jdih.kemkes.go.id
-2-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG STANDAR
KOMPETENSI KERJA BIDANG KEPENATAAN ANESTESI.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 8 Juni 2023
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BUDI G. SADIKIN
jdih.kemkes.go.id
-3-
LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/1416/2023
TENTANG
STANDAR KOMPETENSI KERJA BIDANG
KEPENATAAN ANESTESI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan kepenataan anestesi di Indonesia dimulai saat adanya
tindakan operasi di rumah sakit. Pelaksanaan tindakan anestesi saat itu
dilaksanakan oleh juru rawat atau mantri (verpleger) yang diberikan
pelatihan secara individual oleh ahli bedah tanpa sertifikat maupun
ijazah. Dalam melaksanakan pekerjaannya sehari-hari mantri (verpleger)
diawasi oleh dokter operator.
Pada tahun 1962, para ahli anestesi mencetuskan pendidikan
perawat anestesi. Pendidikan dilaksanakan bagi pegawai berijazah
Perawat yang akan berubah menjadi Perawat Anestesi dengan sebutan
Penata Anestesi. Program pendidikan menggunakan kurikulum dengan
muatan ilmu medis yang lebih banyak meniru pendidikan perawat
anestesi di Amerika Serikat yang meliputi: pelayanan anestesi, terapi
intensif, pelayanan gawat darurat, terapi inhalasi, dan terapi nyeri.
Terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 18 Tahun 2016
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Penata Anestesi merubah
semua nomenklatur perawat anestesi yang ada di Indonesia harus dibaca
dan dimaknai sebagai Penata Anestesi, sekaligus mencabut Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan Perawat Anestesi. Penata Anestesi merupakan salah satu dari
jenis tenaga kesehatan, yang memiliki kewenangan untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan berupa asuhan kepenataan
anestesi sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki. Dalam
jdih.kemkes.go.id
-4-
jdih.kemkes.go.id
-5-
B. Pengertian
1. Standar Kompetensi Kerja Bidang Kepenataan Anestesi yang
selanjutnya disebut SKK Bidang Kepenataan Anestesi adalah uraian
kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap
kerja minimal yang harus dimiliki Penata Anestesi untuk melakukan
pekerjaan atau tugasnya atau menduduki jabatan tertentu yang
berlaku secara nasional.
2. Penata Anestesi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan
bidang keperawatan anestesi atau Penata Anestesi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Asuhan Kepenataan Anestesi adalah suatu rangkaian kegiatan secara
komprehensif kepada pasien yang tidak mampu menolong dirinya
sendiri dalam tindakan pelayanan anestesi pada pra, intra, pasca
anestesi dengan pendekatan metode kepenataan anestesi meliputi
pengkajian, analisa dan penetapan masalah, rencana intervensi,
implementasi dan evaluasi.
C. Penggunaan SKK
Standar kompetensi kerja dibutuhkan oleh beberapa
lembaga/institusi yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya
manusia, sesuai dengan kebutuhan masing-masing:
1. Untuk institusi pendidikan dan pelatihan
a. Memberikan informasi untuk pengembangan program dan
kurikulum.
b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan, penilaian, dan
sertifikasi.
2. Untuk dunia usaha/industri/institusi dan penggunaan tenaga kerja
a. Membantu dalam rekruitmen.
b. Membantu penilaian unjuk kerja.
c. Membantu dalam menyusun uraian jabatan.
jdih.kemkes.go.id
-6-
jdih.kemkes.go.id
-7-
BAB II
STANDAR KOMPETENSI KERJA BIDANG KEPENATAAN ANESTESI
TUJUAN
FUNGSI KUNCI FUNGSI UTAMA FUNGSI DASAR
UTAMA
Mewujudkan Melaksanakan Melaksanakan Melakukan persiapan pra
asuhan asuhan persiapan pasien anestesi
Kepenataan kepenataan pra pra anestesi
Melakukan pengkajian
Anestesi yang anestesi pada
Allergy, Medical drug, Past
terstandar tindakan
illnes, Last meal, Environment
dan terukur anestesi
(AMPLE)
sesuai
prosedur Melakukan pemeriksaan fisik
pasien
Melakukan pemeriksaan
kesulitan intubasi
Melakukan analisis data
pemeriksaan penunjang
jdih.kemkes.go.id
-8-
TUJUAN
FUNGSI KUNCI FUNGSI UTAMA FUNGSI DASAR
UTAMA
anestesi induksi intravena
Melakukan asuhan pemberian
induksi inhalasi
Melakukan pemasangan
sungkup muka
Melakukan pemasangan
Laryngeal Mask Airway (LMA)
Melakukan pemasangan
Endotracheal Tube (ETT)
Melakukan monitoring selama
tindakan anestesi
Melakukan asuhan
pemasangan alat monitoring
invasif
Melakukan asuhan pemberian
rumatan anestesi
Melakukan asuhan anestesi
dengan Total Intravenous
Anesthesia (TIVA)
Melakukan asuhan pemberian
sedasi
Melakukan asuhan tindakan
pengakhiran anestesi
jdih.kemkes.go.id
-9-
TUJUAN
FUNGSI KUNCI FUNGSI UTAMA FUNGSI DASAR
UTAMA
sistem gastrointestinal
jdih.kemkes.go.id
- 10 -
jdih.kemkes.go.id
- 11 -
jdih.kemkes.go.id
- 12 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan persiapan pada pra
anestesi di ruang rawat inap, ruang perawatan kritis, dan ruang
gawat darurat.
