•Presentan :
1. Tidurkan penderita dalam posisi dekubitus lateral. Buat penderita membungkuk maksimal
agar proccesus spinosus mudah teraba. Bisa juga dalam posisi duduk
2. Inspeksi, Garis yang menghubungkan dua titik tertinggi. Krista iliaka kanan dan kiri akan
memotong garis tengah punggung setinggi L4-L5. Untuk mengenal ruang antara 2
vertebra lumbalis. Pungsi lumbal hanya diantara L2-L3, L3-L4, L4-L5, atau L5-S1.
3. Sterilkan tempat tusukan dengan betadine dan alkohol.
4. Dengan memakai sarung tangan steril, pungsi lumbal dilakukan dengan menyuntikkan
jarum lumbal no.22 (atau lebih halus misalnya no.23, 25, 26) pada bidang median dengan
arah 10°-30° terhadap bidang horisontal ke arah kranial pada ruangan antar vertebra
lumbalis yang sudah dipilih. Jarum lumbal akan menembus kulit-subcutis-ligamentum
supraspinosum-ligamentum intraspinosum-ligamentum flavum-duramater-ruang
subarachnoid.
5. Setelah stilet dicabut, cairan serebrospinal akan menetes
keluar. Selanjutnya disuntikkan larutan obat analgestik
lokal pelan-pelan, diselingi aspirasi sedikit kedalam ruang
subarachnoid tersebut
KOMPLIKASI
1. Pasang kateter vena (venocath) pada kedua punggung tangan. Pada sisi tangan atau lengan yang akan dibedah, untuk
memasukkan obat anestesi lokal, sedangkan sisi lain untuk memasukkan obat-obat yang mungkin diperlukan seandainya timbul
kegawatan atau diperlukan cairan infus.
2. Eksanguinasi (mengurangi darah) pada sisi lengan yang akan dibedah dengan menaikkan lengan dan massage manual dengan
bantuan perban elastik (eshmark bandage) dari distal ke proksimal. Tindakan ini juga untuk mengurangi sirkulasi darah pada
dosis obat.
3. Pasang pengukur tekanan darah pada lengan atas seperti akan mengukur tekanan darah biasa dengan torniquet atau manset ganda
dan bagian proksimal dikembangkan dahulu sampai 100mmHg diatas tekanan sistolik supaya darah arteri tidak masuk ke lengan
dan tentunya juga darah vena tidak akan masuk ke sistemik.
4. Suntikkan Lidocain atau Prilocain 0,5% 0,6ml/kg (Bupivakain tidak dianjurkan karena toksisitasnya lebih besar) melalui kateter
dipunggung tangan. Untuk tungkai lewat vena punggung kaki dengan dosis 1-1,2ml/kg dengan anelgesia tercapai dalam waktu
10-15 menit.
5. Setelah 20-30 menit atau kalau penderita sudah merasa tidak enak atau nyeri pada torniquet, kembangkan manset distal dan
kempiskan manset proksimal.
6. Setelah pembedahan selesai, deflasi manset dilakukan secara bertahap. Buka tutup selama beberapa menit untuk menghindari
keracunan obat.
PENGGOLONGAN OBAT
ANESTESI REGIONAL
Ester Amida
Di hidrolisis di plasma Di hidrolisis di hepar
Hidrolisis cepat Hidrolisis lambat
Durasi singkat Durasi lama
Alergi », karena hasil Alergi «
metabolitnya PABA
• Kokain :
• Konsentrasi 4-10%
• Prokain :
• Secara topikal aktivitas kurang namun mempunyai keuntungan antara lain : toksisitas sistemik minimal, iritasi lokal sedikit,
sterilisasi mudah, durasinya pendek, murah.
• Kurangnya toksisitas sistemik dan durasi yang pendek dikarenakan oleh dihidrolisa dengan cepat oleh pseudokolin esterase.
• Etidokain
• Struktur seperti lidokain dengan potensi lebih besar dan masa kerja lebih lama.
TOKSISITAS OBAT ANESTESI
REGIONAL
• Gejala sistemik
• Gejala Lokal
• Kerusakan saraf
• Gangguan otot
• Gejala lain-lain
• Alergi
• Methemoglobi
• nemia
• Adiksi
KEUNTUNGAN ANESTESI KEKURANGAN ANESTESI
REGIONAL REGIONAL