memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
penulisan karya tulis ini merupakan hak mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis banyak menerima bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada yang
terhormat dosen pembimbing dan seluruh teman-teman yang telah membantu dalam
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih sangat jauh dari taraf
kesempurnaan.Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun, sangat penulis harapkan demi kesempurnaan karya
Hormat Kami
Penulis
Kelompok A
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Tujuan...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
A. Sejarah IPAI..........................................................................................
B. Sejarah HIPANI ...................................................................................
C. Perseteruan IPAI dan HIPANI .............................................................
D. Jalan Keluar Dari Permasalahan...........................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
LAMPIRAN ...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
teknologi di seluruh bidang kehidupan melaju dengan cepat dan pesat sehingga
kesehatan.
dalam bentuk upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, hal ini
gangguan. Mereka inginkan bisa bekerja terlindungi dari resiko tuntutan, terkait
praktis organisasi, lalu kisruh dan perang opini, kapan hal aman dan makmur itu
diperjuangkan
memilih IPAI maka ia akan dibawah Keteknisan Medis. Sedangkan bagi Penata
yang berijazah Aknes, tapi bagaimana dengan yang berijazah Akpernes plus S1
Keperawatan + Ners. Bila disuruh memilih salah satu, jelas mereka akan "mati"
Bila dihitung dari segi kepangkatan PNS, tentunya mereka yang tamatan
Akpernes plus ijazah Ners cendrung akan memilih di bawah kendali bidang
Keteknisan medis dan berasosiasi ke IPAI. Artinya, dalam satu ruangan akan ada 2
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk membahas dan mencari
jalan keluar yang tepat dalam memecahkan perseteruan antara kedua organisasi
IPAI dan HIPANI sehingga tidak menimbulkan masalah bagi tenaga kesehatan
khususnya anastesi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah IPAI
1. Sejarah
pelatihan secara individual oleh ahli bedah tanpa sertifikat apalagi ijazah.
Operator
ceritera yang disampaikan oleh para orangtua generasi abad ke 19 akhir dan
berkuasa di negeri ini mulai mendidik orang pribumi untuk menjadi tenaga
kesehatan yang disebut “Juru Rawat” dan “Mantri Verpleiger”, ini yang
dibawah suvpervisi Ahli Bedah. Perkembangan dari tenaga jenis ini tidak
terlalu pesat jika dilihat dari segi jumlahnya, namun cukup banyak untuk
( dikenal luas oleh masyarakat dgn sebutan RSCM ) Jakarta adalah dokter
oleh “Perawat Anestesi” yang dilatih secara individual dan tanpa diberikan
sertifikat
(http://www.ikatanpenataanestesiindonesia.org/index.php/public/about/
information-history/)
2. Perkembangan
pada saat itu Prof.Dr. Soekaryo dan beliau mendukung sepenuhnya dengan
ukuran 4x6 meter eks Gudang kamar cuci yg berada di Lantai 2 berdinding
dan berlantai kayu. Ruang kuliah tersebut cukup memadai untuk proses
Nomior 37/1966 pada tahun yang sama, serta ditambah juga Surat
waktu itu setara dengan lulusan SMA, juga untuk membantu pemerintah
anestesi dan pasca anestesi, bekerja di Rumah Sakit yang sebagian besar
tidak ada Dokter Ahli anestesi dan sebagian lagi bekerja di Rumah Sakit
a. Pelayanan Anestesi
c. Terapi intensif
d. Terapi nyeri dan
e. Terapi Inhalasi.
dengan sangat baik sampai dengan tahun 1980-an seperti catatan yang ditulis
kapasitas lebih unggul daripada saya. Oleh karena itu, saya yakin sekali
jangka panjang yang tidak tahu berapa lama, masih sangat kurang. Jadi
saudara tidak terhambat untuk lulus ujian dan menjadi perawat anestesi
yang handal. Tenaga saudara sangat dibutuhkan dalam pelayanan
mereka.Selamat belajar.”
anestesi itu sendiri terjadi pro dan kontra terhadap konsep Pendidikan yang
berhasil dibangun oleh Prof Kelan, bagi yang tidak setuju dengan
IKLUM (Ikatan Alumni) dengan Ketua Umumnya Bpk Drs. I Ketut Sangke
menerima dengan senang hati Penata anestesi masuk rumpun PPNI dan
pada Tahun 1986 pada Munas IKLUM terbentuklah Organisasi Profesi yang
Anestesi ditutup saja , karena perawat tidak perlu pendidikan dan perawat
saja maka dijawab tidak bisa karena Dokter Anestesi belum cukup.
Bpk. R.O Soepandi BSc, digantikan oleh Dr. Kartini Suryadi DSAn. Dan
minimal 102 SKS baru bisa masuk dan diterima di Program Studi Ilmu
Keperawatan (PSIK) pada waktui itu, dan sisanya silakan ilmu lain sebagai
warna saja.