1.2 Data pasien meliputi rekam medis: data penunjang dan informed
concent.
1.3 Pengkajian pra anestesi meliputi:
1.3.1 Pemeriksaan Look, Evaluate, Mallampati, Obstruction, Neck
Mobility (LEMON).
jdih.kemkes.go.id
- 13 -
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
jdih.kemkes.go.id
- 14 -
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Ketepatan dalam melakukan pengkajian pra anestesi
5.2 Ketepatan dalam melakukan edukasi pelayanan anestesi
jdih.kemkes.go.id
- 15 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan pengkajian AMPLE di
ruang rawat inap bedah, ruang persiapan anestesi, poliklinik
anestesi, ruang gawat darurat dan ruang perawatan kritis.
1.2 Data pasien meliputi rekam medis: data penunjang dan informed
consent.
1.3 Pengkajian AMPLE:
1.3.1 Allergy: riwayat alergi obat, makanan dan suhu.
1.3.2 Medical drug: riwayat penggunaan obat-obatan.
1.3.3 Past illnes: riwayat penyakit, operasi dan anestesi.
1.3.4 Last meals: riwayat asupan makan dan minum terakhir.
jdih.kemkes.go.id
- 16 -
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
verifikasi portofolio serta wawancara bagi yang sudah berpengalaman
dan memiliki bukti pendukung yang memadai.
jdih.kemkes.go.id
- 17 -
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Ketepatan dalam melakukan pengkajian AMPLE
jdih.kemkes.go.id
- 18 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan prosedur pemeriksaan
fisik pada pra anestesi, intra anestesi, pasca anestesi, perawatan
kritis, serta kegawatdaruratan dan bencana.
1.2 Tempat kerja yang dimaksud melingkupi kamar operasi,
kegawatdaruratan dan bencana, perawatan kritis, poliklinik anestesi
serta lokasi kejadian.
jdih.kemkes.go.id
- 19 -
jdih.kemkes.go.id
- 20 -
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
verifikasi portofolio serta wawancara bagi yang sudah berpengalaman
dan memiliki bukti pendukung yang memadai.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
jdih.kemkes.go.id
- 21 -
5. Aspek kritis
5.1 Ketepatan dalam mengevaluasi prosedur pemeriksaan fisik sesuai
ketentuan
jdih.kemkes.go.id
- 22 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan pemeriksaan
kesulitan intubasi di kamar operasi, ruang gawat darurat, ruang
perawatan kritis, poliklinik anestesi dan lokasi kejadian.
1.2 Penyulit intubasi yang diperiksa dengan kriteria Look, Evaluate,
Mallampati, Obstruction, Neck Mobility (LEMON):
1.2.1 Look externally:
a. Tampak benjolan pada area pipi ukuran 7 cm x 7 cm batas
tidak tegas, konsistensi padat, nyeri tekan (+)
b. Janggut dan kumis tidak ada
c. Gigi incisor besar tidak ada
jdih.kemkes.go.id
- 23 -
jdih.kemkes.go.id
- 24 -
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
verifikasi portofolio serta wawancara bagi yang sudah berpengalaman
dan memiliki bukti pendukung yang memadai.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Ketelitian dalam memeriksa penyulit intubasi sesuai prosedur
jdih.kemkes.go.id
- 25 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan analisis data
pemeriksaan penunjang.
1.2 Tempat kerja meliputi kamar operasi, ruang gawat darurat, poliklinik
anestesi dan ruang perawatan kritis.
1.3 Disinkronkan meliputi penyesuaian antara hasil analisis dengan
kondisi pasien.
jdih.kemkes.go.id
- 26 -
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
verifikasi portofolio serta wawancara bagi yang sudah berpengalaman
dan memiliki bukti pendukung yang memadai.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
jdih.kemkes.go.id
- 27 -
5. Aspek kritis
5.1 Ketepatan dalam menyingkronkan hasil analisis dan keadaan umum
pasien
jdih.kemkes.go.id
- 28 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan evaluasi penilaian
status fisik pasien.
1.2 Hasil pengkajian meliputi hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
hasil pemeriksaan penunjang.
