Anda di halaman 1dari 20

1

MAKALAH MANAJEMEN PASIENT SAFETY

SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP) 4

“ KETEPATAN LOKASI, PROSEDUR DAN PASIEN OPERASI”

Dosen : Tri Budi Sutraeni. S.Kep.,Ners

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pasient Safety

Disusun Oleh :
Irfan Hadirian 18028

Kurniasih 18029

Melia Rizqi .A 18030

Melinda Budi .M 18031

Mila Nuraeni 18032

M. Abdul Aziz 18033

M. Agus Fadli 18034

Nindia Fauziah. S 18035

Nisvi Sya’baniah 18036

JURUSAN PENDIDIKAN KEPERAWATAN AKADEMI KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT DUSTIRA

CIMAHI

2019
i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat dan rahmat,serta penyertaan-Nya,sehingga makalah Manajemen Pasient

Safety ini dapat kami selesaikan.

Dalam penulisan makalah yang berjudul “Ketepatan Lokasi, Prosedur dan

Tepat Pasien Operasi” ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa yang

sederhana,singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca.

kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna serta masih terdapat

kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini.Maka kami berharap

adanya masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan dimasa yang akan mendatang.

Akhir kata,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan

dipergunakan dengan layak sebagaimana mestinya.

Cimahi, Oktober 2019

Penyusun

i
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah...................................................................................... 3

C. Tujuan Penyusunan Makalah ................................................................... 4

D. Manfaat ....................................................................................................... 5

E. Sistematika Penyusunan ............................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 7

A. Definisi Ketepatan Lokasi, Prosedur dan Tepat Pasien Operasi .......... 7

B. Tujuan Ketepatan Lokasi, Prosedur dan Tepat Pasien Operasi ........... 9

C. Teknik Penandaan ..................................................................................... 9

D. Pengisian Cheklist Keselamatan Pasien Pra Operasi ........................... 11

E. Fase-Fase Operasi .................................................................................... 13

F. Prosedur Pengaplikasian Ceklist Keselamatan Pasien Pra Operasi ... 14

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 16

A. Kesimpulan ............................................................................................... 16

B. Saran ......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keselamatan pasien adalah proses yang dijalankan oleh organisasi

yang bertujuan membuat layanan kepada pasien menjadi lebih aman. Proses

tersebut mencakup pengkajian risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko

pasien, pelaporan dan analisa insiden, dan kemampuan belajar dari suatu

keadaan atau kejadian, menindaklanjuti suatu kejadian, dan menerapkan

solusi yang tepat untuk mengurangi risiko tersebut terjadi kembali. Sampai

saat ini masalah keselamatan pasien Rumah Sakit masih menjadi masalah

global, Joint Commission International (JCI) & World Health Organitation

(WHO) melaporkan beberapa negara terdapat 70% kejadian kesalahan

pengobatan meskipun, JCI & WHO mengeluarkan “Nine Life-Saving

Patient Safety Solutions” atau 9 solusi keselamatan pasien, dan dalam

Permenkes 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang 6 sasaran keselamatan

pasien. Kenyataannya, permasalahan keselamatan pasien masih banyak

terjadi termasuk di Indonesia (JCI, 2011). Tujuan dari penyusunan makalah

ini adalah bagaimana penerapan sasaran keselamatan pasien pada pasien

yang akan dilakukan operasi.

Keselamatan pasien di Rumah Sakit adalah sistem pelayanan dalam

suatu Rumah Sakit yang memberikan asuhan pasien menjadi lebih aman,

termasuk di dalamnya mengukur risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko

1
2

terhadap pasien, analisa insiden, kemampuan untuk belajar dan

insiden ditindaklanjuti serta menerapkan solusi untuk mengurangi risiko

“Safety is a fundamental principle of patient care and a critical component

of hospital quality management” (World Alliance for Patient Safety,

Forward Programme WHO 2004). Rumah Sakit adalah institusi yang

komplek sehingga kesalahan memang bisa terjadi. Pada tahun 2000 IOM

(Institute of Medicine) di Amerika Serikat menerbitkan laporan “To Err is

Human, Buildinga Safer Health System” yang memuat 2 penelitian tentang

KTD (Kejadian Tidak Diharapkan / Adverse Event (AE) pada pasien di

Rumah Sakit. Ditemukan angka KTD sebesar 2,9% dan 3,7% dengan angka

kematian 6,6% dan 13,6%.