Surabaya karena tidak sesuai dengan harapan baik buat Mahasiswa itu
sendiri maupun yang diharapkan oleh Rumah Sakit pengirim dari Daerah,
karena yang diharapkan oleh rumah Sakit daerah adalah alumni dari
Akpernes bisa mengisi sebagai pelaksana pelayanan Anestesi yang
tidak/belum didisi oleh Dokter Anestesi, begitu pula untuk Rumah Sakit
tersebut selalu terjadi setiap tahun mulai th 1991 sampai dengan tahun
Pada tahun 2007 dengan beberapa usulan dari Staf Poltekkes Jakarta
dari lulusan SMA. Sesuai Brosur dari Poltekkes Jakarta III Mahasiswa/I
mata kuliah Anestesi selama 6 (enam) semester masa perkuliahan baik teori
itu terus terjadi hingga 3 ( tiga ) angkatan th 2009 dan setelah itu tidak
seniornya tidak puas menerima ilmua anestesi hanya sedikit, hanya mereka
tidak berdemo secara besar2an karena mereka masih remaja dan Organisasi
Profesi dalam hal ini IPAI bisa menenangkan Mahasiswa dan menjembatani
Teori maupun Praktek, Untuk Teori thn 2011 bekerjasama dengan Bagian
Anestesi dan terapi intensif RSCM dengan dosen-dosen dari UI dan Praktek
Anestesi di Indonesia, dan pada akhirnya ada secercah harapan karena pada
Walaupun sejak thn 2012/2013 tidak menerima Mahasiswa baru lagi, dan
Anestesi Depkes RI Jln. Kimia 22-24 Jakarta, pada tahun 1970an maka
SPA dan Aknes dari mulai angkatan pertama sampai ke 4 antra lain :
Bpk. Suken S BScAn (Alm), Bpk Drs. Amin Jusuf BSc.An,(Alm), Bpk.
biasa karena ada desakan dari IAAI agar organisasi IKLUM masuk ke
ilmu keperawatan yg wajib diikuti dan lulus adalah 102 SKS, sedangkan
dan cara DPP IPAI untuk mengusulkan agar SKS Anestesiologi lebih
banyak selalu menemui jalan buntu.. pernah DPP c.q. Ibu Susbandiyah
CHS Prof. Ma’rifin, dan beliau pun Setuju, akan tetapi Tetap saja tidak
bisa dijalankan
B. Sejarah HIPANI
anggota.
1. Dapat memperkenalkan perawat anestesi sebagai salah satu jenis perawat kepada
masyarakat umum
sejawat
tentang sejarah namun dari ceritera yang disampaikan oleh para orang
tua generasi abad ke-19 akhir dan awal abad ke-20 dapat disimpulkan
Ahli Bedah. Perkembangan dari tenaga jenis ini tidak terlalu pesat jika
dilihat dari segi jumlahnya, namun cukup banyak untuk ukuran orang
pelayanan kesehatan.
tidak ada lagi Perawat Anestesi dan menjadi Penata Anestesi Indonesia.
i. Pendidikan yang dilakukan di Yogyakarta mohon dapat dikaji kembali
kesehatan. Organisasi HIPANI, tidak terpisah dari struktur pokok dari norma-
para ahli, bahwa profesi itu ada hanya karena ada pengakuan dari masyarakat,
yang erlaku.
Himpunan Perawat Anestesi Indonesia jelas adalah perawat yang lulus
https://www.hipani.id/tentang-hipani
implementasinya.
penuh.
anestesi-penata-anestesi/)
IPAI lahir dari cikal bakal Ikatan Alumni Akademi Anestesi (Iklum
Anestesi Indonesia (IPAI) dan diakui dibawah payung PPNI sebagai organisasi
sayap.
Kesehatan No. 36 Tahun 2014, dimana perawat anestesi bukan lagi termasuk
pada BAB 3, pasal 11.Sebagai bentuk respon, kata Perawat diganti menjadi
bagaimana mereka bisa bekerja dengan aman, nyaman dan makmur tanpa
gangguan. Mereka inginkan bisa bekerja terlindungi dari resiko tuntutan, terkait
praktis organisasi, lalu kisruh dan perang opini, kapan hal aman dan makmur itu
diperjuangkan
memilih IPAI maka ia akan dibawah Keteknisan Medis. Sedangkan bagi Penata
yang berijazah Aknes, tapi bagaimana dengan yang berijazah Akpernes plus S1
Keperawatan + Ners. Bila disuruh memilih salah satu, jelas mereka akan "mati"
Bila dihitung dari segi kepangkatan PNS, tentunya mereka yang tamatan
Akpernes plus ijazah Ners cendrung akan memilih di bawah kendali bidang
Keteknisan medis dan berasosiasi ke IPAI. Artinya, dalam satu ruangan akan ada
tersebut.
pekerjaan tertentu.
baik.
bagaimana mereka bisa bekerja dengan aman, nyaman dan makmur tanpa
gangguan. Mereka inginkan bisa bekerja terlindungi dari resiko tuntutan, terkait
praktis organisasi, lalu kisruh dan perang opini, kapan hal aman dan makmur itu
diperjuangkan
pekerjaan tertentu.
B. Saran
untuk memilih IPAI maupun HIPANI. Bila disuruh memilih salah satu, jelas mereka
DAFTAR PUSTAKA
Media perawat , “apa perbedaan perawat anastesi dan peata anastesi” di akses pada
web : https://mediaperawat.id/apa-perbedaan-perawat-anestesi-penata-anestesi/
tanggal 25 Oktober 2022
IPAI, “Himpunan Penata Anastesi Indonesia : diakses pada web:
http://www.ikatanpenata
anestesiindonesia.org/index.php/public/about/information-history/tanggal 25
Oktober 2022
HIPANI , diakses pada web : https://www.hipani.id/tentang-hipanitanggal 25 Oktober
2022
Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Tentang : STandar Profesi Penata
Anastesi Tahun 2020