1.3 Standar yang dimaksud adalah menurut American Society of
Anesthesiologists (ASA).
jdih.kemkes.go.id
- 29 -
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Rekam medis
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
verifikasi portofolio serta wawancara bagi yang sudah berpengalaman
dan memiliki bukti pendukung yang memadai.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
jdih.kemkes.go.id
- 30 -
5. Aspek kritis
5.1 Ketepatan dalam memvalidasi status fisik sesuai standar
jdih.kemkes.go.id
- 31 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan edukasi tindakan
anestesi pada pra dan pasca anestesi.
1.2 Tempat kerja meliputi kamar operasi, ruang gawat darurat, poliklinik
anestesi dan ruang perawatan kritis.
1.3 Edukasi tindakan anestesi meliputi:
1.3.1 Pra anestesi meliputi memberikan edukasi tentang jenis
anestesi, prosedur anestesi, alternatif anestesi, efek samping
anestesi, risiko komplikasi anestesi, perawatan pasca anestesi
dan manajemen nyeri pasca tindakan anestesi.
1.3.2 Discarge planning.
1.3.3 Pasien dan/atau keluarga diberi kesempatan bertanya.
jdih.kemkes.go.id
- 32 -
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
verifikasi portofolio serta wawancara bagi yang sudah berpengalaman
dan memiliki bukti pendukung yang memadai.
jdih.kemkes.go.id
- 33 -
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam menyampaikan edukasi tindakan anestesi kepada
pasien dan/atau keluarga sesuai prosedur
jdih.kemkes.go.id
- 34 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan serah terima pasien
pada pasien pra, intra, pasca anestesi, gawat darurat dan kritis.
1.2 Tempat kerja meliputi kamar operasi, ruang gawat darurat, dan
ruang perawatan kritis.
1.3 Serah terima pasien meliputi:
1.3.1 Serah terima pasien: Situation, Background, Assesment,
Recomendation (SBAR).
1.3.2 Serah terima jenis dan teknik anestesi sesuai ketentuan.
1.3.3 Serah terima obat sesuai ketentuan.
1.3.4 Serah terima alat sesuai ketentuan.
1.3.5 Serah terima dokumen pasien sesuai ketentuan.
jdih.kemkes.go.id
- 35 -
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
verifikasi portofolio serta wawancara bagi yang sudah berpengalaman
jdih.kemkes.go.id
- 36 -
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam melakukan serah terima pasien
jdih.kemkes.go.id
- 37 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan asesmen pra induksi
di ruang persiapan anestesi.
1.2 Asesmen pra induksi meliputi keadaan umum pasien, persiapan alat,
obat, mesin anestesi, klasifikasi American Society of Anesthesiologists
(ASA), jenis dan teknik anestesi.
jdih.kemkes.go.id
- 38 -
2.1.4 Stetoskop
2.1.5 Senter/Pen light
2.1.6 Tongue spatel
2.1.7 Termometer
2.1.8 Tensimeter
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Rekam medis
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
verifikasi portofolio serta wawancara bagi yang sudah berpengalaman
dan memiliki bukti pendukung yang memadai.
jdih.kemkes.go.id
- 39 -
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Ketepatan dalam melakukan asesmen pra induksi
jdih.kemkes.go.id
- 40 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan pemberian cairan dan
elektrolit.
1.2 Tempat kerja meliputi kamar operasi, ruang gawat darurat, poliklinik
anestesi dan ruang perawatan kritis.
1.3 Pemasangan akses pemberian cairan antara lain: pemasangan infus
dan tranfusi darah.
jdih.kemkes.go.id
- 41 -
1.4 Cairan dan elektrolit meliputi cairan kristaloid, koloid, albumin dan
produk darah.
1.5 Evaluasi pasien meliputi penghitungan intake dan output serta
pemasangan kateter.
jdih.kemkes.go.id
- 42 -
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
verifikasi portofolio serta wawancara bagi yang sudah berpengalaman
dan memiliki bukti pendukung yang memadai.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
jdih.kemkes.go.id
- 43 -
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam melakukan pemasangan akses pemberian cairan
sesuai ketentuan
5.2 Kecermatan dalam memberikan cairan dan elektrolit sesuai
ketentuan
5.3 Kecermatan dalam melakukan evaluasi sesuai ketentuan
jdih.kemkes.go.id
- 44 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan pemberian obat
premedikasi di pra anestesi sesuai hasil kolaborasi dengan dokter
penanggung jawab anestesi.
1.2 Tempat kerja meliputi kamar operasi, rawat inap, ruang gawat
darurat, dan ruang perawatan kritis.