Dengan diatas kemudian dihitung (ekstrapolasi) dari jumlah pasien

rawat inap di rumah sakit di Amerika Serikat sebesar 33,6 juta per tahun

didapat angka kematian pasien rawat inap akibat KTD tersebut di seluruh

Amerika Serikat berkisar 44.000 s/d 98.000 per tahun. Sebagai

perbandingan angka kecelakaan lalu lintas pada tahun tersebut hanyalah

43.458. Kemudian WHO dalam publikasi tahun 2004 menampilkan angka

KTD di rumah sakit dari berbagai negara maju adalah sebesar 3,2% s/d

16,6% pada pasien rawat inap, berbagai publikasi mengutipnya dengan

angka 10% dan sebagian meninggal. WHO collaborating center for patien

safety pada tanggal 2 Mei 2007 resmi menerbitkan “Nine Life Safing

Pasien Safety Solution” ( sembilan solusi keselamatan pasien di rumah

sakit). Panduan ini mulai disusun sejak tahun 2005 oleh pakar keselamatan
3

pasien dan lebih dari 100 negara, dengan mengidentifikasi dan mempelajari

berbagai masalah keselamatan pasien dan salah satunya adalah pencegahan

cedera pada pasien yang akan menjalankan pembedahan. Pelayanan

kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus diwujudkan

dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi

masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh

perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan

kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu

meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh

masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

(Anonim, 2009).

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi ketepatan lokasi, prosedur dan tepat pasien operasi?

2. Apa tujuan sasaran keselamatan pasien ketepatan lokasi, prosedur dan

tepat pasien operasi?

3. Bagaimana teknik penandaan pada lokasi operasi?

4. Definisi pengisian cheklist keselamatan pasien pra operasi?

5. Apa saja fase-fase dalam operasi?

6. Bagaimana prosedur Pengaplikasian Ceklist Keselamatan Pasien Pra

Operasi?
4

C. Tujuan Penyusunan Makalah

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari makalah yang kami susun adalah pembaca

mampu memahami dengan betul dari sasaran keselmatan pasien ke

empat yakni ketepatan lokasi, prosedur dan tepat pasien operasi. Selain

itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan atau

pengetahuan bagi para pembaca.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengethaui definisi ketepatan lokasi, prosedur dan tepat

pasien operasi.

b. Untuk mengetahui tujuan sasara keselamatan pasien ketepatan

lokasi, prosedur dan tepat pasien operasi

c. Untuk mengetahui teknik penandaan lokasi operasi

d. Untuk mengetahui bagaimana cara pengisian cheklist keselamtan

pasien pra operasi

e. Untuk mengetahui fase-fase dalam operasi

f. Prosedur Pengaplikasian Ceklist Keselamatan Pasien Pra Operasi


5

D. Manfaat

1. Untuk memberikan atau menambah wawasan bagi orang awam maupun

pakar sehingga dapat lebih memahami tentang saaran keselamatan

pasien ke epat yakni ketepatan lokasi, prosedur dan tepat pasien operasi.

2. Bagi pembaca maupun penyusun dapat menggunakan makalah ini

untuk mengetahui apa saja yang harus dilakukan agar sasaran keselaatan

pasien yang ke empat bisa tercapai.

E. Sistematika Penyusunan

1. BAB I

Menjelaskan mengenai uraian latar belakang, rumusan masalah,

tujuan dari pembuatan makalah, tujuan umum dan khusus penulisan, dan

sistematika penulisan.

2. BAB II

Berisi tentang pembahasan yang mencakup definisi ketepatan

lokasi, prosedur dan tepat pasien operasi. Berisi tujuan dari skp ke

empat, bagaimana cara penandaan lokasi pada saat akan operasi dan

berisi fase fase dalam operasi.

3. BAB III

Menjelaskan mengenai rangkuman keseluruhan isi bab III,

kesimpulan yang di dapat dan saran – saran.

