mewakili kepentingan masyarakat terhadap
perawat anestesi.
6. menerbitkan jurnal ilmu pengetahuan, bulletin, dan penerbitan lain mengenai
hal yang berhubungan dengan organisasi.
7. Memelihara data-data informasi dan statistik untuk referensi dan bantuan
dalam dal berkenaan dengan profesi atau pekerjaan profesi.
8. Memberikan kesempatan untuk pendidikan lanjutan dalam anestesi.
9. Memberikan petunjuk kepada para anggota berkenaan dengan
kebijaksanaan pemerintah dan legislasi.
10. Memperjuangkan kesejahteraan bagi para anggotanya.
Namun, akibat dari terjadinya perubahan nama program pendidikan dan juga
kurikulum pendidikan Perawat Anestesi pada tahun 1985, dari Akademi
Anestesi menjadi Akademi Keperawatan Anestesi, maka Dewan Pengurus
Pusat IKLUM AKNES mengambil inisiatif untuk mengadakan Musyawarah
Nasional guna merubah nama organisasi yang dapat menjadi wadah seluruh
alumni program Pendidikan Perawat Anestesi, karena IKLUM AKNES itu hanya
menjadi wadah Alumni Akademi Anestesi, sedangkan alumni program Akademi
Keperawatan Anestesi tidak terakomodasi dalam organisasi ini.
Maka pada tanggal 01 Oktober 1986 organisasi IKLUM AKNES dirubah
namanya menjadi IKATAN PERAWAT ANESTESI INDONESIA ( IPAI ).
Saat ini IPAI merupakan satu-satunya organisasi profesi Perawat Anestesi yang
sah dan berbadan hukum di Indonesia, yang memiliki 5 ( lima ) Dewan
Pimpinan Wilayah yaitu :
6
Wilayah I : Pulau Sumatera.
Wilayah II : Pulau Jawa.
Wilayah III : Pulau Bali, NTB dan NTT.
Wilayah IV : Pulau Kalimantan.
Wilayah V : Pulau Sulawesi, Maluku dan Papua Barat.
Secara nasional IPAI memiliki 30 ( tiga puluh ) Dewan Pimpinan Daerah yang
merepresentasikan 30 ( tiga puluh ) Propinsi diseluruh Indonesia dengan jumlah
anggota kurang-lebih 1700 orang.
7
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
2.1. Pengantar
Rumusan Standar Kompetensi Perawat Anestesi di Indonesia telah
disusun oleh anggota Ikatan Perawat Anestesi yang berasal dari berbagai
institusi Rumah Sakit di seluruh Indonesia baik swasta maupun rumah Sakit
Pemerintah melalui hasil kajian berdasarkan kebutuhan wilayah diseluruh
Indonesia baik pada tatanan Pusat maupun daerah.
Berdasarkan pertemuan pengurus baik ditingkat Pusat maupun ditingkat
regional dalam bentuk Musyawarah Nasional maupun Musyawarah Kerja
Regional disepakati bahwa Standar Kompetensi ini merupakan kemampuan
minimal yang dimiliki oleh seorang Perawat Anestesi dalam menjalankan
tugas pokok dan fungsinya sebagai praktisi anestesi. Standar Kompetensi
ini disesuaikan dengan Sistim Kesehatan Nasional, Pedoman Penyusunan
Standar Profesi Depkes, dengan mempertimbangkan Standar Pelayanan
Anestesi dan Reanimasi di Rumah Sakit yang ditetapkan oleh Departemen
Kesehatan.
Standar Kompetensi Perawat Anestesi Indonesia di sahkan melalui
Musyawarah Nasional Luar Biasa Ikatan Perawat Anestesi Indonesia dan
ditetapkan dengan suatu Surat Keputusan Nomor : 10/MUNAS
IV/IPAI/6/2006, tanggal 11 Juni 2006 tentang Pengesahan Standar Profesi
Perawat Anestesi Indonesia tahun 2006.
Tugas pelayanan anestesi yang dilaksanakan oleh Perawat Anestesi
didasarkan kepada ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang anestesi
dalam upaya pengobatan penyakit, pemulihan kesehatan secara
menyeluruh. Tugas pelayanan anestesi hanya dapat dilakukan oleh praktisi
anestesi yang memiliki keahlian dan kewenangan berdasarkan pada
Standar Profesi yang telah ditetapkan yang akan terus dijadikan pedoman
dalam pelaksanaan pelayanan anestesi diinstitusi rumah sakit di seluruh
Indonesia.
8
Pelayanan anestesiologi dan reanimasi yang dilakukan oleh Perawat
Anestesi merupakan pelimpahan wewenang dari Dokter Spesialis
Anestesiologi atau dokter yang melakukan tindakan pembedahan/tindakan
medis lain.
9
PA.TL.B.08 8. Mampu mengatasi gangguan yang timbul akibat anestesi dan
atau pembedahan .
PA.TL.B.09 9. Mampu melakukan pemeliharaan jalan nafas selama masa intra
anestesi
PA.TL.B.10 10. Mampu melakukan pemasangan alat ventilasi mekanik
PA.TM.B.11 11. Mampu melakukan pemasangan alat nebulizer
PA.TL.B.12 12. Mampu melaksanakan tindakan untuk mengatasi kondisi gawat
darurat di meja operasi.
PA.TL.B.13 13. Mampu melaksanakan tindakan pengakhiran anestesi.
PA.TL.B.14 14. Mampu melakukan pencegahan komplikasi pengakhiran
anestesi.
PA.TL.B.15 15. Mampu mengatasi komplikasi pengakhiran anestesi
PA.TM.B.16 16. Mampu berkolaborasi dalam melakukan tindakan intra anestesi.
10
Catatan : Kompetensi dengan nomor kode PA.TL.01 s/d PA.TL.08
merupakan tugas pelimpahan dari Dokter Anestesi sesuai
dengan Standar Pelayanan Anestesi dan Reanimasi
Kepmenkes No. 779 Tahun 2008 Tentang Standar Umum
Pelayanan Anestesiologi dan Reanimasi di Rumah Sakit
11
BAB III
KODE ETIK
A. Konsep Etika
I. Perawat Anestesi Reanimasi dan Masyarakat
a. Tanggung jawab utama perawat anestesi reanimasi terhadap
masyarakat yang membutuhkan pengobatan dan perawatan
anestesi reanimasi dalam meningkatkan kesehatan masyarakat
Indonesia, yang mana nilai tradisi dan keyakinan spiritual
seseorang sangat dihormati.
b. Perawat anestesi reanimasi melindungi hak privasi klien dengan
menjaga rahasia pribadi klien dari orang-orang yang tidak berhak
12
mengetahui, kecuali karena sesuatu hal diperlukan oleh
pengadilan.
c. Perawat anestesi reanimasi menjaga integritas pribadi, bertindak
untuk melindungi pasien dari tindakan yang tidak etis atau illegal
dari seseorang, dan perawat anestesi reanimasi mempunyai
kebebasan berbicara pada saat berhubungan dengan klien dan
semua anggota tim dalam perawatan pasien.
13
b. Perawat anestesi reanimasi bekerja sama dengan tim kesehatan
lain dan warga masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf
kesehatan nasional.
14
BAB IV
PENUTUP
15