1.3 Kondisi pasien meliputi tekanan darah, suhu, nadi, dan pernapasan.
1.4 Cara pemberian obat premedikasi meliputi per oral, intramuskulus,
dan intravena.
jdih.kemkes.go.id
- 45 -
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
verifikasi portofolio serta wawancara bagi yang sudah berpengalaman
dan memiliki bukti pendukung yang memadai.
jdih.kemkes.go.id
- 46 -
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Ketepatan dalam memberikan obat premedikasi sesuai dengan
ketentuan
jdih.kemkes.go.id
- 47 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan pemberian obat
parenteral di pra anestesi, intra anestesi, pasca anestesi, perawatan
kritis, dan ruang gawat darurat sesuai hasil kolaborasi dengan dokter
penanggung jawab pelayanan (DPJP) anestesi.
1.2 Tempat kerja yang dimaksud melingkupi poliklinik nyeri, poliklinik
anestesi, kamar operasi, ruang gawat darurat, perawatan kritis, dan
lokasi kejadian.
jdih.kemkes.go.id
- 48 -
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
jdih.kemkes.go.id
- 49 -
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Ketepatan dalam memberikan obat parenteral sesuai dengan ketentuan
jdih.kemkes.go.id
- 50 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan pemberian oksigen.
1.2 Tempat kerja yang dimaksud melingkupi pra anestesi, intra anestesi,
pasca anestesi, kegawatdaruratan, perawatan kritis, dan lokasi
kejadian.
jdih.kemkes.go.id
- 51 -
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
verifikasi portofolio serta wawancara bagi yang sudah berpengalaman
dan memiliki bukti pendukung yang memadai.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
jdih.kemkes.go.id
- 52 -
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam melakukan evaluasi saturasi selama pemberian
oksigen
jdih.kemkes.go.id
- 53 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan pembebasan jalan
napas.
1.2 Tempat kerja yang dimaksud melingkupi kamar operasi, ruang gawat
darurat, perawatan kritis, dan lokasi kejadian.
1.3 Pemeriksaan kondisi pasien meliputi pemeriksaan look, listen dan
feel.
1.4 Cara pembebasan jalan napas dilakukan dengan alat dan tanpa alat.
jdih.kemkes.go.id
- 54 -
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
verifikasi portofolio serta wawancara bagi yang sudah berpengalaman
dan memiliki bukti pendukung yang memadai.
jdih.kemkes.go.id
- 55 -
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Ketepatan dalam menentukan cara pembebasan jalan napas sesuai
ketentuan
5.2 Ketepatan dalam melakukan teknik pembebasan jalan napas sesuai
ketentuan
jdih.kemkes.go.id
- 56 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan asuhan terapi inhalasi
sesuai hasil kolaborasi dengan dokter penanggung jawab anestesi.
1.2 Tempat kerja yang dimaksud melingkupi kamar operasi,
kegawatdaruratan dan bencana, perawatan kritis, serta lokasi
kejadian.
jdih.kemkes.go.id
- 57 -
2.1.3 Nebulizer
2.1.4 Simple mask nebulizer
2.1.5 Obat terapi inhalasi
2.1.6 Cairan pengencer
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Spuit
2.2.2 Rekam medis
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
verifikasi portofolio serta wawancara bagi yang sudah berpengalaman
dan memiliki bukti pendukung yang memadai.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
jdih.kemkes.go.id
- 58 -
5. Aspek kritis
5.1 Ketepatan dalam melakukan evaluasi terapi inhalasi
jdih.kemkes.go.id
- 59 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan pengaturan posisi
pasien.
1.2 Aksesoris meliputi anesthesia screen, shoulder support, waist support,
arm rest, kidney board, leg support, dan adjust leg board.
1.3 Tempat kerja yang dimaksud meliputi pra, intra, dan pasca anestesi.
jdih.kemkes.go.id
- 60 -
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
verifikasi portofolio serta wawancara bagi yang sudah berpengalaman
dan memiliki bukti pendukung yang memadai.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
jdih.kemkes.go.id
- 61 -
5. Aspek kritis
5.1 Teliti dalam mengatur posisi pasien sesuai dengan jenis pembedahan
jdih.kemkes.go.id
- 62 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan asuhan tindakan
anestesi regional pada intra anestesi.
1.2 Posisi pasien mencakup duduk, lateral decubitus, dan posisi regional
block perifer disesuaikan dengan jenis lokasi operasi.
1.3 Level block yang dinilai adalah motorik dan sensorik.
jdih.kemkes.go.id
- 63 -
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Meja instrument
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
jdih.kemkes.go.id
- 64 -
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam melakukan pengaturan posisi pasien pada
tindakan anestesi regional
jdih.kemkes.go.id
- 65 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan asuhan pemberian
induksi di intra anestesi.
1.2 Kondisi pasien antara lain keadaan umum, dan hemodinamik.
1.3 Induksi merupakan pemberian obat secara intravena sesuai
kolaborasi dengan dokter penanggung jawab anestesi.
1.4 Evaluasi kondisi pasien mencakup status stadium induksi dan
perubahan fisiologis tubuh pasien.
jdih.kemkes.go.id
- 66 -
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
jdih.kemkes.go.id
- 67 -
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Ketelitian dalam pemberian induksi intravena sesuai ketentuan
jdih.kemkes.go.id
- 68 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan pemberian induksi
inhalasi pada intra anestesi.