4. DAFTAR PUSTAKA
6

Daftar Pustaka berisi tentang sumber pengambilan materi yang

terdapat dalam laporan ini.

A. ....

1. ....

a.....

1.)....

a.)....

(1) ....

(a)....
7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Ketepatan Lokasi, Prosedur dan Tepat Pasien Operasi

1. Pengertian Operasi / Pembedahan

Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan

yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau

menampilkan bagian tubuh (LeMone dan Burke, 2004). Pada

umumnya dilakukan dengan membuat sayatan, pada bagian tubuh

yang akan ditangani, lalu dilakukan tindakan perbaikan dan diakhiri

dengan penutupan dan penjahitan luka. (Syamsuhidajat, 2010).

Pembedahan dilakukan untuk mendiagnosa atau mengobati suatu

penyakit, cedera atau cacat, serta mengobati kondisi yang sulit atau

tidak mungkin disembuhkan hanya dengan obat-obatan sederhana

(Potter dan Perry 2006). Ada 3 faktor penting yang terkait dalam

pembedahan yaitu penyakit pasien, jenis pembedahan dan pasien itu

sendiri. Dari ketiga faktor tersebut, tindakan pembedahan adalah hal

yang baik/benar. Bagi pasien sendiri, pembedahan adalah hal yang

paling mengerikan yang pernah mereka alami. Mengingat hal

tersebut di atas, sangatlah penting untuk melibatkan pasien dalam

setiap langkah langkah pre oiperatif (Baradero & Mary, 2009).

7
8

2. Indikasi Pembedahan

Tidakan pembedahan/operasi dilakukan dengan berbagai

indikasi diantaranya adalah :

a. Diagnostik : biopsi atau laparotomy eksploitasi

b. Kuratif : eksisi tumor atau pengangkatan

apendiks yang mengalami

inflamasi

c. Reparatif : memperbaiki luka multipel

d. Rekontruksif/kosmetik : mammaoplasty, atau bedah platik

e. Palliatif : seperti menghilangkan nyeri atau

memperbaiki masalah, contoh :

pemasangan selang gastrotomi yang

dipasang untuk mengkomponsasi

terhadap ketidakmampuan menelan

makanan

3. Tepat Lokasi, Prosedur dan Tepat Pasien Operas

Ketepatan lokasi, prosedur dan tepat pasien operasi adalah

suatu usaha yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit

untuk menjamin pasien yang akan menjalani suatu tindakan operasi

mendapatkan tindakan operasi yang sesuai dengan lokasi keadaan

yang perlu ditindak, prosedur yang tepat untuk melakukan tindakan


9

dan diberikan pada pasien yang benar membutuhkan tindakan

operasi.

B. Tujuan Ketepatan Lokasi, Prosedur dan Tepat Pasien Operasi

Adapun tujuan dalam sasaran keselamatan pasien ke empat yakni

ketepatan lokasi, prosedur dan tepat pasien operasi yaitu :

1. Mendeskripsikan prosedur untuk ketepatan lokasi, prosedur dan

tepat pasien operasi

2. Mengurangi kejadian / kesalahan yang berhubungan dengan salah

lokasi, salah prosedur dan salah pasien operasi

3. Guna meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

4. Memastikan bahwa semua dokumen yang terkait, foto (imajing),


dan hasil pemeriksaan yang relevan diberi label dengan benar dan

tersaji.

5. Memastikan tersedia peralatan medik khusus dan atau implan yang

dibutuhkan.

C. Teknik Penandaan

1. Berikut merupakan teknik yang dilakukan dalm penandaan lokasi

operasi :

a. Pasien diberi tanda saat informed concent telah dilakukan

b. Penandaan dilakukan sebelum pasien berada di kamar operasi

c. Pasien harus dalam keadaan sadar saat dilakukan penandaan


10

d. Tanda yang digunakan dapat berupa : tanda panah atau tanda

ceklis

e. Penandaan dilakukan sedekat mungkin dari lokasi operasi

f. Penandaan dilakukan dengan spidol hitan yang tidak bisa hilang

Penandaan lokasi operasi dilakukan pada semua kasus

termasuk sisi, multiple structure atau multiple level.