1.2 Kondisi pasien antara lain keadaan umum dan hemodinamik.
1.3 Induksi merupakan pemberian obat secara inhalasi sesuai kolaborasi
dengan dokter penanggung jawab anestesi.
jdih.kemkes.go.id
- 69 -
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
jdih.kemkes.go.id
- 70 -
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Ketelitian dalam pemberian induksi inhalasi sesuai ketentuan
jdih.kemkes.go.id
- 71 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan pemasangan sungkup
muka.
1.2 Tempat kerja yang dimaksud melingkupi kamar operasi,
kegawatdaruratan, perawatan kritis, serta lokasi kejadian.
1.3 Pemasangan sungkup muka yang dimaksud menyesuaikan dengan
jenis dan ukuran sesuai hasil kolaborasi dengan dokter penanggung
jawab anestesi.
jdih.kemkes.go.id
- 72 -
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
verifikasi portofolio serta wawancara bagi yang sudah berpengalaman
dan memiliki bukti pendukung yang memadai.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
jdih.kemkes.go.id
- 73 -
5. Aspek kritis
5.1 Ketepatan dalam pemasangan sungkup muka
jdih.kemkes.go.id
- 74 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan pemasangan LMA.
1.2 Tempat kerja yang dimaksud melingkupi kamar operasi,
kegawatdaruratan, perawatan kritis, serta lokasi kejadian.
1.3 Pemasangan LMA yang dimaksud menyesuaikan dengan jenis,
ukuran, dan teknik sesuai hasil kolaborasi dengan dokter
penanggung jawab anestesi.
jdih.kemkes.go.id
- 75 -
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
verifikasi portofolio serta wawancara bagi yang sudah berpengalaman
dan memiliki bukti pendukung yang memadai.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
jdih.kemkes.go.id
- 76 -
5. Aspek kritis
5.1 Ketepatan dalam pemasangan LMA
jdih.kemkes.go.id
- 77 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan pemasangan ETT.
1.2 Tempat kerja yang dimaksud melingkupi kamar operasi,
kegawatdaruratan, perawatan kritis, serta lokasi kejadian.
1.3 Pemasangan ETT yang dimaksud menyesuaikan dengan jenis,
ukuran, dan teknik sesuai hasil kolaborasi dengan dokter
penanggung jawab anestesi.
jdih.kemkes.go.id
- 78 -
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
jdih.kemkes.go.id
- 79 -
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Ketepatan dalam pemasangan ETT
jdih.kemkes.go.id
- 80 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan melakukan monitoring
selama tindakan anestesi.
1.2 Inspeksi antara lain: kedalaman anestesi, keadaan umum, ventilasi,
perdarahan, urin output, saturasi oksigen.
1.3 Palpasi antara lain: irama jantung, suhu tubuh.
1.4 Auskultasi antara lain: suara napas, suara jantung.
jdih.kemkes.go.id
- 81 -
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
verifikasi portofolio serta wawancara bagi yang sudah berpengalaman
dan memiliki bukti pendukung yang memadai.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
jdih.kemkes.go.id
- 82 -
5. Aspek kritis
5.1 Ketelitian dalam melakukan inspeksi sesuai ketentuan
5.2 Ketelitian dalam melakukan palpasi sesuai ketentuan
5.3 Ketelitian dalam melakukan auskultasi sesuai ketentuan
jdih.kemkes.go.id
- 83 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan asuhan pemasangan
alat monitoring invasif.
jdih.kemkes.go.id
- 84 -
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
jdih.kemkes.go.id
- 85 -
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Ketelitian dalam melakukan monitoring dan evaluasi respon pasien
jdih.kemkes.go.id
- 86 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan asuhan rumatan
anestesi inhalasi di intra anestesi
1.2 Tanda-tanda vital meliputi kesadaran, tekanan darah, denyut nadi,
respirasi, suhu tubuh dan saturasi oksigen.
1.3 Ventilasi mekanik yang dimaksud meliputi pengaturan mode
ventilasi, tidal volume, respirasi rate, menit volume,
jdih.kemkes.go.id
- 87 -
jdih.kemkes.go.id
- 88 -
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
verifikasi portofolio serta wawancara bagi yang sudah berpengalaman
dan memiliki bukti pendukung yang memadai.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam melakukan evaluasi pemberian rumatan anestesi
jdih.kemkes.go.id
89
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan asuhan tindakan
anestesi TIVA pada intra anestesi.
1.2 Tempat kerja yang dimaksud melingkupi kamar operasi,
kegawatdaruratan, ruang pemeriksaan diagnostik dan poliklinik
bedah.
jdih.kemkes.go.id
90
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
jdih.kemkes.go.id
91
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam melakukan induksi sesuai ketentuan
5.2 Kecermatan dalam melakukan pemeliharaan anestesi sesuai dengan
ketentuan
jdih.kemkes.go.id
92
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan asuhan pemberian
sedasi dengan atau tanpa penggunaan analgetik pada prosedur
tindakan diagnostik dan terapeutik.
jdih.kemkes.go.id
93
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
jdih.kemkes.go.id
94
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam pemberian obat sedasi dan analgetik diberikan
sesuai ketentuan
jdih.kemkes.go.id
95
jdih.kemkes.go.id
96
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan asuhan tindakan
pengakhiran anestesi pada pasien anestesi umum dan anestesi
regional.
1.2 Obat anestesi inhalasi meliputi volatile agent dan N2O sesuai hasil
kolaborasi dengan dokter penanggung jawab anestesi.
1.3 Obat pelumpuh otot diberikan obat antidotum pelumpuh otot kecuali
ada kontraindikasi sesuai hasil kolaborasi dengan dokter penanggung
jawab anestesi.
1.4 Bronchial toilet yang dimaksud adalah membersihkan atau
mengeluarkan cairan dari jalan napas buatan endotracheal tube,
mulut, hidung pada pasien yang tidak mampu mengeluarkannya
secara spontan
1.5 Kondisi pasien yang dimaksud adalah jalan napas, oksigenasi,
ventilasi, sirkulasi, suhu dan perfusi jaringan.
jdih.kemkes.go.id
97
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
verifikasi portofolio serta wawancara bagi yang sudah berpengalaman
dan memiliki bukti pendukung yang memadai.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
jdih.kemkes.go.id
98
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam melakukan pemantauan kondisi pasien pada
pengakhiran anestesi sesuai ketentuan
jdih.kemkes.go.id
99
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan asuhan penanganan
komplikasi sistem respirasi.
1.2 Tempat kerja meliputi pra anestesi, intra anestesi, pasca anestesi,
gawat darurat, perawatan kritis, ruang pemeriksaan diagnostik dan
lokasi kejadian.
1.3 Komplikasi sistem respirasi antara lain hipoksia, hipoksemia,
obstruksi jalan nafas, tidak efektifnya pola napas, aspirasi, depresi
pernapasan, henti napas.
jdih.kemkes.go.id
100
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
jdih.kemkes.go.id
101
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5 Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam melakukan pembebasan jalan napas
5.2 Kecermatan dalam melakukan oksigenasi
jdih.kemkes.go.id
102
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan asuhan penanganan
komplikasi sistem kardiovaskular.
1.2 Tempat kerja meliputi pra anestesi, intra anestesi, pasca anestesi,
gawat darurat, perawatan kritis, ruang pemeriksaan diagnostik dan
lokasi kejadian.
jdih.kemkes.go.id
103
jdih.kemkes.go.id
104
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
verifikasi portofolio serta wawancara bagi yang sudah berpengalaman
dan memiliki bukti pendukung yang memadai.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
jdih.kemkes.go.id
105
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam mempertahankan fungsi jantung sesuai dengan
ketentuan
5.2 Kecermatan dalam mempertahankan fungsi pembuluh darah sesuai
dengan ketentuan
jdih.kemkes.go.id
106
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan asuhan penanganan
komplikasi sistem termoregulasi.
1.2 Tempat kerja meliputi pra anestesi, intra anestesi, pasca anestesi,
gawat darurat, perawatan kritis, ruang pemeriksaan diagnostik dan
lokasi kejadian.
1.3 Komplikasi sistem termoregulasi meliputi hipertermi dan hipotermi.
jdih.kemkes.go.id
107
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
jdih.kemkes.go.id
108
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam mempertahankan suhu tubuh pasien sesuai
dengan ketentuan
jdih.kemkes.go.id
109
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan asuhan penanganan
komplikasi sistem neurologi.
1.2 Tempat kerja meliputi pra anestesi, intra anestesi, pasca anestesi,
gawat darurat, perawatan kritis, ruang pemeriksaan diagnostik dan
lokasi kejadian.
1.3 Komplikasi sistem neurologi yang dimaksud adalah gangguan
kesadaran, defisit sensoris motorik, paralisis, meningitis, Post Dural
Puncture Headache (PDPH) dan neuropati.
jdih.kemkes.go.id
110
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
jdih.kemkes.go.id
111
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam mempertahankan fungsi sistem saraf pasien
sesuai dengan ketentuan
jdih.kemkes.go.id
112
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan asuhan penanganan
komplikasi sistem imun.
1.2 Tempat kerja meliputi pra anestesi, intra anestesi, pasca anestesi,
gawat darurat, perawatan kritis, ruang pemeriksaan diagnostik dan
lokasi kejadian.
1.3 Komplikasi sistem imun yang dimaksud adalah hipersensitivitas dan
syok anafilaktik.