2. Anjuran penandaan lokasi operasi :

a. Gunakan tanda yang telah disepakati, yaitu dengan menggunakan

tanda “Ya”

b. Tandai pada atau dekat daerah insisi

c. Gunakan tanda yang tidak ambigu

d. Daerah yang tidak dioperasi jangan ditandai kecuali sangat

diperluka

e. Penandaan dilakukan saat pasien terjaga dan sadar serta

memungkinkan.

3. Yang berhak melakukan penandaan lokai operasi :

a. Dokter bedah

b. Asisten bedah

c. Pihak yang diberi delegasi ( perawat bedah )

4. Jenis tindakan operasi yang tidak perlu dilakukan penandaan

operasi:

a. Prosedur endoskopi
11

b. Cateterisasi jantung

c. Proedur yang mendekati atau melalui garis midline tubuh

d. Pencabutan gigi

e. Operasi pada membran mukosa

f. Perineum

g. Kulit yang rusak

h. Operasi pada bayi dan neonatu

D. Pengisian Cheklist Keselamatan Pasien Pra Operasi

Kejadian kematian dan komplikasi akibat pembedahan dapat

dicegah, yaitu dengan prosedur Surgical Safety Checklist. Merupakan

sebuah daftar periksa untuk memberikan pembedahan yang aman dan

berkualitas pada pasien. Surgical Safety Checklist merupakan alat

komunikasi untuk keselamatan pasien yang digunakan oleh tim

profesional di ruang operasi. Tim profesional terdiri dari perawat, dokter

bedah, aneastesi dan lainnya. Tim bedh harus konsisten melakukan

setiap item yang dilakukan dalam pembedahan sehingga dapat

meminimalkan setiap risiko yang tidak diinginkan (Safety &

Compliance, 2012).

Tujuan utama dari WHO Surgical Safety Checklist dan manualnya

untuk membantu mendukung bahwa tim secara konsisten mengikuti

beberapa langkah keselamtan yang kritis dan meminimalkan hal yang

umum dan risiko yang membahayakan dan dapat dihindari dari pasien
12

bedah. Checklist ini memandu interaksi verbal antar tim sebagai arti

konfirmasi bahwa standar perawatan yang tepat dipastikan untuk setiap

pasien. Untuk mengimplementsikan checklist selama pembedahan,

seseorang harus bertanggung jawab untuk melakukan pengecekan

checklist. Biasanya di koordinasi oleh perawat sirkuler atau setiap klinis

yang berpartisipasi dalam operasi.

Checklist membedakan operasi menjadi 3 fase. Fase pertama

berhubungan dengan waktu tertentu seperti pada prosedur normal –

periode sebelum induksi anaestesi. Kedua setelah induksi dn sebelum

insisi pembedahan. Ketiga setelah penutupan luka tapi sebelum pasien

masuk RR. Dalam setiap fase ceklis koordinator harus diizinkan

mengkonfirmasi bahwa tim sudah melengkapi tugasnya sebelum proses

operasi dilakukan. Tim operasi harus familiar dalam ceklis, sehingga

mereka dapat mengintegrasikan ceklis tersebut dalam pola normal

dalam sehari-hari dan dapat melengkapi secara verbal tanpa intervensi

dari koordinasi ceklis. Setiap tim harus menggambungkan penggunaan

ceklis kedalam perkejaan dengan efisiensi yang maksimum dan gagasan

yang minimal selama bertujuan untuk melengkapi langkah secara

efektif.
13

E. Fase-Fase Operasi

1. Fase Sign In

Fase Sign In adalah Fase sebelum induksi anestesi,

koordinator secara verbal memeriksa apakah identitas pasien telah

dikonfirmasi, prosedur dan sisi operasi telah benar, sisi yang akan di

operasi telah ditandi, persetujuan untuk operasi telah diberikan,

Oxymeter pulse pada pasien berfungsi. Koordinator dengan

professional anestesi mengkonfirmasi resiko pasien apakah pasien

ada resiko kehilangan darah, kjesulitan jalan nafas, reaksi alergi.