1.4 Penanganan komplikasi sistem imun meliputi penatalaksanaan
berdasarkan hasil kolaborasi dengan dokter penanggungjawab
anestesi.
jdih.kemkes.go.id
113
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
jdih.kemkes.go.id
114
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam evaluasi penanganan komplikasi sistem imun
sesuai ketentuan
jdih.kemkes.go.id
115
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan asuhan penanganan
komplikasi sistem metabolik endokrin.
1.2 Tempat kerja meliputi pra anestesi, intra anestesi, pasca anestesi,
gawat darurat, perawatan kritis, ruang pemeriksaan diagnostik dan
lokasi kejadian.
1.3 Komplikasi sistem metabolik endokrin yang dimaksud adalah
gangguan keseimbangan asam basa, hiperglikemi, hipoglikemi dan
krisis tiroid.
jdih.kemkes.go.id
116
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
jdih.kemkes.go.id
117
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam evaluasi penanganan komplikasi sistem metabolik
endokrin sesuai ketentuan
jdih.kemkes.go.id
118
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan asuhan penanganan
komplikasi sistem gastrointestinal.
1.2 Tempat kerja meliputi pra anestesi, intra anestesi, pasca anestesi,
gawat darurat, perawatan kritis, ruang pemeriksaan diagnostik
dan lokasi kejadian.
jdih.kemkes.go.id
119
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
jdih.kemkes.go.id
120
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam evaluasi penanganan komplikasi sistem
gastrointestinal sesuai ketentuan
jdih.kemkes.go.id
127
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan penilaian pasien pasca
anestesi.
1.2 Alat yang dimaksud adalah alat monitoring manual atau digital.
1.3 Penilaian status fisiologis antara lain aldrete score, steward score,
Post Anesthetic Discharge Scoring System (PADSS) dan bromage score.
jdih.kemkes.go.id
128
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
verifikasi portofolio serta wawancara bagi yang sudah berpengalaman
dan memiliki bukti pendukung yang memadai.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
jdih.kemkes.go.id
129
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam melakukan penilaian status fisiologis sesuai
standar
jdih.kemkes.go.id
130
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan asuhan pengelolaan
manajemen nyeri.
1.2 Tempat kerja yang dimaksud melingkupi pra, pasca anestesi, gawat
darurat, perawatan kritis, dan bencana.
1.3 Pengkajian nyeri meliputi aspek waktu, ruang, intensitas dan
psikologis.
1.4 Penatalaksanaan nyeri meliputi penatalaksanaan non farmakologi
dan farmakologi sesuai kolaborasi.
jdih.kemkes.go.id
131
jdih.kemkes.go.id
132
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
verifikasi portofolio serta wawancara bagi yang sudah berpengalaman
dan memiliki bukti pendukung yang memadai.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
jdih.kemkes.go.id
133
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam penatalaksanaan nyeri
jdih.kemkes.go.id
134
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini dilakukan tindakan untuk dilakukan pertolongan
pada pasien dan atau korban yang mengalami bencana akibat
trauma, dan atau memerlukan bantuan hidup dasar.
1.2 Tempat kerja meliputi prehospital dan intrahospital.
1.3 Bantuan hidup dasar yang dimaksud adalah usaha awal untuk
mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada seseorang
yang mengalami henti nafas dan atau henti jantung (cardiac arrest)
dan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS).
jdih.kemkes.go.id
135
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
verifikasi portofolio serta wawancara bagi yang sudah berpengalaman
dan memiliki bukti pendukung yang memadai.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
jdih.kemkes.go.id
136
3.1.2 BTCLS
3.1.3 Anatomi fisiologi manusia
3.1.4 Farmakologi obat emergency
3.1.5 Asuhan Kepenataan Anestesi
3.2 Keterampilan
3.2.1 Melakukan pembebasan jalan napas
3.2.2 Melakukan kompresi jantung
3.2.3 Melakukan pemasangan collar neck
3.2.4 Melakukan pemasangan EKG
3.2.5 Melakukan penggunaan Automated External Defibrillator (AED)
dan/atau defibrillator
3.2.6 Melakukan pembidaian
3.2.7 Melakukan penghentian pendarahan
3.2.8 Melakukan pemasangan IV Line
5. Aspek kritis
5.1 Ketepatan dalam melakukan bantuan hidup dasar
jdih.kemkes.go.id
137
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan bantuan hidup lanjut
di rumah sakit.
1.2 Tempat kerja yang dimaksud meliputi pra anestesi, intra anestesi,
pasca anestesi, gawat darurat dan perawatan kritis.
1.3 Kondisi pasien yang dimaksud adalah manifestasi klinis pasien yang
mengalami masalah kegawatdaruratan akibat trauma dan gangguan
kardiovaskular.
4.3 Bantuan hidup lanjut yang dimaksudkan adalah memulihkan dan
mempertahankan fungsi sirkulasi spontan sehingga perfusi dan
jdih.kemkes.go.id
138
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
jdih.kemkes.go.id
139
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Ketepatan dalam penanganan bantuan hidup lanjut
5.2 Kecermatan dalam melakukan tindak lanjut penanganan bantuan
hidup lanjut
jdih.kemkes.go.id
140
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan pengelolaan tindakan
emergensi prehospital dan intrahospital.
1.2 Lingkungan kerja yang dimaksud adalah tempat korban berada dan
akan dilakukan pertolongan.
jdih.kemkes.go.id
141
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
jdih.kemkes.go.id
142
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan melakukan pemilahan pasien pada pengelolaan tindakan
emergensi
jdih.kemkes.go.id
143
jdih.kemkes.go.id
144
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan pengelolaan mesin
anestesi pada pra, intra dan pasca anestesi.
1.2 Penyiapan mesin anestesi meliputi pemasangan aksesoris mesin
anestesi dan uji fungsi sebelum penggunaan.
1.3 Penggunaan mesin anestesi meliputi pengaturan gas flow anestesi,
pengawasan terhadap kebocoran mesin anestesi dan respon alarm
mesin anestesi sesuai kolaborasi dokter penanggung jawab anestesi.
1.4 Pemeliharaan mesin anestesi dilakukan secara rutin meliputi
pembersihan, desinfeksi, penyimpanan dan inventarisasi mesin
anestesi.
jdih.kemkes.go.id
145
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
verifikasi portofolio serta wawancara bagi yang sudah berpengalaman
dan memiliki bukti pendukung yang memadai.
jdih.kemkes.go.id
146
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dan ketelitian dalam melakukan penggunaan mesin
anestesi sesuai ketentuan
jdih.kemkes.go.id
147
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1. Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan pengelolaan peralatan
anestesi pada pra, intra dan pasca anestesi.
1.2. Penyiapan peralatan meliputi seluruh alat anestesi umum, anestesi
regional dan monitoring disiapkan sebelum anestesi.
1.3. Penggunaan peralatan meliputi alat-alat anestesi umum pada intra
anestesi sesuai kolaborasi dengan dokter penanggungjawab anestesi.
1.4. Pemeliharaan peralatan dilakukan secara rutin meliputi
pembersihan, desinfeksi, penyimpanan dan inventarisasi alat
anestesi.
jdih.kemkes.go.id
148
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
verifikasi portofolio serta wawancara bagi yang sudah berpengalaman
dan memiliki bukti pendukung yang memadai.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
jdih.kemkes.go.id
149
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dan ketelitian dalam melakukan penggunaan peralatan
anestesi sesuai ketentuan
jdih.kemkes.go.id
150
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan pengelolaan obat-
obatan anestesi pada pra, intra dan pasca anestesi.
1.2. Penyiapan obat-obatan anestesi meliputi obat anestesi umum, obat
anestesi regional dan obat emergency.
1.3. Penggunaan obat-obatan anestesi meliputi pemberian obat anestesi
umum, obat anestesi regional dan obat emergency kepada pasien
sesuai kolaborasi dengan dokter penanggungjawab anestesi.
1.4. Penyimpanan obat-obatan anestesi dilakukan secara rutin meliputi
inventarisasi obat anestesi.
jdih.kemkes.go.id
151
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
verifikasi portofolio serta wawancara bagi yang sudah berpengalaman
dan memiliki bukti pendukung yang memadai.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
jdih.kemkes.go.id
152
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dan ketelitian dalam melakukan penggunaan obat-
obatan anestesi sesuai ketentuan
jdih.kemkes.go.id
153
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan pengelolaan gas
anestesi pada pra anestesi.
1.2. Penyiapan gas anestesi meliputi gas anestesi umum oksigen, N2O,
compressed air disiapkan sebelum anestesi.
1.3. Penggunaan gas anestesi meliputi pemberian gas anestesi kepada
pasien sesuai kolaborasi dengan dokter penanggungjawab anestesi.
1.4. Pemeliharaan peralatan dilakukan secara rutin meliputi inventarisasi
alat anestesi.
jdih.kemkes.go.id
154
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian peserta/asesi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan dilengkapi dengan peralatan,
perlengkapan, bahan dokumen, serta fasilitas yang dibutuhkan.
1.2 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan, sumber daya
asesmen, tempat asesmen, jadwal asesmen.
1.3 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode
tes lisan/tertulis dalam rangka penggalian pengetahuan, observasi
demonstrasi dalam rangka penggalian keterampilan, sikap kerja,
verifikasi portofolio serta wawancara bagi yang sudah berpengalaman
dan memiliki bukti pendukung yang memadai.
jdih.kemkes.go.id
155
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dan ketelitian dalam melakukan penggunaan gas
anestesi sesuai ketentuan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
ttd.
BUDI G. SADIKIN
jdih.kemkes.go.id