2. Fase Time Out

Fase Time Out adalah Fase setiap anggota tim operasi

memperkenalkjan diri dan peran masing-masing. Tim operasi

memastikan bahwa seua orang di operasi saling kenal. Sebelum

melakukan sayatan atau insisi perta pada kulit, tim mengkonfirmasi

dengan suara yang keras mereka melakukan operasi yang benar,

pada pasein yang benar. Mereka juga mengkonfirmasi bahwa

antibiotik Profilaksis telah diberikan dalam 60 menit sebelumnya.

3. Fase Sign Out

Fase Sign Out adalah Fase tim bedah akan meninjau operasi

yang telah dilakukan. Dilakukan pengecekan kelengkapan spons,

penghitungan instrumen, pemberian label pada spesimen, kerusakan

alat atau masalah lain yang perlu ditangani. Langkah akhir yang

dilakukn oleh tim bedah adalah rencana kunci dan memusatkan


14

perhatian pada manajemen post operasi serta pemulihan sebelum

memindahkan pasien dari kamar (Surgery dan Lives 2008).

Setiap langkah harus di cek secara verbal dengan anggota tim

yang sesuai untuk memastikan bahwa tindakan utama telah

dilakukan. Oleh karena itu, sebelum induksi anestesi, koordinator

ceklis secara verbal akan mereview dengan anestesi dan pasien (jika

mungkin) dan mereview dengan anestesis resiko kehilangan darah,

kesuloitan jalan nafas dan reaksi alergi serta mesin anestesi.

Pemeriksaan medis sudah lengkap. Idealnya ahli bedah akan hadir

pada fase sebelum anestesi ini, sehingga mempunyai ide yang jelas

untuk mengantisipasi kehilangan darah alergi atau komplikasi lain.

F. Prosedur Pengaplikasian Ceklist Keselamatan Pasien Pra Operasi

1. Sebelum induksi anestesi

a. Apakah pasien sudah dikonfirmasi identitasnya, tempat operasi,

prosedur dan persetujuan.

b. Apakah tempat operasi telah ditandai.

c. Apakah mesin anestesi dan pemeriksaan medis sudah lengkap.

d. Apakah Pulse Oxymeter sudah dipasang dan berfungsi.

e. Apakah pasien memiliki alergi.

f. Apakah pasien memiliki resiko kesulitan jalan nafas atau

aspirasi.

g. Apakah pasien beresiko kehilangan darah >500 ml


15

2. Sebelum insisi kulit

a. Apakah antibiotik Proksilasis sudah diberikan lebih kurang

lebih 60- menit yang lalu.

b. Antisipasi kejadian kritis.

c. Apakah gambaran yang penting sudah ditunjukkan.

3. Sebelum Pasien Meninggalkan Kamar Operasi

a. Pemberian label spesimen

b. Apakah terdapat masalah diperalatan yang perlu diperhatikan


16

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Ketepatan lokasi, prosedur dan tepat pasien operasi adalah suatu

usaha yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit untuk

menjamin pasien yang akan menjalani suatu tindakan operasi mendapatkan

tindakan operasi yang sesuai dengan lokasi keadaan yang perlu ditindak,

prosedur yang tepat untuk melakukan tindakan dan diberikan pada pasien

yang benar membutuhkan tindakan operasi.

Adapun fase – fase dalam prosedur operasi yaitu :

1. Fase sign in

2. Fase time out

3. Fase sign out

B. Saran

1. Seluruh Petugas dan mahasiswa yang masuk Instalasi Bedah sentral

harus memahami peraturan yang berlaku dan menerapkan keselamatan

pasien.

2. Lakukan sign in, time out dan sign out semua pasien yang akan dilakukan

operasi.

16
17

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014

tanggal 18 Agustus 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. Jakarta :

Kementerian Kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 012 Tahun 2012

tanggal 15 Maret 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta : Kementrian

Kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.Nomor 129/ Menkes/II

/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety),

Jakarta.

Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) (Patient Safety

Incident Report). Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.

496/MENKES/SK/IV/2005.Tenta ng.Pedoman Audit Medis Di Rumah Sakit.

Jakarta: Kementerian Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai